Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN PROTEIN

BLOK 2.1

NAMA : AMANDA EDELISTA

NIM : G1A121073

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI
PERCOBAAN PROTEIN

TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi protein atau oligopeptida.
2. Mahasiswa mampu memisahkan fraksi protein dengan mengendapkannya melalui
penambahan etanol absolut.
3. Mahasiswa mengetahui kemampuan logam berat dalam mengendapkan dan
mendenaturasi protein.
4. Mahasiswa mengetahui kelarutan protein yang dipengaruhi oleh pH lingkungan.

LANDASAN TEORI
Protein adalah suatu makromolekul biopolymer yang merupakan
turunan polipeptida ber-BM tinggi dengan asam amino sebagai unit
monomernya.
Protein terdiri atas beberapa struktur yaitu struktur primer,
sekunder, tersier dan kuarterner yang distabilka oleh 2 macam ikatan yang
kuat (peptida dan disulfida) dan 2 macam ikatan yang lemah (hydrogen dan
hidrofobik)
Berdasarkan komposisi kimianya, protein diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Protein sederhana :
- Albumin - Protamin
- Globulin - Skleroprotein
- Prolamin - Glutein
- Histon
2. Protein majemuk :
- Nucleoprotein - Lipoprotein
- Glikoprotein - Kromoprotein
- Fosforprotein - Metaloprotein
3. Derivate protein :
- Proteosa - Peptida
- Pepton
Berdasarkan bentuknya, protein diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Protein pembangun : kolagen, elastin, skleroprotein
2. Enzim : tripisin, ribonuklease
3. Protein kontraktil : aktin, miosin
4. Protein pengangkut : hemoglobin, hemosiamin
5. Hormon : insulin, ACTH
6. Protein bersifat racun : racun ular
7. Protein pelindung : antibodi
8. Protein cadangan : ovalbumin, kasein, ferritin
1. Uji Biuret

Tujuan :
Identifikasi protein yang mempunyai ikatan Peptida.

Dasar :
Reaksi ini merupakan uji umum yang baik terhadap protein. Reaksi ini
tidak terjadi pada makromolekul lain. Biuret adalah senyawa dengan
dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua molekul urea.
(NH2) 2C=O + (NH2) 2C=O ----- > H2N-CO-NH-CO-NH2 + NH3

Menurut Schiff warna ungu yang timbul dari reaksi biuret dengan
NaOH dan CuSO 4 disebabkan terbentuknya garam kompleks. Reaksi
biuret (+) untuk semua ikatan peptide yang lebih dari dua seperti putih
telur, albumin, gelatin, kasein yang memberikan warna ungu. Reaksi
ini penting untuk mengetahui apakah hidrolisis protein telah lengkap
atau belum, sebab bila semua telah berubah menjadi asam amino atau
setidak-tidaknya semua telah terhidrolisis menjadi dipeptida, reaksi
biuret akan menjadi (-) menghasilkan warna biru. Selain peptida, ikatan-
ikatan lain yang menyebabkan reaksi biuret (+) adalah
–C = (NH) – NH2 – CH2 – NH2 dan -CONH2.

Bahan :
- Putih telur
- Air liur
- Larutan amilum 1%
- Air
- Urea
- Larutan NaOH 10%
- Larutan CuSO4

Alat :
- Rak tabung reaksi
- Tabung reaksi
- Pipet tetes

Metode :
I.
Tabung 1 2 3 4
Putih telur 2 ml - - -
Air liur - 2 ml - -
Larutan amilum 1% - - 2 ml -
Air - - - 2 ml
NaOH 10% 2 ml 2 ml 2 ml 2 ml
Larutan CuSO4 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes
Warna ungu
Bila belum terbentuk warna lembayung, CuSO4 dapat ditambahkan lagi
sampai maksimal 10 tetes.
II. Isilah sebuah tabung reaksi dengan sedikit urea. Panaskan diatas
api kecil sehingga zat tersebut mencair dan terbentuk gelembung-
gelembung gas (hati-hati jangan sampai terbentuk arang).
Perhatikan bau gas yang terbentuk. Larutkan isi tabung tersebut
dengan air dan lakukan uji biuret seperti no. 1.

Hasil :

1. Putih telur
Hasilnya adalah positif (+) karena adanya perubahan warna menjadi warna ungu
pekat.
2. Air liur
Hasilnya adalah positif (+) karena adanya perubahan warna menjadi warna ungu.
3. Larutan amilum 1%
Hasilnya adalah negatif (-) karena terjadi perubahan warna menjadi warna biru.
4. Air
Hasilnya adalah negatif (-) karena terjadi perubahan warna menjadi warna biru.
5. Urea
Hasilnya adalah negatif (-) karena terjadi perubahan warna menjadi warna biru.

Kesimpulan :

Dari percobaan uji biuret didapatkan, sebagai berikut :

1. Putih telur dan air liur teridentifikasi memiliki ikatan peptida.


2. Larutan amilum, air, dan urea teridentifikasi tidak memiliki ikatan peptida.
Pembahasan :

Reaksi ini adalah uji umum yang baik terhadap protein. Uji biuret Ini menghasilkan dua
hasil yaitu positif (+) dan negatif (-). Uji biuret positif ialah ikatan peptida yang lebih dari
dua dan menghasilkan warna ungu. Uji biuret negatif ialah uji yang menghasilkan warna
biru. Sehingga putih telur dan air liur menghasilkan hasil yang positif (+) karena adanya
perubahan warna menjadi warna ungu. Hal ini dikarenakan putih telur dan air liur
memiliki ikatan peptida. Sedangkan larutan amilum, air, dan urea menghasilkan hasil yang
negatif (-) karena adanya perubahan warna menjadi warna biru. Hal ini dikarenakan
larutan amilum, air, dan urea tidak memiliki ikatan peptida..
2. Uji Mureksida

Tujuan :

Identifikasi asam urat

Dasar :
Asam urat dioksidasi oleh asam nitrat pekat sehingga membentuk asam
dialurat dan alloksan. Zat yang terbentuk akan berkondensasi membentuk
alloksantin. Dengan penambahan amoniak, alloksantin membentuk
ammonium furfural (mureksida) yang berwarna ungu kemerahan.

Bahan ;
- Larutan asam nitrat (HNO3) pekat
- Kristal asam urat
- Larutan amoniak encer (1%)

Alat :
- Rak tabung reaksi
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Pembakaran spiritus
- Cawan petri

Metode :
1. Masukkan sedikit (0,1 g) Kristal asam urat kedalam cawan petri
(cawan penguap).
2. Tambahkan 3 tetes asam nitrat pekat, lalu panaskan sampai kering
pada penangas uap.
3. Sambil didinginkan, amati warna merah yang terbentuk.
4. Setelah dingin, tambahkan satu tetes amoniak encer dan perhatikan
warna yang terbentuk.
Hasil :

Kristal asam urat


Hasilnya adalah positif (+) karena adanya perubahan warna menjadi warna merah
keunguan.

Kesimpulan :

Kristal asam urat teridentifikasi mengandung asam urat.

Pembahasan :

Uji mureksida merupakan uji untuk mengidentifikasi asam urat. Dalam uji ini dapat
menghasilkan perubahan warna menjadi warna merah keunguan. Hal ini disebabkan
oleh asam urat yang dioksidasi oleh asam nitrat pekat membentuk asam dialurat dan
alloksan. Kemudian setelah zat tersebut terbentuk, diberikan satu tetes amoniak encer
yang menyebabkan pembentukan asam dialurat dan alloksan berkondensasi
membentuk alloksantin yang akan membentuk ammonium furfural (mureksida)
dengan ditandai warna merah keunguan.
3. Pemisahan Protein dengan Etanol Absolut

Tujuan :

Protein dapat dipisahkan dengan mengendapkannya melalui penambahan


etanol absolut

Dasar :
Etanol absolut bersifat sangat kuat menarik air (higroskopis).
Penambahan etanol absolut pada suatu larutan protein akan
menyebabkan molekul air yang berinteraksi dengan molekul protein
melalui ikatan hidrogen ditarik oleh etanol. Akibatnya molekul-
molekul protein beragregasi satu sama lain sehingga mengendap. Bila
agregat partikel protein tersebut dibiarkan bersentuhan dengan etanol
untuk waktu yang lama, endapan yang terbentuk tidak dapat dilarutkan
lagi sehingga denaturasi yang terjadi irreversible.
Dengan menggunakan etanol berbagai konsentrasi dan suhu yang rendah,
Cohn pada tahun empat puluhan telah berhasil memisahkan protein serum
dalam 5 fraksi, dan fraksi ke-5 yang diperoleh sebagian besar terdiri atas
albumin.

Bahan ;
- Larutan albumin telur
- Larutan pepton
- Larutan etanol absolute
- Larutan NaOH 10%
- Larutan CuSO4
- Aquades

Alat :
- Rak tabung reaksi
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Penyaring tabung reaksi
- Kertas saringan whatman

Metode :
- Siapkan 2 tabung reaksi bersih dan kering
- Lakukan prosedur yang tertera pada tabel berikut :
Tabung 1 2
Larutan Pepton 2 ml -
Larutan Albumin telur - 2 ml
Etanol Absolute 2 ml 2 ml
Endapan : ada/tidak ada
Pisahkan endapan dengan menyaring
Uji Biuret terhadap :
- Filtrat
- Endapan

Hasil :

Larutan pepton
Hasilnya adalah menghasilkan warna biru pada endapan nya dan menghasilkan warna
ungu pada filtrat nya.

Larutan albumin
Hasilnya adalah menghasilkan warna ungu pada endapan dan filtrat nya.
Kesimpulan :

1. Pada larutan pepton, protein dapat mengendap dan endapan larutan pepton memiliki
ikatan peptida, tetapi pada larutan pepton tidak memiliki ikatan peptida.
2. Pada larutan albumin, protein dapat mengendap dan endapan serta filtat nya memiliki
ikatan peptida.

Pembahasan :

Larutan protein yang ditambahkan etanol absolut menyebabkan molekul protein dan
molekul air ditarik oleh etanol melalui ikatan hidrogen. Dalam uji ini, larutan albumin
menghasilkan endapan dan filtrat berwarna ungu. Hal ini dikarenakan ketika molekul
protein disaring menggunakan kertas saringan, molekul protein melewati saringan dan ikut
masuk ke filtrat. Sedangkan larutan pepton menghasilkan endapan berwarna biru dan
filtrat nya berwarna ungu. Hal ini dikarenakan molekul protein tidak mengendap dan tidak
terdapat protein di kertas saringan saat disaring. Sehingga akan dibilas menggunakan
aquades untuk terbentuknya endapan berwarna biru dan filtrat nya berwarna ungu.
4. Pengendapan Protein dengan Logam Berat

Tujuan ;

Mengendapkan protein dengan logam berat

Dasar :
Protein dapat diendapkan oleh ion-ion logam berat. Pengendapan ini
terjadi karena ion-ion logam berat membentuk garam proteinat yang tidak
larut dalam air. Pengendapan ini terjadi karena adanya reaksi penetralan
muatan antara ion logam berat dengan anion dari protein.
Larutan albumin ditambahkan dengan larutan HgCl2 dan larutan Pb-asetat.
Setelah larutan albumin ditambahkan dengan larutan HgCl2 dan larutan
Pb- asetat, terbentuk endapan berwarna putih dari garam proteinat.
Larutan protein pada titik isoelektriknya memiliki kutub negatif dan
positif dengan perbandingan sama. Endapan putih yang dihasilkan
merupakan hasil dari reaksi penetralan muatan antara ion logam berat
sebagai kation dengan molekul protein sebagai anion. Pada
penambahan larutan protein dengan HgCl¬2 dan Pb-asetat, anion-
anion dari HgCl¬2 dan Pb-asetat akan menyebabkan suasana larutan
menjadi sedikit asam, sehingga protein akan mengkondisikan diri
sebagai basa dan sebagian terdapat sebagai anion. Anion dari protein
inilah yang bereaksi dengan ion logam berat membentuk garam
proteinat yang tidak larut dalam air

Bahan :
- Larutan albumin 2%
- Susu
- Larutan Pb-asetat 2%
- Larutan HgCl2 2%

Alat :
- Rak tabung reaksi
- Tabung reaksi
- Pipet tetes

Metode :

- Ambillah 4 buah tabung reaksi


- Lakukan percobaan dengan metode dibawah ini.
Tabung 1 2 3 4
Larutan Albumin 2 ml 2 ml - -
2%
Susu - - - -
Larutan Pb-asetat - Tetes-tetes - Tetes-tetes
2%
Larutan HgCl2 2% Tetes- - Tetes-tetes -
tetes
Endapan ada/tidak
ada

Hasil :

Larutan susu dengan Pb-asetat


Hasilnya adalah terbentuk endapan yang lebih tebal.
Larutan susu dengan Larutan HgCl2
Hasilnya adalah terbentuk endapan yang tipis.

Larutan albumin dengan Pb-asetat


Hasilnya adalah terbentuk endapan yang lebih tebal.
Larutan albumin dengan Larutan HgCl2
Hasilnya adalah terbentuk endapan yang tipis.
Kesimpulan :

Dari hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa larutan susu dan larutan albumin
dengan Pb-asetat dan HgCl2 dapat diendapankan dengan logam berat.

Pembahasan :

Uji pengendapan protein dengan logam berat merupakan uji untuk mengidentifikasi
protein dapat diendapkan oleh logam berat atau tidak. Dalam uji ini larutan susu dan
larutan albumin menggunakan Pb- asetat dan HgCl2. Larutan susu dengan pb-asetat dapat
membentuk endapan setelah diteteskan 6 tetes pb-asetat. Larutan susu dengan HgCl2 dapat
membentuk endapan setelah diteteskan 32 tetes HgCl2. Sedangkan pada larutan albumin
dengan pb-asetat dapat membentuk endapan setelah diteteskan 3 tetes pb-asetat. Dan pada
larutan albumin dengan HgCl2 dapat membentuk endapan setelah diteteskan 3 tetes
HgCl2. Hal ini dapat terjadi dikarenakan logam berat nya harus sebanding dengan protein
nya.
5. Pengendapan Protein pada Titik Isoelektrik

Tujuan :

Memperlihatkan bahwa kelarutan protein sangat dipengaruhi oleh pH


lingkungan.

Dasar :
Pada pH tertentu, muatan positif suatu protein tepat sama dengan
muatan negatif sehingga keseluruhan menjadi nol (tidak bermuatan).
pH pada keadaan tersebut disebut pH isoelektrik atau pI.

Bahan :
- Larutan albumin telur
- Larutan asam asetat 0,1 M
- Larutan Na-asetat 0,1 M

Alat :
- Rak tabung reaksi
- Tabung reaksi
- Pipet tetes

Metode :
- Siapkan 9 tabung reaksi yang bersih dan kering.
- Lakukan prosedur yang tertera pada tabel berikut:

Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Na-asetat 0,1 M 1 1 2 3 5 6 8 9 15
(ml)
Asam asetat 0,1 M 15 9 8 6 5 3 2 1 1
(ml)
pH 3,0 3,8 4,1 4,4 4,7 5,0 5,3 5,6 6,5
Lar. Albumin telur 3 3 3 3 3 3 3 3 3
(tts)
Kekeruhan

Hasil :
1. Larutan tabung 1
Hasilnya adalah menghasilkan endapan yang tidak terlalu banyak.
2. Larutan tabung 2
Hasilnya adalah terbentuknya endapan yang paling banyak.
3. Larutan tabung 3
Hasilnya adalah terbentuknya endapan yang paling banyak.
4. Larutan tabung 4
Hasilnya adalah terbentuknya endapan yang paling banyak.
5. Larutan tabung 5
Hasilnya adalah menghasilkan endapan yang tidak terlalu banyak.
6. Larutan tabung 6
Hasilnya adalah menghasilkan endapan yang tidak terlalu banyak.
7. Larutan tabung 7
Hasilnya adalah menghasilkan endapan yang tidak terlalu banyak.
8. Larutan tabung 8
Hasilnya adalah menghasilkan endapan yang tidak terlalu banyak.
9. Larutan tabung 9
Hasilnya adalah menghasilkan endapan yang tidak terlalu banyak.

Kesimpulan :

Dari hasil percobaan diatas, ditemukan endapan yang paling banyak pada larutan tabung
kedua, larutan tabung ketiga, dan larutan tabung keempat. Hal ini menandakan bahwa
protein mencapai isoelektrik nya.

Pembahasan :

Dalam uji pengendapan protein pada titik isoelektrik dalam pH tertentu, muatan positif
protein sama dengan seperti muatan negatif protein. Titik isoelektrik protein akan
berikatan antara muatan nya untuk membentuk endapan yang relatif cepat dan banyak.
Ketika protein sudah mencapai pH isoelektriknya maka muatan yang saling
berlawanan akan saling menetralkan. Dalam uji ini terdapat endapan yang paling
banyak pada larutan tabung kedua, larutan tabung ketiga, dan larutan tabung keempat.
Hal ini disebabkan oleh kelarutan protein pada pH yang rendah dan endapan pada
larutan tersebut mencapai pada tahap tertingginya. Sehingga pH pada larutan tersebut
mencapai isoelektriknya.

Anda mungkin juga menyukai