Anda di halaman 1dari 12

Tes Uji Protein

Praktik Laboratorium Kimia

No : 04

Nama : Cindira Barus

Kelas : XII-MIA 1

SMA KRISTEN KALAM KUDUS

PEMATANGSIANTAR

2020
Judul Percobaan : Tes Uji Protein Terhadap Beberapa Zat

Tujuan Percobaan:
1. Untuk mengetahui zat-zat apa yang terpengaruhi oleh uji Biuret
2. Untuk mengetahui zat-zat apa yang terpengaruhi oleh uji Timbal Asetat (II)
3. Untuk mengetahui zat-zat apa yang terpengaruhi oleh uji Xantoproteat
4. Untuk mengetahui berbagai pengujian pada protein, adanya ikatan peptida, cincin
benzena, dan belerang.

Alat dan Bahan :


A. Alat
• Tabung reaksi
• Pembakar spiritus
• Kaki tiga atau kawat kasa
• Pipet tetes
• Gelas kimia
• Kertas saring
• Penjepit
• Rak test tube
• Gelas ukur
• Spatula
• Pengaduk

B. Bahan
• Putih telur
• Air
• Larutan tembaga (II) sulfat 1%
• Larutan NaOH 0,1 M
• Susu kental manis
• Gelatin
• Agar-agar
• Asam nitrat pekat
• Larutan NaOH 1 M
• Larutan NaOH 6 M
• Larutan asam asetat 3 M
• Larutan timbal (II) asetat
Landasan Teoritis
Protein merupakan suatu senyawa makromolekul yang terbentuk dari asam amino.
Sifat-sifat dari asam amino antara lain adalah: bersifat amfoter, memiliki ion zwitter
(memiliki dua kutub dalam satu senyawa), dan memiliki isomer optis aktif kecuali
senyawa glisina. Asam amino merupakan turunan (derivat) asam alkanoat, dimana
satu atom H-nya disubsitusi oleh gugus amino. Oleh karena itu, setidaknya asam
amino mengandung satu gugus karboksil (-COOH) dan satu gugus amino (-NH2).

Protein dapat tidak stabil terhadap beberapa faktor yaitu pH, radiasi, suhu, medium
pelarut organik, dan detergen.
Protein dapat diperoleh dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein
yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari
tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makanan sumber protein adalah daging,
telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan.
Tumbuhan membentuk protein dari CO2, H2O dan senyawa nitrogen. Hewan yang
makan tumbuhan mengubah protein nabati menjadi protein hewani. Disamping
digunakan untuk pembentukan sel-sel tubuh, protein juga dapat digunakan sebagai
sumber energi apabila tubuh kekurangan karbohidrat dan lemak.

Semua jenis protein yang kita makan akan dicerna di dalam saluran pencernaan
menjadi zat yang siap diserap di usus halus,yaitu berupa asam amino-
asamamino.Asam amino-asam amino yang dihasilkan dari proses pencernaan
makanan berperan sangat penting di dalam tubuh,untuk:
 Bahan dalam sintesis subtansi penting seperti hormon,zat antibodi,dan organel sel
lainnya Perbaikan,pertumbuhan dan pemeliharaan struktur sel,jaringan dan organ
tubuh
 Sebagai sumber energi,setiap gramnya akan menghasilkan 4,1 kalori.
 Mengatur dan melaksakan metabolisme tubuh,misalnya sebagai enzim(protein
mengaktifkan dan berpartisipasi pada reaksi kimia kehidupan)
 Menjaga keseimbangan asam basa dan keseimbangan cairan tubuh.
 Membantu tubuh dalam menghancurkan atau menetralkan zat-zat asing yang
masuk ke dalam tubuh.

Kekurangan protein di dalam tubuh dapat mengakibatkan beberapa penyakit.Seperti


kwashiorkor,anemia,radang kulit,dan busung lapar yang disebut juga
hongeroedem.Karena terjadinya edema(pembengkakan organ karena kandungan
cairan yang berlebihan) pada tubuh.

Protein dalam makanan hampir sebagian besar berasal dari daging dan sayur-
sayuran.Protein dicerna di lambung oleh enzim pepsin,yang aktif pada pH 2-3
(suasana asam). Pepsin mampu mencerna semua jenis protein yang berada dalam
makanan.Salah satu hal terpenting dari penceranaan yang dilakukan pepsin adalah
kemampuannya untuk mencerna kolagen. Kolagen merupakan bahan daasar utama
jaringan ikat pada kulit dan tulang rawan.
Sebagian besar proses pencernaan protein terjadi di usus.Ketika protein meninggalkan
lambung,biasanya protein dalam bentuk proteosa,pepton,dan polipeptida besar.Setelah
memasuki usus,produk-produk yang telah di pecah sebagian besar akan bercampur
dengan enzim pankreas di bawah pengaruh enzim proteolitik,seperti
tripsin,kimotripsin,dan peptidase.Baik tripsin maupun kimotripsin memecah molekul
protein menjadi polipeptida kecil.Peptidase kemudian akan melepaskan asam-asam
amino.

Asam amino dalam protein disebut juga asam alfa amino, karena gugus amino terikat
pada atom C alfa (yaitu atom karbon yang terikat langsung pada gugus karboksil).
Semua asam amino bersifat optis aktif, karena minimal memiliki 1 atom C asimetris
yaitu atom C-α, kecuali glisin.
Telah kita ketahui bahwa gugus karboksil (-COOH) bersifat asam (dapat melepas H+),
sedangkan gugus amino (-NH2) bersifat basa (dapat menyerap H+). Oleh karena itu,
molekul asam amino dapat mengalami reaksi asambasa intramolekul membentuk
suatu ion dipolar yang disebut ion zwitter.

Asam amino bersifat amfoter, bereaksi baik dengan asam maupun basa karena
memiliki gugus asam dan gugus basa. ]ika direaksikan dengan asam, maka asam
amino akan menjadi suatu kation.Sebaliknya, jika asam amino direaksikan dengan
basa, maka asam amino menjadi anion.

Penggolongan asam amino dapat dibedakan menjadi 2 , yaitu :


1. ASAM AMINO ESENSIAL
Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat dibuat oleh tubuh
manusia. Asam amino esensial berjumlah sepuluh, yaitu valin, leusin, isoleusin,
treonin, lisin, metionin, fenilalanin, triptofan, histidin, dan arginin

2. ASAM AMINO NON-ESENSIAL


Asam amino non-esensial adalah asam amino yang dapat disintesis dalam tubuh
manusia. Beberapa asam amino nonesensial, antara lain glisin, alanin, serin, asam
glutamat, tirosin, sistein, prolin, asparagin, glutamin, dan asam aspartat.

Pembentukan protein terjadi melalui reaksi polimerisasi kondensasi, reaksi yang


terjadi adalah sebagai berikut:

Asam Amino I + Asam Amino II  Polipeptida + (n-1)H2O

Terbentuknya H2O pada reaksi tersebut terjadi karena pada saat bereaksi, -OH dari
gugus karboksilat dan –H dari gugus amina akan terlepas dan membentuk air.

Ada tidaknya protein dalam suatu zat dapat dibuktikan melalui beberapa tes uji protein
berikut:
a. Uji Ninhdrin
Uji ninhidrin adalah uji umum untuk protein dan asam amino. Ninhidrin dapat
mengubah asam amino menjadi suatu aldehida. Uji ninhidrin dilakukan dengan
menambahkan beberapa tetes larutan ninhidrin yang tidak berwarna ke dalam
sampel, kemudian dipanaskan selama beberapa menit. Adanya protein atau asam
amino ditunjukkan oleh terbentuknya warna ungu
b. Uji Biuret
Uji biuret adalah uji umum untuk protein (ikatan peptida), tetapi tidak dapat
menunjukkan asam amino bebas. Zat yang akan diselidiki mula-mula ditetesi
larutan NaOH, kemudian larutan tembaga (II) sulfat yang encer. Jika terbentuk
warna ungu, berarti zat tersebut mengandung protein
c. Uji Xantoproteat
Uji xantoproteat adalah uji terhadap protein yang mengandung gugus fenil (cincin
benzena). Apabila protein yang mengandung cincin benzena dipanaskan dengan
asam nitrat pekat, akan terbentuk warna kuning yang kemudian menjadi jingga jika
dibuat alkalis (basa) dengan larutan NaOH.
d. Uji Belerang
Adanya unsur belerang dalam protein dapat ditunjukkan sebagai berikut. Mula-
mula larutan protein dengan larutan NaOH pekat (kurang lebih 6 M) dipanaskan,
kemudian diberi beberapa tetes timbal (II) asetat. Jika terbentuk endapan hitam
(dari PbS), menunjukkan adanya belerang.

Prosedur Kerja
Langkah Awal
1. Larutkan putih telur dengan air dengan perbandingan 1:1. Lakukan hal yang sama
untuk susu kental manis
2. Larutkan 1 sendok (spatula) agar-agar dengan 100 ml air. Lakukan hal yang sama
untuk gelatin
a. Uji Biuret
1. Pada 1 mL larutan putih telur, ditambahkan 2-3 tetes larutan tembaga (II) sulfat
1%. Kemudian, tambahkan 1 mL larutan NaOH 0,1 M. Campurkan dan amati
perubahan yang terjadi. Jika larutan berubah menjadi warna ungu, berarti larutan
mengandung protein.
2. Ulangi langkah 1 dengan menggunakan susu, agar-agar, dan gelatin sebagai
pengganti putih telur. Jika ada yang tidak mudah larut setelah ditambahkan NaOH,
panasakan dahulu beberapa menit, kemudian dinginkan.
b. Uji Xantoproteat
1. Panaskan 1 mL larutan putih telur, tambahkan 2 tetes asam nitrat pekat. Panaskan
selama 1-2 menit. Amati perubahan warna yang terjadi. Setelah dingin, tambahkan
larutan NaOH 1 M tetes demi tetes. Jika larutan berubah menjadi kuning dengan
sedikit warna jingga, berarti larutan mengandung gugus fenil.
2. Ulangi langkah 1 dengan menggunakan susu, gelatin, dan agar-agar sebagai
pengganti putih telur. Jika sampel yang diuji berupa padatan, tambahkan terlebih
dahulu 5-10 tetes air sebelum diberi pereaksi.
c. Uji Belerang
1. Ke dalam tabung reaksi yang berisi 1 mL larutan NaOH 6 M, kemudian
tambahkan 1 mL larutan putih telur. Didihkan selama 2 menit, kemudian
dinginkan. Selanjutkan, asamkan dengan 2 mL asam asetat 3 M. Tutuplah tabung
reaksi dengan kertas saring yang telah dibasahi dengan timbal (II) asetat. Panaskan
tabung reaksi tersebut dan amati perubahan yang terjadi pada kertas saring.
2. Ulangi percobaan dengan menggunakan susu, agar-agar, dan gelatin sebagai
pengganti putih telur. Jika sampel zat berupa padatan, tambahkan 1 mL air.

Data (Hasil Percobaan)


a. Uji Xantoproteat
No Zat yang Diamati Warna setelah dipanaskan dengan asam
. nitrat pekat dan ditetes NaOH 1 M
1. Putih Telur Kuning dengan sedikit bercak jingga
2. Susu Kuning dengan warna jingga yang pekat
3. Gelatin Kuning muda dengan tidak ada bercak
jingga
4. Agar-Agar Tidak ada perubahan warna

No Zat yang Diamati Warna setelah ditetesi larutan CuSO4


. 1% dan NaOH 0,1 M
1. Putih Telur Ungu
2. Susu Ungu Muda
3. Gelatin Ungu
4. Agar-Agar Tidak ada perubahan warna
b. Uji Biuret

c. Uji Belerang
No Zat yang Diamati Warna pada kertas saring
.
1. Putih Telur Cokelat
2. Susu Tidak ada perubahan warna
3. Gelatin Tidak ada perubahan warna
4. Agar-Agar Tidak ada perubahan warna
NB: Gambar untuk percobaan terlampir

Analisis Data
1. Di antara bahan yang diuji, tentukan bahan mana saja yang mengandung
a. Protein
Jawab: Zat-zat yang mengandung protein adalah telur, susu, dan gelatin
b. Cincin benzena
Jawab: Zat-zat yang mengandung cincin benzena adalah telur, susu, dan gelatin
c. Belerang
Jawab: Zat yang mengandung belerang adalah telur
2. Pada pengujian adanya belerang, sampel protein dipanaskan dengan larutan NaOH
6 M selama beberapa menit, kemudian larutan tersebut diasamkan dengan asam
asetat. Jelaskan tujuan dari masing-masing tindakan tersebut. (perubahan apa yang
terjadi pada spesi belerang?)
Jawab: Manfaat penambahan NaOH adalah untuk menerangkan ikatan peptida
pada protein agar bisa berikatan dengan Pb. Sedangkan pengasaman dengan asam
asetat bertujuan untuk menetralkan pH protein yang bersifat basa karena
sebelumnya ditambahkan NaOH. Pada zat yang mengandung belerang, akan
muncul bercak cokelat pada kertas saring.

Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah:
1. Uji biuret adalah uji protein yang digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya
kandungan protein pada suatu larutan. Dari percobaan ini, zat yang mengandung
protein adalah telur, susu, dan gelatin
2. Uji Xantoproteat adalah uji protein yang digunakan untuk menunjukkan ada
tidaknya gugus fenil pada suatu larutan. Dari percobaan ini, zat yang mengandung
cincin benzena adalah telur, susu, dan gelatin
3. Uji belerang adalah uji protein yang digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya
belerang dalam suatu larutan. Dari percobaan ini, hanya telur yang mengandung
belerang

Saran
1. Larutkan terlebih dahulu sampel-sampel yang dibutuhkan dengan kuantitas yang
dibutuhkan dalam eksperimen agar tidak memakan waktu ketika melakukan
eksperimen.
2. Perbanyak membaca buku agar dapat membuat jurnal dengan lebih baik.
3. Sebaiknya pakailah pakaian lab, sarung tangan dan masker, agar kulit terhindarkan
dari zat kimia.

DAFTAR PUSTAKA

Purba, Michael, Eti Sarwiyati.2018.Kimia untuk SMA/MA Kelas XII 3.Jakarta:Erlangga


https://bangpintar.blogspot.com/2016/06/makalah-kimia-uji-protein.html

http://amaliann.blogspot.com/2017/04/laporan-kimia-uji-protein.html

http://anggiaperamahani.blogspot.com/2014/03/laporan-praktikum-uji-protein.html

LAMPIRAN
Larutan dan Sampel Zat

Asam asetat 3 M Tembaga (II) Sulfat 1% NaOH 0,1 M

NaOH 6 M Asam nitrat pekat Putih Telur


Tes Biuret pada Putih telur Tes Biuret pada gelatin
Tes Biuret pada Agar-agar Tes Biuret pada Susu

Tes Xantoproteat pada Putih telur Tes Xantoproteat pada Gelatin

Tes Xantoproteat pada Agar-agar


Tes
Xantoproteat pada Susu
Tes Belerang pada Telur

LEMBAR PENGESAHAN
Pematangsiantar, 13 Februari 2020

Guru Mata Pelajaran Kepala Laboratorium Praktikan

(Drs. Haposan Silalahi) (Dra. M. Hutapea) (Cindira


Barus)

Anda mungkin juga menyukai