Anda di halaman 1dari 6

REAKSI UJI PROTEIN

Abstrak
Uji ninhidrin digunakan untuk menguji kadar protein. Ninhidrin dapat mengubah asam amino
(asam amino terminal) menjadi suatu aldehida. Semakin panjang ikatan peptida/semakin besar kadar
protein di dalam sampel, semakin intensif warna ungu yang dihasilkan dari hasil reaksi dengan
larutan biuret ini. Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari beberapa reaksi uji terhadap ninhidrin,
pengendapan oleh logam, titik isoelektrik protein, analisa asam urat dengan reagen benedict dan
natrium karbonat. Sampel yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan albumin 2%, gelatin,
pepton, dan urin. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan kualitatif. Metode yang
digunakan adalah percobaan langsung di Laboratorium Kimia Farmasi.
Kata kunci : protein, ninhidrin, albumin, gelatin, pepton, natrium karbonat, reagen benedict,
urea.

A. PENDAHULUAN
Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik tumbuhan maupun
hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen utama terbesar
selain air. Lebih dari 50 % berat kering sel terdiri atas protein. Protein adalah senyawa
organik yang tersusun dari monomer-monomer asam amino yang saling berinteraksi melalui
ikatan peptida. (Sumarlin, 2013)
Berdasarkan fungsi biologisnya, protein dibedakan menjadi:
a. Enzim ( Biokatalisator dalam proses metabolisme)
b. Protein pengangkut (hemoglobin)
c. Antibodi (immunoglobulin)
d. Protein pengatur / hormon (insulin)
e. Protein struktural (Keratin, kolagen)
f. Protein kontraktil (miosin)
g. Protein nutrient ( ovalbumin)
Berdasarkan bentuk molekulnya protein dibagi menjadi dua, yaitu protein fibrosa,
adalah protein yang bentuknya memanjang, misalnya kolagen fibrin, miosin dan keratin, yaitu
protein yang rantai polipeptidanya melingkar sehingga membentuk molekul membulat,
misalnya albumin, globulin, protein, enzim dan protein hormon. Berdasarkan elemen
penyusunnya, terbagi menjadi dua yaitu protein sederhana adalah protein yang apabila
terhidrolisis sempurna menghasilkan alfa asam amino saja dan protein majemuk adalah
protein yang mengandung gugus non protein atau prostetik di dalamnya. Uji kualitatif protein
dapat dilakukan berdasarkan uji warna atau melalui uji endapan. Uji warna meliputi
Ninhidrin, Biuret, sedangkan untuk uji pengendapan biasanya menggunakan garam logam
(Elizabeth, 2010 : 326).
Ninhidrin merupakan reagen pengoksidasi kuat yang bereaksi dengan seluruh α asam
amino. Dalam suasana asam yang lebih jelasnya pada PH 4 – 8 yang menghasilkan senyawa
berwarna ungu. Ninhidrin ini zat yang bereaksi nya adalah protein dengan triketohydrindene.
Semua asam amino, atau peptida yang mengandung asam-α amino bebas akan bereaksi
dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru-ungu. Namun, prolin dan
hidroksiprolin menghasilkan senyawa berwarna kuning (Fessenden, 1997: 663).

Albumin merupakan protein plasma yang paling banyak dalam tubuh manusia, yaitu
sekitar 55-60% dan total kadar protein serum normal adalah 3,8-5,0 g/dl. Albumin terdiri dari
rantai tunggal polipeptida dengan berat molekul 66,4 kDa dan terdiri dari 585 asam amino.
Molekul albumin berbentuk elips sehingga dengan bentuk molekul seperti itu tidak akan
meningkatkan viskositas plasma dan larut sempurna. Kadar albumin serum ditentukan oleh
fungsi laju sintesis, laju degradasi, dan distribusi antara kompartemen intravaskular dan
ekstravaskular. (Uhing, 2004: Boldt, 2010).

Gelatin adalah produk yang dihasilkan dari denaturasi panas atau pemecahan kolagen.
Selama denaturasi panas dan proses hidrolisis susunan kolagen triple helix bergabung dengan
tiga peptida melalui ikatan kovalen. Gelatin diperoleh melalui ekstraksi dan hidrolisis kolagen
yang bersifat tidak larut air. Hidrolisis kolagen menjadi gelatin adalah proses penguraian zat
dengan cara penambahan H2O dimana ion-ion hasil penguraian H2O diikat oleh kolagen
sehingga terbentuk gelatin. (Mariod, A.A dan Adam, H.F. 2013 )

Garam logam berat seperti Ag, Pb, dan Hg akan membentuk endapan logam
proteinat. Ikatan yang terbentuk amat kuat dan akan memutuskan jembatan garam, sehingga
protein mengalami denaturasi. Gugus –COOH dan gugus –NH2 yang terdapat dalam protein
dapat bereaksi dengan ion logam berat dan membentuk senyawa kelat. (Poedjiadi dan
Supriyanti 2006).
Pengendapan albumin akibat penambahan logam berat dari yang terbesar adalah
AgNO3, HgCl2 dan Pb-asetat. Hal ini sesuai dengan literatur, yang menyebutkan bahwa
pengendapan albumin akibat penambahan logam berat dari yang terbesar adalah AgNO3,
HgCl2 dan Pb-asetat. Hal ini disebabkan logam Ag dan Hg lebih reaktif daripada Pb kerena
kedua logam tersebut merupakan logam transisi pada sistem periodik unsur. Karena itu Ag
dan Hg lebih banyak mendenaturasi albumin sehingga endapan yang terbentuk lebih banyak
(Winarno, 2008)
Pepton merupakan hidrolisat protein yang diperoleh dengan cara penghancuran bahan
berpotensi tinggi melalui reaksi hidrolisis asam atau enzimatis.
Pepton merupakan salah satu bahan yang digunakan sebagai sumber nitrogen pada media
pertumbuhan mikroba. Pepton diekstraksi dengan hidrolisis protein dari bahan pangan
(Saputra dan Nurhayati, 2013).
Urin merupakan hasil cairan sisa hasil ekskresi ginjal yang dikeluarkan dari tubuh
melalui proses urine. Ekskresi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam
darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostatis cairan tubuh (Notoatmodjo,
2010). Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari
dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urin diperlukan untuk membuang molekul-
molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan
tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya
dibuang keluar tubuh melalui uretra (Risna,2014).
Reagen Benedict pada umumnya digunakan untuk analisa kualitatif glukosa, namun
dapat digunakan untuk menganalisis glukosa secara kuantitatif dengan cara titrasi. Kelebihan
reagen Benedict yaitu mengandung lebih sedikit komponen penyusun tetapi teliti dan akurat
(hermanto, 2020).
B. Motedo/Cara Kerja
Waktu dan Tempat
Pratikum Biokimia tentang percobaan reaksi uji protein pada hari Jum’at, 30
September 2022 di Laboratorium Kimia Farmasi Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Malang.
Target/Objek/Populasi/Sampel
Subjek yang melakukan praktikum adalah mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan
tahun 2021. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari beberapa
reaksi uji terhadap asam amino dan protein. Sampel yang digunakan dalam praktikum
ini adalah larutan albumin telur 2%, pereaksi NaOH 10%, CuSO4 0,1% dan Kristal
urea.
Prosedur (SESUAI DI MODUL UJI 1-4) = cara nulis nya kek di bold hijau. di
poin per uji sesuai modul!
Langkah kerja pertama yaitu sebanyak 2 mL larutan protein (larutan albumin 2%)
dimasukkan kedalam tabung reaksi. Tambahkan 2mL larutan NaOH 10% dan 5-10
tetes larutan CuSO4 0,1% campur baik-baik dan amati warna larutan. Selanjutnya
panaskan sedikit urea didalam tabung reaksi diatas api kecil hingga cair dan mendidih.
Hati-hati jangan sampai mengarang. Dan larutkan isi tabung dengan 1 mL air

C. DATA HASIL
UJI NINHIDRIN

SAMPEL SEBELUM DIPANASKAN SESUDAH DIPANASKAN

1. Albumin Putih keruh Putih +

2. Pepton Kuning keruh Coklat Bening -

3. Gelatin Putih sedikit keruh Bening -

TULIS SESUAI DATA HASIL


PEMBAHASAN SESUAI
abstrak dan kata kunci: neta

pendahuluan ttg
uji nihidrin: salsa
uji logam: rohman & sayed
albumin: neta
pepton: ode
gelatin: naomi
urin: gaby
metode cara kerja & data hasil: naomi, fira, ode, neta
simpulan: terakhir
dapus:
lampiran:
BIRU = BELOM DIKERJAKAN

Anda mungkin juga menyukai