Anda di halaman 1dari 13

AKTA KIMIA

Akta Kimindo Vol. 5(2), 2020: 114-126


INDONESIA

Analisis Sifat Mirip Obat, Prediksi ADMET,


dan Penambatan Molekular Isatinil-2-
Aminobenzoilhidrazon dan kompleks logam
transisi Co(II), Ni(II), Cu(II), Zn(II) Terhadap
BCL2-XL
Nusantoro, YR1; Fadlan, A1
1 Departemen Kimia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, ITS. Kampus ITS Sukolilo, Surabaya

Abstract
This article reports a drug likeness analysis, ADMET profile, and molecular docking of
isatinyl-2-aminobenzoylhydrazone (ISABH) and its transition metals Co(II), Ni(II), Cu(II),
and Zn(II) complexes. SwissADME analysis for drug-likeness indicated that ISABH and
Ni-ISABH met all parameters of the Lipinski rule. These compounds also showed good
pharmacological criteria by admetSAR for their ADMET prediction. The molecular
docking of all compounds against the main regulatory protein for apoptosis BCL-2 (PDB
code: 2W3L) revealed that they well-interacted with the protein expressed by binding
affinity of -6.1, -8.3; -8.3; -7.5; and -8.5 kcal/mol for ISABH, Cu-ISABH, Co-ISABH, Ni-
ISABH, and Zn-ISABH, respectively

Keywords isatinyl-2-aminobenzoylhydrazone, drug-likeness, ADMET profile, molecular


docking

Abstrak
Artikel ini melaporkan analisis sifat mirip obat, prediksi profil ADMET, dan penambatan
molekular isatinil-2-aminobenzoilhidrazon (ISABH) beserta kompleksnya dengan logam
transisi kobal(II), nikel(II), tembaga(II), dan seng(II). Analisis sifat mirip obat menggunakan
SwissADME menunjukkan bahwa ISABH dan Ni-ISABH memenuhi semua parameter aturan
Lipinski. Prediksi profil ADMET dengan admetSAR mengindikasikan bahwa ISABH dan Ni-
ISABH memiliki kriteria farmakologi yang baik. Penambatan molekular semua senyawa
terhadap protein pengatur utama apoptosis BCL-2 (kode PDB: 2W3L) memperlihatkan bahwa
semua senyawa berinteraksi baik dengan protein yang dinyatakan dengan nilai afinitas ikatan
berturut-turut sebesar -6,1; -8,3; -8,3; -7,5; dan -8,5 kcal/mol untuk ISABH, Cu-ISABH, Co-
ISABH, Ni-ISABH, dan Zn-ISABH.
Kata Kunci : isatinil-2-aminobenzoilhidrazon, sifat mirip obat, profil ADMET, penambatan
molekular.

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7881 114


Nusantoro, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 114-126

antikanker [8]. Hidrazon merupakan


1. PENDAHULUAN
kelompok senyawa dengan gugus azometin, -
Senyawa kompleks berperan penting dalam
CH=N-NH-, yang juga diketahui
kehidupan dan efektivitasnya telah dikenal
menunjukkan berbagai aktivitas biologis
sejak dahulu [1]. Salah satu senyawa
seperti antimikroba, antikejang, analgesik,
kompleks yang umum dikenal adalah
antiradang, antiplatelet, antituberkulosis, dan
cisplatin (cis-diamina-dikloroplatinum (II)
antitumor. Ikatan rangkap C=N dalam
yang digunakan sebagai antikanker, inhibitor
hidrazon berperan penting dalam desain dan
pembelahan seluler pada bakteri Escherichia
pengembangan obat-obatan [9]. Berbagai
coli, dan antitumor. Namun, senyawa
kompleks isatin hidrazon dengan logam
kompleks ini menimbulkan efek samping
transisi telah banyak dikembangkan dan
yang serius [2]. Senyawa kompleks non-
diteliti lebih lanjut dalam rangka kajian sifat
platinum selanjutnya dikembangkan untuk
antikanker yang dimilikinya [10].
mengatasi kelemahan ini. Ion logam transisi
Penelitian dalam rangka pencarian agen-agen
lain seperti kobal(II), nikel(II), tembaga(II),
antikanker terus dilakukan. Salah satu
paladium(II), dan rutenium(II) selanjutnya
penelitian yang dilakukan adalah dengan
digunakan dalam sintesis senyawa kompleks
memanfaatkan metoda penambatan
dengan ligan yang bervariasi, salah satunya
molekular (molecular docking). Penambatan
adalah ligan-ligan berbasis isatin dan
molekular yang memprediksi konformasi
hidrazon [3-5].
suatu protein beserta senyawa kecil (ligan)
Isatin (1H-indol-2,3-diona) merupakan
yang dimasukkan ke dalam struktur protein
turunan indola dengan gugus keto pada posisi
dengan bantuan komputer telah banyak
ke-2 dan ke-3 pada cincin pirola [6]. Adanya
digunakan dalam usaha menemukan obat-
gugus cis-α-karbonil ini menyebabkan isatin
obat baru. Metode ini mampu
dapat berikatan dengan ion logam transisi
mengidentifikasi kedudukan ligan dengan
[7]. Senyawa-senyawa isatin banyak
ukuran yang beragam, mampu menghitung
ditemukan pada tanaman sebagai metabolit
nilai afinitas ikatan, serta memprediksi
sekunder dan pada manusia sebagai turunan
geometri dan sifat elektronik molekul
metabolik adrenalin. Isatin juga diketahui
[11,12]. Dinamika molekular dan
memiliki struktur yang fleksibel, sehingga
penambatan protein-ligan dalam penambatan
mempunyai aktivitas biologis seperti
molekular umumnya dievaluasi berdasarkan
antidepresan, antibakteri, anti-HIV, dan

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7881 115


Nusantoro, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 114-126

nilai root mean squared deviation (RMSD) interaksi yang terjadi antara senyawa-
yang membandingkan posisi ligan hasil senyawa tersebut dengan residu protein.
penambatan dengan ligan ko-kristal alami 2. Metode Penelitian
dalam protein [13,14]. Berbagai perangkat
Penelitian ini diawali dengan analisis sifat
lunak telah dikembangkan untuk
mirip obat (drug-likeness) yang diikuti
penggambaran struktur secara 3D,
dengan perkiraan sifat farmakokinetika-
penambatan molekular, dan visualisasi hasil
farmakodinamika dan studi penambatan
penambatan. Sejalan dengan penambatan
molekular (molecular docking). Senyawa
molekular, evaluasi kandidat obat umumnya
yang dipelajari dalam penelitian ini yaitu
dilakukan melalui analisis sifat kemiripan
isatinil-2-aminobenzoilhidrazone (ISABH)
dengan obat (drug-likeness) dan profil
beserta kompleks ion logam transisinya
penyerapan, distribusi, metabolisme,
dengan tembaga(II), kobal(II), nikel(II), dan
ekskresi, dan toksisitasnya (ADMET).
seng(II) [16]. Analisis sifat mirip obat (drug-
Evaluasi sifat mirip obat secara umum
likeness) dilakukan berdasarkan aturan
dilakukan berdasarkan aturan Lipinski (rule
Lipinski (Lipinski’s rule of five) yang
of five) sedangkan prediksi ADMET dapat
menyatakan bahwa bahwa suatu senyawa
memberikan informasi mengenai
mempunyai sifat yang mirip dengan obat
bioavabilitas oral, permease sel,
apabila berat molekul (BM) senyawa kurang
metabolisme, eliminasi, dan toksisitas yang
dari 500 Dalton, nilai koefisien partisi log P
menjadi karakteristik farmakokinetik dan
kurang dari 5, jumlah donor ikatan hidrogen
farmakodinamik dari sebuah molekul obat
(hydrogen bond donor, HBD) kurang dari 5,
[15]. Berdasarkan hal ini, penelitian ini
dan jumlah akseptor ikatan hidrogen
bertujuan untuk melakukan analisis sifat
(hydrogen bond acceptor, HBA) kurang dari
mirip obat, prediksi sifat farmakologi
10 [17]. Prediksi farmakologi senyawa
ADMET, dan penambatan molekular isatinil-
dievaluasi melalui absorpsi, distribusi,
2-aminobenzoilhidrazone (ISABH) (1) dan
metabolisme, ekskresi, dan toksisitas
kompleks ion logam transisinya dengan
(ADMET). Penambatan molekular
tembaga(II) (2), kobal(II) (3), nikel(II) (4),
selanjutnya dipelajari menggunakan protein
dan seng(II) (5). Hasil dievaluasi berdasarkan
BCL2-XL (B-cell lymphoma 2-extra large)
aturan Lipinski, parameter farmakologi
yang merupakan regulator utama pada proses
dalam ADMET, dan afinitas ikatan dan
apoptosis (kode PDB; 2W3L) [18]. Struktur

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7881 116


Nusantoro, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 114-126

kristal chimaeric BCL2-XL dan dengan MarvinSketch [20]. Struktur senyawa


kompleksnya dengan fenil disajikan pada Gambar 1. Protonasi pada pH
tetrahidroisoquinolin amida (DRO) diperoleh 7,4 kemudian dilakukan terhadap struktur 3D
dari protein data bank (PDB) [19]. dan hasil yang diperoleh disimpan dalam
format .sdf. Minimisasi energi dilakukan
Penelitian ini dilakukan dengan perangkat
dengan algoritma divide and conquer
keras berupa MacBook Pro 2018 yang
berdasarkan matriks Mikowski pada
menggunakan prosesor Intel® Core i5 quad-
MarvinSketch menggunakan medan gaya
core 2.3 GHz, RAM 8GB, Graphic Card
merck molecular force field 94 (MMFF94).
berupa Intel Iris Plus Graphics 655 dengan
Evaluasi keberhasilan proses minimasi energi
sistem operasi MacOS Mojave 10.14.5.
dilakukan dengan membandingkan energi
Perangkat lunak dalam penelitian ini meliputi
struktur sebelum dan sesudah minimasi.
MarvinSketch [20], PyMOL [21], AutoDock
Minimisasi energi yang berhasil
Vina [22] dalam PyRx [23], admetSAR [24],
dan SwissADME [25]. menghasilkan konformasi struktur dengan
energi yang lebih rendah dari pada sebelum
2.1 Preparasi Senyawa
minimasi. Struktur 3D hasil minimisasi
Struktur dua dimensi (2D) dan tiga dimensi selanjutnya disimpan dalam format .pdbqt.
(3D) senyawa yang dipelajari disiapkan

Gambar 1. Struktur senyawa 1-4

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7881 117


Nusantoro, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 114-126

2.3 Preparasi Protein Target


2.2 Analisis Sifat Mirip Obat dan Prediksi
Farmakologi ADMET Struktur kristal BCL2-XL chimaeric dengan
ko-kristal alami fenil tetrahidroisoquinolin
Analisis sifat kemiripan dengan obat
amida (DRO) (PDB ID: 2W3L) pada resolusi
dilakukan menggunakan program
2,10 Å diunduh dari bank data protein (PDB)
SwissADME [25], sedangkan prediksi profil
[2] melalui program PyMOL [21] dan
absorpsi, distribusi, metabolisme, ekskresi,
digunakan dalam studi penambatan
dan toksisitas dilakukan menggunakan
molekular [18]. Aplikasi PyMOL [21]
program admetSAR [24]. Analisis sifat mirip
digunakan dalam preparasi dan optimasi
obat dan prediksi ADMET dari isatinil-2-
protein target melalui penghapusan molekul
aminobenzoilhidrazone (ISABH) beserta
air dan ligan ko-kristal DRO yang terikat
kompleks ion logam transisinya dengan
pada rantai yang dilanjutkan dengan
tembaga(II), kobal(II), nikel(II), dan seng(II)
penambahan atom hidrogen. Selanjutnya,
dilakukan dengan memasukkan daftar
struktur 3D protein disimpan dalam format
SMILES atau the Simplified Molecular Input
.pdb dan dikonversi menjadi format .pdbqt
Line Entry Specification. Analisis sifat mirip
yang siap digunakan dalam proses
obat menghasilkan skor sifat senyawa
penambatan molekular dengan program
terhadap aturan Lipinski yang meliputi berat
AutoDock Vina [22] dalam PyRx [23].
molekul senyawa, nilai koefisien partisi log
P, jumlah donor ikatan hidrogen, dan jumlah 2.4 Validasi Penambatan Molekular
akseptor ikatan hidrogen. Prediksi profil Prosedur penambatan divalidasi dengan
ADMET memperlihatkan berbagai profil teknik penambatan ulang (redocking) yang
absorpsi, distribusi, metabolisme, ekskresi, dilakukan dengan mengeluarkan ko-kristal
dan toksisitas yang meliputi absorpsi pada alami DRO dari protein 2W3L dan
usus manusia (human intenstial absorption, menambatkannya kembali kedalam situs ikat
HIA), bioavailabilitas oral manusia (human yang sama untuk membentuk kembali
oral bioavailability, HOB), distribusi sawar kompleks ko-kristal protein yang sama. Hasil
darah otak (blood brain barrier, BBB), validasi dievaluasi berdasarkan interaksi ko-
ikatan protein plasma (plasma protein kristal alami dan ko-kristal hasil penambatan
binding, PPB), parameter inhibisi dan ulang terhadap 2W3L dan nilai root mean
substrat P-glikoprotein (Pgp), profil square deviation (RMSD). Validasi dapat
karsinogenisitas dan toksisitas oral akut.

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7881 118


Nusantoro, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 114-126

diterima apabila memberikan nilai root mean Hasil penambatan ko-kristal alami DRO dan
square deviation (RMSD) < 2 Å [26]. isatinil-2-aminobenzoilhidrazone (ISABH)
beserta kompleks ion logam transisinya
2.5 Penambatan Molekular
dengan tembaga(II), kobal(II), nikel(II), dan
Penambatan molekular memperkirakan
seng(II) divisualisasi menggunakan PyMOL
geometri dan interaksi protein dalam bentuk
[21] untuk melihat pose konformasi senyawa
kompleksnya dengan suatu senyawa (ligan).
yang telah berhasil tertambat dan melihat
Interaksi nonkovalen antara ligan dengan
interaksinya dengan reseptor 2W3L secara
target protein dinyatakan melalui skor
3D dan 2D.
penilaian (scoring function) yang
3. Hasil dan Pembahasan
menentukan afinitas ikatan (binding affinity)
diantara keduanya. Semakin negatif nilai 3.1 Analisis Sifat Mirip Obat dan Prediksi
afinitas ikatan maka semakin kuat interaksi ADMET
antara ligan dengan protein [23]. Dalam Tabel 1 menunjukkan bahwa ISABH beserta
penelitian ini, penambatan fleksibel dimana
kompleks kobal(II), nikel(II), tembaga(II),
protein bersifat rigid sementara ligan dan seng(II) memililki log P atau MlogP
bergerak bebas selama proses berlangsung yang memenuhi syarat dengan nilai antara
dilakukan dengan program AutoDock Vina 1,44 hingga 2,48. Kompleks Cu(II)-, Co(II)-,
[22] dalam PyRx [23]. Grid reseptor dan Zn(II)-ISABH selanjutnya diketahui
ditentukan pada daerah sekitar sisi aktif tidak memenuhi persyaratan parameter
protein dengan ukuran X 16 Å, Y 16 Å, Z 16 akseptor ikatan hidrogen, donor ikatan
Å dan dimensi koordinat sumbu X, Y, Z hidrogen, dan berat molekul. Ketiga
berturut-turut adalah 38,9 Å, 27,3 Å, -12,3 Å. kompleks tersebut memiliki nilai lebih besar
Penambatan molekular dilakukan dengan dari yang dipersyaratkan; BM lebih dari 600
penempatan ligan pada situs ikat (grid box) dalton, nHBA bernilai 12, dan nHBA
dan dengan exhaustiveness sebesar 8. Data sejumlah 6. Sebaliknya, senyawa ISABH dan
hasil penambatan molekular berupa energi kompleks Ni(II)-ISABH memenuhi semua
afinitas ikatan, pose ligan, dan RMSD lower kriteria yang ada; BM sebesar 280,28 dan
bound (lb) dan upper bound (ub). 375,44, nHBA bernilai 6, dan nHBD sebesar
2.6 Visualisasi Hasil Penambatan Molekular 4. Berdasakan hasil analisis ini maka dapat
dinyatakan bahwa ISABH dan Ni(II)-ISABH
memiliki sifat kemiripan dengan obat

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7881 119


Nusantoro, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 114-126

Tabel 1. Hasil analisis sifat mirip obat berdasarkan aturan Lipinski


Aturan Lipinski
Senyawa Massa molekul ≤ 500 MlogP ≤ 4,15 atau log Akseptor ikatan Donor ikatan hidrogen
Da P≤5 hidrogen ≤ 10 ≤5
ISABH 280,28 Da Log P = 1,57 6 4
Cu- ISABH 622,09 Da Log P = 2,47 12 6
Co- ISABH 617,48 Da Log P = 2,47 12 6
Ni- ISABH 375,44 Da Log P = 1,44 6 4
Zn- ISABH 623,93 Da Log P = 2,48 12 6

Tabel 2. Hasil prediksi ADMET


HI HO BB PPB Inhibisi/Substrat Toksisitas Oral
Senyawa Karsinogenisitas
A B B (100%) CYP Akut (kg/mol)
Non-Inhibitor
ISABH + + + 0,677 Non-karsinogenik 2,057
Non-substrat
Ni- Non-Inhibitor
+ + + 0,807 Non-karsinogenik 2,810
ISABH Non-substrat

berturut-turut sebesar 67,7% dan 80,7%.


Prediksi sifat farmakologi selanjutnya
Distribusi yang baik mensyaratkan
dilakukan terhadap ISABH dan Ni(II)-
kemampuan penyaluran BBB dan PPB yang
ISABH menggunakan perangkat lunak
baik. Paramater BBB merupakan
admetSAR [24]. Prediksi sifat ini meliputi
kemampuan yang memungkinkan pembuluh
absorpsi, distribusi, metabolisme, ekskresi,
dan toksisitas. Hasil yang diperoleh darah melakukan vaskularisasi sistem saraf
pusat (central nervous system, CNS) yang
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2
mengatur dengan ketat pergerakan ion,
menunjukkan bahwa kedua senyawa
molekul, dan sel antara darah dan otak [27].
memiliki nilai positif untuk HIA dan HOB.
Hasil ini mengindikasikan penyerapan yang Selanjutnya, nilai PPB merupakan derajat

baik pada tubuh manusia dan tingkat distribusi pengikatan protein dalam darah,
sehingga tubuh dapat mendistribusikan darah
penyerapan yang baik pada usus manusia.
yang telah terikat senyawa obat. Semakin
Selanjutnya, hasil prediksi distribusi terhadap
besar kemampuan ikatan protein plasma
ISABH dan Ni(II)-ISABH menunjukkan
maka distribusi senyawa obat dalam darah
bahwa kedua senyawa memiliki kemampuan
juga semakin baik. Kemampuan ikatan
sawar darah otak (BBB+) dan ikatan protein
protein plasma ditentukan dalam persentase
plasma yang cukup baik dengan nilai

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7881 120


Nusantoro, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 114-126

unit ikatan [28]. Prediksi distribusi dengan tertambat pada situs ikat sebagaimana dalam
parameter inhibisi dan substrat P-glikoprotein kristal DRO-2W3L. Penyejajaran konformasi
(Pgp) menjadi penting karena P-glikoprotein ikat pose terbaik hasil penambatan ulang
adalah salah satu pengangkut obat yang DRO terhadap konformasi ikat ko-kristal
menentukan penyerapan dan pengeluaran DRO alami dalam kristal pada kondisi awal
berbagai obat. Hasil prediksi menunjukkan menunjukkan nilai root-mean-squared
bahwa ISABH dan Ni(II)-ISABH bersifat deviation (RMSD) sebesar 0,469 Å (Gambar
nonsubstrat dan noninhibitor terhadap P- 2). Selanjutnya, ko-kristal DRO hasil
glikoprotein. Lebih lanjut profil penambatan juga menunjukkan interaksi
karsinogenisitas ISABH dan Ni(II)-ISABH yang sama dengan ko-kristal DRO alami
menunjukkan sifat non-karsinogenik dengan dalam struktur kristal 2W3L. Berdasarkan
toksisitas oral akut yang cukup aman dengan hasil ini maka penambatan ulang dapat
nilai berturut-turut sebesar 2,057 dan 2,810 diterima dan dapat digunakan dalam proses
kg/mol sehingga termasuk ke dalam penambatan molekular selanjutnya.
golongan toksisitas oral akut kategori III.
3.3 Penambatan Molekular dan Visualisasi
Interaksi

3.2 Validasi Penambatan Molekular Penambatan molekular secara flexible ligand


docking dimana senyawa bersifat fleksibel
Penambatan molekular dilakukan pada
sedangkan protein bersifat rigid selanjutnya
daerah situs ikat ko-kristal DRO dalam
protein 2W3L yang berada pada koordinat dilakukan terhadap ISABH beserta
kompleksnya dengan ion logam kobal(II),
X= 38,9 Å; Y= 27,3 Å; dan Z= -12,3 Å
nikel(II), tembaga(II), dan seng(II) terhadap
dengan area penambatan berukuran X 16 Å,
protein BCL2-XL (PDB ID: 2W3L) yang
Y 16 Å, Z 16 Å. Validasi metode dilakukan
dengan penambatan ulang ko-kristal DRO telah dipreparasi sebelumnya. Table 3 yang
mentabulasi hasil penambatan silang
pada situs ikatnya sehingga membentuk
senyawa-senyawa tersebut pada protein
kompleks ko-kristal protein sebagaimana
2W3L menunjukkan bahwa afinitas ikatan
dalam struktur kristal. Hasil penambatan
(binding affinity) pose terbaik dari hasil
ulang menunjukkan bahwa ko-kristal DRO

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7881 121


Nusantoro, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 114-126

Gambar 2. Penyejajaran konformasi ko-kristal DRO redocking (magenta) dan DRO alami (hijau)

Tabel 3. Nilai afinitas ikatan hasil penambatan molekular pada protein 2W3L
Senyawa Afinitas Ikatan (kcal/mol)
ISABH -6,1
Cu-ISABH -8,3
Co-ISABH -8,3
Ni-ISABH -7,5
Zn-ISABH -8,5

Gambar 3. Interaksi ISABH (1) dan Ni-ISABH (4) dengan 2W3L dalam 3D (kiri) dan 2D (kanan)

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7881 122


Nusantoro, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 114-126

tembaga(II), dan seng(II). Analisis sifat mirip


penambatan pada 2W3L berturut-turut
sebesar -6,1; -8,3; -8,3; -7,5; dan -8,5 obat menunjukkan bahwa ISABH dan Ni-
ISABH memenuhi aturan Lipinski dan
kcal/mol untuk ISABH, Cu-ISABH, Co-
memiliki profil absorpsi, distribusi,
ISABH, Ni-ISABH, dan Zn-ISABH. Afinitas
metabolisme, ekskresi yang baik dan bersifat
ikatan yang menentukan kuat interaksi antara
non-karsinogenik dengan toksisitas oral akut
senyawa dengan protein mengindikasikan
yang cukup aman. Penambatan molekular
kekuatan ikatan yang lebih baik apabila
menggunakan program AutoDock Vina
bernilai lebih negatif dan menyatakan
terhadap protein BCL2-XL memberikan nilai
semakin baik prediksi penambatan molekular
afinitas ikatan sebesar -6,1 kcal/mol dan -7,5
[23]. Berdasarkan afinitas ikatan, maka
kcal/mol untuk ISABH dan Ni-ISABH.
urutan kuat afinitas ikatan Zn-ISABH > Co-
Visualisasi hasil penambatan
ISABH = Cu-ISABH > Ni-ISABH > ISABH.
menginformasikan bahwa ISABH
Hasil penambatan molekular selanjutnya
berinteraksi dengan residu fenilalanine-63
divisualisasi untuk mengetahui interaksi dan
dan Ni-ISABH berikatan dengan residu asam
mode ikatan yang terjadi pada setiap pose
aspartat-70 melalui ikatan hidrogen.
terbaik ISABH dan Ni-ISABH dengan
Daftar Pustaka
protein 2W3L (Gambar 3). ISABH
[1] Z. Zhong, Z. Zhong, R. Xing, P. Li,
menunjukkan interaksi π- π stacking terhadap
and G. Mo, “The preparation and antioxidant
residu Fenilalanine-63 melalui cincin
activity of 2-[phenylhydrazine (or
aromatik gugus benzil. Ni-ISABH
hydrazine)-thiosemicarbazone] chitosan,” Int.
selanjutnya diketahui berinteraksi melalui
J. Biol. Macromol., vol. 47, no. 2, pp. 93-97,
ikatan hidrogen dengan residu asam aspartat-
2010.
70 melalui atom nitrogen gugus amino
[2] P. Pedrosa, A. Carvalho, P. V. Baptista,
dengan jarak 3,17 Å dan melalui atom
and A. R. Fernandes, “Inorganic
hidrogen gugus amino dengan jarak 2,54 Å.
Coordination Chemistry: Where We Stand in
4. Kesimpulan
Cancer Treatment?,” United Kingdom:
Analisis sifat mirip obat, prediksi ADMET IntechOpen Ltd., 2018.
dan studi penambatan molekular telah [3] A. K. El-Sawaf, F. El-Essawy, A. A.
dilakukan terhadap ISABH dan kompleksnya Nassar, and E. A. El-Samanody, “Synthesis,
dengan ion kobal kobal(II), nikel(II), spectral, thermal and antimicrobial on

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7881 123


Nusantoro, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 114-126

cobalt(II), nickel(II), copper(II), zinc(II) and “Synthesis of nickel(II) complexes of isatin


palladium(II) complexes containing thiosemicarbazone derivatives: in vitro anti-
thiosemicarbazone ligand,” J. Mol. Struct., cancer, DNA binding, and cleavage
vol. 1157, no. 2018, pp. 381-394, 2018. activities,” J. Coord. Chem., vol. 67, no. 20,
[4] F. El-Saied, B. El-Aarag, T. Salem, G. pp. 3380-3400, 2014.
Said, S. A. M. Khalifa, and H. R. El-Seedi, [10] M. C. Rodrigues-Arguelles, M. B.
“Synthesis, characterization, and in vivo anti- Ferrari, F. Bisceglie, C. Pelizzi, G. Pelosi, S.
cancer activity of new metal complexes Pinelli, M. Sassi, “Synthesis, characterization
derived from isatin-N-(4)-antipyrine and biological activity of Ni, Cu and Zn
thiosemicarbazone ligand againts ehrlich complexes of isatin hydrazones,” J. Inorg.
ascites carcinoma cells,” Molecules, vol. 24, Biochem., vol. 98, no. 2, pp. 313-321, 2004.
no. 18, pp. 1-25, 2019. [11] E. Krovat, T. Steindl, and T. Langer,
[5] F. Martak, N. E. Safitri, E. M. M. Putri, “Recent Advances in Docking and Scoring,”
A. B. Pambudi, and A. Fadlan, “Synthesis Curr. Comput.Aided Drug Des., vol. I, no. 1,
and anticancer study of complex nickel(II) pp. 93-102, 2005.
5,7-dibromoisatin-derived hydrazine [12] T. Nogrady, D. F. Weaver, “Medicinal
carbothioamide,” AIP Conf. Proc., vol. 2237, Chemistry: A Molecular and Biochemical
no. 1, pp. 020082, 2020. Approach,” New York: Oxford University
[6] B. Bhrigu, D. Pathak, N. Siddiqui, M. Press, 2005.
S. Alam, and W. Ahsan, “Search for [13] J. L. Velázquez-Libera, F. Durán-
biological active isatins: A short review,” Int. Verdugo, A. Valdés-Jiménez, G. Núñez-
J. Pharm. Sci. Drug Res., vol. 2, no. 4, pp. Vivanco, and J. Caballero, “LigRMSD: A
229-235, 2010. web server for automatic structure matching
[7] J. F. M. da Silva, S. J. Garden and A. and RMSD calculations among identical and
Pinto, “The chemistry of isatins: A review similar compounds in protein-ligand
from 1975 to 1999,” J. Braz. Chem. Soc., vol. docking,’ Bioinformatics, vol. 36, no. 9, pp.
12, no. 3, pp. 273-324, 2001. 2912–2914, 2020.
[8] A. S. Grewal, “Isatin derivatives with [14] K. Sargsyan, C. Grauffel, and C. Lim,
several biological activities: A review,” Int. “How molecular size impacts RMSD
J. Pharm. Res., vol. 6, no. 1, pp. 1-7, 2014. applications in molecular dynamics
[9] A. Q. Ali, S. G. Teoh, N. E. Eltayeb, simulations,” J. Chem. Theory Comput., vol.
M. B. K. Ahamed, and A. A. Majid, 13, no. 4, pp. 1518–1524, 2017.

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7881 124


Nusantoro, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 114-126

[15] J. Kalita, D. Chetia, and M. Rudrapal, [20] ChemAxon, “MarvinSketch.”


“Molecular docking, drug-likeness studies ChemAxon, 2020, [Online]. Available:
and ADMET prediction of quinoline imines www.chemaxon.com
for antimalarial activity,” J. Med. Chem. [21] Schrödinger LLC, “The PyMOL
Drug Des., vol. 2, no. 1, pp. 1-7, 2019. Molecular Graphics System.” Schrödinger,
[16] R. S. Hunoor, B. R. Patil, D. S. LLC, New York, NY, Nov. 2015, [Online].
Badiger, V. M. Chandrasekar, I. S. Available: http://www.pymol.org
Muchchandi, and K. B. Gudasi, "Co(II), [22] O. Trott and A. J. Olson, “AutoDock
Ni(II), Cu(II), and Zn(II) complexes of Vina: improving the speed and accuracy of
isatinyl-2-aminobenzoylhydrazone:synthesis, docking with a new scoring function,
characterization and anticancer activity," efficient optimization, and multithreading,”
Appl. Organometal. Chem. vol. 29, no. 2, pp. J. Comput. Chem., vol. 31, no. 2, pp. 455–
101-108, 2014. 461, Jan. 2009.
[17] C. A. Lipinski, “Drug-like properties [23] S. Dallakyan and A. J. Olson, “Small-
and the causes of poor solubility and poor Molecule Library Screening by Docking with
permeability,” J. Pharmacol. Toxicol. PyRx,” in Chemical Biology: Methods in
Methods, vol. 44, no. 1, pp. 235–249, 2000. Molecular Biology, vol. 1263, J. E. Hempel,
[18] J. Porter, A. Payne, B. De Candole, D. C. H. Williams, and C. C. Hong, Eds. New
ford, B. Hutchinson, G. Trevitt, J. turner, C. York, NY: Springer New York, 2015, pp.
Edwards, C. Watkins, I. Whitcombe, J. 243–250
Davis, C. Stubberfield, [24] H. Yang et al., “AdmetSAR 2.0: Web-
“Tetrahydroisoquinoline amide substituted service for prediction and optimization of
phenyl pyrazoles as selective Bcl-2 chemical ADMET properties,”
inhibitors,” Bioorganic Med. Chem. Lett., Bioinformatics, vol. 35, no. 6, pp. 1067–
vol. 19, no. 1, pp. 230–233, 2009. 1069, 2019.
[19] H. Berman, K. Henrick, H. Nakamura, [25] A. Daina, O. Michielin, and V. Zoete,
and J. L. Markley, “The worldwide Protein “SwissADME: A free web tool to evaluate
Data Bank (wwPDB): Ensuring a single, pharmacokinetics, drug-likeness and
uniform archive of PDB data,” Nucleic Acids medicinal chemistry friendliness of small
Res., vol. 35, no. SUPPL. 1, pp. 2006–2008, molecules,” Sci. Rep., vol. 7, no. October
2007. 2016, pp. 1–13, 2017.

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7881 125


Nusantoro, dkk. Akta Kimia Indonesia 5(2), 2020, 114-126

[26] W. J. Allen and R. C. Rizzo,


“Implementation of the Hungarian algorithm
to account for ligand symmetry and similarity
in structure-based design,” J. Chem. Inf.
Model., vol. 54, no. 2, pp. 518–529, 2014.
[27] R. Daneman and A. Prat, “The blood-
brain barrier,” Cold Spring Harb. Perspect.
Biol., vol. 7, no. 1, pp. a020412–a020412,
Jan. 2015.
[28] T. Bohnert and L. S. Gan, “Plasma
protein binding: From discovery to
development,” J. Pharm. Sci., vol. 102, no. 9,
pp. 2953–2994, Sep. 2013.

DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v5i2.7881 126

Anda mungkin juga menyukai