Disusun Oleh
Desta Vantyca
M. Nizar Aristya
Resky
Yuke Puspita
Yulia Nofiana
hydrophobic
interaction
chromatography
reversed-phase
chromatography ion-exchange
Hidrofilik
Stabil
Inert secara
kimia
Matriks
Memiliki
diameter Memiliki
partikel ukuran
matriks pori yang
yang sesuai
sesuai
Stabil
secara
mekanik
Tabel 1. Matriks yang umum digunakan
Pemilihan Ligan
Afinitas antara ligan dan komponen target adalah hal yang paling utama
untuk dipertimbangkan.
Ligan dapat dikelompokkan menjadi ligan sintetik dan ligan biologis.
Ligan biologis memiliki kelebihan pada spesifitas dan afinitasnya terhadap
komponen target yang tinggi. Namun, ligan biologis memiliki kekurangan
pada ketidakstabilannya saat proses sterilisasi. Hal ini menyebabkan usia
ligan menjadi lebih singkat. Selain itu, potensi adanya kontaminasi dari
sumber biologis lebih besar sehingga meningkatkan penanganan pada
tahap akhir proses poduksi yang menyebabkan bertambah mahalnya
produk hasil permurnian. Contoh dari ligan biologis adalah peptida,
protein, oligosakarida, protein, dan (oligo)-nukleotida (Clonis, 2006).
Ligan sintetik dapat menjadi solusi bagi semua kekurangan ligan biologis
kecuali afinitas dan spesifitasnya.
Tabel 2. Perbandingan ligan sintetik dan bilogis
Ligan
pewarna
tekstil
(dye-
ligand).
Terdapat dua jenis ligan Tabel 3. Jenis ligan covalent coupling
bergantung pada interaksinya Ikatan Grup ligan Spesifitas
dengan komponen target. CNBr NH2 Protein,
Peptide
Thiolpr SH Sulfihidril
Ligan yang berinteraksi opil
dengan komponen target Thiol SH Sulfihidril
berdasarkan konformasi atau Epoksi NH2 Protein,
OH Peptida
bentuk dari suatu gugus SH
spesifik disebut sebagai Tresil NH2 Karbohidrat
group-specific gels. Amino COOH Sulfihidril
heksil
Ligan yang berinteraksi Karbok NH2 Protein, asam
menggunakan ikatan kovalen silheks
dengan komponen target il
disebut sebagai covalent amino pada
peptida,
coupling gels. Asam
Karboksilat
pada protein
Tabel 4. Jenis ligan group-specific gels dan spesifitasnya
Ligan Spesifitas
NAD, NADP Dehidrognase
Lektin Polisakarida
Poliurasil (Poli(U)) Poliadenin (Poli(A))
Histon DN
Protein A Fc Antibodi
Protein G Antibodi
Lisin rRNA,dsDNA, plasminogen
Gelatin Fibronektin
Polimiksin Endotoksin
2,5-ADP NADP+
Calmodulin Kinase
Boronate cis-Diols,tRNA, plasminogen
Blue B Kinase,dehidrogenase, protein pengikat asam nukleat
Penyematan ligan pada matriks
adorpsi
biospesifik
dan
nonspesifik
Teknik Penyematan
Ligan
diperangkap
Imobilisasi
dalam pori
Ikatan Kovalen
(entrapment)
Terdapat beberapa teknik untuk menyematkan ligan pada matriks, antara
lain dengan ikatan kovalen, adorpsi pada permukaan dengan interakasi
biospesifik dan nonspesifik, diperangkap dalam pori (entrapment), dan
berkoordinasi dengan ion logam (Magdeldin, 2012).
Imobilisasi menggunakan ikatan kovalen merupakan teknik yang paling
umum digunakan (Kim dkk, 2006). Imobilisasi dengan ikatan kovalen
lebih selektif dibanding metode imobilisasi lainnya.
Imobilisasi dengan adsorpsi nonspesifik adalah dengan membuat ligan
teradsorp pada matriks melalui interaksi coulombic, ikatan hidrogen, dan
interaksi hidrofobik.
entrapment, yaitu memerangkap ligan dengan capping agent. Salah satu
contoh metode ini adalah entrapment albumin dari serum manusia (Human
Serum Albumin) menggunakan matriks berupa hydrazide-activated
supports dan capping agent berupa glikogen teroksidasi (Jakson, 2012).
Metode pemurnian menggunakan kromatografi afinitas
Pengikatan
Penyiapan
dan Elusi
sampel
pencucian
Proses Pemurnian
Kromatografi Afinitas
pencucian
komponen
nontarget
pengikatan elusi
komponen Proses komponen
target pada Pemurnian target dari
ligan ligan
regenerasi
ligan
IMAC berbeda dengan kromatografi afinitas yang lain karena IMAC menggunakan
sebuah penanda atau tag pada protein.
IMAC memanfaatkan interaksi antara asam amino dari protein target dengan ion
Immobilized logam yang terkelat (chelated metal ion) pada kolom (Smith dkk, 1987).
metal ion Prinsip dasar yang masih digunakan hingga saat ini adalah menngunakan ion logam
affinity yang terimobilisasi seperti Cu2+, Ni2+, dan Zn2+ untuk memurnikan protein dengan
chromatography basis kandungan asam asmino histidin pada protein tersebut.
(IMAC)
. Ion logam tersebut membentuk kompleks dengan agen pengkelat (chelating agent)
yang disebut immobilized metal chelat complex (IMCC).
IMAC banyak digunkan untuk memurnikan komponen dalam suatu campuran yang
sangat kompleks seperti memurnikan protein dalam serum.
Lektin adalah protein yang bukan berasal dari sistem imun tetapi memiliki
kemampuan untuk mengenali dan berikatan dengan residu karbohidrat spesifik.
Lektin
Dua jenis lektin yang paling umum digunakan pada kromatografi afinitas adalah
canavalin A dan wheat germ agglutinin.
Ligan lain yang digunakan pada kromatografi afinitas adalah karbohidrat. Salah
satu karbohidrat yang banyak digunakan adalah siklodestrin.
Keutaman penggunaan siklodekstrin adalah kiralitas yang dimilikinya sehingga
Karbohidrat
dapat dimanfaatkan untuk mengikat molekul kiral.
Sebagai contoh, protein fikolin berhasil diisolasi dari serum manusia dengan
mengunakan kolom sepharose yang mengandung N-Asetil glukosamin.
Protein serum juga banyak digunakan sebagai ligan pada kromatografi afinitas.
Contoh protein serum yang banyak digunakan adalah Human Serum Albumin
(HSA) atau Bovine Serum Albumin. Aplikasi protein serum salah satunya untuk
Protein serum meneliti interaksi protein dengan zat padat.
Aplikasi dari penggunaan avidin/biotin adalah biotin dapat dijadikan penanda ata
Avidin dan tag pada target yang diinginkan kemudan biotin ditangkap oleh avidin
Biotin streptovidin yang terimobilisasi.
Reversed phase ditujukan pada terbaliknya sifat ligan dengan fasa bergerak pada kromatografi
Reversed phase afinitas.
chromatography Pada reversed phase ligan bersifat hidrofobik nonpolar dan fasa bergerak bersifat hidrofilik
polar. Contoh ligan yang bersifat nonpolar adalah oktadesil (C18).
Aplikasi industri kromatografi afinitas