Kelompok 4:
Sukorini Ayu Alifiah 01311540000025
Kiki Novitasari 01311540000027
Nidatul Hikmah M 01311540000029
Nur Laili Alfina Rosidah 01311540000031
Karakteristik
kategori untuk
Identifikasi Bakteria
(Logan, 1994)
Taksonomi kimiawi analog dengan
taksonomi numerik
HANYA
Data yang digunakan adalah senyawa
kimiawi sebagai penyusun komoponen
sel
PENDAHULUAN
Misal:
- Senyawa organik utama penyusun sel
- Senyawa metabolit sekunder
- Dan sebagainya
PENDAHULUAN
Protein
Lipid
Karbohidrat
Komponen kimiawi MISAL:
sel Perbandingan serologi
Perbandingan protein dengan
elektroforesis
Multilocus Enzyme Electrophoresis
(MEE)
Taksonomi Kimiiawi
Taknosonomi kimiawi tradisonal menggunakan
analisis berdasarkan :
Taksonomi
1. Teknik analisiss dinding sel (1956)
Kimiawi
Tradisional 2. Rasio basa DNA (1966)
3. Ekstrak protein gel elektroforesis (1975)
Analisis menggunakan taksonomi kimiawi
didasarkan pada komponen sel berupa
makromolekul, meliputi :
1. Asam amino dan peptida (pada peptidoglikan dan
pseudomurein)
2. Lipid ( dari polisakarida dan asam lemak)
Taksonomi
Kimiawi 3. Polisakarida (metachondroitin)
4. Protein
5. Enzim (seperti hydrolase dan lyase)
6. Senyawa polimer kompleks (seperti: isoprenoid dan
quinon)
Analisis
taksnomi
kimiawi
Berikut keuntungan menggunakan Taksonomi Kimiawi :
1. Taksonomi berdasarkan morfologi bakteria tidak mendukung data
kuantitatif seperti taksonomi kimiawi
Kimiawi 5. Dengan taksonomi kimia dapat mengetahui semua komponen sel mikroba
yang merupakan kumpulan dari substansi kimiawi (beberapa komponen
kimiawi hanya dimiliki oleh bakteri jenis tertentu)
6. Dengan menggunakan taksonomi kimiawi juga memungkinkan untuk
membandingkan mikroorganisme yang hidup pada kondisi yang berbeda
(lingkungan hidup menyebabkan mikroorganisme memiliki komponen
(Colwell & Grigorova, 1987) penyusun sel yang berbeda
Komponen Kimia sel harus memenuhi
beberapa persyaratan untuk dapat
mendukung sistematika bakteri yaitu :
Syarat 1. Komponen sel tersbeut harus tersebar merata
Taksonomi pada mikroorganisme yang akan diuji
Kimiawi 2. Data yang digunakan merupakan data homolog
dari strain bakteri dalam satu taxon
3. Terdiri dari banyak sampel uji
Taksonomi Kimiiawi
Diagram reperesentatif
Diagram Representatif 18
Taksonomi Kimiiawi
19
Taksonomi Kimiiawi
20
Taksonomi Kimiiawi
Petidoglycan:
–TLC peptidoglikan: isomer
diaminopimelic acid
Analisis dinding Lipids:
sel Ikatan asam lemak: GC
Lipid polar: TLC
Isoprenoid quinon: HPLC
Thin Layer Chromatography : metode
pemisahan kotor senyawa metabolit
Thin Layer sekunder suatu bakteri menggunakan
Chromatography kertas kromatografi atau kertas uji kimia.
Metode ini digunakan untuk jenis senyawa
non volatil.
(Tauro et al.,2004)
HPLC adalah kependekan dari High Performance Liquid
Chromatography yang diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia menjadi "KCKT" atau Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi.
Pada HPLC sistem kromatografi yang digunakan adalah
High Performance cair-padat, fasa bergerak (mobile phase) berupa
Liquid cairan yaitu pelarut dan fasa diam (stationer phase)
berupa padatan yaitu adsorban yang terdapat dalam
Chromatography kolom analitik.
(HPLC)
Senyawa dalam kolom akan keluar dari kolom atas
dasar kepolaran yang berbeda, sehingga akan
mempengaruhi kekuatan interaksi senyawa dengan
fase diam dan fase gerak.
SCHEMATIC OVERVIEW OF HPLC
Injector
Pump Detector
Column
Injection
system
Solvent
Column
Sample from
mobile phase
Senyawa yang keluar dari kolom akan dideteksi dengan detektor yang sesuai dan
dilaporkan sebagai kromatogram
Dari kromatogram dapat diidentifikasi waktu retensi (tR) dan luas area/tinggi puncak
Dengan GC atau
HPLC (Asam lemak
termetilasi)
Produk akhir metabolisme:
Asam organik: asam acetat, propionat, malat dan
sebagainya
Analisis produk
Analisis GC atau HPLC:
akhir Asam asetat
metabolisme Asam propionat
Asam butirat
Identifikasi Produk Akhir Bakteria
(Tauro et al.,2004)
Spektroskopi massa adalah suatu metode untuk
mendapatkan berat molekul dengan cara mencari
Analisis sel total perbandingan massa terhadap muatan dari ion.
(Pyrolysys Mass Pyrolysis Mass Spectrometry (PyMS) bermanfaat bagi
Spectrometry: identifikasi Mycobacterium dan aktinomisetes yang
lain.
PMS)
Karakterisasi bakteri menggunakan Py-MS pertama dilakukan oleh Meuzelaar
dan Kistemaker (1973).
sampel bakteri dipanaskan sampai suhu dikontrol > 400 ° C dalam kekosongan.
Dalam ketiadaan oksigen bebas, bahan organik dalam spesimen mengalami
degradasi termal rendah
fragmen-fragmen mudah menguap, proses tersebut yang disebut pirolisis.
35
Prinsip kerja:
Pemanasan sel suhu tinggi tanpa oksigen
Komponen sel terurai menjadi molekul yang lebih kecil
Dianalisis dengan Mass spectrometry
Karaktersitik:
Waktu analisis cepat
Dapat mengakomodasi dalam jumlah besar
Biaya operasional murah
Biaya investasi mahal
Taksonomi Kimiiawi
Tampilan pirogram Tampilanpirogram 36
Taksonomi Kimiiawi
Enny Zulaika 37
Taksonomi Kimiiawi
Presentasi analisis PMS
Presentasi analisis PMS 38
Taksonomi Kimiiawi
39
Analisis PyMS - tampak samping
Taksonomi Kimiiawi
Identifikasi Bakteria menggukanakan Pyrolisis Gas
Chromatography
(Tauro et al.,2004)
Pyrolysis-Mass Spectrometry
Setiap nilai diagonal mewakili rata-rata jarak individu antara
analisis dari satu strain dan strain lain yang sedang dibandingkan dan merupakan ukuran
perbedaan antara kedua strain.
Dengan menghitung jarak (distance) masing – masing strand, maka peneliti dapat
mengidentifikasi dan membedakan jenis spesies mikroba.
Dendogram
Case Study
Perbedaan tiap – tiap spektrum diindikasikan
dengan tanda panah. Hasil dari Pirogram PMS
menunjukkan bahwa heterogenitas paling besar
ada pada M. bovis. Sedangkan M. tuberculosis
dan M. bovis BCG relatif homogen. Artinya, M.
tuberculosis dan M. bovis BCG mempunyai
komponen kimia penyusun sel yang hampir
sama jika dibandingkan dengan komponen
kimia M. bovis
Hasil dari PMS menunjukkan bahwa 10 spesies
yang berbeda yang diwakili oleh 58 strain yang
tidak termasuk dalam 'kompleks tuberkulosis':
M. kansasii (l0), M. terrae (1l), M. avium (7), M.
gordonae (8), M. gordonae var. ureolyticum (l), M.
fortuitum (8), M. xenopi (4), M. gastri (2), M.
scrofulaceum (2), M. marinum (1) dan
mycobacteria yang tumbuh dengan cepat (4).
Prosedur Operasional PenggunaanMVSP (Multivariate
Statistical Package)
Sifat molekular
Konstruksi:
Klasifikasi
Sifat Kimiawi • matriks
Kemiripan Numerik
similaritas
Sifat fenetik
• dendogram
Sifat fisiologis
Sifat morfologis
KOLEKSI DATA
Colwell, R.R and R. Grigirova. 1987. Methods in Microbiolgy Vol. 19 : Current Methods for
Classification and Identification of Microorganism. London. Academic Press.
Fried, Bernard and Joseph Sherma. 1996. Practical Thin – Layer Cromatography. Boca Raton.
CRC press, Inc.
Frisvad, Jens C., Paul D. bridge and Dilip K Arora. 1998. Chemical Fungal Taxonomy. USA. Marcel
Dekker, Inc.
Hill, L. R and B. E. Kirsop. 1991. Bacteria. Cambridge. Cambridge University Press.
Logan, Niall A. 1994. Bacterial Systematics. London. Blackwell Scientific Publications.
Tauro, p., K.K. Kapoor., and K.S Yadav. 1986. An Intoduction to Microbiology. New Delhi. New
Age International Limited Publishers