PRAKTIKUM V
IDENTIFIKASI DAN DETERMINASI BAKTERI
PRAKTIKUM V
IDENTIFIKASI DAN DETERMINASI BAKTERI
BAB I
1.1. Tujuan
Bakteri adalah domain yang terdiri dari makhluk hidup yang tidak memiliki
membran inti (prokariota). Bakteri dulu terbagi menjadi Bacteria dan
Archaebacteria, namun sekarang Archaebakteria memiliki domain sendiri yang
disebut Archaea. Bakteri memiliki ciri-ciri antara lain tidak memiliki membran
inti, tidak memiliki organel bermembran, memiliki dinding sel peptidoglikan, dan
materi asam nukleatnya berupa plasmid (Postlethwait dan Hopson, 2006).
Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang dilakukan
untuk mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil
isolasi melalui sifat-sifat fisiologinya. Proses biokimia erat kaitannya dengan
metabolisme sel, yakni selama reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel yang
menghasilkan energi maupun yang menggunakan energi untuk sintesis
komponen-komponen sel dan untuk kegiatan seluler, seperti pergerakan.
(Petczar, Michael J. dan E.C.S Chan ,2010).
Uji biokimia dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat fisiologis koloni
bakteri hasil isolasi. Biokimia bakteri berkaitan dengan proses metabolisme sel
bakteri. Identifikasi bakteri tidak dapat dilakukan dengan mengetahui sifat
mofologinya saja, namun harus mengetahui sifat fisiologis bakteri juga. Sifat
fisiologis bakteri sangat penting diketahui apabila melakukan identifikasi bakteri
karena sifat moroflogis bakteri dapat tampak serupa bahkan tidak dikenal
sehingga dengan melakukan uji biokimia terhadap koloni bakteri dapat
mengetahui sifat dan menentukan spesies bakteri. Uji biokimia yang dilakukan
menggunakan reagen test (Handayani dkk., 2013).
Identifikasi dan determinasi suatu biakkan murni bakteri yang diperoleh
dari hasil isolasi dapat dilakukan melalui pengamatan ciri-ciri morfologi koloni
tersebut serta pengujian fisiologi dan biokimianya. Bakteri dapat diidentifikasi
dengan mengetahui reaksi biokimia tersebut. Menanam bakteri pada medium,
dapat diketahui sifat suatu koloni bakteri. Sifat metabolisme bakteri dalam uji
biokimia dapat dilihat dari interaksi metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan
reagen kimia yang digunakan (Waluyo, 2007).
(Purwa Hita,2021)
Pada identifikasi bakteri mula-mula diamati morfologi sel individual secara
mikroskopik dan pertumbuhannya pada bermacam- macam medium. Karena suatu
bakteri tidak dapat dideterminasi hanya berdasarkan sifat-sifat morfologinya saja,
maka perlu diteliti pula sifat-sifat biokimiawi dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhannya. Percobaan-percobaan dalam uji biokimiawi
mencakup berbagai uji untuk mengetahui aktivitas metabolisme mikroba.
Pengamatan aktivitas metabolisme diketahui dari kemampuan mikroba untuk
menggunakan dan menguraikan molekul kompleks, seperti zat pati, lemak, protein
dan asam nukleat. Selain itu pengamatan juga dilakukan pada molekul yang
sederhana seperti asam amino dan sakarida. Hasil dari berbagai uji ini digunakan
untuk pencirian dan identifikasi mikroba. Bebarapa uji metode biokimia yang
penting adalah sebagai berikut :
1. Uji Katalase
Sebagian besar bakteri aerob dan bakteri anaerob fakultatif
mengunakan oksigen dalam proses metabolismenya. Sebagian besar proses
metabolisme ini akan menghasilkan senyawa hidrogen peroksida (H2O2).
Senyawa ini merupakan senyawa radikal bebas yang bersifat toksik bagi
pertumbuhan sel. Bakteri aerob dan bakteri anaerob fakultatif mampu
bertahan hidup karena memiliki enzim catalase yang mampu memecah
hydrogen peroksida menjadi senyawa air dan oksigen. Kedua senyawa ini
tidak berbahaya bagi proses metabolisme sel. Diduga bahwa bakteri yang
bersifat anaerob tidak dapat tumbuh dalam lingkungan yang mengandung
oksigen karena bakteri anaerob ini tidak memiliki enzim katalase. Reaksi
pengubahan hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen ditunjukan pada
gambar 3.3 sebagai berikut : (Purwa Hita,2021)
(Purwa Hita,2021)
Tes ini bertujuan untuk melihat organisme yang mengunakan asam amino
lysin sebagai sumber karbon. Mikroba yang mampu mengunakan lysin sebagai
sumber karbon biasanya memiliki enzim lysin dekarboksilase di dalam selnya.
Ketika lysin dikonsumsi maka akan menghasilnkan senyawa yang dapat
meningkatkan pH dari medium. Perubahan pH ini selanjutya diamati dengan
indikator. Indikator yang sering digunakan adalah Brom Cresol Purple (BCP).
Indikator ini akan ungu pada pH netral atau basa dan akan berubah warna menjadi
kuning pada pH di bawah 5,2. Pada percobaan dengan mikroba dengan
mengunakan agar Lysin Iron Agar maka mikroba harus mengunakan glukosa
terlebih dahulu sehingga menyebabkan pH medium menjadi turun di bawah 5,2
sehingga akan diamati perubahan media dari unggu menjadi kuning setelah 24
jam inkubasi. Setelah pH medium turun maka enzim lysin dekarboksilase
diaktifkan oleh sel mikroba. Kultur selanjutnya diinkubasi lagi selama 24 jam
sehingga mikroba sekarang mengunakan lysin sebagai sumber karbon dan
merubah pH medium menjadi basa kembali. Setelah 48 akan diamati perubahan
warna dari kuning menjadi unggu lagi. Kegagalan terjadi jika medium tidak
berubah menjadi kuning dalam waktu 24 jam atau tidak berubah menjadi unggu
dalam waktu 48 jam. Hasil tes dekarboksilase lysin ditunjukan pada gambar 3.5
sebagai berikut :
(Purwa Hita,2021)
4. Produksi Hidrogen Sulfida (H2S)
BAB II
METODE
1. Test Katalase
Diletakkan 1-2 tetes 10 % atau 30% H2O2 pada gelas benda.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. KESIMPULAN
Uji biokimia yang dilakukan menggunakan reagen test, pada praktikum ini
hanya menggunakan 3 tipe uji yaitu uji penggunaan sitrat, tes dekarboksilase
lysine, dan tes H2S dan fermentasi gula-gula. Pada determinasi bakteri dengan uji
biokimiawi ini didapatkan hasil yaitu pada saat pengujian pada bakteri dengan
tiga tes tersebut, didapatkan bahwa belum ditemukannya ada pertumbuhan
bakteri. Tetapi pada saat pengontrolan uji penggunaan sitrat ditemuakan terjadi
perubahan warna media, dari hijau menjadi biru, dan terjadi perubahan warna
dari hijau menjadi biru menunjukan citrat (+) atau positif. Pada uji test nutrient
agar (NA) pada test nutrien digunakan bakteri E. Coli pada test NA
menggunakan jarum ose bulat yang diaplikasikan secara zig zag tarik. Hasil yang
didapatkan yaitu positif (+) ditandai dengan tumbuhnya bakteri E. Coli yang
mengikuti garis zig zag tarik pada lereng media yang berwarna putih selama 24
jam inkubasi. Pada uji test H2S dan fermentasi gula-gula sebelum dilakukan
inkubasi gula- gula berwarna hijau, setelah dilakukan inkubasi selama 24 jam
gula- gula berubah warna menjadi warna kuning dan terdapat gelembung pada
ujung tabung durham yang menandakan hasil positif. Selanjutnya pada uji test
triple sugar iron agar (TSIA ) pada test triple sugar iron agar menunjukkan
hasil positif dengan ditandai lereng dan dasar berwarna kuning serta terdapat gas
negatif terdapatnya H2S. Pada test sulfit indol motility (SIM) menunjukkan hasil
negatif H2S , positif gerak, positif indol yang dapat dilihat setelah ditambahkan
dengan reagen kovacs, dan positif mortiliti. Pada uji test simmons citrate agar
(SC) menunjukkan hasil negatif yang ditandai dengan warna media tidak
berubah ( tetap berwarna hijau ) dan positif gas. Pada uji test dan fermentasi
gula-gula menghasilkan tanda positif gas pada tabung burham glukosa (+g),
laktosa (+g), maltosa(+g), manitol (+g), dan sukrosa (+g).
4.2 SARAN
Diharapkan praktikum selanjutnya dapat berjalan lebih baik lagi agar
mahasiswa mampu mengerti secara maksimal materi atau teori yang didapatkan
pada saat praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, N. I., Misbachul, M., Nanik, I. S., & Rizal, A. M. 2013. Isolasi Bakteri
Heterotrofik Anaerobik pada Pengolahan Air Limbah Industri Tekstil.
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri. Vol. 7. No. 1.
Pelczar dan Chan, 1986, Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid I, diterjemahkan oleh Ratna
Siri Hadioetomo, Teja Imas, S. Sutami, Sri Lestari. Jakarta: Universitas
Indonesia, 116-117
Petczar, Michael J. dan E.C.S Chan (2010). Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI
press.
Purwa Hita, I Putu Gede Adi. 2021. Modul Praktikum Mikrobiologi dan Virologi.
Denpasar : Program Studi Farmasi Klinis Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Bali Internasional.
LAMPIRAN
5. Penimbangan SIM
sebanyak 5 gram
6. Penimbangan
glukosa sebanyak
200 mg
8. Penimbangan laktosa
sebanyak 200 mg
9. Penimbangan
maltosa sebanyak
200 mg
10. Penimbangan
manitol sebanyak
200 mg
11. Penimbangan
sukrosa sebanyak
200 mg