PENDAHULUAN
pertumbuhan
dan
perkembang
biakan,
mikroorganisme
melaui uji
9. Hidrolisis polisakarida
Berdasarkan kemampuan bakteri Bacillus subtillis dan Escherichia coli
untuk menghidrolisis polisakarida menjadi disakarida atau monosakarida
yang memberikan hasil positif jika terbentuk zona bening dan jika negatif
terbentuk warna biru setelah ditetesi 1-2 tetes Iod dengan menggunakan
meium Strach Agar dan diinkubasikan selama 1x24 jam pada suhu 37oC.
10. Uji motility
Berdasarkan kemampuan bakteri Bacillllus subtillis pada medium MIO
(Motiliti) dan diinkubasi selama 2x24 jam pada suhu 37oC berdasarkan
kemampuannya menghasilkan energi dengan memecah ATP membentuk
fosfat anorganik, dimana dpat dilihat dengan adanya gerakan pada bekas
tusukan.
11. Uji metil merah
Berdasarkan kemampuan bakteri Bacillus subtillis dan Escherichia coli
untuk memfermentasi bahan unutk menghasilkan asam campuran yang
memberikan hasil positif jika berwarna merah dan negatif jika berwarna
kuning dengan penambahan indikator metil merah, dengan menggunakan
medium metil merah dan diinkubasikan selama 5-7 x 24 jam pada suhu
kamar.
12. Uji oksidasi fermentasi (OF)
Berdasarkan
kemampuan
bakteri
Pseudomonas
aureginosa
untuk
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sehingga hal ini merupakan sifat yang sangat penting untuk mengidentifikasi
mikroorganisme. (4;61)
Ada beberapa mikroorganisme diketahui mempunyai enzim yang berguna
untuk memecah senyawa-senyawa kompleks polisakarida, protein, dan lemak.
Enzim-enzim ini merupakan enzim ekstraseluler yang memecah senyawasenyawa tersebut dengan cara hidrolisis. (4;61)
Berbagai macam karbohidrat dapat difermentasikan oleh bakteri, setiap
spesies, genus atau kelompok bakteri mempunyai pola fermentasi yang khasdan
berbeda-beda, sehingga sifat-sifat bakteri dalam memfermentasi karbohidrat
dapat merupakan salah satu cara identifikasi suatu mikroorganisme. (4;62)
Pengamatan
aktivitas
mikroorganisme
diketahui
dari kemampuan
pemecahan asam amino yang mengandung unsure belerang (S) seperti lisin dan
metionin. H2S dapat juga diproduksi melalui reduksi senyawa-senyawa
menjadi moleikul air dan oksigen, sehingga sifat toksisnya hilang. (8;83)
Uji Oksidase
Oksidase merupakan salah satu enzim yang dihasilkan oleh beberapa
bakteri yang bersifat aerob. Kemampuan bakteri untuk menghasilkan enzim ini
merupakan hal yang penting dalam melakukan identifikasi. (5;85)
Deaminasi asam amino
Pemecahan asam amino pada gugus amina , menghasilkan asam
amino keto dan NH3. Reaksi ini berjalan karena adanya enzim deaminase.
(5;86)
Uji penggunaan Sitrat
Beberapa macam mikroorganisme mampu menggunakan senyawa
sitrat sebagai sumber karbon C bagi pertumbuhannya. Kemampuan ini
merupakan sifat yang perlu diamati pada identifikasi mikroorganisme. (5;91)
: Iodium
Sinonim
: Iodium
RM/BM
: I/126,90
Pemerian
Kelarutan
Penyimpan
Kegunaan
: Sebagai
indikator
dalam
hidrolisis
karbohidrat
2.
: Hydrogenperoxydum
Sinonim
: Hidrogenperoksida
RM/BM
: H2O2/34,02
Pemerian
: Cairan;
tidak
berwarna,
hampir
tidak
Kegunaan
3.
- naftol (6;618)
Nama resmi
: Alpha naptholena
Sinonim
: Larutan -naftol
RM
: C10H2OH
Pemerian
Kelarutan
4.
Penyimpanan
Kegunaan
: 4-dimethylaminobenzena-2-carboxilas acid
Sinonim
RM
: C16H15N3O2
Pemerian
Kelarutan
5.
Trayek pH
: 4,2 6,3
Penyimpanan
Kegunaan
: Sebagai indikator
: Aqua destillata
Sinonim
RM/BM
: H2O/18,02
Pemerian
6.
Penyimpanan
Kegunaan
: Aethanolum
Sinonim
: Alkohol, etanol
RM/BM
: C2H6O/98,7
Pemerian
: Cairan
tidak
berwarna,
jernih, mudah
rasa
panas.
Mudah
terbakar
dengan
Penyimpanan
Kegunaan
7.
: Kalii hydroxidum
Sinonim
: Kalium hidroksida
RM/BM
: KOH / 56,11
Pemerian
Kelarutan
8.
Penyimpanan
Kegunaan
Laktosa (6;338)
Nama resmi
: Lactosum
Sinonim
: Laktosa
RM/BM
: C12H22O.H2O / 36,30
Pemerian
Kelarutan
9.
Penyimpanan
Kegunaan
Sinonim
: Biri bromtimol
RM/BM
: C27H28Br2O5S / 642
Pemerian
Kelarutan
10.
Trayek pH
: 6,0 7,6
Kegunaan
: Sebagai indikator
Sinonim
Pemerian
Kelarutan
Kegunaan
11.
: Natrii hidrochloridum
Sinonim
: Natrium klorida
RM/BM
: NaCl / 58,44
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
12.
Glukosa (6;268)
Nama resmi
: Glucosum
Sininom
: Glukosa
RM/BM
: C6H12O6.H2O / 198,17
Pemerian
Kelarutan
13.
Penyimpanan
Kegunaan
Gelatin (7;355)
Gelatin adalah suati zat yang diperoleh dari suatu hidrolisa kalogen dari
kulit, jaringan ikat putih dan tulang hewan.
Pemerian
Kelarutan
Kegunaan
14.
15.
: Diamonium hidrogenfosfat
Sinonim
: Amonium fosfat
RM/BM
: (NH4)2HPO4 / 132,06
Kegunaan
: Natrii ncitras
Sinonim
: Natrium sitrat
RM/BM
: CH2(COONa)C(OH)(COONa)CH2COONa
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
16.
: Magnesii sulfas
Sinonim
: Magnesium sulfat
Pemerian
Kelarutan
17.
Penyimpanan
Kegunaan
Sinonim
RM/BM
: Na2HPO4.12H2O / 358,14
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
18.
19.
Sinonim
RM
: KH2PO4
Pemerian
Kelarutan
Kegunaan
: Natrii thiosulfas
Sinonim
: Natrium tiosulfat
RM/BM
: Na2S2O3.5H2O / 248,17
Pemerian
Kelarutan
20.
Penyimpanan
Kegunaan
Pepton (6;271)
Pemerian
Kelarutan
: Larut
dalam
air,
memberikan
larutan
: Procaryotae
Divisio
: Schizophyta
Kelas
: Schizomycetes
Ordo
: Eubacteriales
Suku
: Bacillaceae
Genus
: Bacillus
Spesies
: Bacillus subtilis
b. Morfologi (8;176)
Termasuk bakteri kelompok batang aerobik, motil karena flagella. Ciri
pembeda yang menonjol dari bakteri ini ialah kemampuannya membentuk
endospora.
2. Escherichia coli
a. Klasifikasi (8;169)
Kingdom
: Procaryotae
Divisio
: Gracilicutes
Class
: Scotobacteria
Ordo
: Eubacteriales
Familia
: Enterobacteriaceae
Genus
: Escherichia
Spesies
: Escherichia coli
b. Morfologi (8;169-170)
Termasuk bakteri batang anaerobik fakultatif gram negatif, batang pendek
(0,5-1,0 x 1,0-3,0 m), sel-selnya peritrikus (yakni flagella secara merata
tersebar di seluruh permukaan sel) atau nonmotil. Bakteri ini, karena
merupakan penghuni normal dalam saluran pencernaan manusia dan
hewan, maka digunakan secara luas sebagai indikator pencemaran.
3. Proteus vulgaris
a.Klasifikasi (8;327)
Kingdom
: Procaryotae
Divisio
: Scotobacteria
Class
: Bacteria
Ordo
: Eubacteriales
Familia
: Enterobacteriaceae
Genus
: Proteus
Species
: Proteus vulgaris
b.Morfologi (8;327)
Terdapat dalam dua bentuk koloni, satu serupa koloni yang tipis dengan
sel-sel yang bergerak, sedang yang lain agak padat dengan sel-sel yang
tidak bergeerak.
4. Psedomonas aureginosa
a.Klasifikasi (8;325)
Kingdom
: Procaryotae
Divisio
: Schizophyta
Class
: Bacteria
Ordo
: Pseudomonales
Familia
: Pseudomonadaceae
Genus
: Pseudomonas
Spesies
: Pseudomonas aureginosa
b. Morfologi (8;325)
Sel-sel berbentuk peluru, batang yang lurus atau bengkok, atau berbentuk
spiral, kadang-kadang bergandengan berbentuk rantai. Sel sering
mengandung pigmen fotosintetik yang berwarna lembayung atau hijau,
biasanya dapat bergerak dengan perantaranya flagel yang polar.
5. Staphylococcus aureus
a.Klasifikasi (8;125)
Kingdom
: Procaryotae
Divisio
: Schizophyta
Class
: Bacteria
Ordo
: Eubacteriales
Familia
: Micrococcaceae
Genus
: Staphyllococcus
Spesies
: Staphyllococcus aureus
b. Morfologi (8;125)
Sel-sel berbentuk bulat atau batang yang lurus, yang terpisah-pisah,
kadang-kadang membentuk koloni berupa rantai, bergerak dengan flagel
yang berintrik atau tidak bergerak.
BAB III
METODE KERJA
Botol penyemprot
Cawan petri
Inkubator
Jarum preparat
Labu erlenmeyer
Lampu spiritus
LAF
Oven
Pipet tetes
Tabung reaksi
Timbangan O`Hauss
III.2 Bahan
-
Air suling
Agar
Alkohol
Larutan KOH
Larutan H2O2
Larutan iod
Medium GB
Medium LB
Medium SCA
Medium Motiliti
Medium pepton
Medium SB
Medium tripton
Medium MRVP
Medium gelatin
Medium OF
Medium NA
Pereaksi Nessler
Parafin cair
Fermentasi Karbohidrat
-
2.
3.
Uji OF
-
4.
Uji katalase
-
5.
Uji Indol
-
6.
7.
8.
secara
aseptik
-
9.
10.
Uji Motiliti
-
11.
Uji H2S
- Disiapkan alat dan bahan
- Meja kerja disemprot dengan alkohol
- Mikroba uji diinokulasikan ke dalam medium TSIA secara aseptik
- Lalu diinkubasikan selama 7 x 24 jam pada suhu 37oC
- Kemudian diamati daerah bekas tusukan dan dicatat hasil pengamatan
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
JURUSAN FARMASI
MEDIUM
SAMPEL
: I : LB II : SB III : GB
: Bacillus subtillis
* Fermentasi karbohidrat
Keterangan :
1. Tabung I : medium LB (-)
2. Tabung II: medium SB (-)
3. Tabung III:medium GB (+)
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
JURUSAN FARMASI
* Fermentasi karbohidrat
Keterangan :
1. Tabung I : medium LB (-)
2. Tabung II: medium SB (-)
3. Tabung III:medium
GB (+)
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
JURUSAN FARMASI
MEDIUM
SAMPEL
: I : LB II : SB III : GB
* Uji Motilityaureus
: Staphylococcus
Keterangan :
1. Tabung reaksi (I) : E.coli
2. Tabung reaksi (II) : Bacillus
MEDIUM
SAMPEL
: Motility
: E.coli dan Bacillus subtillis
subtillis
* Uji OF
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
JURUSAN FARMASI
Keterangan :
1. Tabung reaksi I : Kontrol
2. Tabung reaksi II : Terbuka
3. Tabung reaksi III : Tertutup
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
JURUSAN FARMASI
MEDIUM
SAMPEL
3. Cawan petri
4. Iodium
5. Daerah bening
6. Goresan bakteri
7. Medium NA
MEDIUM
SAMPEL
: SA
: Bacillus subtillis dan E.coli
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
JURUSAN FARMASI
MEDIUM
: Pepton
cair 4%
* Uji penggunaan
sitrat
SAMPEL
: Bacillus subtillis dan E.coli
Keterangan :
1. Tabung reaksi I :
Bacillus subtillis
(+)
2. Tabung reaksi II :
E.coli (+)
MEDIUM
SAMPEL
: SCA
: Bacilus subtilis dan E.coli
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
JURUSAN FARMASI
* Uji Gelatin
Keterangan :
1. Tabung reaksi I :
Bacillus subtillis (-)
MEDIUM
* Uji Indol : Gelatin
SAMPEL
: Bacillus subtillis dan E.coli
Keterangan :
1
Tabung reaksi I :
P. vulgaris (-)
Tabung reaksi II :
E.coli (-)
MEDIUM
SAMPEL
: Tripton 1%
: P. vulgaris dan E.coli
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
JURUSAN FARMASI
* Uji MRVP
Keterangan :
1. Tabung reaksi I : Bacillus
subtillis (-)
2. Tabung reaksi II :
LABORATORIUM
Escherichia coli (-)
MIKROBIOLOGI FARMASI
JURUSAN FARMASI
* Uji katalase
Keterangan :
1.
MEDIUM
E.coli (+): MRVP
2.
SAMPEL
: Bacillus subtillis dan E.coli
Tetesan H2O2
3.
4.
Objek gelas
5.
Gelembung udara
MEDIUM
SAMPEL
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
JURUSAN FARMASI
* Uji H2S
Keterangan :
1. Tabung reaksi I : Proteus
vulgaris (+)
2. Tabung reaksi II :
Escherichia coli (+)
MEDIUM
SAMPEL
: TSIA
: Proteus vulgaris dan E.coli
BAB V
PEMBAHASAN
paling sering digunakan oleh mikroorganisme dalam proses fermentasi itu. Selain
itu terdapat pula media sukrosa dan laktosa.
Fermentasi merupakan proses oksidasi biologi dalam keadaan anaerob
dimana yang bertindak sebagai substrat adalah karbohidrat. Dimana hasil dari
fermentase ini berbeda-beda bergantung pada jenis bakterinya misalnya saja asam
laktat, asam cuka, CO2 dan asam tertentu lainnya.
Pada percobaan ini digunakan tiga medium yang berbeda yaitu LB, SB,
dan GB. Dan mikroorganisme yang digunakan Bacillus subtillis dan
Staphylacoccus aureus. Dimana pada uji fermentasi karbohidrat ini, yang akan
dilihat adalah pembentukan asam yang akan terlihat dari perubahan warna
medium menjadi kuning dan pembentukan gas yang terlihat dari adanya gas
dalam tabung durham.
Hasil yang diperoleh dari bakteri Bacillus subtillis dan Escherichia coli
memberikan hasil yang positif pada medium GB yaitu terjadi perubahan. Hal ini
menunjukkan terjadinya pembentukan asam. Sedangkan pada medium SB dan LB
tidak terjadi perubahan yaitu tidak terjadi pembentukan asam.
Perubahan warna medium mejadi kuning disebabkan karena terdapatnya
indicator brom timol blue (BTB) dalam medium. Dimana penambahan indicator
BTB ke dalam medium yang mengalami fermentasi karbohidrat jadi asam dalam
keadaan aerob, maka pH akan turun dan akhirnya indikator BTB ini akan berubah
warna menjadi kuning.
2. Uji MRVP
Uji metil red digunakan untuk menentukan adanya fermentasi asam
campuran. Dimana beberapa bakteri dapat memfermentasikan glukosa dan
menghasilkan berbagai produk yang bersifat asam sehingga akan menurunkan pH
media pertumbuhannya menjadi 5,0 atau lebih rendah. Uji ini dilakukan untuk
menghasilkan asam melalu proses hidrolisis yang menghasilkan asam organic
sederhana.
Penambahan
indikator
metil
pengamatan
dapat
menunjukkan perubahan pH menjadi asam. Metil red akan menjadi merah pada
suasana asam (pada lingkungan dengan pH 4,4) dan akan berwarna kuning pada
suasana basa (pada suasana lebih dari atau sama dengan 6,2). Uji ini berguna
dalam identifikasi kelompok bakteri yang menempati saluran pencernaan, seperti
pada golongan coliform dan enterobacteriaceae.
Uji digunakan untuk mengidentifikasi mikroorganisme yang melakukan
fermentase dengan hasil akhir 2,3 butanadiol. Bila bakteri memfermentasikan
karbohidrat menjadi 2,3 butanadiol sebagai produk utama, akan terjadi
penumpukan bahan tersebut dalam media pertumbuhan. Pada uji VP ini dilakukan
penambahan 40% KOH dan 5% larutan alfa naftol pada saat pengamatan. Hal ini
dapat menentukan adanya asetoin (asetil metil karbinol), suatu senyawa pemula
dalam sintesis 2,3 butanadiol.
Dengan adanya penmabhan KOH 40 %, keberadaan setoin ditunjukkan
dengan perubahan warna medium menjadi merah, dan perubahan ini makin jelas
dengan penambahan alfa naftol beberapa tetes. Uji VP ini sebenarnya merupakan
uji tidak langsung untuk mengetahui adanya 2,3 butanadiol. Karena uji ini lebih
dulu menentukan asetoin, dan seperti yang kita ketahui bahwa asetoin adalah
senyawa pemula dalam sintesis 2,3 butanadiol, sehingga dapat dipastikan bahwa
dengan adanya asetoin dalam media berarti menunjukkan adanya produk 2,3
butanadiol sebagai hasil fermentasi.
Mula-mula biakan dimasukkan ke dalam 2 buah tabung reaksi yang
berisikan masing-masing medium MRVP dan diinkubasikan. Untuk tabung 1 (uji
MM) ditambahkan indikator metil merah dan diamati perubahan warna
mediumnya. Ternyata diperoleh hasil untuk E.coli dan Bacillus subtillis adalah
negatif (medium menjadi keruh). Untuk tabung 2 (uji VP) ditambahkan 10 tetes
larutan KOH dan 15 tetes larutan alfa naftol dan diamati perubahan warna
mediumnya. Ternyata diperoleh hasil negatif baik untuk E.coli dan Bacillus
subtilis yaitu medium menjadi keruh.
Berdasarkan hasil percobaan, kedua bakteri yaitu Bacillus subtillis dan
Escherichia coli memperlihatkan hasil yang negatif yaitu tidak memberikan
warna merah setelah pemberian indicator metil merah. Hal ini menunjukkan
bahwa bakteri tersebut tidak dapat memfermentasikan glukosa dan menghasilkan
berbagai produk asam sehingga pH-nya turun yang ditandai perubahan warna
merah setelah penetesan indikator metil merah.
3. Uji katalase
Katalase adalah enzim yang mengkatalisasikan penguraian hydrogen
peroksida (H2O2) menjadi air dan O2. Hidrogen peroksida terbentuk sewaktu
metabolisme aerob, sehingga mikroorganisme yang tumbuh dalam lingkungan
aerob dapat menguarikan zat toksik tersebut.
Uji katalase ini dilakukan untuk mengidentifikasi kelompok bakteri
bentuk kokkus, dalam membedakan Staphylococcus dan Streptococcus. Dimana
kelompok streptococcus bersifat katalase negative dan Staphylococcus bersifat
katalase positif.
Penentuan adanya katalase ini terlihat dari pembentukan gelembung udara
di sekitar koloni setelah ditambahkan larutan H 2O2 3%. Reaksi kimiawi yang
dikatalisasikan oleh enzim terlihat sebagai berikut :
H2O2
Katalase
Uji deaminasi
asam amino
sitrat
digunakan
untuk
meihat
kemampuan
mikroorganisme
menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Untuk uji ini
digunakan medium sitrat koser (SCA) yang merupakan medium sintetik dengan
Na sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon, NH4+ sebagai sumber N dan
indikator BTB (Brom Timol Blue) yang merupakn indikator pH.
Bila mikroba mampu menggunakan sitrat, maka asam akan dihilangkan
dari medium biakan, sehingga menyebabkan peningkatan pH dan mengubah
warna medium dari hijau menjadi biru.
Dari hasil percobaan kedua bakteri yaitu Bacillus subtillis dan Escherichia
coli menunjukkan hasil positif yang artinya bahwa kedua bakteri tersebut mampu
menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon.
7. Uji pencairan gelatin
Gelatin adalah protein yang diperoleh sewaktu merebus tulang, protein ibi
bila didinginkan membentuk gel. Hidrolisis gelatin oleh mikroba tersebut
dikatalisasikan oleh eksoenzim yang desebut gelatinase. Kemampuan untuk
encernakan gelatin dapat digunakn dalam pengidentifikasian mikroorganisme.
Hidrolisis gelatin juga dapat digunakan untuk mengetahi sifat patogen, dan
identifikasi mikroba seperti Basilus subtillis atau E. coli berdasarkan
kemampuannya untuk mencerna gelatin.
Pada percobaan ini, uji dilakukan dengan memasukkan biakan bakteri
dalam media semi padat yang mengandung gelatin. Media ini diinkubasi dan
diamati kemampuan bakteri tersebut dalam mencairkan gelatin. Dimana inkubasi
dilakukan pada suhu 37oC. Untuk mengetahui biakan bakteri tersebut dapat
mancairkan gelatin maka media harus dimasukkan dalam lemari es selama kurang
lebih 15 menit, dimana media semipadat gelatin akan tetap mencair setelah
dikeluarkan dari lemari es. Sebaliknya jika biakan bakteri tersebut tidak mampu
mencairkan gelatin, maka medium semi padat gelatin akan kembali membeku.
Dari hasil percobaan, dapat dilihat bahwa Bacillus subtillis dan
Escherichia coli tidak memiliki enzim gelatinase. Hal ini terlihat dari
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Uji Fermentasi karbohidrat
-
2.
Uji Indol
Bakteri E.coli dan Proteus vulgaris memberikan hasil negatif dengan tidak
terbentuknya cincin pada permukaan media.
3. Uji MRVP
Bakteri Bacillus subtillis dan E.coli memberikan hsail yang negatif
4. Uji sitrat
Bakteri B.subtillis dan E.coli memberikan hasil yang positif dengan
menghasilkan warna biru pada medium.
5. Uji motility
Bakteri E.coli meberikan hasil yang negatif sedangkan pada B.subtillis
positif.
6. Uji hidrolisis polisakrida :
E.coli dan B.subtillis menghasilkan daerah bening.
7. Uji deaminasi asam amino
Bakteri B.subtillis dan E.coli positif dengan menghasilkan warna medium
yaitu kuning.
8. Uji hidrolisis gelatin
Bakteri B.subtillis dan E.coli memberikan hasil yang negatif
9. Uji OF
Bakteri Pseudomonas aureginosa memberikan hasil yang positif.
10. Uji katalase
Bakteri B.subtillis dan E.coli memberikan hasil yang positif
12. Uji H2S
Bakteri E.coli dan Proteus vulgaris memberikan hasil yang positif
VI.2 Saran
-
Komposisi Medium
1. Gelatin
Gelatin
150 g
Aquadest
1000 ml
5g
MgSO47H2O
0,28 g
(NH4)2HPO4
1g
K2HPO4
1g
Asam sitrat
2g
Aquadest
1000 ml
3. LB
Pepton from gelatin
3g
Meat ekstrak
3g
Lactosa
5g
Aqua destillata
1000 ml
4. NB
Peptone from meat
2g
Ekstrak Beef
3g
Aquadest
1000 ml
2g
NaCl
5g
K2HPO4
0,3 g
Agar
3,8 g
15 mL
Aquadest
1000 ml
0,5 g
K2HPO4
0,5 g
Peptone
0,5 g
Aquadest
1000 mL
7. SIM (Motility)
Pepton dari kasein
20,0 g
Pepton daging
6,6 g
NH4Fesitrat
0,2 g
Na2S2O3
0,2 g
Agar
3,0 g
Aquadest
1000 ml
8. Medium tripton 1 %
Tripton
10 g
Air suling
1000 ml
10 g
Aquadest
1000 ml
150 g
Air suling ad
1000 ml
11. Medium NA
Pepton from meat
5g
Ekstrat meat
3g
Agar
12 g
80 g
10 g
Ekstrak beef
3g
Sodium chloride
3g
Agar
30 g
Aqua destillata
1000 ml