Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN BIOKIMIA

PRAKTIKUM KARBOHIDRAT, PROTEIN, LEMAK


“Tes Benedict, Tes seliwanoff, Uji Biuret, Uji Saponifikasi”

Dosen pengampu :
Khairil Pahmi M,sc

KELOMPOK IV

NAMA ANGGOTA :

 Khairul Yani
 Hairul Basri
 Muhammad Reza
 Maulida Fitria
 Mimi Habib Tiana
 Mitha Asti Audina
 Nailu Hasuna Amalia
 Neza Hispi Septia Ningsih

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNW MATARAM

2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas kami. Laporan yang berjudul “tes benediet,tes seliwanoff,uji biuret,uji saponifikasi lemak”
ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas laporan dari Dosen Biokimia
Laporan praktikum ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan Teknik penulisannya. Oleh sebab itu, kami
dengan senang hati menerima saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penyusun
laporan praktikum berikutnya dimasa akan mendatang. Semoga laporan praktikum ini dapat
memberikan manfaat bagi kami selaku penyusun laporan ini.

penyusun

Mataram,30 oktober 2023


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Karbohidrat merupakan biomolekul yang paling melimpah dibumi. Setiap tahun,
fotosintesis mengubah lebih dari 100 juta metrik ton CO2 dan H2O menjadi selulosa dan
produk tambahan lain.
Protein adalah polimer yang terdiri dari asam amino, dimana setiap rusidu asam
amino berikatan satu dengan lainnya melalu ikatan kovalen. Protein dapat dipecah
(hidrolisis) menjadi asam amino penyusunnya melalui beberapa cara. Ada 20 asam
amino penyusun protein.
Lipid meliputi senyawa-senyawa heterogen termasuk lemak dan minyak yang umum
dikenal didalam makanan, malam, fosfolipid, sterol, dan ikatan lain sejenis yang terdapat
dalam makanan dan tubuh manusia.
Pada praktikum ini dilakukan beberapa uji karbohidrat, protein, dan lipid. Untuk
menguji adanya kandungan gula pada sampel glukosa menggunakan indikator atau
reagen berupa larutan benedict.
Uji seliwanoff reaksi ini spesifik untuk ketosa. Pada uji ini menggunakan sampel
fruktosa dan menggunakan reagen larutan seliwanoff.
Sedangkan pada uji protein pada sampel putih telur dan susu menggunakan uji
biuret, pengendapan dan pemanasan dengan larutan biuret .
Uji kelarutan lipid dengan sampel berupa larutan etanol, minyak, aquadest dan NaOH.

B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan uji karbohidrat pada suatu sampel
2. Mampu melakukan berbagai uji protein
3. Mengetahui jenis pelarut terhadap sifat kelarutan lemak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Karbohidrat
Karbohidrat disebut juga zat pati atau zat tepung atau zat gula yang tersusun dari unsur
karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O). karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan
Binatang yang berperan structural dan metabolit. Sedangkan pada tumbuhan untuk sintesis
CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum atau selulosa melalui proses fotosintesis,
sedangkan Binatang tidak dapat menghasilkan karbohidrat sehingga tergantung tumbuhan.
Karbohidrat merupakan sumber energi dan cadangan energi, yang melalui proses
metabolisme. Didalam tubuh, karbohidrat akan dibakar untuk menghasilkan tenaga atau
panas. Satu gram karbohidrat akan menghasilkan emapt kalori. Rumus umum karbohidrat
yaitu Cn (H2O) m. menurut besarnya molekul karbohidrat dapat dibedakan menjadi 3 yaitu
monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
- Monosakarida
Terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh larutan asam dalam
air menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Berikut macam-macam monosakarida
dengan ciri utamanya memiliki atom C berbeda-beda yaitu: triosa (C3), tetrosa (C4),
pentose (C5), hexosa (C6) dan heptose (C7)
a. Triosa : gliserosa, gliseraldehid,dihidroksi aseton.
b. Tetrosa : threosa eritrosa, xylulose
c. Pentose : lyxosa, xilosa, arabinosa,ribosa, ribulose
d. Hexose : galaktosa, glukosa, mannosa, fruktosa
e. Heptose : sedoheptulosa
- Disakarida
Senyawanya terbentuk dari 2 molekul monosakarida yang sejenis atau tidak disakarida
dapat dihidrolisis oleh larutan asam dari air sehingga terurai menjadi 2 molekul
monosakarida. Hidrolisis yaitu terdiri dari 2 monosakarida. Contohnya :
Sukrosa : glukosa + fruktosa (C 1-2)
Maltose : 2 glukosa (C 1-4)
Trehalosa : 2 glukosa (C 1-1)
Laktosa : glukosa + galaktosa ( (C1-4)
- Polisakarida
Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul-molekul monosakarida yang banyak
jumlahnya, senyawa ini bisa dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida
Polisakarida merupakan jenis karbohidrat yang terdiri dari lebih 6 monosakarida
dengan rantai harus atau cabang. Contohnya: Schulosa, Hemiselulosa, Pekin, dan
Lignin.
Ada 2 uji yang dilakukan dalam percobaan yaitu :

a. Uji benedict
Gula pereduksi dapat dibuktikan dengan uji Benedict. Larutan uji dicampurkan
dengan pereaksi Benedict kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan
terbentuknya endapan berwarna hijauan, merah, atau kuning tergantung kadar gula
pereduksi yang ada.
Gula reduksi dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan yang berwarna merah
bata. Akan tetapi tidak selamanya warna larutan atau endapan yang terbentuk berwarna
merah bata, hal ini bergantung pada konsentrasi atau kadar gula reduksi yang
dikandung oleh tiap-tiap larutan uji. Terbentuknya endapan merah bata ini sebagai hasil
reduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ oleh suatu gugus aldehid atau keton bebas yang
terkandung dalam gul reduksi yang berlangsung dalam suasan basa. Sifat basa yang
dimiliki oleh pereaksi benedict ini dikarenakan adanya senyawa Natrium Karbonat.

b. Uji seliwanoff
Fruktosa dapat dibuktikan dengan uji Seliwanoff. Larutan uji dicampurkan dengan
pereaksi Seliwanoff kemudian dipanaskan dan dicatat waktunya. Hasil positif
ditunjukkan dengan terbentuknya larutan berwarna Merah. Pada uji ini sukrosa dan
fruktosa yang menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna Merah yang
mengidentifikasikan adanya kandungan Fruktosa dalam Karbohidrat jenis
monosakarida itu. HCI yang terkandung dalam pereaksi Seliwanoff ini mendehidrasi
fruktosa menghasilkan hidroksifurfural sehing furfural mengalami kondensasi setelah
penambahan resorsinol membentak larutan yang berwarna merah maron.

B. Protein
Protein adalah molekul besar terdiri dari satu atau lebih rantai asam amino dalam
urutan tertentu yang ditentukan oleh urutan dasar nukleotida dalam pengkodean DNA
untuk protein. Protein diperlukan untuk struktur, fungsi, dan regulasi sel,
jaringan, dan organ tubuh. Setiap protein memiliki fungsi yang unik. Protein adalah
komponen penting dari otot, kulit, tulang dan tubuh secara keseluruhan. Molekul
protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur
sertafosfor. Selain itu protein juga memiliki struktur yang mengandung N (15,30-18%),
C(52,40%), H (6,90-7,30%), O (21-23,50%), S (0,8-2%). Struktur protein terdiri atas
struktur primer, sekunder, tersier, dan kuartener. Struktur primer protein merupakan
polimer dari monomer-monomer asam aminoyang dihubungkan satu sama lain dengan
ikatan peptida.
Urutan asam amino dalamp rotein disebut struktur utamanya. Struktur sekunder
ditentukan oleh sudut dihedral dari ikatan peptida, struktur tersier dengan melipat rantai
protein di ruang angkasa. Asosiasi molekul polipeptida terlipat dengan protein
fungsional kompleks menghasilkan struktur kuarterner. Struktur primer protein adalah
urutan unik asam amino di setiap rantai polipeptida yang membentuk protein.
Struktur primer adalah struktur paling dasar pada protein dimana strukturnya terdiri atas
asam amino yang saling berikatanmembentuk rantai panjang polipeptida. Contoh
protein dengan bentuk struktur primerialah hormon insulin. Struktur sekunder protein
berkaitan dengan bentuk dari berbagai rangkaian asam amino pada protein oleh ikatan
hidrogen antara atom hidrogen dari gugus amino dengan atom oksigen dari gugus
karboksil. struktur sekunder tunggal jarang meluaske seluruh rantai polipeptida. Biasanya
hanya di bagian rantai. Struktur Tersier merupakan struktur tiga dimensi keseluruhan
polipeptida.Struktur tersier terutama disebabkan oleh interaksi antara kelompok R asam
aminoyang membentuk protein. Struktur tersier protein ditentukan oleh interaksi
hidrofobik,ikatan ionik, ikatan hidrogen, dan hubungan disulfida.

Ada satu uji yang dilakukan pada percobaan yaitu :


- Uji Biuret
Reaksi biuret digunakan untuk menunjukkan besar kecilnya molekul protein atau
banyak sedikitnya ikatan-ikatan peptida yang terdapat dalam molekul protein. Warna
merah muda atau merah jambu terbentuk apabila molekul protein yang dianalisa kecil,
misal proteosa dan pepton. Warna violet sampai kebiru-biruan terbentuk apabila
molekul protein yang diselidiki besar, misal gelatin. Protein dengan molekul kecil lebih
sedikit mengandung ikatan-ikatan peptida dibandingkan protein dengan molekul besar.

C. Lemak
Seperti juga karbohidrat, lemak merupakan senyawa yang terdiri atas unsur karbon,
hidrogen dan oksigen dengan struktur yang berbeda dari karbohidrat. Lemak dapat
dijumpai pada berbagai bahan makanan yang berasal dari tumbuhan.
Bahan makanan yang berasar dari hewan yang mengandung lemak adalah
daging,jeroan,krim,susu,mentega dan sebagainya. Sedangkan bahan makanan yang berasal
dari tumbuhan yang mengandung lemak adalah minyak goreng,margarin,kacang
tanah,kemiri dan lain sebagainya. Bahan makanan sumber lemak jika dipegang terasa licin
dan jika ditempelkan pada kertas akan terlihat meninggalkan bekas minyak pada kertas
tersebut.
Pada praktikum ini percobaan yang di lakukan adalah uji saponifikasi
- Saponifikasi adalah reaksi pembentukan sabun, dimana trigliserida akan dihidrasi oleh
nasa NaOH membentuk gliserol dan sabun. Trigliserida dapat berupa ester asam lemak
membentuk garam karboksilat. Prinsip saponifikasi adalah hidrolisis lemak berupa
trigliserida oleh basa/alkali menghasilkan gliserol dan sabun.
Reaksinya sebagai berikut
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan tempat


Waktu : 24 oktober 2023
Tempat : Laboratorium farmasi, UNW Mataram

B. Alat dan bahan


1. Uji Benedict
Alat :
a. Tabung reaksi
b. Gelas ukur
c. Pipet tetes
d. Beaker gelas
e. Kaki tiga
f. Bunsen
g. Penjepit tabung reaksi
Bahan :
a. Larutan benedict
b. Glukosa

2. Uji Seliwanoff
Alat :
a. Tabung reaksi
b. Gelas ukur
c. Beaker gelas
d. Kaki tiga
e. Bunsen
f. Penjepit tabung reaksi
g. Pipet tetes
Bahan
a. Fruktosa
b. Larutan seliwanoff

3. Uji biuret
Alat :
a. Tabung reaksi
b. Gelas ukur
c. Pipet tetes
d. Kaki tiga
e. Bunsen
f. Penjepit tabung reaksi
g. Beaker gelas
Bahan
a. Susu
b. Larutan biuret
c. Putih telur

4. Reaksi saponifikasi
Alat :
a. Labu
b. Gelas ukur
c. Kertas perkamen
d. Timbangan
e. Bunsen
f. Kaki tiga
g. Penjepit
Bahan :
a. NaOH
b. Minyak
c. Etanol

C. Prosedur kerja
1. Uji benedict
a. Siapkan alat dan bahan
b. Masukkan 2 ml larutan benedict kedalam tabung reaksi, tambahkan 4 tetes
glukosa.
c. Campurkan, diamkan beberapa menit sambil menunggu air mendidih. Ketika air
sudah mendidih, didihkan larutan tersebut selama 4 menit, dinginkan perlahan-
lahan. Perhatikan apakah ada endapan dan bagaimana warnanya.
d. Ketika warna hijau,kuning atau merah menandakan reaksi tersebut positif.
Perubahan warna larutan saja tidak berarti reaksi positif, tapi harus tampak warna
minimal hijau sampai merah bata.

2. Uji seliwanoff
a. Siapkan alat dan bahan
b. Masukkan 2 ml larutan seliwanoff kedalam tabung reaksi yang sudah disiapkan.
Tambahkan 0,5 ml fruktosa
c. Campur dan didihkan selama 1 menit
d. Perhatikan perubahan warnanya
3. Uji biuret
Larutan biuret + albumin telur
a. Siapkan alat dan bahan
b. Masukkan 2 ml albumin telur kedalam tabung reaksi, tambahkan 2 ml larutan
biuret
c. Perhatikan perubahan warna, reaksi positif jika terbentuk warna merah muda atau
ungu
Larutan biuret + susu
a. Siapkan alat dan bahan
b. Masukkan 2 ml susu kedalam tabung reaksi, tambahkan 2 ml larutan biuret
c. Didihkan di atas penangkas air selama 2 menit
d. Perhatikan apakah ada endapan atau tidak

4. Reaksi saponifikasi
a. Siapkan alat dan bahan
b. Masukkan 20 ml etanol kedalam labu, tambahkan 2 ml minyak dan 1 gr NaOH
c. Diamkan beberapa menit, didihkan selama 10-15 menit
d. Dinginkan larutan tersebut dalam air dingin. Ambillah sedikit zat padat yang
terbentuk dengan menggunakan batanh pengaduk dan larutan dengan sedikit air di
dalam tabung reaksi
e. Kocok dan di amati
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Uji Benedict
No Bahan kegiatan Hasil pengamatan
karbohidrat yang
di uji
Sebelum Sesudah
1. Glukosa 0,1 % 2 ml larutan - glukosa : tidak Glukosa + larutan
benedict + 4 berwarna benedict : hijau
tetes glukosa - larutan benedict : Endapan : merah
di panaskan 4 biru bata
menit

Gambar 1.1 larutan benedict


Setelah di reaksikan

2. Uji seliwanoff
No kegiatan kegiatan Hasil pengamatan
sebelum Sesudah
1. Fruktosaa 0,05 % 2 ml larutan Fruktosa : tidak Fruktosa + larutan
seliwanoff + 0,5 berwarna seliwanoff : merah
ml fruktosa di Larutan seliwanoff maron
panaskan : kuning -waktu
00:03:20

3. Uji biuret
Bahan prosedur Hasil pengamatan
a. Putih telur 2 ml putih telur + 2 ml Berwarna merah
larutan biuret muda/pink
b. susu 2 ml susu + 2 ml larutan Berwarna coklat muda
biuret dan memiliki endapan
yang berwarna coklat
pekat menghampiri hitam.
gambar 2.2 larutan biuret+putih telur
gambar 1.1 larutan biuret+susu

4. reaksi saponifikasi
Ketika NaOH di campurkan dengan etanol dan minyak tidak ada perubahan akan
tetapi Ketika di didihkan selama 13 menit larutan tersebut mejadi zat padat.
Zat tersebut di ambil menggunakan batang pengaduk dan di masukkan kedalam
tabung reaksi dan di campur dengan sedikit air lalu di kocok menghasilkan busa-busa.

Gambar 1.1 hasil akhir reaksi


saponifikasi

B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami menggunakan uji karbohidrat, uji protein dan uji lipid. Hasil
dari praktikumpun berhasil yaitu :
a. Uji Biuret
Putih telur dan reagen benedict

Pelaksanaan praktikum:
- Ambil sejumlah kecil larutan putih telur yang telah disiapkan dan letakkan dalam
tabung reaksi bersih.
- Tambahkan beberapa tetes reagen Biuret ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan
putih telur.
- Panaskan tabung reaksi dengan menggunakan penghangat atau api langsung dengan
hati-hati.
- Amati perubahan warna yang terjadi dalam reaksi. Jika terbentuk endapan berwarna
merah bata atau merah tua, maka hasilnya positif untuk adanya protein.
Interpretasi hasil:
Hasil yang didapat positif mengandung protein.

susu dan reagen benedict

Pelaksanaan praktikum:
- Ambil sejumlah kecil sampel susu dan letakkan dalam tabung reaksi bersih.
- Tambahkan beberapa tetes reagen Biuret ke dalam tabung reaksi yang berisi sampel
susu.
- Panaskan tabung reaksi dengan menggunakan penghangat atau api langsung dengan
hati-hati.
- Amati perubahan warna yang terjadi dalam reaksi. Jika terbentuk endapan berwarna
merah bata atau merah tua, maka itu menunjukkan adanya protein dalam sampel susu.
Interpretasi hasil:
Hasil yang didapati positif adanya protein karna pada percobaan yg dibuat
membentuk endapan merah bata.

b. Uji seliwanoff
Pelaksanaan praktikum:
- Ambil sejumlah kecil fruktosa 0,5% dan letakkan dalam tabung reaksi bersih.
- Tambahkan 5 mL larutan Selliwanoff ke dalam tabung reaksi yang berisi fruktosa.
- Panaskan tabung reaksi dengan menggunakan penghangat atau penanak air dengan
hati-hati.
- Amati perubahan warna yang terjadi dalam reaksi. Jika terbentuk warna merah atau
ungu, itu menunjukkan adanya senyawa fruktosa dalam larutan fruktosa.
Interpretasi hasil:
Hasil yang didapati saat praktikum postif mengandung fruktosa karna perubahan
warna ungu yang terjadi.

c. Uji benedict
Pelaksanaan praktikum :
- ambil sejumlah glukosa sebanyak 4 tetes
- Tambahkan 2 mL larutan benedit kedalam tabung reaksi yang berisi glukosa
- Panaskan tabung reaksi dengan menggunakan penghangat atau penanak air dengan
hati-hati.
- Amati perubahan warna yang terjadi dalam reaksi. Jika terbentuk warna Kuning atau
hijau itu menunjukkan adanya senyawa benedict dalam larutan glukosa.
Interpresntasi hasil :
Hasil yang didapati saat praktikum postif mengandung glukosa karna perubahan
warna hijau yang terjadi.

d. Uji saponifikasi
Pelaksanaan praktikum :
- ambil sejumlah NaOH sebanyak 1gr
- Tambahkan 2 mL minyak kedalam tabung reaksi yang berisi NaOH
- Kemudian tambahkan etanol 20 mL kedalam kedalam tabung
- Panaskan tabung reaksi dengan menggunakan penghangat atau penanak air dengan
hati-hati.
- Amati perubahan warna yang terjadi dalam reaksi. Jika terbentuk busa itu
menunjukkan adanya sabun pada reaksi saponifikasi (uji lemak) trsbt.
Interpresentasi hasil :
Hasil yang didapati saat praktikum postif mengandung sabun karna terdapat busa
pada reaksi yang terjadi tersebut.
BAB V
KESIMPULAN

Pada uji karbohidrat pada sampel glukosa dilakukan uji benedict, seliwanoff. Pada uji
benedict, glukosa mengalami perubahan warna paling baik yang membentuk endapan
merah bata sedangkan uhi seliwanoff fruktosa mengalami perubahan warna dengan baik
yang sudah bereaksi di menit ke 2 dan akhirnya berwarna merah tua.

Pada uji protein pada sampel putih telur dan susu di lakukan uji biuret. Pada uji biuret
hasil yang didapat yaitu perubahan warna pada putih telur dengan warna merah muda
dan susu memiliki endapan coklat tua.

Pengujian lipid pada sampel minyak,NaOH dan pelarut etanol,aquadest. Dilakukan


dengan uji saponifikasi. Hasil dari uji tersebut yaitu memiliki busa yang menandakan
bahwa uji tersebut berhasil.
DAFTAR PUSTAKA

Harper, et al. 19979, Biokimia Harper. Jakarta;EGC


Modul praktikum Biokimia
Lechinger’s Principles Of Biochemistry
https://id.scribd.com
Yazid, Estien. 2006. Penuntun praktikum Biokimia. Yogyakarta : penerbit ANDI
Hawab, H.M. 2004. Pengantar Biokimia. Jakarta : Bayu Media Publishing

Anda mungkin juga menyukai