ACARA 4
BAHAN MAKANAN 2
Disusun Oleh :
NIM : 2000017067
YOGYAKARTA
2021
A. Tujuan
B. Tinjauan Pustaka
1. Susu
Susu merupakan sumber energi karena mengandung banyak laktosa dan lemak,
disebut juga sumber zat pembangun karena mengandung juga banyak protein dan
mineral serta berbagai bahan-bahan pembantu dalam proses metabolisme seperti
mineral dan vitamin. Secara kimiawi susu normal mempunyai komposisiair
(87,20%), lemak (3,70%), protein (3,50%), laktosa (4,90%), dan mineral (0,07%)
(Sanam et al. 2014). Susu adalah cairan berwarna putih yang disekresi oleh kelenjar
mammae, pada binatang mamalia betina untuk bahan makanan dan sumber gizi
bagi anaknya. Kebutuhan gizi pada setiap hewan mamalia betina bervariasi
sehingga kandungan susu yang dihasilkan juga tidak sama pada hewan mamalia
yang berbeda (Utami et al. 2011).
Susu adalah sumber protein hewani yang memiliki banyak manfaat. Para ahli gizi
menyarankan untuk meminum setiap hari untuk menjaga stamina tubuh. Secara
umum, manfaat susu adalah sebagai berikut:
2. Racun dalam tubuh seperti logam, timah, dan cadmium yang diserap oleh
tubuh dari bahan makanan dapat dinetralisir dengan meminum susu.
3. Kandungan lemak dalam air susu dapat memperkuat daya tahan tubuh,
fungsi saraf, dan mencegah pertumbuhan tumor pada sel sel tubuh.
6. Zat besi, tembaga, dan vitamin A dapat mempertahankan agar kulit tetap
segar.
8. Magnesium dalam air susu dapat membuat jantung dan sistem saraf tahan
terhadap kelelahan.
Kandungan nilai gizi yang tinggi menyebabkan susu merupakan media yang
sangat disukai oleh mikroba untuk pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga
dalam waktu yang sangat singkat susu dapat menjadi tidak layak dikonsumsi bila
tidak ditangani dengan benar (Miskiyah 2011). Komposisi susu bervariasi dan
tergantung pada banyak faktor. Faktor faktor yang dapat mempengaruhi kandungan
susu seperti spesies, variasi genetikdalam spesies, kesehatan, lingkungan,
manajemen, stadium laktasi dan umur.
Tabel 2. Kandungan gizi susu
(Bonita 2010).
Kadar vitamin di dalam susu tergantung dari jenis makanan yang diperoleh
ternak sapi dan waktu laktasinya. Susu mengandung vitamin yang dapat larut dalam
lemak seperti vitamin A, D, E dan K serta vitamin yang larut dalam air yaitu
vitamin B dan C. Beberapa vitamin memberikan warna pada susu. Riboflavin
memberikan warna susu kuning sedikit kehijauan, sedangkan karoten akan
memberikan warna lemak susu menjadi kekuning-kuningan.Kalsium (Ca), kalium
(K), fosfat (P), dan klor (Cl) merupakan mineral yang banyak terdapat dalam susu.
Mineral lain terdapat dalam jumlah sedikit misalnya besi (Fe), tembaga (Cu), seng
(Zn), dan mangan (Mn). Kandungan mineral dalam susu bersifat relatif konsisten
dan tidak dipengaruhi oleh makanan ternak.Di dalam susu terdapat enzim
peroksidase, katalase, fosfatase dan lipase. Peroksidase dan fosfatase dapat
dijadikan sebagai indikator kecukupan pasteurisasi susu karena kedua enzim ini
akan rusak pada suhu pasteurisasi. Sedangkan lipase dapat menyebabkan kerusakan
pada susu.
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat)
pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa
disakarida, seperti laktosa dan maltosa. Jadi yang dapat bereaksi positif adalah
sampel yang memiliki gula pereduksi seperti monosakarida dan beberapa disakarida
seperti laktosa dan maltosa. Uji positifnya terbentuk warna kuning, hijau, atau
merah (Sudarmadji, 2016).
a. Biuret
Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada
pemanasan dua molekul urea. Uji biuret digunakan untuk mengetahui adanya
ikatan peptida pada sampel protein. Komposisi dari reagen ini adalah senyawa
kompleks yang mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan
nitrogen (N) dan merupakan hasil reaksi antara dua senyawa urea (CO(NH 2)2).
Dalam suasana basa (penambahan NaOH), ion Cu2+ yang berasal dari pereaksi
biuret (CuSO4) akan bereaksi dengan gugus –CO dan – NH dari rantai peptida
yang menyusun protein membentuk kompleks berwarna violet.
b. Millon
c. Sulfur Test
Pada metode grease spot test atau tes noda lemak digunakan minyak jelantah dan
minyak baru, ditambah eter untuk melarutkan minyak. Sifat minyak yang mudah
larut dalam pelarut organik nonpolar. Penggunaan eter adalah untuk melarutkan zat-
zat selain lemak yang terkandung dalam minyak yang akan diselidiki.Zat-zat selain
lemak akan menguap dengan cepat bersama eter. Setelah eter dan zat-zat selain
lemak menguap, kertas biasa diusapkan pada wadah minyak baru dan minyak
jelantah. Penggunaan kertas biasa karena kertas terbuat dari serat selulosa yang
mempunyai pori-pori yang akan teregang sehingga kertas lebih mudah ditembus
cahaya. Pada kertas yang diusap dengan minyak baru, kertas tampak lebih
transparan dibawah pencahayaan. Sedangkan pada minyak jelantah, terdapat noda
warna kuning yang mengental dan kertas tidak terlalu transparan jika dibandingkan
dengan minyak baru.
Pada minyak baru, gliserol disebabkan oleh adanya air dalam minyak walaupun
dalam jumlah sedikit yang menyebabkan terjadinya reaksi hidrolisis lemak menjadi
asam lemak dan gliserol. Reaksi hidrolisis menyebabkan kerusakan minyak atau
lemak karena terdapat sejumlah air dalam minyak. Sementara, pada minyak
jelantah terdapat gliserol dikarenakan pada minyak jelantah telah dilakukan
pemanasan sehingga trigliseridanya berkurang dengan kadar gliserol dan asam
lemaknya bertambah.
C. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum acara 4 bahan makanan 2 adalah kertas
lakmus, porselen plate, hidrometer, kertas saring, tabung reaksi dan rak, propipet,
pipet tetes, pipet ukur, bunsen, spatula, dan penjepit.
D. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum acara 4 bahan makanan 2 adalah susu,
larutan asam cuka, larutan benedict, larutan protein, larutan NaOH 40%, larutan
CuSO4 0,5%, reagen mekuri sulfat, NaNO2, larutan formaldehid encer, larutan Pb
asetat, aquades.
E. Cara Kerja
d. Reaksi Hopskin-Cole
7. Usaplah porselen plate tesebut dengan kertas biasa, bukan kertas saring.
sebelumnya.
a. Reaksi Benedict
Hasil dan pembahasan yang diperoleh dari praktikum Biokimia acara 4 bahan
makanan 2 adalah sebagai berikut:
Hasil
Tabel 1. Hasil Uji Bahan Makanan II
No Uji Hasil Keterangan
.
1 Berat jenis susu 1.040 kg/L -
2. pH awal susu 7 pH netral
3. pH akhir susu 6 pH Asam
4. Pengendapan kasein Mengendap
Gambar 1 Pengendapan
kasein
Terjadi
pengendapan
kasein
5 Uji Biuret Tidak
mengandung
ikatan peptida
Tidak ada
perubahan warna
(putih)
6. Uji Millon-Nasse Mengandung
tirosin
Terdapat endapan
coklat kemerahan
7. Uji Sulfur Test Mengandung asam
amino dengan
atom S
Terdapat warna
hitam dari PbS
8. Uji GST (grease spot test) Terdapat
kandungan lipid
Terdapat bercak
9. Uji Laktosa Mengandung gula
pereduksi
Warna berubah
menjadi hijau tua
Pembahasan
Manfaat susu bagi tubuh yaitu mencegah Osteoporosis, mencegah kerusakan
gigi, mencegah kanker usus, mempercepat pertumbuhan, menjaga kesehatan
pencernaan, mengganti cairan yang hilang, dan mengurangi efek PMS (Pre
Menstrual Syndrome). Susu mengandung banyak vitamin B12 (berperan untuk
pembentukan sel darah merah), kalsium (untuk kekuatan tulang), karbohidrat
(untuk energi optimal), magnesium (pembentukan otot), fosfor (menyimpan dan
mengeluarkan energi), kalium (untuk sistem saraf yang baik), protein (untuk
pertumbuhan dan proses penyembuhan), riboflavin (untuk kesehatan kulit) dan
seng/zinc (untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh).
4. Hasil dari uji biuret menunjukkan tidak ada perubahan warna (putih).
6. Hasil dari sulfur test menunjukkan terdapat warna hitam dari PbS.
7. Hasil dari uji GST menunjukkan adanya bercak pada kertas yang berarti
mengandung lipid.
8. Hasil dari uji laktosa menunjukkan warna berubah menjadi hijau tua yang
berarti mengandung gula pereduksi.
DAFTAR PUSTAKA
Adisendjaja, Y. et al., (2014). Penuntun Kegiatan Laboratorium Biokimia. Jurusan
Pendidikan Biologi, FPMIPA UPI, Bandung.
Sanam, A.B., Bagus, I. & Swacita, N., 2014. Ketahanan Susu Kambing Peranakan
Ettawah Post-Thawing pada Penyimpanan Lemari Es Ditinjau dari Uji Didih
dan Alkohol. , 3(1), pp.1–8.
Utami, K.B., Radiati, L.E. & Surjowardojo, P., 2011. Kajian kualitas susu sapi
perah PFH ( studi kasus pada anggota Kope-rasi Agro Niaga di Kecamatan
Jabung Kabupaten Malang ). , 24(2), pp.58–66.
Waldron, K. W. (Ed.). (2014).Advances in Biorefineries: Biomass and Waste
Supply Chain Exploitation. Elsevier.