PERCOBAAN 8
PENETAPAN KADAR PROTEIN TOTAL METODE KJELDAHL
Disusun oleh:
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Dapat memahami metode Kjeldahl untuk penentuan kadar protein total.
1. Tahap Destruksi
Pada tahap ini, sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga
terjadi penguraian sampel menjadi unsur-unsurnya yaitu unsur-unsur C, H, O,
N, S dan P. Fungsi asam sulfat yaitu sebagai pengikat nitrogen dan juga
menguraikan unsur-unsunya dengan menaikkan titik didih. Unsur N dalam
protein ini dipakai untuk menentukan kandungan protein dalam suatu bahan.
Sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga bahan terdestruksi
menjadi unsur- unsurnya. Hasil akhir tahap destruksi adalah terbentuknya
ammonium sulfat. Untuk mempercepat destruksi perlu ditambah katalisator
seperti K2SO4 dan CuSO4. Proses destruksi akan menghasilkan
karbondioksida (CO2), air (H2O) dan amonium sulfat (NH4)2SO4. Reaksi
yang terjadi sebagai berikut ini :
2. Tahap Destilasi
3. Tahap Titrasi
V. DATA PENGAMATAN
5.1. Pembuatan HCl 0,1 N 1L
V1. N1 = V2. N2
V1. 12 N = 1000. 0,1
V1 = 8,3 mL
5.2. Pembuatan NaOH
g 1000
N = x
Mr V
g 1000
0,1 = x
40 1000
g = 4 gram
2 Destilasi -
100
% Protein = x %N
16
% Protein = 6,25 x %N
100
% Protein = x 0,224 %
16
% Protein = 6,38 x 0,224 %
% Protein = 1,429 %
Kesimpulan : hasil yang diperoleh dibawah
ketentuan persentase protein didalam
kemasan yaitu 8%
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kita melakukan percobaan yang berjudul
penetapan kadar protein total metode Kjedahl, dengan tujuan yaitu dapat
memahami metode Kjeldahl untuk penentuan kadar protein total. Metode
Kjeldahl, merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen
total pada protein dan senyawa yang mengandung nitrogen. Kadar protein
ditentukan dengan menggunakan metode Kjeldahl, karena pada umumnya
metode ini digunakan untuk analisis protein pada makanan. Metode ini
merupakan metode untuk menentukan kadar protein kasar karena terikut
senyawa N bukan protein seperti urea, asam nukleat, purin, pirimidin dan
sebagainya. Prinsip kerja metode Kjeldahl adalah mengubah senyawa
organik menjadi anorganik. (Bakhtra, D.D.A., Rusdi., dan Mardiah, A.
2016).
Penentuan kadar protein dilakukan dengan menggunakan metode
Kjeldahl, metode Kjeldahl terdiri dari 3 tahap yaitu: tahap destruksi, tahap
destilasi dan tahap titrasi. Tahap destruksi merupakan suatu perlakuan
untuk melarutkan atau mengubah sampel menjadi bentuk materi yang
dapat diukur sehingga kandungan unsur-unsur didalamnya dapat
dianalisis. Tahap destilasi merupakan proses pemisahan suatu campuran
yang didasarkan pada perbedaan titik didih dan tekanan uap yang cukup
signifikan. Dan tahap titrasi merupakan prosedur menentukan kadar suatu
larutan. Dalam titrasi, larutan yang volumenya terukur direaksikan secara
bertahap dengan larutan lain yang telah diketahui kadarnya (larutan
standar). Protein merupakan komponenutama sel hewan dan manusia.
Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsungdengan baik karena adanya
enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator. Disamping itu
hemoglobin dalam butir-butir darah atau eritrosityang berfungsi sebagai
pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagiantubuh, adalah salah
satu jenis protein. Terdapat ikatan kimia lain dalam protein (Hidayati,
Ervina Nur, 2013)
Protein atau suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul
yang sangat bervariasi. Disamping berat molekul yang berbeda-beda,
protein mempunyai sifat yang berbeda-beda pula. Ada protein yang mudah
larut dalam air, tetapi ada juga yang sukar larut dalam air. Fungsi utama
protein bagi tubuh ialah untuk membentuk jaringan baru dan
mempertahankan jaringan yang telah ada. Secara teoritik dari 20 jenis
asam amino yang ada di alam dapat dibentuk protein dengan jenis yang
tidak terbatas. Struktur protein terbagi menjadi beberapa bentuk yaitu
struktur primer, sekunder, tersier, dan kuartener. (Adelina S., 2015)
Pada percobaan pertama diawali dengan melakukan uji destruksi,
dengan menimbang 1g sampel yang telah dihaluskan lalu dimasukkan
kedalam labu kjedahl. Sampel didestruksi menggunakan asam sulfat pekat
dengan tujuan agar senyawa dalam sampel dapat teroksidasi tanpa diikuti
oksidasi nitrogen. labu yang digunakan untuk mendestruksi harus
memiliki leher yang panjang sehingga mencegah terjadinya kehilangan
bahan dan letupan yang kuat karena pada saat mendestruksi sampel
menggunakan asam kuat.
Pada percobaan kedua dilakukan uji destilasi, dengan hasil destilasi
ditampung dalam erlemeyer berisi asam hidroksida 0,1N lalu ditetesi
indikator. Fungsi indikator adalah untuk mengetahui kapan reaksi akan
terjadi setelah mencapai titik akhir titrasi. Penggunaan kalium sulfat
sebagai pentiter bertujuan untuk meningkatkan titik didih asam sulfat dan
meningkatkan kecepatan serta efisiensi proses destruksi dan destilasi
Pada percobaan ketiga dilakukan uji titrasi, dengan menggunakan
sisa larutan asam klorida 0,1 N yang tidak bereaksi dengan destilat dititrasi
dengan larutan baku natrium hidroksida 0,1N. Penggunaan natrium
hidroksida sebagai pentiter bertujuan untuk membasakan sisa asam klorida
yang bereaksi dengan ammonia, Akhir titrasi ditandai dengan perubahan
warna larutan dari merah muda menjadi bening kekuningan yang tidak
hilang setelah beberapa saat. hasil yang diperoleh dibawah ketentuan
persentase protein didalam kemasan yaitu 8%.
VII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, kadar protein total dapat
ditentukan dengan menggunakan metode titrasi netralisasi asam basa hasil
dari reaksi oksidasi dengan metode Kjeldahl. Dari perhitungan yang
dilakukan, didapatkan persentase protein pada sampel yaitu sebesar
1,429% yang dimana hasil tersebut jauh dibawah ketentuan pada kemasan
yaitu sebesar 8%.
DAFTAR PUSTAKA
Adelina S., (2015). Asam amino, peptide dan protein. Buku ajar biologi.fakultas
kedokteran
Afkar, Majral., Khairun Nisah, dan Halimatun Sa'diah. (2020). Analisis Kadar
Protein Pada Tepung Jagung, Tepung Ubi Kayu Dan Tepung Labu Kuning
Dengan Metode Kjedhal. Journal AMINA, Vol. 1 No. 3: 108-113.
Almatsier, Sunita (2012). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
Bakhtra, D.D.A., Rusdi., dan Mardiah, A. (2016). Penetapan Kadar Protein
dalam Telur Unggas melalui Analisis Nitrogen Menggunakan Metode
Kjeldahl. Jurnal Farmasi Higea
Buckle, K. A. et al. (2015). Ilmu Pangan. Jakarta : UI Press
Hidayati, Ervina Nur. (2013). Perbandingan Metode Destruksi pada Analisis Pb
dalam Rambut dengan AAS. Skripsi. Semarang : Universitas Negeri
Semarang.
Kalkwarf, Heidi J. et al. (2013). Milk intake during childhood and adolescence,
adult bone density, and osteoporotic fractures in US women. Jakarta :
UGC.
Khomsan, Ali. (2014). Susu Minuman Penjajah Bikin Sehat. Jakarta : Press.
Siswono, (2011). Kesadaran Masyarakat Akan Manfaat Susu Masih Kurang di
Konsumsi. Jakarta : Press.
Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi. (2013). Analisis Bahan Makanan dan
Pertanian. Liberty Yogyakarta : Yogyakarta.
Winarno, F. G. (2013). Pangan Gizi, Teknologi, dan Konsumen. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
Lembar Kontribusi
Nama (NPM) Penugasan
Devita Desria (10060322053) Teori Dasar, dan Daftar Pustaka
Nina Renata (10060322056) Data Pengamatan dan Kesimpulan
Alifah Malebina (10060322057) Pembahasan dan Daftar Pustaka
Wulandari Sri (10060322058) Tujuan, Alat, Bahan, Prosedur
Kerja dan Editting