Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan kami
semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan laporan mata kuliah Ilmu
Pengetahuan Bahan yang berjudul Laporan Praktikum Uji Keadaan Air Susu dapat selesai
seperti waktu yang telah kami rencanakan. Tersusunnya laporan ini tentunya tidak lepas dari
berbagai pihak yang telah memberikan bantuan materil dan moril, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu kami selaku penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1
2
untuk memenuhi salah satu tugas Ilmu Pengetahuan Bahan. Makalah ini membahas tentang
Praktikum Uji Keadaan Air Susu.
Tak ada gading yang tak retak, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari dosen pembimbing dan para
pembaca, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Tujuan
-
Mengetahui keadaan air susu dari segi warna, bau, rasa dan uji masak
Mengetahui kebersihan susu
Mengetahui apakah air susu termasuk dalam positif
1.2Latar Belakang
Air susu sangat diperlukan dalam produk pangan. Terutama dalam produk susu. Karena
air susu adalah bahan baku dari semua produk susu. Dipandang dari segi gizi, susu
merupakan makanan yang hampir sempurna, dimana susu mengandung protein, lemak,
vitamin, mineral dan laktosa (karbohidrat). Tidaklah sempurna suatu makanan tanpa adanya
susu. Sesuai dengan istilah pangan, Empat Sehat Lima Sempurna. Susu adalah suatu
sekresi yang komposisinya sangat berbeda dari komposisi darah yang merupakan asal susu.
Misalnya lemak susu, kasein, laktosa yang disintesa oleh alveoli dalam ambing, tidak
terdapat di tempat lain mana pun dalam tubuh sapi.
Di dalam air susu banyak sekali komponen-komponen penyusun diantaranya seperti
seperti laktosa, yang terdiri dari gabungan antara glukosa dan galaktosa. Air susu adalah salah
satu produk hasil pertanian yang mengandung nilai gizi yang cukup tinggi dan sangat luas
penggunaannya dalam bidang kehidupan. Susu merupakan larutan yang bersifat mudah larut
dalam air karena memiliki sifat hidrofil dan bila dilarutkan di dalam air yang memiliki suhu
yang cukup tinggi akan lebih cepat larut. Susu dapat merupakan sumber penyakit bagi
manusia apabila pengolahan terhadap susu tersebut tidak higienis. Sehingga diperlukan uji-uji
tertentu untuk mengetahui apakah susu tersebut layak untuk dikonsumsi. Salah satu cara yang
dilakukan untuk mengetahui mutu dari susu yaitu dengan uji warna, bau, rasa, masak,
penyaringan, alcohol.
1.3Rumusan Masalah
-
Bagaimana cara uji keadaan susu dari segi warna, bau, rasa, dan uji masak?
Bagaimana keadaan susu yang baik?
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Susu
Air susu adalah bahan pangan yang tersusun oleh zat-zat makanan dengan proporsi
seimbang. Air susu juga dapat dipandang sebagai bahan mentah yang mengandung
sumber zat-zat makanan yang penting. Penyusun utamanya adalah air, protein, lemak,
karbohidrat, mineral dan vitamin-vitamin (Adnan, 1984). Susu merupakan bahan pangan
yang bernilai tinggi karena hampir semua zat-zat makanan utama yang dibutuhkan
manusia terdapat dalam susu dalam keadaan seimbang, mudah dicerna dan diserap oleh
tubuh (Idris, 1992).
Susu dapat didefinisikan sebagai cairan berwarna putih yang diperoleh dari
pemerasan sapi atau hewan menyusui lainnya, tanpa mengurangi atau menambah dengan
bahan lainnya. Pada umumnya susu yang dikonsumsi sehari-hari adalah susu dari hasil
pemerahan sapi perah. Susu banyak mengandung zat gizi, diantaranya protein,
karbohidrat, lemak, dan vitamin dan beberapa mineral, susu yang normal mempunyai
sedikit rasa asin dan manis. Aroma susu sangat khas dengan bau sedikit amis. Aroma susu
akan hilang bila dibiarkan beberapa jam atau diaerasi (Hadiwiyoto, 1990). Sedangkan
menurut Winarno (1993), susu adalah cairan putih yang disekresi oleh kelenjar mamae
(ambing) pada binatang mamalia betina, untuk bahan makanan dan sumber gizi bagi
anaknya.
Susu juga dikenal sebagai bahan pangan yang mudah rusak oleh pertumbuhan dan
perkembangbiakan bakteri (Buckle, et al, 1987). Menurut Adnan (1984), air susu
mengandung unsur-unsur gizi yang sangat baik bagi pertumbuhan dan kesehatan.
Menurut Idris (1992), komposisi air susu yang sangat beragam disebabkan oleh beberapa
faktor seperti keturunan, jenis hewan, makanan (meliputi jumlah dan komposisi pakan
yang diberikan), iklim, waktu laktasi, prosedur pemerahan serta umur sapi.
Air susu merupakan campuran komplek dari karbohidrat (utamanya laktosa), lemak
protein, senyawa-senyawa organik dan garam serta garam anorganik yang terlarut dan
terdispersi dalam air . Komposisi susu yang banyak dipengaruhi oleh spesies binatang
penghasil susu, waktu pemerahan, variable musim, umur binatang, penyakit, pakan dan
factor-faktor lain seperti mikroorganisme (Buckle et. al.1987)
2.2Komposisi Susu
Menurut Syarief dan Halid (1993), bila ditinjau dari komposisi gizi, air susu
merupakan minuman bergizi tinggi, khususnya karena mengandung protein yang
bernilai tinggi serta mempunyai aroma spesifik khas susu. Komposisi susu terdiri dari
air (87,75 %), lemak (3,6 %), protein (3,4 %), karbohidrat (4,5 %), mineral (0,75 %).
Komposisi susu segar dan hasil olahannya dapat dilihat pada Tabel 1.
Lemak
3.75
0.05
4.85
Laktosa
4.95
3.30
Protein
3.40
0.720
Abu
0.74
12.65
Total solid
9.15
87.40
Air
90.19
Gula tebu
Sumber: World Food Programme (1983) dalam Syarief dan Halid, 1993
a. Air
Air merupakan komponen terbesar pada susu. Air merupakan tempat
terdispersinya komponen-komponen susu yang lain. Komponen-komponen
yang terdispersi secara molokuler (larut) adalah laktosa, garam-garam mineral
dan beberapa vitamin. Protein-protein kasein, laktosa globulin dan albumin
terdispersi secara kolonial sedangkan lemak merupakan emulsi.
b. Lemak
Lemak susu terbentuk dari globula-globula emulsi antara minyak dan air.
Diperkirakan tiap tetes susu mengandung seratus juta globula minyak. Lemak
tersusun dari trigliserida yang merupakan gabungan gliserol dan asam-asam
lemak. Lemak susu tersusun atas asam butirat, asam karporat, asam laurat,
asam miristat, asam stearat dan asam oleat (Idris, 1992).
c. Laktosa
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam susu, merupakan disakarida yang
terdiri dari glukosa dan galaktosa. Laktosa terdapat dalam fase larutan yang
sesungguhnya pada susu, sehingga mudah diasimilisasikan sebagai makanan
dengan proses hidrolisa menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase.
Laktosa tidak semanis gula tebu, daya larutnya 20% pada suhu kamar. Laktosa
mudah diragikan oleh bakteri asam laktat yang merupakan ciri khas susu yang
diasamkan (Buckle, et al, 1987).Laktosa (gula susu) menyebabkan air susu
berasa manis, laktosa adalah karbohidrat.
d. Protein
Air
88 g
Protein
3,2 g
Lemak
3,5 g
Karbohidrat
4,3 g
Kalsium (Ca)
143 mg
Fosfor (P)
60 mg
Besi (Fe)
1,7 mg
Vitamin B1
0,03 mg
Vitamin C
1 mg
Vitamin A
130 mg
2.3Pengujian Susu
a. Uji Warna
Ciri khas susu yang baik dan
normal adalah susu tersebut
terdiri dari konversi warna
kolostrum yang berwarna
kuning dengan warna air
susu yaitu putih, jadi susu
normal itu berwarna putih
kekuning-kuningan. Kriteria lainnya adalah jika berwarna biru maka susu telah
tercampur air, jika berwarna kuning maka susu mengandung karoten, dan jika
berwarna merah maka susu tercampur dengan darah (Yusuf 2010)
b. Uji Bau
Setelah susu dipanaskan dalam tabung reaksi, maka susu mengeluarkan aroma
yang spesifik dimana bau susu yang dipanaskan lebih tajam daripada susu yang
tidak dipanaskan. Dalam 100% susu terdapat 40 % kadar kemurnian warna susu
dan juga bau susu yang mencirikan untuk susu yang normal, selebihnya 60 %
untuk zat makanan sebagai pelengkap cita rasa yang terdapat di dalam susu
tersebut (Yusuf 2010).
c. Uji Rasa
Susu agak manis diakibatkan karena kandungan karbohidratnya yang cukup tinggi,
khususnya untuk golongan laktosa. Susu dari segi rasa mengandung susu yang
agak manis untuk dikatakan normal selebihnya banyak kelaianan di dalam susu
yang tidak bermanfaat bagi tubuh (Yusuf 2010).
d. Uji Masak
Uji masak merupakan uji kualitas susu dengan memasak susu atau mendidihkan
susu. Uji bernilai positif jika terdapat butir-butir protein kareana pH tinggi, susu
mulai pecah, terdapat kolostrum, dan dari susu sapi yang hampir kering.
Sudarwanto (2005) menyatakan bahwa beberapa jenis bakteri dapat melakukan
fermentasi pada susu sehingga merubah laktosa menjadi asam laktat sehingga susu
tersebut mengalami penggumpalan jika masih menyatu dan homogen maka susu
tersebut baik dan layak untuk dikonsumsi.
e. Uji Penyaringan
Penyaringan susu adalah uji kebersihan yang meliputi warna, bau, rasa, dan ada
tidaknya kotoran dalam susu dengan menggunakan kertas saring. Proses
penyaringan susu bertujuan memisahkan benda-benda pengotor susu yang terbawa
saat proses pemerahan. Penyaringan juga bertujuan untuk menghilangkan sebagian
leukosit dan bakteri yang dapat menyebabkan kerusakan susu selama
penyimpanan. Limbah yang dihasilkan berasal dari tumpahan bahan baku
(Soejoedono 2005).
f. Uji Alcohol
Uji alkohol dilakukan untuk mengetahui adanya susu yang rusak, apabila terdapat
butirbutir susu pada dinding tabung menunjukkan susu tersebut positif telah
rusak. Susu segar yang berkualitas baik tidak akan pecah atau menggumpal bila
dipanaskan atau dididihkan. Sebaliknya, susu yang bermutu jelek akan mengalami
penggumpalan bila dipanaskan. Hal itu terjadi karena adanya asam yang dihasilkan
oleh mikroba dari peruraian laktosa. Asam tersebut mengakibatkan protein susu
mudah mengalami denaturasi dan penggumpalan bila dilakukan pemanasan. Jadi,
susu yang telah banyak ditumbuhi mikroba akan menjadi asam dan mudah pecah
bila dipanaskan (Soriah 2010).
g. Uji Pemalsuan Dengan Air Beras / tajin
Pemalsuan yang sering dilakukan dengan cara menambah air,mengurangi
krim,menambah air dan skim milk,menambah air kelapa,air santan,air beras/air
tajin,dan menambah susu masak /susu kaleng. Perubahan susunan susu akibat
pemalsuan :
- BJ %Lemak % BK %BKTL Titik Beku
- Air Turun Turun Turun Tetap Naik
- Skim Milk Naik Turun Turun Turun Tetap
- Mengurangi Krim Naik Turun Turun Turun Tetap
- Mengurangi Krim dan Menambah Skim Turun,Tetap atau Naik Turun
Turun Turun Naik
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum uji keadaan air susu adalah :
-
Tabung reaksi
Gelas transparan
Pipet
Bunsen
Penjepit
Bahan yang digunakan dalam praktikum uji keadaan air susu adalah :
Alcohol 70%
Spirtus
Lugol
Susu yang normal bau susu, bila susu berbau busuk, karena penyakit mastitis
Bila susu berbau asam, susu telah membusuk
Bila susu berbau silage, bau lobak dan lain-lain tergantung dari macam pakan
yang dimakan oleh sapi.
c. Uji Rasa
-
d. Uji Masak
Diambil 10cc air susu masukkan dalam tabung reaksi lalu dipanasi sampai mendidih,
bila terdapat butir-butir air susu, maka dinyatakan positif, hal ini disebabkan :
a. Derajat asam tinggi, air susu sudah pecah
b. Mengandung colostrums
c. Penyakit Mastitis
e. Uji Penyaringan
- Saring satu
liter air susu
kertas saring susu
yang terbuat dari kapas
Haluskan
Ubidengan
ungumemakai
dan tambahkan
- Dapat dinilai apakah air susu itu bersih, sedang, kotor, atau kotor sekali
f. Uji Alcohol
- Ambil susu sebanyak 5cc
- Masukkan dalam tabung reaksi
- Lalu tambahkan alcohol 70% 5cc
BAB 4
PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Bau
Rasa
Masak
Penyaringan
Alcohol
Pemalsuan dengan air
beras/tajin (Kimiawi)
Warna
4.2Pembahasan DHP
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, dapat diperoleh data yaitu:
Warna susu kuning, yang berarti terdapat carotene (Pro-Vit A). Menurut Maheswari
(2004) warna susu yang normal adalah putih kekuningan. Warna putih disebabkan karena
refleksi sinar matahari dengan adanya butiran-butiran lemak, protein dan garam-garam
didalam susu. Warna kekuningan merupakan cerminan warna karoten dalam susu. Diluar
batas warna normal tersebut, kadang dijumpai susu berwarna kebiruan, kemerahan, atau
kehijauan. Warna kebiruan kemungkinan diakibatkan berkembangnya bakteri Bacillus
cyanogenes atau kemungkinan susu ditambahi air. Warna kemerahan sering disebabkan
adanya butir eritrosit atau hemoglobin akibat ternak yang diperah mengalami sakit,
khususnya mastitis. Adapun warna kehijauan kemungkinan merupakan refleksi
kandungan vitamin B kompleks yang relatif tinggi. Pengujian warna susu didapatkan
warna putih normal hal ini mengindikasikan bahwa susu baik untuk dikonsumsi.
Susu berbau normal sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas susu baik. Menurut
Lukman (2009) susu segar yang normal mempunyai bau yang khas terutama karena
adanya asam-asam lemak. Bau tersebut dapat mengalami perubahan, misalnya menjadi
asam karena adanya pertumbuhan mikroba didalam susu, atau bau lain yang
menyimpang akibat terserapnya senyawa bau dari sekeliling oleh lemak susu. Bau pakan
dan kotoran yang ada didekat wadah susu juga akan mudah mempengaruhi bau susu
tersebut.
Rasa susu yang telah dimasak adalah agak manis berarti kondisi susu dalam
keadaan baik. SNI (1998) melaporkan bahwa senyawa vanilin di dalam susu yang
terdegradasi menjadi asam vanilat dapat menyebabkan off-flavor selama penyimpanan.
Degradasi tersebut terkait erat dengan reaksi oksidatif dari enzim xanthine oksidase yang
secara intrinsik ada didalam susu. senyawa lain yang ikut berperan menentukan flavor
susu adalah beberapa senyawa phenol khususnya alkyl-phenol.
Kebersihan susu dapat diuji dengan cara penyaringan, berfungsi untuk melihat
kondisi susu bersih atau kotor. Pada percobaan yang dilakukan setelah susu disaring
ditemukan sedikit kotoran pada kertas saring. Partikel yang terlihat merupakan partikel
yang berukuran besar sehingga dapat dengan mudah terlihat oleh mata. Susu tersebut
dapat dikatakan kotor, karena adanya pengotor yang telah menyebabkan susu tersebut
terkontaminasi mikroba.
Prinsip dasar pada uji alkohol merupakan kestabilan sifat koloidal protein susu
tergantung pada selubung atau mantel air yang menyelimuti butir-butir protein terutama
kasein. Terdapat pada penambahan pertama 5 ml alkohol 70% ke dalam susu segar
setelah dihomogenkan tidak adanya butir-butir susu berarti hasilnya negatif atau kualitas
susu baik untuk dikonsumsi, tetapi setalah ditambahkan lagi 5 ml alkohol 70% dan
dihomogenkan kembali maka terlihat di dinding tabung reaksi terdapat butir-butir susu
berarti hasilnya positif. Menurut Sudarwanto (2005) susu terlihat positif pada
penambahan 10 ml alkohol 70%, yang menandakan kemungkinan susu yang positif pada
uji alkohol dapat disebabkan oleh susu mulai masam, terdapat kolustrum dan permulaan
adanya mastitis.
Susu tidak dipalsukan dengan air beras / air tajin karena ketika di teteskan dengan 4
tetes larutan lugol pada kertas penyaring, cairan menunjukkan warna hijau yang berarti
negatif.
4. Pada uji alcohol yang anda lakukan, apa hasil yang anda dapatkan?
Jawab : Terdapat butir butir susu yang berarti kualitas susu baik
5. Apa kesimpulan anda dari hasil praktikum ini?
Jawab : Uji kualitas susu secara kulitatif mengindikasikan bahwa susu tidak
dipalsukan dan tidak mengandung mikroba patogen yang dapat mengganggu kesehatan
konsumen. Kandungan mikroba dalam susu dapat diketahui melalui uji alkohol.Susu
dengan kualitas baik tidak menunjukkan reaksi positif terhadap alkohol. Uji kualitas susu
ini dapat juga menentukan bagus atau tidaknya manajemen pemerahan dari produsen
atau peternak.
BAB 5
PENUTUP
5.1Kesimpulan
Uji kualitas susu secara kulitatif mengindikasikan bahwa susu tidak dipalsukan dan tidak
mengandung mikroba patogen yang dapat mengganggu kesehatan konsumen. Kandungan
mikroba dalam susu dapat diketahui melalui uji alkohol.Susu dengan kualitas baik tidak
menunjukkan reaksi positif terhadap alkohol. Uji kualitas susu ini dapat juga menentukan
bagus atau tidaknya manajemen pemerahan dari produsen atau peternak.
5.2Saran
Dalam melakukan pengamatan sebaiknya dilakukan dengan lebih teliti agar mendapatkan
hasil yang sesuai dan valid.
DAFTAR PUSTAKA
Oktober 2015)
Eri Rinaldi, Uji Mutu dan Pemalsuan Susu, http://www.scribd.com/doc/52496999/ujimutu-dan-pemalsuan-susu (diakses pada 30 Desember 2015)
Yudha Endra, Uji Kualitas Susu, http://yudhaendrap.blogspot.co.id/2014/06/uji-kualitassusu.html (diakses pada 30 Desember 2015)
SNI [Standar Nasional Indonesia]. 1998. Standar Mutu Susu Segar No. 01-3141-1998.
Jakarta: Departemen Pertanian.