Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM I

FISIOLOGI MIKROBA

“Uji VP Pada Biakan Bakteri Klebsiella sp. dan E. coli”

OLEH

Nama : Angelina Y. Ila Tha

NIM : 1806050017

Kelas/Semester : A / IV

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020
I. Judul Praktikum
Praktikum yang dilakukan berjudul “Uji VP Pada Biakan Bakteri Klebsiella sp.
dan E. coli”.

II. Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum ini dilakukan adalah untuk mengetahui kemampuan bakteri
Klebsiella sp. dan E. coli dalam membentuk asetil metil karbonil (asetoin) dari hasil
fermentasi glukosa.

III. Dasar Teori

Sel-sel bakteri seperti halnya sel semua organisme hidup, umumnya melakukan
aktivitas kehidupan untuk kelangsungan hidupnya. Semua sel membutuhkan suatu
sumber energi. Walaupun sangat beraneka ragam jenis substansi yang berperan
sebagai sumber energi bagi mikroorganisme, namun terdapat pola dasar metabolisme
yang sangat sederhana yaitu terjadi perubahan dari satu bentuk energi yang kompleks
menjadi bentuk energi yang lebih sederhana, sehingga dapat masuk ke dalam
rangkaian metabolik. Bakteri dapat mengubah zat kimia dan energi radiasi kebentuk
yang berguna untuk kehidupannya melalui proses respirasi, fermentasi dan
fotosintesis.

Fermentasi adalah proses pembebasan energi tanpa oksigen. Ciri-ciri dari


fermentasi adalah:

1. Terjadi pada organisme yang tidak membutuhkan oksigen bebas.


2. Tidak terjadi penyaluran elektron ke siklus krebs dan transpor elektron.
3. Energi (ATP) yang terbentuk lebih sedikit jika dibandingkan dengan respirasi
aerob yaitu 2 molekul ATP setiap mol glukosa.
4. Jalur yang ditempuh ialah glikolisis dan pembentukan alkohol (fermentasi
alkohol) dan pembentukan asam laktat.
5. Menghasilkan produk berupa asam-asam organik, alkohol dan gas.
6. Organisme anaerobik juga menghasilkan energi, yaitu melalui reaksi-reaksi
yang disebut fermentasi yang menggunakan bahan organik sebagai donor dan
akseptor elektron. Bakteri anaerobik fakultatif dan bakteri anaerobik obligat
menggunakan berbagai macam fermentasi untuk menghasilkan energi.
Tergantung pada tipe mikroorganismenya asam piruvat (CH 3COCOOH)
dimetabolisme lebih lanjut untuk menghasilkan produk akhir fermentasi yang juga
beragam. Fermentasi ini bersifat khusus yang artinya hanya terdapat pada bakteri
tertentu saja, yang mempunyai enzim fermentasi.
TIPE FERMENTASI ORGANISME PRODUK AKHIR
Streptococcus
Asam Laktat Asam laktat
Lactobacillus, Bacillus
Etanol, asam formit,
Butanodiol Enterobacter
butanodiol, aseton
Alkoholik Sacharomyces Ethanol, CO2
Etanol, Asam
Asam suksinat Escherichia, Salmonella
suksinat, asam asetat
Asam propionate,
Asam propionate Pripionibacterium
asam asetat, CO2, H2
Asam butirat,
butanol, aseton,
Asam butirat Clostridium
isopropyl alcohol,
CO2
Uji biokimia merupakan salah uji yang digunakan untuk menentukan spesies
kuman yang tidak diketahui sebelumnya. Setiap kuman memiliki sifat biokimia yang
berbeda sehingga tahapan uji biokimia ini sangat membantu proses identifikasi.
Setelah sampel diinokulasikan pada media differensial atau selektif, kemudian koloni
kuman diinokulasikan pada media uji biokimia. Ada 12 jenis uji yang sering
digunakan dalam uji biokimia walaupun sebenarnya masih banyak lagi media yang
dapat digunakan (Adam, 2001).

Uji biokimia bakteri  merupakan suatu cara atau perlakuan yang dilakukan untuk
mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi melalui
sifat – sifat fisiologinya. Proses biokimia erat kaitannya dengan metabolisme sel,
yakni selama reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel yang menghasilkan energi
maupun yang menggunakanenergi untuk sintesis komponen – komponen sel dan
untuk kegiatan selular,seperti pergerakan. Suatu bakteri tidak dapat dideterminasi
hanya berdasarkan sifat – sifat morfologinya saja, sehingga perlu diteliti sifat – sifat
biokimia dan faktor!faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya. Ciri fisiologi
ataupun biokimia merupakan kriteria yang amat penting di dalam identifikasi
spesimen bakteri yang tidak dikenal karena secara morfologis biakan ataupun sel
bakteri yang berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil pegamatan fisiologis yang
memadai mengenai kandungan organik yang diperiksa maka penentuan spesiesnya
tidak mungkin dilakukan. Karakterisasi dan klasikasi sebagian mikroorganisme
seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik maupun biokimia. Mikroorganisme
dapat tumbuh pada beberapa tipe media yang memproduksi tipe metabolit yang dapat
dideteksi dengan reaksi antara mikroorganisme dengan reagen test yang dapat
menghasilkan perubahan warna reagen (Cowan, 2004).

Uji Voges Proskauer ditujukan untuk mengevaluasi kemampuan organisme


menghasilkan substansi non asam atau produk akhir netral seperti asetil metil
karbonil dari asam organic sebagai hasil metabolisme glukosa.

Asetil Metil Karbonil, juga dikenal sebagai 3-


hidroksibutanon atau Asetoin, dengan rumus molekul
C4H8O2, cairan tidak berwarna atau kuning pucat hingga
kuning kehijau-hijauan. Asetoin adalah molekul kiral. Bentuk
yang dihasilkan oleh bakteri adalah (R)-asetoin.

IV. Alat dan Bahan


a. Alat
 Tabung reaksi
 Pipet tetes
 Cawan petri
 Jarum loop
 Bunsen
 Gelas ukur
 Autoklaf
 Korek api
 Laminar Air Flow (LAF)
 Mikroskop

b. Bahan
 Biakan bakteri Klebsiella sp.
 Biakan bakteri E. coli
 Media cair MR-VP
 Larutan Barrit’s A (α-naphtol) 5%
 Larutan Barrit’s B (KOH) 40%
 Alkohol

V. Prosedur Kerja
1. Alat dan bahan yang akan digunakan dicuci dan disterilisasi dengan autoklaf.

2. Media cair MR-VP dibiarkan menyeimbangkan dengan suhu kamar.


3. Media cair MR-VP dipisahkan ke dalam 2 tabung reaksi yang berbeda masing-
masing 2,5 mL media cair MR-VP.
4. Biakan bakteri Klebsiella sp. diambil dan diinokulasikan pada tabung 1 selama 48
jam.
5. Biakan bakteri E. coli. diambil dan diinokulasikan pada tabung 2 selama 48 jam.
6. Setelah diinokulasi selama 48 jam, masing – masing tabung ditetesi dengan 10
tetes larutan Barrits’s A (α-naphtol) 5% dan ditambahkan juga 10 tetes Larutan
Barrit’s B (KOH) 40%.
7. Kedua tabung digojok perlahan selama ± 1 menit.
8. Kedua tabung dibiarkan tetap tidak terganggu selama 10-15 menit.
9. Perubahan pada kedua tabung diamati dan dicatat.

VI. Hasil Pengamatan

Perubahan Yang Terjadi


Tabung 1 Terbentuk warna merah muda di permukaan media
Tabung 2 Tidak terjadi perubahan warna pada media

VII. Pembahasan

Percobaan yang kita lakukan merupakan percobaan biokimia-fisiologi bakteri.


Pada percobaan ini dilakukan uji VP untuk mengetahui kemampuan suatu bakteri
dalam menghasilkan asetoin dari hasil fermentasi glukosa. Uji VP ini adalah satu dari
sekian banyak jenis uji bakteri.

Pada awal percobaan, dimulai dengan persiapan seluruh alat dan bahan yang akan
digunakan serta melakukan proses sterilisasi alat-alat tersebut. Sterilisasi ini bertujuan
agar alat-alat yang akan digunakan bersifat klinis, bebas dari kontaminan sehingga
memudahkan percobaan yang erat kaitannya dengan bakteri. Kemudian dilanjutkan
dengan adanya media MR-VP yang disiapkan sebagai media dalam percobaan ini.
Dalam percobaan ini, media MR-VP beserta biakan kultur bakteri Klebsiella sp. dan
biakan bakteri E. coli yang digunakan merupakan media instan yang sudah dibeli jadi,
sehingga mempercepat perlakuan dan percobaan.

Media cair MR-VP dipisahkan ke 2 tabung berbeda untuk dilakukan perlakuan


yang sama namun dengan 2 jenis bakteri berbeda. pada percobaan-percobaan
terdahulu, media cair ini digunakan untuk 2 uji berbeda, yaitu uji MR dan uji VP.
Namun kali ini percobaan hanya memfokuskan pada uji VP saja. Biakan bakteri
Klebsiella sp. dan biakan bakteri E. coli diinokulasikan di 2 tabung reaksi media MR-
VP yang berbeda. Inokulasi itu sendiri merupakan proses pemindahan bakteri dari
medium yang lama ke medium yang baru. Hal ini dilakukan untuk melihat respon
bakteri dengan reagen yang akan digunakan. Media yang sudah dilakukan inokulasi
kemudian disimpan di dalam Laminar Air Flow (LAF) untuk menjaga kesterilan
media.

Untuk uji VP ini sendiri, digunakan 2 reagen berbeda yaitu larutan Barrits’s A (α-
naphtol) 5% dan larutan Barrit’s B (KOH) 40%. Setelah penambahan reagen, tabung
dikocok untuk membantu menyediakan oksigen untuk mempercepat terjadinya
homogenisasi dan pembentukan warna akibat penambahan reagen. Dengan adanya
penambahan KOH 40%, keberadaan asetoin ditunjukkan dengan perubahan warna
medium menjadi merah, dan perubahan ini makin jelas dengan penambahan α-
naphtol beberapa tetes. Uji VP ini sebenarnya merupakan uji tidak langsung untuk
mengetahui adanya 2,3 butanadiol. Karena uji ini lebih dulu menentukan asetoin, dan
seperti yang kita ketahui bahwa asetoin adalah senyawa pemula dalam sintesis 2,3
butanadiol, sehingga dapat dipastikan bahwa dengan adanya asetoin dalam media
berarti menunjukkan adanya produk 2,3 butanadiol sebagai hasil fermentasi glukosa.

Gambar 1. Reaksi antara asetoin dengan α-naphtol dan KOH sehingga terbentuk
diasetil. Dengan adanya guanidine akan menyebabkan terbentuknya warna merah.

Gambar 2. Hidrolisis glukosa menjadi butanediol dan diasetil dengan hasil antara
asetoin (Leboffe dan Pierce, 2011).
Pada pengamatan yang dilakukan, pada 2 tabung berbeda yang berisi bakteri
Klebsiella dan E. coli, diperoleh hasil yang berbeda pula. Pada tabung 1 hasil
inokulasi bakteri Klebsiella terbentuk warna merah muda di permukaan media.
Berdasarkan teori dan penjelasan di atas, jika terbentuk warna merah muda di
permukaan media maka dapat diindikasikan bahwa media tersebut menghasilkan
asetoin. Hal ini dibuktikan dengan jenis bakteri Klebsiella yang merupakan bakteri
fermentasi butanadiol. Asetoin yang ditunjukkan dengan terbentuknya perubahan
warna merah muda merupakan senyawa antara untuk membentuk btanadiol itu
sendiri.

Pada tabung 2 hasil inokulasi bakteri E. coli diperoleh hasil tidak terjadi
perubahan warna atau tetap. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri E. coli tidak
menghasilkan asetoin dalam fermentasinya. Pernyataan ini dibuktikan dengan jenis E.
coli itu sendiri yang merupakan bakteri fermentasi asam suksinat. Karena zat yang
dihasilkan pada proses fermentasi adalah asam, maka tidak terbentu perubahan warna
merah muda kerena asetoin itu sendiri bersifat netral. Uji asam pada E. coli disebut
uji MR, yang sering dilakukan bersama dengan Uji VP, dengan jenis reagen berupa
metil merah. Namun percobaan ini hanya membatasi pada uji VP saja sehingga hasil
uji VP pada E. coli adalah negatif.

Klebsiella adalah genus bakteri berbentuk batang Gram-negatif , oksidase-


negatif dengan kapsul berbasis polisakarida yang menonjol.
Spesies Klebsiella ditemukan di mana-mana di alam. Hal ini diduga disebabkan oleh
subline yang berbeda yang mengembangkan adaptasi niche spesifik, dengan adaptasi
biokimia terkait yang membuatnya lebih cocok untuk lingkungan tertentu. Mereka
dapat ditemukan di air, tanah, tanaman, serangga dan hewan lain termasuk manusia.

Klebsiella menyebabkan infeksi yang luas pada manusia seperti pneumonia,


infeksi saluran kemih dan infeksi sepsis nosokomial (Ashton, 2013).
Selain Klebsiella spp tertentu. ditemukan sebagai patogen manusia, yang lain
seperti K. variicola telah diidentifikasi sebagai patogen yang muncul pada manusia
dan hewan. Misalnya, K. variicola telah diidentifikasi sebagai salah satu penyebab
mastitis bovine.

Dalam sistem tanaman, Klebsiella dapat ditemukan di berbagai tanaman inang. K.


pneumoniae dan K. oxytoca mampu memperbaiki nitrogen atmosfer menjadi bentuk
yang dapat digunakan oleh tanaman, sehingga disebut pengikat nitrogen asosiatif
atau diazotrof .  Bakteri menempel kuat pada rambut akar dan kurang kuat pada
permukaan zona pemanjangan dan lendir tutup akar. Mereka adalah bakteri yang
menarik dalam konteks pertanian, karena kemampuan mereka untuk meningkatkan
hasil panen dalam kondisi pertanian. Jumlah mereka yang tinggi dalam tanaman
dianggap setidaknya sebagian disebabkan oleh kurangnya flagel, karena flagella
diketahui menyebabkan pertahanan tanaman. Selain itu, K. variicola diketahui
berasosiasi dengan sejumlah tanaman berbeda termasuk pohon pisang, tebu dan telah
diisolasi dari kebun jamur semut pemotong daun.

Escherichia coli (biasa disingkat E. coli) adalah salah satu


jenis spesies bakteri Gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan
oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia.
Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa dapat mengakibatkan
keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu diare berdarah
karena eksotoksin yang dihasilkan bernama verotoksin. E. coli yang tidak berbahaya
dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan
mencegah bakteri lain di dalam usus.

E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa digunakan


sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk
dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam
penanganannya.

VIII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa bakteri
Klebsiella sp. mampu membentuk asetil metil karbonil (asetoin) dari hasil fermentasi
glukosa sedangkan bakteri E. coli tidak dapat membentuk asetoin melainkan
membentuk produk asam dari hasil fermentasi glukosa.

IX. Daftar Pustaka

Antriana, Nur. 2014. ISOLASI BAKTERI ASAL SALURAN PENCERNAAN


RAYAP PEKERJA (Macrotermes spp.).Volume 16. Hal. 18-28

Ashton Acton, Q. 2013. Klebsiella: New Insights for the Healthcare Professional:
2013 Edition. Georgia : Scholarly Edition.
Darmawati, Sri. Monograp: Sistematika Polifasik untuk Deteksi
Keanekaragaman Genetik Salmonella typhi. Ar-ruzz media

http://repository.upi.edu/4382/6/S_BIO_0700203_Chapter3.pdf. Diakses tanggal 2


Mei pukul 12.17 WITA
http://ripanimusyaffalab.blogspot.com/2018/12/uji-mr-dan-vp-perbenihan-
bakteri.html. Diakses tanggal 2 Mei 2020 pukul 11.10 WITA
https://media.neliti.com/media/publications/174791-ID-isolasi-dan-uji-sensitivitas-
merkuri-pad.pdf. Diakses tanggal 4 Mei pukul 20.31 WITA
https://www.academia.edu/9584762/AKTIVITAS_BIOKIMIA_MIKROORGANIS
ME. Diakses tanggal 4 Mei 2020 pukul 22.39 WITA

Anda mungkin juga menyukai