OLEH
KELOMPOK 3
KUPANG
2021
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Simpulan..........................................................................................................................7
3.2 Saran................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................8
BAB 1
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1. Kawin alami
Perkawinan secara alami adalah perkawinan ayam jantan dengan induk
betina Di mana keduanya telah matang organ reproduksinya perkawinan
dilakukan dengan cara ayam menaiki tubuh induk betina dan memasuki
spermanya ke dalam vagina induk betina perkawinan ini dilakukan tanpa ada
campur tangan manusia karena biasanya saat induk betina sudah mulai siap kawin
akan menunjukkan tingkah laku yang dapat mengundang ayam pejantan untuk
segera mengawininya
3. Kawin suntik
Kawin suntik atau kawin IB yaitu perkawinan dengan pengambilan semen
dan disuntikkan ke beberapa betina untuk memperoleh DOC yang berkualitas
dalam jumlah banyak, seragam dan dalam waktu yang singkat. Keberhasilan cara
ini juga menjadi terobosan baru.
Aktivitas Pengganti
Mengalihkan dorongan seksual. Dilakukan bila pinangan tidak ada
tanggapan, jantan mematuk-matuk batu atau mengais sampai memanggil
betina. Jika tetap tidak ada tanggapan betina akan dikejar.
Penegakkan Bulu Leher Pejantan meninggikan bulu, bulu ditegakkan,
Gerakan Ekor. Ekor si jantan digerakkan dengan cepat dalam arah
horizontal.
Gerakan Kepala. Kepala dimiringkan kemudian digerakkan membuat satu
lingkaran.
Penyisiran Bulu. Menggosok-gosokkan kepala pada sayapnya.
Hentakan Kaki. Jantan berlari dengan kaki dibengkokkan, sayapnya
direndahkan, sehingga menyentuh tanah, leher dipendekkan, biasanya
dilakukan sebelum jantan mengejar betina.
Gerakan Abnormal. Pejantan mengitari betina sambil mengawasinya
dengan saksama lalu pejantan mendekati betina dari belakang lalu
mematuk kepala/leher betina sambil mengepakkan sayapnya dengan cepat.
b. Sapi Limousin Dan Simmental Jantan
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari pembahasan diatas , dapat disimpulkan bahwa setiap hewan memiliki pola
dan perilaku reproduksi yang berbeda – beda. Namun secara umum, perilaku reproduksi
setiap hewan akan berpatokan pada proses pendekatan dengan betina, kemudian jika
terjadi kecocokan akan berlanjut pada mencumbu dan kemudian melakukan perkawinan.
Dari kesemua tingkah laku tersebut, ternyata ada juga faktor yang mempengaruhi seperti
aktivitas hormone dalam tubuh hewan terutama hewan jantan dalam meningkatkan
libido, juga adanya faktor lingkungan berupa gangguan hewan lain yang berada disekitar
maupun dari ketidakcocokan betina terhadap hewan jantan itu sendiri.
3.2 Saran
Penulis memberikan saran kepada mahasiwa agar semakin mengeksplore
pengetahuan lebih mendalam lagi mengenai tingkah laku reproduksi, terutama untuk
hewan-hewan laut karena masih adanya kesulitan pengamatan hewan-hewan air.
DAFTAR PUSTAKA
Hardiyanti, Hala, Y., Tenriawaru, E.P. 2015. Identifikasi Pola Perilaku Pada Semut Jepang
Dewasa. Jurnal Bionature. 16 (2) : 63-68
Hutt, F.B. 1949. Genetic of the Fowl, Mc-Grow-Hill Book Company Inc, New York,
Toronto, London.
Mansjoer SS. 1985. Pengkajian sifat-sifat produksi ayam kampung serta persilangannya
denga ayam Rhode Island Red [disertasi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Fakultas
Pascasarjana.
Mansjoer, I, S.S., Waluyo. S. P dan Priyono. 1993. Perkembangan berbagai jenis ayam asli
Indonesia. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Masyud, B. 2007. Pola Reproduksi Burung Tekukur (Streptopelia chinensis) Dan Puter
(Streptopelia Risoria) Di Penangkaran . Media Konservasi. XII (2) : 80-88
Nareswari, N. D, dkk. 2017. Tingkah Laku Reproduksi Merak Hijau (Pavo muticus) Pada
Umur Yang Berbeda Di UD. Tawang Arum Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun.
Jurnal Sain Peternakan Indonesia. 12 (1) : 94-101
National geographic. 2017. Seks dan Lendir dalam Dunia Aneh Siput.
https://nationalgeographic.grid.id/read/13308073/seks-dan-lendir-dalam-dunia-aneh-siput?
page=all. Diakses pada tanggal 02 Maret 2020.
Nugroho, A.A., dkk. 2020. Studi Pola Interaksi Perilaku Jangkrik (Gryllus bimaculatus )
Jantan Dan Betina. Florea : Jurnal Biologi dan Pembelajarannya. 7 (1) : 41-47
Nursastri Sri. 2019. Punya 2 Kelamin Sekaligus, Bagaimana Siput Kawin
https://sains.kompas.com/read/2019/11/29/200400223/kamasutra-satwa--punya-2-kelamin-
sekaligus-bagaimana-siput-kawin-. Diakses pada tanggal 02 Maret 2020.
Putranto, H.D. 2010. Variasi Tingkah Laku Reproduksi Rusa Sambar pada Manajemen
Pemeliharaan Intensif di Habitat Ex Situ. Jurnal Sain Peternakan Indonesia. 5 (2) : 129-134
Salim, M. A. 2017. Evaluasi Tingkah Laku Sexual Kambing Kacang Jantan di Unit
Pemukiman Transmigrasi (UPT) Desa Bina Gara Kabupaten Halmahera Timur. Agripet. 17
(1) : 7-14
Takandjadji, M, Kayat, Njurumana G. ND. 2010. Perilaku Burung Bayan Sumba (Eclectus
Roratus Cornelia Bonaparte) Di Penangkaran Hambala, Sumba Timur, Nusa Tenggara
Timur. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. II (4) : 357-369