BIOLOGI DASAR
KELOMPOK 6
Kelas: Biologi E
Nama / NIM:
Ade Ulfa Nugroho / 14308144006
Landak mini adalah salah satu hewan peliharaan yang populer karena bentuknya yang
lucu dan kecil serta mudah di dapat. Landak mini yang mulai menjadi lirikan para pecinta
hewan membuat sebagian pemeliharanya ingin mengembang biakkan hewan ini.
Permasalahan perkembang biakan landak mini muncul ketika landak mini akan kawin yaitu
ciri- ciri landak mini yang sudah siap kawin dan seperti apa perilakunya sebelum kawin. Ciri-
ciri lakndak mini yang kan kawin akan menentukan keberhasilan dari perkawinan tersebut
sehingga apabila perkawinan terjadi pada saat yang tepat sesuai ciri –ciri perilaku nya jumlah
keberhasilan perkawinan dan jumlah anakan akan maximal dan mendorong pertumbuhan
jumlah landak sebagai permintaan pasar akan kebutuhan hewan peliharaan. Sehingga para
peternak hewan landak mini akan mengalami keuntungan .
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui ciri-ciri perilaku yang tepat saat akan mengawinkan landak
mini.
2. Mengetahui perilaku yang di lakukan landak saat akan kawin
3. Meningkatkan keberhasilan pengawinan landak mini
C. Rumusan masalah
1. Bagaimana perilaku landak mini saat akan kawin.
2. Apakah landak mini mengeluarkan suara suara tertentu saat akan kawin
3. Apa saja tindakan (perilaku )yang di lakukan oleh landak mini saat akan kawin.
D. Hipotesis
Hipotesis saya mengenai perilaku landak mini yang akan kawin adalah umur akan
mempengaruhi kesiapan dari landak mini yang akan kawin. Landak mini yang siap kawin
akan menunjukan perilaku yang tidak biasa seperti makan lebih banyak dan pada janan akan
mengeluarkan suara- suara saat berada di dekat betina, untuk menarik perhatian betina agar
mau di kawini oleh jantan dan betina akan menolak pada awalnya. Bulu landak mini akan
berdiri saat akan kawin ( pada betina) . landak mini jantan akan terus mengikuti betina dari
belakang sambil mengendus – endus. Saat betina mulai terbiasa dan sudah siap kawin maka
akan terjadi perkawinan. Pada landak yang barubertemu jantan kan menggigit gigit bulu
landak betina dan mngeluarkan semacam busa lalu menjilatkan busa itu ketubuhnya sebagai
penanda.
E. Dasar Teori
Mamalia
Karakteristik mamalia
Sebagian besar mamalia melahirkan keturunannya, tapi ada beberapa mamalia yang
tergolong ke dalam monotremata yang bertelur. Kelahiran juga terjadi pada banyak spesies
non-mamalia, seperti pada ikan guppy dan hiu martil; karenanya melahirkan bukan dianggap
sebagai ciri khusus mamalia. Demikian juga dengan sifat endotermik yang juga dimiliki oleh
burung. Monotremata tidak memilki puting susu, namun tetap memiliki kelenjar susu.
Artinya, monotremata memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kelas Mamalia. Perlu
diketahui bahwa taksonomi yang sering digunakan belakangan ini sering menekankan pada
kesamaan nenek moyang; diagnosa karakteristik sangat berguna dalam identifikasi asal usul
suatu makhluk. Jika ada salah satu anggota Cetacea ternyata tidak memiliki karakteristik
mamalia, maka ia akan tetap dianggap sebagai mamalia karena nenek moyangnya sama
dengan mamalia lainnya. Mamalia memiiki 3 tulang pendengaran dalam setiap telinga dan 1
tulang (dentari) di setiap sisi rahang bawah. Vertebrata lain yang memiliki telinga hanya
memiliki 1 tulang pendengaran (yaitu, stapes) dalam setiap telinga dan paling tidak 3 tulang
lain di setiap sisi rahang. Mamalia memliki integumen yang terdiri dari 3 lapisan: paling luar
adalah epidermis, yang tengah adalah dermis, dan paling dalam adalah hipodermis.
Siklus reproduksi adalah serangkaian kegiatan biologi kelamin yang berlangsung secara
periodik hingga terlahir generasi baru dari suatu makhluk hidup. Dua jenis siklus yang
berbeda ditemukan pada mamalia betina. Manusia dan banyak primata lain mempunyai siklus
menstruasi (menstrual cycle), sementara mamalia lain mempunyai siklus estrus (estrous
cycle). Pada kedua kasus itu, ovulasi terjadi pada suatu waktu dalam siklus itu setelah
endometrium mulai menebal dan teraliri banyak darah, karena menyiapkan uterus untuk
kemungkinan implantasi embrio. Pada siklus menstruasi, endometrium akan meluruh dari
uterus melalui serviks dan vagina dalam pendarahan yang disebut sebagai menstruasi. Pada
siklus estrus, endometrium diserap kembali oleh uterus, dan tidak terjadi pendarahan yang
banyak (Campbell, 2002: h.162).
Pada mammalia priodisitas yang terdapat pada ovarium, dibarengi oleh perubahan-
perubahan yang periodik pula pada uterus dan vagina. Rangkaian kejadian-kejadian yang
berhubungan dengan persiapan uterus untuk penerimaan dan penanaman ovum, disebut siklus
estrus. Perubahan-perubahan tersebut tadi pertam-tama karena disebabkan hormon
gonadotrop dan hipofise, yaitu FSH (Folicle Stimulating Hormone).
Pada betina, pola sekresi hormon dan berbagai peristiwa reproduktif yang diatur oleh
hormon terjadi secara bersiklus. Sangat berbeda dari pola jantan. Sementara jantan
menghasilkan sperma secara kontinu, betina membebaskan hanya satu atau beberapa telur
sperma selama setiap satu siklus. Pengontrolan siklus betina sangat kompleks (Campbell,
2002).
Alat dan Bahan
Alat
1. Kotak (30x 60 cm)atau kardus
2. Sebuk gergaji
3. Tempat makan dan minum
Bahan
1. Landak mini jantan
2. Landak ini betina
Variabel
Bebas
Terikat
1. Jumlak makanan
2. Jenis makanan
3. Minuman
4. Jumlah minuman
5. Cahaya
6. Waktu pencampuran jantan dengan betina (2 jam)
Cara Kerja
Tabulasi Data
Jantan
Tidak
Menggigit Jantan
Betina Mandi
tidak
Busa / Jantan
ludah
Betina Mandi
Tidak
Membuntut Jantan
i
betina Mandi
tidak
Kawin Jantan
dan
betina