Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PELAKSANAAN

Biologi Umum

AKURASI DATA KELAHIRAN TERNAK

Disusun Oleh:

KELOMPOK IV

Nurtri Pasaribu 4223341045

Nurul Hikmah Panggabean 4222141003

Wila Nurlisa Putri 4222441003

Raju Depa Kaliwana 4223341029

Dosen Pengampu: Dra. Mariaty Sipayung, M.Si

Asisten Laboratorium: 1. Cindy Vini Christin 4193141041

2. Pitta Uli Situmorang 4191141031

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

1.1 Tujuan...........................................................................................................................
1.2 Landasan Teori............................................................................................................

BAB II ISI...........................................................................................................................

2.1 Alat dan Bahan............................................................................................................

2.2 Prosedur Kerja............................................................................................................

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................

3.1 Tabel Hasil Pengamatan.............................................................................................

3.2 Pembahasan.................................................................................................................

BAB IV PENUTUP............................................................................................................

4.1 Kesimpulan...................................................................................................................

LAMPIRAN.......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
1. Mengetahui ciri-ciri kambing yang mengalami kebuntingan
2. Mengetahui ciri-ciri bangsa kambing yang diamati

1.2 Landasan Teori


Petemakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan pemeliharaan hewan ternak untuk
mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut. Hewan yang banyak diternakkan di
antaranya sapi, ayam, kambing, domba,dan babi. Hasil peternakan diantaranya daging, susu,
dan telur. Hal-hal yang termasuk kegiatan beternak
di antaranya pemberian makanan, pemuliaan atau pengembangbiakan untuk mencari sifat-
sifat unggul, pemeliharaan, penjagaan kesahatan dan pemanfaatan hasil. Peternakan dapat
dibedakan menjadi peternakan
ekstensif atau intensif, dan terdapat juga peternakan semi intensif yang menggabungkan
keduanya. Dalam peternakan ekstensif, hewan dibiarkan berkeliaran dan mencari makan
sendiri, kadang di lahan yang luas, dan kadang dengan pengawasan agar tidak dimangsa.
Dalam peternakan intensif, terutama peternakan pabrik yang umum di negara-negara maju,
hewan dikandangkan dalam gedung berkepadatan tinggi, makanannya dibawa dari luar, dan
hidupnya diatur agar memiliki produksi dan efisiensi tinggi.
Kebuntingan adalah keadaan dimana fetus sedang berkembang didalam uterus seekor
hewan betina. Sebelum terjadi kebuntingan pada temak didahului dengan adanya proses
feertilisasi. Fertilisasi terjadi apabila ada proses perkawinan ternak jantan dan ternak betina
yang sudah pubertas. Setelah berakhirnya proses kebuntingan pada peiode akan diakhiri
dengan proses kelahiran.
Kelahiran adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus melalui vagina ke dunia luar. Dari tinjauan psikis, terdapat perubahan-perubahan yang
nampak menggiring mamalia yang akan mengalami persalinan. Keadaan psikis yang
berubah-ubah tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi hormonal. Pada beberapa proses
kelahiran mengalami kesulitan melahirkan dan harus dilakukan pertolongan kelahiran.
Pertolongan kelahiran perlu dilakukan pada ternak yang mengalami kesulitan dalam hal
melahirkan. Kesulitan melahirkan bisa berasal secara genetik ataupun keadaan lingkungan
yang tidak mendukung. Pertolongan kelahiran bertujuan untuk menyelamatkan
fetus dan induknya.
Ternak kambing atau sering juga dikenal sebagai ternak ruminansia kecil, merupakan
ternak herbivora yang sangat popular di kalangan petani di Indonesia, selain ternak kambing
ini mudah dipelihara, ternak kambing ini dapat memanfaatkan limbah dan hasil ikutan
pertanian dan industri, mudah dikembangbiakkan, dan pasarnya selalu tersedia setiap saat
serta tidak memerlukan modal yang relatif tinggi untuk pengembangannya. Kemampuan
ternak kambing ini untuk memanfaatkan hijauan sabagai bahan pakan utama menjadi daging,
menempatkan ternak kambing sebagai bagian yang cukup penting artinya perekonomian
nasional pada umumnya maupun kesejahteraan keluarga petani dipedesaan pada khususnya
(Hermawan, 2009). Pemeliharaan kambing lebih mudah dilakukan daripada ternak
ruminansia besar lainnya, kambing cepat berkembangbiak dan pertumbuhan anaknya juga
tergolong cepat, menurut (Sarwono, 2010), nilai ekonomi, sosial, dan budaya kambing
sangat nyata, dijelasakan lebih lanjut besarnya nilai sumber beternak daya bagi pendapatan
keluarga petani bisa mencapai 14-25 % dari total 1 cupul pendapatan.
BAB II
ISI
2.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Pulpen
2. Kertas
3. Kamera
4. Handphone

2.2 Prosedur Kerja


1. Carilah peternakan yang ada di sekitar tempat tinggal peneliti.
2. Pada data pengamatan register induk, isi lah kolom nama pemilik pertenakan,
alamat peternak, nomor telinga/badan, jenis ternak (sapi / kambing / dll), asal
ternak (lokasi ternak tersebut diambil), bangsa (jenis ternak tersebut termasuk
kedalam bangsa, mis : Sapi murray, sapi belgian blue, dll) dan  warna bulu.
3. Amati dan diagnosa apakah ternak tersebut mengalami kebuntingan. Jika
mengalami kebuntingan, isilah tabel dengan tanda ceklist (√) dan tanda (X) jika
tidak mengalami kebuntingan.
4. Dokumentasikan ternak yang di amati sebagai bukti hasil pengamatan.
5. Buatlah laporan pelaksanaan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Tabel Hasil Pengamatan

No Nama Alamat Jenis Nomor Asal Bangsa Warna Diagn Foto


Pemilik Ternak Telinga Ternak Bulu osa Ternak
/Badan Kebu
nti
ngan
1. Bapak Jalan Kambing ❌ Karo Kambing Coklat ❌
Sudarwadi Perhubung Peranaka
an, Lau n Etawa
Dendang,
Kandang
Perah
Susu
Etawa
2. Bapak Jalan Kambing ❌ Sumate Kambing Hitam ✔
Sudarwadi Perhubung ra Cross Putih
an, Lau boer
Dendang,
Kandang
Perah
Susu
Etawa
3.2 Pembahasan

Kambing yang sering disebut dengan kambing etawah sebenarnya merupakan


kambing peranakan etawah (PE). Kambing PE dibentuk untuk memperoleh sifat-sifat yang
mendekati kambing etawah dengan program kawin tatar (up grading). Kambing PE telah
banyak dipelihara di Indonesia sebagai penghasil susu dan daging (dwiguna). Kambing PE
memiliki kadar genetik kambing etawah lebih tinggi dari kambing kacang. Kambing PE telah
lama dipelihara di Indonesia dan telah terjadi perkawinan di antaranya. sehingga sulit untuk
menentukan kadar genetik atau kadar sifat-sifat yang mengarah pada etawah. Ciri-ciri
kambing PE antara lain.
Ciri-ciri kambing PE di antaranya:
1. Tinggi pundak 76-100 cm
2. Bobot badan pada kambing jantan dewasa 45 kg. sedangkan betina dewasa 35 kg.
3. Rambut pada jantan pada bagian atas dan bawah leher, serta pundak dan paha belakang
lebih lebar dan panjang
4. Pada betina rambut panjang hanya di bagian paha belakang.
5. Warna bulu bervariasi dari cokelat muda, hitam belang, atau keabu-abuan. Pada
pengamatan kambing peranakan etawa ini berasal dari tigapanah,karo.
Kambing yang sedang bunting perlu mendapat sinar matahari yang cukup setiap
hari. Kandang harus luas agar dapat bergerak leluasa dan kondisi tubuhnya selalu terjaga
agar tetap sehat, segar, dan kuat. Kambing yang sedang bunting harus dihindarkan
berkelahi dengan hewan lain, jangan sampai terkena pukulan, terjatuh, atau dipaksa
melakukan pekerjaan berat. Jika hal itu terjadi maka kambing akan stres dan keguguran.
Kambing Cross Boer adalah hasil persilangan antara Kambing Boer dan kambing lokal
(jawarandu, PE, dan kacang). Diharapkan dengan adanya persilangan antara Kambing
Boer dan kambing lokal dapat memperbaiki produktivitas ternak kambing di Indonesia
baik dari pertumbuhan dan produksi daging. Ciri-ciri atau tanda induk kambing yang
sedang birahi dan siap kawin adalah
1. Perubahan tingkah laku dan perubahan fisiknya.
2. Perubahan fisiknya yang utama adalah vulva membengkak dan bila dibuka warmanya
kemerahan serta keluar lendir dari vaginanya
3. Perubahan tinkah laku yang paling nyata adalah jika induk kambing tersebut diam
bila dinaiki pejantan berarti itulah saat yang paling tepat untuk dikawinkan, karena itu
merupakan puncak birahi dan prospek terjadinya kebuntingan sangat besar. Jika
dikawinkan terlalu cepat atau terlambat, maka kecil kemungkinan
terjadinya kebuntingan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
 Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa kambing yang memiliki ciri-
ciri kebuntingan yaitu tidak munculnya birahi pada siklus birahi selanjutnya, tubuh
lebih tenang, ambing tampak dan nafsu makan bertambah, perut sebelah kanan
terlihat membesar, dan bulu pada tubuh kambing tampak lebih mengkilat.
 Pada pengamatan jenis atau bangsa kambing yang didapat yaitu kambing peranakan
etawa dan kambing crossboer. Kambing peranakan etawa memliki ciri-ciri hidung
melengkung, rahang bawah lebih menonjol, jantan dan betina memiliki tanduk, dan
memiliki bulu yang panjang, sedangkan kambing crossboer yaitu memiliki ukuran
tubuh yang besar, bagian kepala sampai leher berwarna coklat atau hitam, sedangkan
badan kaki serta ekor didominasi warna putih.
LAMPIRAN FOTO
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Anwar. 2015. Manajemen Pembibitan Kambing Peranakan Etawa. Purworejo:


Universitas Muhammadiyah Purworejo

Dharma, Michael. 2012. Susu Kambing Etawa. Surabaya: Universitas Kristen Petra

Elieser, Simon. 2012. Pengaruh Iklim Terhadap Moralitas Pra dan Pasca Sapih Induk Kambing
Kacang, Boer dan Hasil Persilangannya. Medan: Prosiding Seminar dan Kongres Nasional
Sumber Daya Genetik

Afiati, Fifi, dkk. 2013. Pembibitan Ternak dengan Inseminasi Buatan. Jakarta: Penebar Swadaya

Sarwono, B. 2008. Beternak Kambing Unggul. Jakarta. Penebar Swadaya

Eko, Tiro dan Kuswati. 2019. Budidaya Kambing dan Domba. Malang: UB Press

Anda mungkin juga menyukai