Anda di halaman 1dari 7

NAMA: Gusti Ayu Dita Dwi Utari

NIM: 2103511015
KELAS: A
MATKUL: IPTK
BUKIT JIMBARAN 2022

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Ternak Potong dan kerja adalah hewan piara yang dipelihara untuk menghasilkan bahan
daging dan sebagai ketenagaan kerja. Tidak semua ternak yang dipotong termasuk ternak
potong. Pada umumnya ternak potong dikelompokkan ke dalam 2 kelompok besar yaitu :
Ternak Potong Besar terdiri dari Sapi, Kerbau dan Kuda.

Membahas peranan ternak potong dan kerja dari segi sosioekonomi sebagai penghasil
daging (sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, babi dan kelinci) dan sebagai ternak kerja
serta prospeknya di Indonesia, pengenalan bangsa-bangsa, teori pertumbuhan sejak lahir
sampai dewasa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Produktivitas ternak kerja
ditinjau dari penggunaan energi mekanik, dinamika fisiologi dan metabolisme pada
aktivitas kerja. Membahas manajemen ternak potong mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi masalah manajemen breeding, pakan, perawatan, perkandangan
dan penyakit-penyakit pada ternak potong.

1.2. LUASAN FARM BUKIT

Luasan Farm Bukit yaitu sekitar 1 Hektar 250 Are

1.3. BATASAN FARM BUKIT


-

1.4. NAMA KETUA FARM BUKIT

Nama ketua Farm Bukit adalah Prof. Dr. Ir. Sutarpa Sutama, M.Si
BAB II
TEACHING FARM BUKIT FAPET UNUD
2.1. Latar Belakang Teaching Farm Bukit
Dalam upaya meningkatkan sarana dan prasarana penunjang pendidikan, Universitas
Udayana menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya dengan PT
Charoen Pokphand, Tbk. Kerja sama kedua belah pihak telah lama terjalin, khususnya
dalam bidang pendidikan sejak tahun 2014. Kerja sama ini ditindaklanjuti dengan
penandatanganan kerja sama (PKS) antara PT Charoen Pokphand dengan Fakultas
Kedokteran Hewan dan Fakultas Peternakan Universitas Udayana pada tahun 2017
dalam hal pemberian beasiswa bagi mahasiswa berprestasi yang kurang mampu.
Sebagai salah satu pengembangan kerja sama antara PT Charoen Pokphand dengan
Fakultas Peternakan selaku mitra akademik pada bulan Februari yang lalu telah
disepakati pemberian hibah pengadaan kandang. Pemberian hibah ini ditujukan untuk
melengkapi sarana belajar mengajar di perguruan tinggi mitra akademik dengan
fasilitas berupa kandang yang akan digunakan sebagai sarana penelitian dan
pengembangan, sarana praktik budidaya ayam, media aplikasi ilmu pengetahuan,
arena belajar mengajar dan berbagi pengetahuan teknis dan miniatur dunia usaha.
Sebagai wujud hibah dari PT Charoen Pokphand kepada Fakultas Peternakan
Universitas Udayana, Kamis (5/12/2019) ini diresmikan Teaching Farm Close House
yang berlokasi di area Fakultas Peternakan Kampus Jimbaran. Peresmian ditandai
dengan gunting pita yang dilakukan oleh Rektor Universitas Udayana dan perwakilan
PT Charoen Pokphand. Lalu dilanjutkan dengan peninjauan Teaching Farm Close
House oleh seluruh tamu undangan. Salah satu Teaching Farmyang dibutuhkan pada
Program Studi Sarjana Peternakan Fakultas Peternakan adalah Teaching Farmayam
pedaging (broiler). Teaching Farm berfungsi untuk menunjang proses belajar-
mengajar, praktikum, magang (praktik kerja) dan sebagai tempat penelitian bagi
dosen/mahasiswa yang berkaitan dengan peternakan, salah satunya peternakan ayam
broiler. Teaching Farm ini merupakan salah satu close house yang memiliki fasilitas
termodern di Indonesia dengan kapasitas 20.000 ekor. Rektor Universitas Udayana
Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S (K) menyampaikan bahwa Universitas Udayana
terus berbenah dalam berbagai bidang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang begitu pesat. Di samping itu, perkembangan fasilitas fisik lainnya
juga memperlihatkan kemajuan yang signifikan seperti pembangunan gedung
perkuliahan dan fasilitas penunjang pendidikan. “Keberadaan fasilitas fisik ini
tentunya akan memberikan dampak yang sangat positif bagi Universitas Udayana
maupun masyarakat di sekitar kampus,” imbuh Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi.
Meskipun Universitas Udayana telah lebih berkembang dan banyak mencapai
kemajuan dalam berbagai bidang, kita harus mengakui bahwa kekurangan dan
keterbatasan masih dialami dalam pembangunan Universitas Udayana. Seperti kondisi
beberapa laboratorium di fakultas yang belum memadai dan perlu dilengkapi
secepatnya . “Kita telah berusaha untuk melengkapi dan memperbarui alat-alat
laboratorium melalui pengusulan pengadaan, akan tetapi masih mengalami kendala
pada penganggaran dan pembahasan di tingkat pusat,” tambahnya. Ia menuturkan
untuk mengantisipasi hal tersebut kami membuka peluang kerja sama dengan
berbagai pihak untuk bersinergi dan berkolaborasi untuk saling memberikan
kontribusi. “Melalui kerja sama yang dijalin ini Universitas Udayana mendapatkan
anugerah yang tidak ternilai harganya di mana PT. Charoen Pokphand memberi
kontribusi yang sangat besar dalam pelaksanaan proses pendidikan terutama di
Fakultas Peternakan melalui penyediaan satu unit close house untuk ayam pedaging,”
jelasnya. Close house ini nantinya diharapkan dapat meningkatkan kompetensi
lulusan Fakultas Peternakan dalam bidang produksi ternak unggas dan juga akan
berkontribusi dalam penyediaan protein hewani untuk masyarakat Indonesia. Prof. Dr.
dr. A.A Raka Sudewi memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Presiden
Direktur PT. Charoen Pokphand Indonesia, Tbk, Tjiu Thomas Effendi atas kerja
samanya dalam penyediaan fasilitas penelitian dan pengembangan pendidikan untuk
ternak unggas dalam bentuk Close House.

2.2. Spesies Ternak Yang di Pelihara di Farm Bukit


a. Spesies Ayam Broiler 120m x 12 kapasitas 20.000 ekor
b. Sapi Bali: Total 2,90 m x 90 m
 Jantan= -
 Betina= 2 Ekor
 Arah Pemeliharaan: Untuk keperluan pratikum / Penelitian
 Sistem Pemeliharaan: Perkandangan
 Manajemen Pakan: Rumput dan Legum
c. Kambing Etawa Total: 9 ekor, panjang 6 m x 2,5 m, 2 Blok,
Tinggi 60 cm.
 Jenis: Etawa
 Jantan: 3
 Betina: 3
 Anakan: 3
 Arah Pemeliharaan: Pratikum / Penelitian
 Sistem Pemeliharaan: Perkandangan
 Manajemen Pakan: Daun- Daunan, Legum
d. Babi: 4 Blok, 20 ekor, Babi, ( Durok, Lendris, Lendris
Persilangan, Spotted
 Jantan: 7 Ekor
 Betina: 13 Ekor
 Tujuan Pemeliharaan : Pratikum mata kuliah, Riset dan
Penelitian
 Arah Pemeliharaan: Pedaging
 Sistem Pemeliharaan : Perkandangan
BAB III
DISKUSI

3.1. Data atau fakta di lapangan yang di temukan

 Sapi bali mempunyai ciri-ciri yang unik. Penampilannya kompak, sintal


dan tidak berpunuk. Warna bulu badan sapi betina dan pedet atau godel
jantan maupun betina berwarna merah bata.
 Kambing etawa memiliki ciri khas pada tekstur kepala yang menonjol
dan bentuk kuping yang panjang terlipat. Secara fisik, kambing jantan
jenis ini memiliki tinggi sekitar 90-127 cm sedangkan yang betina hanya
mencapai 92 cm. Bobot kambing jantan mencapai 93 kg, sementara yang
betina mencapai 63 kg.
 Babi membuat suara yang berbeda dengan arti yang berbeda. Namun,
terkadang satu suara dapat digunakan dalam berbagai situasi untuk
mengomunikasikan hal yang berbeda. Macam-macam suara yang
dihasilkan oleh babi adalah dengkuran, gonggongan, jeritan, dan suara
batuk.
 Suara mendengus digunakan oleh induk babi selama waktu makan.
 Jeritan menandakan rasa sakit atau kecemasan pada babi
 Ketika seekor babi terengah-engah, mereka berusaha bersikap ramah. Ini
sering dianggap sebagai salam. Babi mengeluarkan suara batuk ketika
mereka kesal.
 Fakta di lapangan selain ada ternak babi, kambing sapi serta Close House
ada juga beberapa anjing yang mengonggong

3.2. Pembahasan sesuai yang anda ketahui, baik teori, dan jurnal / teks
book

 Sapi bali adalah salah satu bangsa sapi di dunia. Sapi bali merupakan sapi
asli dan murni Indonesia, merupakan keturunan asli banteng (Bibos
banteng) yang telah didomestikasi sejak jaman prasejarah 3500 SM
(Payne dan Rollinson, 1973).
 Kambing Etawa merupakan kambing yang paling populer di Asia
Tenggara. Di negara asalnya kambing Etawa termasuk kambing tipe
dwiguna, yaitu sebagai penghasil susu dan daging. Kambing Etawa
memiliki postur tubuh besar, telinga panjang menggantung, bentuk muka
cembung serta bulu dibagian paha belakang sangat panjang.
 Babi di Farm Bukit merupakan sejenis hewan yang suka makan makanan
dari herbivora, konsetrat, dedak dan sebagainnya.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1. Simpulan
 Berdasarkan dari hasil pengamatan di lapangan Babi di Farm Bukit
merupakan hewan yang sering di beri konsetrat dan campuran lainnya.
 Dari hasil pengamatan di lapangan langsung terlihat kambing Etawa
termasuk kambing tipe dwiguna, yaitu sebagai penghasil susu dan daging.
Kambing Etawa memiliki postur tubuh besar, tegap, telinganya yang
panjang dan menggantung, bentuk muka cembung serta bulu dibagian
paha belakang berwarna coklat sangat panjang.
 Dari hasil pengamatan di lapangan langsung, sapi bali yang ada di bukit
farm masih sangat mudaa karena belum memiliki tanda-tanda perubahan
warna.

4.2. Saran
 Dalam menjalankan usaha peternakan kambing peranakan etawa di
Kelompok Tani Mandiri peternak agar lebih maju dalam usaha
pengembangan ternak kambing etawa agar penciptakan keturunan-
keturunan yang unggul dan lebih baik, maka peternak harus menambah
populasi kambing etawa betina agar dapat memproduksi susu dan
keturunan-keturunan yang lebih baik, selain itu peternak juga harus
melakukan perawatan secara intensif dalam merawat/menjaga kebersihan
kandang dan kambing serta meningkatkan asupan gizi. Hal ini bertujuan
berkualitas. Nantinya keturunan-keturunan yang dihasilkan mendapatkan
harga jual yang tinggi, kualitas bibit yang unggul, dan kualitas susu etawa
betina meningkat.
 Populasi ternak pada Kelompok Tani Mandiri diharapkan menambah
ternak kambing yang lebih produktif dan mempercepat penjualan
kambing yang 68 sudah tidak produktif. Hal ini dikarenakan agar proses
pembesaran hingga kambing produktif tidak membutuhkan waktu
sehingga produksi susu akan terus ada pada awal tahun hingga akhir
tahun sehingga peternak akan mendapat keuntungan yang lebih banyak
lagi, dan dalam usaha ternak kambing etawa ini akan tetap stabil.
Sehingga peternak dapat meningkatkan perekonomiannya.

Anda mungkin juga menyukai