Anda di halaman 1dari 10

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang
Semua organisme memiliki perilaku. Perilaku adalah tindakan atau aksi yang
mengubah hubungan antara organisme dan lingkungannya. Perilaku dapat terjadi akibat
stimulus dari luar. Reseptor diperlukan unutk mendekati stimulus, saraf diperlukan untuk
mengkoordinasikan respon dan efektor untuk melaksanakan aksi. Perilaku dapat juga
terjadi karena adanya stimulus dari dalam, misalnya rasa lapar, memberikan motivasi akan
aksi yang akan diambil bila makanan benar-benar terlihat atau tercium. Umunya perilaku
suatu organisme merupakan gabungan stimulus dari dalam dan luar. (Campbell, 2004 : 97)
Setiap makhluk hidup akan melakukan interaksi dengan lingkungannya sejak
pertama kali mereka dilahirkan. Untuk tetap eksis setiap makhluk hidup harus mampu
melakukan adaptasi, baik pada tingkatan populasi maupun komunitas pada suatu biosfer.
Setiap hewan mempunyai kemampuan berbeda-beda dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Penyesuaian diri ini berguna untuk memperoleh makanan. Selain
itu juga untuk mempertahankan diri dari musuhnya. Setiap jenis hewan selalu berusaha
melindungi diri dari serangan musuhnya. Hampir semua jenis hewan memiliki bagian tubuh
untuk melindungi diri. Selain itu, ada sebagian hewan melindungi diri dengan tingkah laku.
Hewan juga melakukan proses kawin untuk melestarikan jenisnya.
Dalam praktikum mengenai perilaku hewan, kami mengambil topik tentang
perilaku kucing pada saat kawin.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perilaku kucing pada saat kawin?
2. Kapan musim kawin pada kucing terjadi?

C. Tujuan
1. Mengetahui perilaku kucing pada saat kawin.
2. Memahami musim kawin pada kucing.
Bab II Kajian Teori

A. Dasar Teori
1. Klasifikasi Kucing
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Karnivora
Famili : Felidae
Genus : Felis
Spesies : Felis silvetris catus.

Kucing, Felis silvestris catus, adalah sejenis karnivora. Kata "kucing" biasanya
merujuk kepada "kucing" yang telah dijinakkan, tetapi bisa juga merujuk kepada "kucing
besar" seperti singa, harimau, dan macan. Kucing adalah hewan pemburu, mereka
berevolusi dari leluhur pemburu dan telah tertanam dalam gen mereka kalau mereka pada
dasarnya pemburu. Mereka berevolusi untuk bertahan hidup dengan menangkap mangsa.
Karakteristik ini bisa dilihat dari bentuk fisiknya, gerakannya yang diam, pandangan
malam, giginya yang tajam, kumisnya yang mendeteksi arus udara, getaran, dan benda
padat semuanya merupakan karakteristik predator. Orang Mesir Kunodari 3.500 SM telah
menggunakan kucing untuk menjauhkan tikus atau hewan pengerat lain dari lumbung yang
menyimpan hasil panen. (Siscawati, 2012: 1)
2. Karakteristik Kucing
Perkembangan evolusi keluarga kucing terbagi dalam tiga kelompok, yaitu
Panthera, Acinonyx, dan Felis. Felis adalah sejenis kucing kecil, salah satunya Felis
sylvestris yang kemudian berkembang menjadi kucing modern. Selain itu terbentuk juga
ras kucing yang terjadi akibat mutasi gen secara alami ataupun perkawinan silang. Ras
kucing dapat dibedakan berdasarkan kondisi rambut, yaitu kucing short hair, semi-long
hair, variasi semi-long hair, long hair, dan kucing tidak berambut seperti kucing Sphinx.

Seekor kucing berbulu pendek biasanya mempunyai panjang sekitar 76 cm.


Beratnya sangat bervariasi antara 2.5 – 7 kg. Kucing ini anggun dengan badan yang kokoh,
wajah yang membulat dengan moncong lebar, telinga tegak, dan kumis yang baik. Secara
umum kucing memiliki ciri-ciri bertubuh kecil, daun telinga berbentuk segitiga dan tegak,
dan memiliki gigi taring yang sangat jelas karena kucing merupakan karnivora sejati. Gigi
premolar dan molar pertama membentuk sepasang taring di setiap sisi mulut yang bekerja
efektif untuk merobek daging. Berbeda dengan anjing dan beruang, kucing merupakan
karnivora sejati. Kucing tidak makan apapun yang mengandung tumbuhan, sedangkan
anjing dan beruang kadang mengkonsumsi buah dan madu. (Mariandayani, 2012 : 20)

Kucing memiliki indera penciuman yang tajam karena dilengkapi dengan alat
khusus yaitu organ vomeronasal atau organ jacobson yang membantunya mendeteksi bau.
Selain dilengkapi dengan indera penciuman yang tajam, kucing juga sensitif pada bunyi
berfrekuensi tinggi yaitu 60 kHz sehingga dapat mendengar pekikan ultrasonik bangsa
rodensia. Indera penglihatan kucing dilengkapi dengan tapetum lucidum sehingga kucing
tetap dapat melihat dalam kondisi lingkungan gelap.

Selain itu kucing dapat menggunakan kumisnya untuk menentukan arah dan dapat
mendeteksi perubahan angin yang amat kecil. (Mariandayani, 2012 : 21)

Kucing memiliki pendengaran yang sangat peka, lebih dari pada manusia dan
anjing. Kelebihan pendengaran kucing yaitu, kucing mampu mendengar suara yang sangat
pelan, tetapi juga suara sangat tinggi, yang tak dapat didengar manusia, daun telinga lebar
dan dapat berputar 180 derajat ke arah sumber bunyi, kucing mampu mencari suara
serangga yang berasal dari balik tembok sekalipun, kemampuan ini sangat penting bagi
kucing untuk mengetahui mangsanya berada, kucing bisa membedakan suara mesin mobil,
mendeteksi keunikan langkah kaki dan bahkan memiliki preferensi yang berbeda terhadap
musik.(Shahab. 2012: 1).

3. Masa Birahi
a. Betina

Kucing betina pertama kali birahi saat berumur 7-8 bulan atau 10-11 bulan yang
berlangsung selama 4-10 hari, kadang hanya 4-5 hari. Siklus birahi ini akan berulang
setelah 1 bulan atau setelah 2-3 bulan. Saat mengalami birahi, terjadi perubahan tingkah
laku. Harus dipahami tanda-tanda kucing betina birahi antara lain :

1. Kucing akan sering mengeong lama dan kaki belakangnya berjalan di tempat, suara
mengeongnya kadang menjadi berat dan keras.
2. Kucing lebih manja terhadap pemiliknya dan lebih sensitif, kadang suka berguling-
guling.
3. Bila dipegang dibagian punggung tepat nya di atas pangkal ekornya akan naik dan
ekornya akan melengkung ke samping badannya.
4. Nafsu makan kucing juga jadi berkurang (menurun).
5. Bulu tubuhnya bersinar, bentuk tubuh menjadi bulat dan subur.
6. Gerak-geriknya lincah.
7. Sering menggeser-geserkan tubuhnya ke dinding dan berguling-guling.

Bila kucing sudah mengalami tanda-tanda tersebut berarti kucing sudah dewasa dan
siap dikawinkan. Namun bila kucing baru mengalami birahi yang pertama kali ketika
umurnya baru 10 bulan sebaiknya kucing jangan di kawinkan dulu. Usia produktif untuk
kucing kawin, mengandung dan melahirkan dimulai dari umur 1 tahun. Karena pada usia
kucing 1 tahun kucing sudah benar-benar siap untuk memiliki anak dan merawat anaknya
nanti. Jadi pada dasarnya kucing betina sebaiknya tidak dikawinkan sebelum berumur 1
tahun. Perlu diperhatikan timbulnya pyometra yang menyebabkan penundaan breeding
sampai beberapa kali. Pyometra adalah infeksi uterus karena penumpukan hormon
progesterone, dan mengakibatkan penebalan dinding uterus serta berpotensi tumbuhnya
bakteri. jika terjadi pyometramaka harus diambil uterusnya agar tidak terjadi kematian.
Harus selalu diperhatikan kesehatan kucing miliknya, karena ini merupakan prioritas utama
sebelum memutuskan untuk re-breeding. Kucing betina yang dalam masa menyusui dan
membesarkan anak-anaknya, sebelum anaknya lepas sapih (umur 3 bulan) jangan
dikawinkan terlebih dahulu. formula minimum untuk periode re- breeding adalah 3 bulan
+ perbulan dari jumlah anak yang dilahirkan dan disusui.

b. Jantan
Masa birahi kucing jantan berbeda-beda, tetapi biasanya terjadi pada umur satu
tahun atau lebih. Tanda kucing jantan birahi adalah suara mulai keras, suka mengeong, dan
kalau melihat kucing betina ingin cepat menaikinya. Tetapi adakalanya seekor kucing
betina sudah berusia setahun namun belum pernah menunjukkan tanda birahi. Bila
demikian kita bisa memberikan vitamin E untuk meningkatkan hormon sehingga
memberikan dampak timbulnya keinginan / birahi untuk kawin. Sering terjadi pada kucing-
kucing peliharaan kita dimana momentum masa birahi tersebut tidak secara bersamaan
terjadi diantara kucing jantan dan betina yang kita pelihara, sehingga yang terjadi adalah
kucing betina akan marah bila didekati jantannya. Sebaliknya, mengetahui betinanya
marah pejantan akan jual mahal dan tidak mau mengawininya lagi. Suasana yang tidak
kondusif ini kadang membuat kita stress dan berusaha mencarikan betina lain yang siap
untuk dikawini.

Terkadang seekor kucing jantan juga masih “setia” dengan pilihannya semula dan
tidak bersedia digantikan oleh betina yang lain. Namun adapula kucing betina yang
bersedia kawin dengan lebih dari satu pejantan dan demikian pula pejantannya tidak
keberatan untuk saling menunggu secara bergantian mengawini betinanya. Bila kita ingin
memilih pejantan dengan kualitas lebih baik agar memberikan keturunan kucing dengan
kualitas yang lebih baik, kita bisa memanfaatkan jasa kawin dari pemilik kucing yang
menyewakan pejantan unggulnya untuk mengawini kucing betina kita dengan biaya jasa
tertentu. Masa-masa perkawinan kucing biasanya berlangsung sekitar 7 hari, yaitu setelah
kucing selesai melewati masa birahinya.
Bab III Metode

A. Parameter
a. Ciri-ciri ketika masa birahi yang teramati pada kucing.
b. Yang dilakukan kucing sebelum proses kawin.
c. Proses kawin : dari awal sampai akhir (berapa lama proses kawin).
d. Perilaku kucing jantan dan betina.
e. Waktu proses kawin dari awal sampai selesai.

B. Alat dan Bahan


Alat:
1. 1 buah kucing jantan dan 1 buah kucing betina (yang sedang kawin).
2. Alat tulis
3. Alat dokumentasi

C. Cara kerja
1. Diamati perilaku kucing jantan dan betina yang sedang kawin.
2. Didokumentasikan proses tersebut dengan alat dokumentasi.
3. Dicatat hasil dari pengamatan.

D. Teknik Analisis
1. Kajian Pustaka
Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, penulis mencari dan mengumpulkan
data dari buku-buku dan artikel-artikel melalui media internet.
2. Eksperimen
Setelah melakukan kajian pustaka, penulis melakukan penelitian langsung dengan
percobaan membuat manisan dari kulit buah jeruk.
3. Pengambilan Data dan Pembagian Angket
Penulis mencatat hasil penelitian langsung, lalu memberikan sampel manisan kulit
jeruk yang telah jadi kepada beberapa konsumen. Setelah itu, untuk mengetahui
bagaimana hasil manisan kulit jeruk tersebut dan pendapat dari konsumen, penulis
membagi angket untuk diisi.
4. Pengolahan Data dan Pembahasan
Pada tahap ini penulis mengolah data hasil penelitian dan angket lalu
memadukannya dengan sumber-sumber yang ada agar saling mendukung, kemudian
melakukan pembahasan terhadap permasalahan yang ada pada rumusan masalah.
5. Penarikan Kesimpulan
Penulis menarik kesimpulan dari data-data hasil penelitian yang telah diperoleh.
Daftar Pustaka

Campbell, Neil A. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga.

Shahab, Fairuz Hilwa. 2012. Kucing Memiliki Pendengaran yang Sangat Peka. Jakarta : Erlangga.

Siscawati, Evy. 2012. Perilaku Kucing Dilihat Dari Perspektif Evolusi. Jakarta : Erlangga.

Mariandayani, H.C. (2012). Keragaman Kucing Domestik berdasarkan Morfogenetik. Jurnal


Peternakan Sriwijaya. 1 : 20-23.
PROPOSAL GP II

PERILAKU KUCING PADA SAAT KAWIN

KELOMPOK : 02

NAMA DAN NIM ANGGOTA KELOMPOK :

1. DINDA KHUMAYIROH (18308144005)


2. TIARA AYUNING DIRINDRA (18308141006)
3. ELLA VITA EKA SAPUTRI (18308141007)
4. ROBERTUS KRISTIAN WARDANA (18308141017)
5. ARRUM FITRIA (18308144019)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARYA
2018

Anda mungkin juga menyukai