Anda di halaman 1dari 2

Menurut Soylu dan Gonulol (2010), suksesi musiman menunjukkan pola dan mekanisme yang

mendasari dinamika musiman plankton atau protozoa. Faktor utama yang mempengaruhi suksesi
plankton dan protozoa yaitu salinitas, kekeruhan, curah hujan, cahaya dan suhu perairan.
Soylu, E. dan Gonulol, A. 2010. Seasonal succession and diversity of phytoplankton in a
eutrophic lagoon (Liman lake). Journal of Environmental Biology.
Tingkat keasaman (pH) perairan merupakan parameter kualitas air yang penting dalam ekosistem
perairan tambak. Perubahan pH ditentukan oleh aktivitas fotosintesis dan respirasi dalam
ekosistem. Fotosintesis memerlukan karbon di oksida, yang oleh komponen autotrof akan
dirubah menjadi monosakarida. Penurunan karbon dioksida dalam ekosistem akan meningkatkan
pH perairan. Sebaliknya, proses respirasi oleh semua komponen ekosostem akan meningkatkan
jumlah karbon dioksida, sehingga pH perairan menurun (Wetzel, 1983).
Wetzel, R.G. 1983. Limnology. Second Edition. Saunders College Publishing, Toronto, Canada.
Nilai pH perairan merupakan parameter yang dikaitkan dengan konsentrasi karbon dioksida
(CO2) dalam ekosistem. Semakin tinggi konsentrasi karbon dioksida, pH perairan semakin
rendah. Konsetrasi karbon dioksida ditentukan pula oleh keseimbangan antara proses fotosintesis
dan respirasi. Fotosintesis merupakan proses yang menyerap CO2, ssehigga dapat meningkatkan
pH perairan tambak. Sedangkan respirasi menghasilkan CO2 kedalam ekosistem, sehingga pH
perairan menurun. Karbon dioksida dalam ekosistem perairan dihasilkan melalui proses respirasi
oleh semua organisme dan proses perombakan bahan organik dan anorganik oleh bakteri
Beberapa kualitas air yang mempengaruhi eksistensi biota perairan adalah oksigen terlarut,
pH, salinitas dan suhu. Oksigen dimanfaatkan oleh organisme perairan untuk
proses respirasi dan menguraikan zat organik menjadi menjadi zat an-organik oleh mikro
organisme. pH dalam perairan berkaitang langsung dengan kondisi oksigen terlarut
dimana dimana saat oksigen terlarut rendah maka pH menjadia asam demikian pula sebaliknya.
Salinitas merupakan indikator utama untuk mengetahui penyebaran massa air lautan sehingga
penyebaran nilai-nilai salinitas secara langsung menunjukkan penyebaran dan peredaran massa
air dari satu tempat ke tempat lainnya. Sedangkan suhu sangat penting dalam mengatur
proses proses kehidupan dan penyebaran organisma
pH merupakan faktor lingkungan yang berperan sebagai faktor pembatas pada ekosistem
perairan (Michael 1984). dalam Yazwar 2008).
Yazwar. 2008. Keanekaragaman Plankton dan Keterkaitannya dengan Kualitas Air di Parapat
Danau Toba. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
USU eRepository.
Sebagian besar biota perairan sensitif terhadap perubahan nilai pH. DO (Dissolved Oxygen)
merupakan banyaknya oksigen terlarut dalam suatu perairan. Oksigen terlarut merupakan suatu
faktor yang sangat penting dalam ekosistem air, terutama untuk proses respirasi sebagian besar
organisme air. Pada umumnya kelarutan oksigen menurut Barus (2004) dalam air sangat terbatas
dibandingkan dengan kadar oksigen di udara yang mempunyai konsentrasi sebanyak 21%
volume, air hanya mampu menyerap oksigen sebesar 1% volume saja. Sugiyo (2008)
menyatakan bahwa besarnya nilai DO pada pengamatan pagi hari dikarenakan pada pagi hari
proses fotosintesis yang menghasilkan oksigen berlangsung cukup optimal sedangkan pada sore
hari organisme membutuhkan oksigen sehingga konsentrasi oksigen terlarut juga berkurang. DO
juga dapat di-pengaruhi oleh gerakan air yang dapat mengabsorbsi oksigen dari udara ke dalam
air dan juga adanya bahan-bahan organik yang harus dioksidadi oleh mikroorganisme.
Barus, T.A. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Sungai dan Danau. Medan: Fakultas
MIPA USU.

Anda mungkin juga menyukai