Anda di halaman 1dari 7

A.

Tingkah Laku Normal


1. Mengeong
Suara kucing ini sangat khas saat dia ingin bermain, saat dia lapar, ataupun
hanya menyatakan rasa terima kasihnya pada kita. Faktanya : Kucing
beradaptasi dan berevolusi, tidak seperti keluarganya di alam liar, kucing rumah
mengembangkan kemampuan khusus untuk meniru suara bayi
manusia. Penelitian yang dilakukan telah membuktikan bahwa suara
mengeong kucing mempunyai frekuensi yang sangat mirip dengan suara tangis
bayi. Hal ini tentu membuat kita bergegas untuk menuruti permintaan si
kucing. Kebetulan saja? Tidak, ini adalah mekanisme adaptasi dan evolusi
tingkah laku kucing agar bisa bertahan hidup menjadi peliharaan kita.
2. Mengubur kotoran mereka
Yang selama ini kita percaya : Kucing adalah hewan yang bersih. Tiap kali
buang air besar, dia selalu akan menguburnya. Hal ini tentu sangat membantu
si pemilik. Faktanya : Insting 'kebersihan' ini tidak timbul begitu saja. Kucing
adalah predator dengan ukuran tanggung, yang artinya dia masih punya banyak
musuh yang jauh lebih besar darinya di alam bebas. Cara mengatasinya dengan
'menyelundup' ke daerah kekuasaan predator lain ataupun kucing lain yang
lebih dominan. Kucing yang tidak dominan tidak ingin keberadaannya
diketahui karena itu berarti perkelahian yang sulit mereka
menangkan? Bagaimana ketika kucing anda ternyata tidak mengubur
kotorannya? Berarti kucing anda merasa dia adalah predator paling dominan di
lingkungannya sehingga dia tidak perlu menyembunyikan kotorannya, malah
justru menandai wilayahnya.
3. Menggosokkan tubuhnya dengan manja
Yang selama ini anda percaya: Inilah cara kucing bermanja-manja dengan
pemiliknya, juga untuk mengucapkan rasa terimakasih. Faktanya : Seperti
mamalia lain, kucing mempunyai kelenjar penghasil feromon pada kulitnya,
kelenjar ini banyak terdapat di dekat ekor, sisi samping tubuh, dan leher dekat
muka. Feromon ini digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama kucing
mengenai berbagai hal, misalnya batas wilayah, kepemilikan dan jenis kelamin
kucing tersebut.
4. Mendesis
Yang selama ini anda percaya : Kucing pada dasarnya menghindari
perkelahian. Bila berselisih dengan sesama kucing mereka akan lebih banyak
saling memberi peringatan dengan mendesis dan menarik telinganya ke
belakang. Hal ini juga berlaku ketika mereka tidak dalam mood yang baik untuk
bermain dengan anda, mereka akan mendesis untuk memberi peringatan pada
anda bahwa mereka tidak dalam mood yang baik. Faktanya : Seperti yang
sudah disinggung sebelumnya, kucing merupakan predator dengan ukuran
tanggung dan mereka sebisa mungkin menghindari pertarungan dengan hewan
yang lebih besar. Di sinilah hebatnya kemampuan adaptasi kucing, mereka akan
meniru binatang yang sangat ditakuti, bahkan oleh predator yang lebih besar
yaitu ular. Dengan mendesis dan menarik telinganya ke belakang serta
membungkukkan badannya, kucing akan terlihat seperti ular berbisa yang
sedang mendesis. Hewan yang lebih besar tersebut seringkali justru menjadi
takut dan membatalkan niatnya untuk menyerang si kucing
5. Mandi ala kucing
Yang selama ini kita percaya : Kucing adalah hewan yang peduli akan
kebersihan. Dia akan selalu menjaga tubuhnya tetap bersih dengan
menjilatinya. Faktanya : Kucing menjilati tubuhnya untuk menghilangkan bau
lain, termasuk bau anda. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, kucing
mempunyai kelenjar yang menghasilkan feromon untuk berkomunikasi dengan
sesamanya. Bila terdapat bau lain, maka komunikasi ini tidak akan maksimal,
untuk itu kucing menjilati bulunya. Dia menyingkirkan bau lain yang melekat
di tubuhnya (termasuk bau anda) dan menstimulasi kelenjarnya untuk kembali
menghasilkan feromon. Jadi jangan heran bila kucing anda selalu menjilati
tubuhnya setelah anda peluk.
6. Memberi kado hasil buruan
Yang selama ini kita percaya : Kucing adalah pemburu alami, maka jangan
heran bila dia akan membawakan anda burung atau tikus hasil buruan mereka.
Ini adalah 'persembahan' kepada ketua kelompok, seperti pada kelompok
kucing yang lebih besar, yaitu singa. Faktanya : Kucing berbeda dengan singa.
Singa merupakan hewan yang hidup berkelompok sedangkan kucing cenderung
tinggal sendiri. Kucing mengajarkan pada anggota keluarganya yang lain
bagaimana cara berburu melalui berbagai tahap, tahapan yang paling pertama
adalah membawakan binatang hasil buruan ke anak mereka untuk 'dibuat
mainan', baru kemudian induk kucing akan berlanjut ke tahapan berikut dengan
mengajarinya berburu.
7. Ritual Kucing Kawin
Yang selama ini kita percaya : Kucing betina tidaklah mudah untuk
dikawini. Perlu proses merayu yang lama hingga berjam-jam hingga sang
kucing jantan bisa mengawini sang betina. Faktanya : Kucing betina memang
tidak langsung menerima jantan yang mengajaknya kawin. Apakah karena
harga diri? Atau karena ingin dirayu dulu? Ternyata tidak, saat ada jantan yang
mengajak betina untuk kawin, sang betina akan mengeong keras memanggil
semua pejantan lain untuk berkompetisi. Yang menang akan mendapatkan hak
istimewa untuk kawin dengannya. Hal ini merupakan naluri wajar karena sang
kucing betina hanya menginginkan sperma terbaik dari kucing jantan paling
kuat yang masuk ke rahimnya.

B. Kelainan/Penyakit Yang Sering Muncul Dan Perubahan Tingkah Lakunya


Ada beberapa faktor mengenai tingkah laku kucing yang sedikit menyimpang
dari kebiasaan normalnya, Ada beberapa tingkah laku pada kucing baik terlihat
secara normal ataupun tidak normal.
1. Spraying
Spraying sering diartikan sebagai kebiasan kucing untuk memberi tanda
daerah kekuasaannya dengan cara menyemprotkan sedikit urin/air kencing.
Normalnya pada saat kencing, kucing akan sedikit jongkok. Sedangkan pada
saat spraying, kucing tetap dalam keadaan berdiri. Objek sasaran spraying
biasanya berupa benda-benda vertikal seperti dinding, gorden, kursi, sofa,
pintu, dll. Bila air kencing menggenang dalam jumlah besar di lantai,
kemungkinan besar bukan spraying, tetapi semata-mata "kecelakaan".
Spraying berhubungan dengan insting/perilaku seksual. Baik kucing betina
maupun jantan biasanya akan mulai menunjukan perilaku ini sekitar umur 7
bulan, pada saat mulai terjadi kematangan organ-organ reproduksi. Spay/neuter
(kebiri/steril) yaitu, mengambil testis (kucing jantan) atau rahim serta indung
telur (kucing betina),dapat menghilangkan sekitar 80 % perilaku spraying pada
kucing. Bila ternyata perilaku spraying tidak hilang setelah di kebiri/steril,
kemungkinan besar disebabkan oleh faktor lain yang menyebabkan kucing
gelisah (anxiety). Hal ini bisa terjadi kucing bila baru pindah rumah, adanya
anggota keluarga baru (anak kecil/bayi baru dalam keluarga) atau ada hewan
peliharaan baru. Pada dasarnya segala sesuatu yang baru dapat menyebabkan
kucing gelisah. Pada beberapa kucing kegelisahan ini menimbulkan perilaku
spraying.
Yang perlu dilakukan bila kucing anda menunjukkan perilaku spraying.
Bila tertangkap basah sedang spraying, segera marahi dengan teriakan/intonasi
tinggi atau ciprati dengan air. Kucing benci air, ini akan menghalangi dan
mengurangi kebiasaan buruknya tersebut. Jangan marahi bila tidak tertangkap
basah, sebab kucing tidak akan mengerti bila kita memarahi perilaku spraying
yang telah ia lakukan sekitar 5 menit atau beberapa jam sebelumnya. Kucing
biasanya akan kembali ke lokasi yang sama untuk kembali menandai daerah
tersebut. Jadi, sebisa mungkin hilangkan bau kencing di daerah spraying.
Jangan gunakan bahan pembersih yang mengandung amonia (amonia akan
memancing kucing kembali ke daerah tersebut). Larutan pemutih/chlorin dapat
digunakan untuk menghilangkan bau. Berbagai produk berupa spray untuk
menghalangi/mengurangi kebiasaan spraying kucing juga tersedia di petshop-
petshop.
Pemberian obat-obatan tertentu berupa hormon juga dapat menghilangkan atau
mengurangi masalah spraying ini. Konsultasikan masalah ini dengan dokter
hewan.
Terakhir, bila masalah masih berlanjut, tindakan operasi berupa kebiri/steril
dapat menghilangkan perilaku spraying pada sekitar 80% kucing.
2. Copropagia
Copropagia adalah tingkah laku dalam memakan kotorannya sendiri. Tapi
hal ini adalah normal saat induk kucing dalam mengasuh anak-anaknya saat
berumur kurang dari 30 hari, Maksud hal ini adalah sang induk menstimulasi
daerah urogenital sekaligus membersihkan daerah perineum. Saat inilah sang
induk memakan produk-produk buangan anaknya diantaranya feces dan urin.
Disamping itu, copropagia bisa menjaga kebersihan dan mengurangi bau pada
box/ keranjang/ kandang. Tingkah laku ini menjadi tidak biasa apabila sang
induk terus melakukan copropagia setelah anak sapih.
3. Kanibalisme/ infantisid
Kanibalisme atau infantisid seringnya menjadi tingkah laku yang normal
pada kucing jantan dan betina. Induk menjadi kanibal ketika anak abortus, anak
yang lahir mati, ataupun anak sangat lemah. Hal ini terjadi untuk mengurangi
penyebaran penyakit kepada anak-anak kucing , yang masih sehat, menjaga
kandang/box tetap bersih, dan menjaga secara optimal anak-anak kucing yang
masih sehat. Di sisi lain, sang induk mendapat keuntungan secara nutrisi dari
mengkonsumsi anak yang mati. Kadang-kadang sang induk akan membunuh
anak-anaknya yang tampaknya sehat. Faktor lingkungan yang menyebabkan
anak-anak memperlihatkan gejala awal sakitnya ( seperti lemas, tidak mau
beraktivitas, hipertermia atau hipotermia) memicu terjadinya kanibalisme atau
infantisid. Induk yang stres, pemberian makan yang salah,dan kekurangan
hormonal turut memberikan kontribusi dalam hal kanibalisme, sedangkan
pengalaman sang induk tidaklah menjamin untuk tidak terjadinya kanibalisme.
Kucing jantan dalam hal kanibalisme tidak akan pandang bulu untuk
membunuh anak kucing dan tidak ada kaitan dengan hal apapun. Hal ini terjadi
ketika seekor kucing jantan yang kuat dan punya kuasa memasuki daerah baru
dan menemui induk yang sedang menyusui anak-anak kucingnya. Sehingga
kejadian ini menjadi hal tidak biasa karena adanya kehadiran kucing jantan.
Status kesehatan, managemen pakan, dan managemen pemeliharaan perlu
ditinjau ulang terhadap induk-induk, terutama pada cattery atau breeder yang
sering mengalami kejadian kanibalisme. Kucing jantan sebaiknya tidak
memiliki akses untuk masuk ke daerah anak-anak kucing, untuk mengurangi
terjadinya infatisid.
4. Memakan tanaman dan rumput
Memakan tanaman dan rumput adalah tingkah laku yang normal pada
kucing. Banyak penjelasan yang dikedepankan untuk tingkah kucing yang
makan rumput. Rumput tidak dapat dicerna dalam saluran pencernaan kucing,
ini mengakibatkan iritasi lokal dan kadang untuk menstimulasi muntah. Jadi
memakan rumput dapat menjadi purgative (obat pencahar) untuk
mengeliminasi bulu atau bahan-bahan yang tidak tercerna lainnya.
5. Respon terhadap catnip
Aroma dari catnip (Nepeto cataria) dapat membuat kelakuan kucing
menjadi sedikit liar 5- 15 menit setelah terpaparnya aroma itu. Kucing menjadi
keras kepala selama 1 jam atau lebih setelah respon inisiasi dimulai. Ini karena
adanya bahan aktif cis-transnepetalactone, yang dapat memberikan aksi seperti
zat halusinasi meskipun stimulus syaraf pusat berkaitan dengan estrus/ birahi.
Respon yang diberikan kucing terhadap catnip dengan cara menggosok-
gosokkan kepala dan bergeleng-geleng, berair-liur, menatap, kulit bergetar,
berguling-guling, berlompat-lompat. Hanya 50-70% kucing yang menunjukkan
tingkah laku ini. Apabila paparan dari catnip ini diperlama akan memasuki
stadium lanjut yakni kehilangan kesadaran sebagian.
6. Mengunyah bulu
Termasuk tingkah laku yang abnormal pada kucing. Tingkah laku ini mulai
tampak pada saat pubertas, yaitu ketika kucing mulai menjilat, mengisap,
mengunyah atau memakan bulu atau bahan-bahan kain. Kucing yang seperti
ini, akan mencari bau lanolin atau keringat orang, atau merupakan manifestasi
dari lanjutan menyusu. Genetik ini kuat pada kucing Siamese, silangan
Siamese, Burmese. Mengunyah bulu dapat diatasi dengan mengeliminasi akses
terhadap benda-benda yang dapat menarik perhatiannya dan dengan manipulasi
tingkah laku, atau dengan makanan yang berserat tinggi atau menyediakan
selalu dry-food.

DAFTAR PUSTAKA

Widyo, Setyo dkk. 2011. Diagnostik Klinik Hewan Kecil. IPB Press : Bogor.

Anda mungkin juga menyukai