Anda di halaman 1dari 7

RESUME VIDEO PERTEMUAN 13

Reviewer : Herdias Hayyal Falahi (215120300111029)

Judul Video : Psychedelic,The Mind Explained

Sebagai makhluk yang rumit, seringkali kucing dianggap tidak memiliki


kemampuan yang potensial untuk melakukan suatu hal, dibandingkan dengan anjing.
Namun, penelitian kekinian mencoba untuk menggali bagaimana kunci perilaku
kucing yang bahkan berkembang untuk kebutuhan evolusioner. Sehingga potensi
untuk mengetahui kelebihan dan keunikan kucing ini bisa digali lebih lanjut.
Kucing dikenal sebagai hewan yang sangat sosial dengan tingkah yang sangat
lucu, menggemaskan, dan random. Siapa sangka, ternyata sifat ini adalah hasil
evolusi dari leluhurnya yang merupakan hewan predator. Felis catus, nama latin
kucing peliharaan, adalah hasil domestikasi dari kucing liar Afrika. Selama 10.000
tahun, DNA mereka sedikit berubah.
Sebagai hewan liar, kucing didesain dengan tulang belakang yang lebih
banyak dari mamalia lain dengan fitur cakram bantalan elastis di sela-selanya yang
membuat mereka sangat lentur. Bisa dikatakan, kucing adalah cheetah kemasan sachet
yang memiliki potensi kecepatan berlari lebih dari 30 km/jam dan mampu untuk
melenting dan melakukan pose aneh di saat-saat tertentu.
Selain itu, otot kucing juga dirancang khusus. Mereka bisa sepenuhnya
mengaktifkan otot saat melompat sehingga lompatan mereka mencapai 5 sampai 6
kali panjang tubuh mereka. Mereka juga memanfaatkan ekor untuk mengubah arah
saat melakukan lompatan. Saat menjatuhkan diri, kucing memiliki righting reflex
yang membuat mereka sadar saat jatuh dan melakukan manuver untuk jatuh dengan
kaki mereka. Refleks ini adalah fungsi dari sistem vestibula yang terletak di telinga
untuk mengirimkan sinyal menuju otak dan membuat mereka sadar untuk bermanuver
saat akan jatuh. Pada dasarnya, semua mamalia memiliki kemampuan itu, namun
refleks kucing 2x lebih cepat untuk itu.
Kemampuan-kemampuan semacam itu membuat kucing menjadi hewan yang
mengagumkan sekaligus misterius. Kucing sendiri tidak banyak berubah secara
evolusi sehingga mereka seperti campuran kucing liar dan kucing rumahan Sehingga,
seringkali kemampuan kognitif-sosial kucing dianggap remeh dibanding dengan
anjing. Tapi, sebenarnya hal ini terjadi karena masih sedikit penelitian mengenai
kucing pada hal ini. Misalnya, apakah kucing mengenali namanya? Pada dasarnya,
eksperimen membuktikan bahwa kebanyakan kucing tahu nama mereka sebagaimana
anjing juga mengetahui namanya.
Memang, penelitian kucing terhambat 15 tahun dibanding dengan anjing.
Namun, Dr. Kristyn dan Dr. Saho melakukan 37 studi gabungan yang membuktikan
bahwa kucing mampu mengenali wajah dan suara pemilik serta kucing lain, mengerti
arti petunjuk, memahami keberadaan objek, memahami bahwa saat objek menghilang
dari pandangan maka bukan berarti lenyap. Intinya, banyak hal baru mengenai kucing
yang belum dimengerti sebelumnya. Perilaku dan reaksi kucing pun ternyata mirip
dengan perilaku dan reaksi anjing, namun potensi itu belum dimanfaatkan dengan
baik.
Contoh konkritnya adalah Savitsky Cat dari Ukraina, yang memenangkan
perempat final di American Got Talent. Menurut mereka, melatih anjing sedikit
berbeda dengan melatih kucing. Jika anjing lebih seperti “aku menurutimu” maka
kucing lebih seperti “ajari aku” sehingga lebih rumit. Tipsnya, penting agar si kucing
percaya dengan pelatihnya sepenuhnya sehingga membentuk bonding yang menjadi
trik utama untuk melatih kucing.
Beberapa triknya adalah, jika ingin kucing menyukai kita maka kita bisa
berkedip perlahan terlebih dahulu. Kontak mata menjadi hal yang penting di dunia
hewan. Jika tatapan mata terlalu tajam, itu akan menakutkan. Jika ingin berinteraksi
dengan kucing, maka buat diri kita tampak kecil dengan beregrak atau berdiri
menyamping, lalu bisa melirik dan berkedip. Bagi kucing, hal ini seperti sebuah
senyuman dan tebaran emosi negatif sehingga mereka seringkali merespon dengan
balas berkedip. Setelah itu, coba untuk mendekat dan berikan jari pada mereka dan
biarkan mereka menyundulnya. Kucing seringkali mendengkur dan menyentuhkan
hidung mereka pada kucing lain saat berinteraksi. Mereka akan mengendus jari kita,
mencium aromanya, dan mengenali kita. Jika mereka menyukai kita, maka mereka
akan menggesekkan badan mereka ke tangan kita. Lalu, jangan langsung sentuh dari
atas karena itu seperti hewan predator yang menyerang sehingg mereka takut dan
akan mengaktifkan insting liar mereka. Jika ada kucing yang takut dengan sentuhan,
bisa gunakan pom-pom untuk berinteraksi dan mengetahui perasaan mereka.
Jika kucing menyukai kita, mereka akan melakukan perilaku yang disebut
Allorubbing, atau menggesekkan kepada sebagai perilaku sosial yang membangun
ikatan. Penelitian menyebutkan bahwa 83% kucing akan melakukan allorubbing pada
pemiliknya ketika mereka bertemu dengan pemiliknya, hal ini disebut sebagai cara
kucing untuk menghilangkan stress. Sikap ramah ini juga menjadi indicator yang
berarti kita sebagai pemilik diterima oleh si kucing.
Pertanyaan berikutnya adalah, apakah kucing menyukai semua manusia atau
mereka pemilih? Peneliti melakukan eksperimen yang disebut Paired Attachment
yang bertujuan mengetahui berapa lama kucing menghabiskan waktu dengan
pemiliknya dan orang asing. Hasilnya, kucing memang memiliki preferensi dan ikatan
kuat dengan pemiliknya. Keterikatan ini diduga perpanjangan dari keterikatan kucing
dengan induknya sebagai anak kucing.
Kunci lain untuk membuka potensi kucing adalah dengan membuatnya betah.
Seperti leluhur mereka, kucing suka ketinggian. Jika mereka gelisah, mereka akan
mencapai ketinggian untuk melihat lingkungan di sekitarnya. Kucing juga menyukai
tempat sempit, seperti kardus. Sisi yang tertutup membuat mereka merasa aman.
Selain itu, mereka adalah predator penyergap sehingga mereka suka untuk
bersembunyi dan menangkap mangsanya. Sehingga kardus seakan-akan cocok untuk
memenuhi pola predator mereka. Mereka juga memiliki kemampuan mengenali
rintangan yang membantu mereka bertahan hidup.
Kucing juga memiliki asset khusus yang membantu mereka menyusup, dan
asset ini hanya dimiliki oleh sedikit hewan. Ketika melewati lubang kecil, mereka
selalu memulai dengan kumis nya. Kumis menjadi adaptasi dari kucing yang menarik.
Kumis ini seperti bulu yang terhubung dengan saraf menuju otak yang mengirim
informasi mengenai apa yang disentuh oleh kumis. Kumis tak hanya terletak di pipi
dan dagu, namun juga ada di alis dan belakang kaki depan. Kumis ini berevolusi
menjadi sensor taktil untuk mengenali lingkungan. Dalam kasus lubang kecil, kumis
membantu mereka mengetahui seberapa ukuran lubang yang akan mereka lewati.
Kemudian, kerangka lentur mereka yang mengatur sisanya. Tulang selangka kucing
tidak bertumpu di tulang melainkan di otot seperti bersendi ganda di semua bagian.
Namun, kumis kucing tidak bertumbuh jika kucing semakin gemuk. Kumis kucing
berevolusi menjadi seukuran lebar tubuh kucing sehingga menjadi masalah jika
kucing mengalami obesitas.
Lima puluh Sembilan persen kucing di AS mengalami obesitas. Sehingga,
menemukan diet yang tepat menjadi hal yang penting untuk kucing. Leluhur kucing
saat ini dan para kucing besar harus bekerja untuk mencari makan sehingga mereka
tidak kesulitan untuk langsing. Namun, kucing rumahan lebih sulit. Sehingga, berikan
kucing kegiatan, baik mainan, makanan, tempat makan interaktif, atau apapun untuk
dikerjakan sehingga agar mereka harus berusaha terlebih dahulu sebelum makan.
Selain itu, kucing juga harus makan daging. Kucing tidak mampu menyintesis asam
amino tertentu yang hanya ada pada daging.
Dr. Yuki, seorang ahli kucing di Jepang mengatakan bahwa kucing adalah
hewan yang sensitif. Dengan melihat mata kucing, telinga kucing, dan cara
mengibaskan ekor, maka jika diamati kitab isa memahami perasaan seekor kucing.
Saat mata kucing terbuka dan telinganya naik, mereka dalam kondisi santai. Jika
mereka menyipitkan mata dan menurunkan telinga, mereka menjadi agresif. Jika mata
terbuka tapi telinga ke belakang, mereka bersiap membela diri. Jika mereka
memamerkan gigi, mereka bersiap menyerang. Gerakan ekor juga memiliki arti
tertentu. Saat mengibaskan ekor, kucing merasa kesal. Saat mereka meluruskannya,
mereka cukup senang. Saat ujung ekornya berkedut, mereka merasa tertarik. Saat ekor
kucing diletakkan di dalam antara kaki, mereka takut dan berusaha terlihat patuh. Saat
bulu mereka berdiri, mereka sangat ketakutan.
Kucing juga memiliki 20 suara berbeda untuk mengekspresikan emosinya.
Ada suara kucing untuk menginginkan sesuatu, ada pula saat merasa senang. Juga ada
untuk memberi peringatan tertentu seperti “jangan terlalu dekat” dan suara serangan.
Uniknya, kucing lebih sering berbicara dengan manusia daripada kucing lain. Kucing
yang hidup dengan manusia lebih sering mengeong. Saat kucing mengeong keras dan
jelas sekali, seringkali itu berarti si kucing menuntut sesuatu.
Selain itu, dengkuran (purring) seekor kucing juga dinilai unik. Saat kucing
membuat suara dengan tenggorokan, rasanya mereka sedang nyaman. Studi
menemukan bahwa kucing memanfaatkan dengkuran untuk memasuki alam bawah
sadar kita. Mereka menyisipkan frekuensi yang overlap dengan frekuensi yang dibuat
bayi saat menangis. Saat bayi menangis, frekuensinya sekitar 400-600 Hz, suara yang
dirancang untuk menarik perhatian. Kucing modern juga mengembangkan suara
meong bernada tinggi di dalam dengkuran yang meniru frekuensi ini. Sehingga
mereka bisa membuat suara yang sangat kecil kemungkinanya untuk diabaikan.
Mereka berevolusi agar kita makin peduli dengan mereka.
Cara dasar untuk melatih kucing adalah meminta mereka untuk mengikuti kita
dengan memberi perintah sederhana secara berulang. Teknik memberi pengulangan
perintah ini disebut Classical Conditioning. Pada kucing, latihan klik bisa diterapkan
sebagai dasar. Tawarkan suara klik dalam 1-2 detik lalu berikan makanan agar kucing
memahaminya. Namun, kucing mudah bosan sehingga lakukan ini dengan latihan
singkat saja, antara 1-5 menit.
Namun, kucing juga memiliki variasi perilaku yang sangat banyak sehingga
antara satu individu dengan yang lain akan berbeda dalam merespon dan
bersosialisasi. Saat lahir, hewan juga dibekali dengan tempramen sebagai pondasi
bagi kepribadian yang berkembang sepanjang hidup mereka. Anak kucing berusia 3
hari pun sudah memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Maka untuk melatih kucing,
manusia lah yang harus menyesuaikan dengan kepribadian kucing. Selain
kepribadian, pengalaman hidup kucing juga berpengaruh dalam perilaku kucing,
termasuk seberapa sosialnya kucing. Seperti Eddy, kucing dari Savitsky Cat yang
hidup bersama anjing, ia harus dilatih dengan cara berbeda.
Kucing juga memiliki banyak cara untuk dimotivasi, dan tiap individu
berbeda. Makanan tak selalu menjadi alat yang hebat. Mayoritas kucing ternyata lebih
suka hadiah yang bersifat sosial. Eksperimen membuktikan bahwa mayoritas kucing
akan lebih memilih pemiliknya dibanding makanan, bau-bauan, atau mainan yang
disukainya.
Pertanyaanya, apakah benar kucing mencintai manusia? Akar pertalian kucing
dan manusia dipercaya oleh sejarawan sudah sejak peradaban mesir kuno, 4.000 tahun
yang lalu. Namun, temuan genetika mengubah segalanya. 10.000 tahun yang lalu,
tidak ada kucing di Siprus, sebuah pulau kecil di mediterania. Namun,peneliti
menemukan pemakaman anak-anak dengan kerangka kucing. Ketika DNA digunakan
untuk menentukan tanggal penemuan ini, hasilnya minimal sudah 10.000 tahiun
kucing hidup bersama manusia. Manusia sendiri lah yang membawa kucing-kucing
ini ke Siprus. Manusia pada era itu mulai melakukan cocok tanam sehingga
mengundang hewan pengerat untuk datang, maka kucing menemukan peluang dengan
memburu hewan-hewan pengerat ini. Kemungkinan, inilah awal pertalian kucing
dengan manusia.
Pertalian kucing dan manusia terus berkembang. Di Mesir Kuno, manusia
memuja kucing. Ada jutaan kucing yang dijadikan mumi dan ikonografi mesir, semua
penggambaran kucing. Seringkali kucing juga digambarkan di bawah kursi
bangsawan wanita. Dari sini, terlihat bahwa kucing mulai berevolusi menjadi kucing
rumahan. Kucing pun menyebar ke seluruh dunia, kemungkinan besar dibawa dengan
kapal. Baik sengaja, maupun tidak seakan-akan tiap kapal ada kucing yang mengikuti.
Namun, pertalian kucing dengan manusia tak selalu positif. Kisah kucing
hitam dan sihir hitam dimulai oleh seorang Paus bernama Paus Gregory IX. Di era
abad pertengahan, kucing dikaitkan dengan penyihir. Pada dasarnya, penyihir di era
itu adalah wanita bijak yang dekat dengan alam sehingga mereka tahu pentingnya
menjaga rumah tetap bersih agar tetap sehat, sehingga mereka memiliki sapu dan
memelihara kucing untuk menyingkirkan tikus. Namun, gereja pada saat itu, yang
didominasi laki-laki, menganggap mereka berbahaya dan berusaha menyingkirkan
mereka. Populasi kucing di Eropa kala itu hancur dan beberapa ahli mengasosiasikan
itu dengan kemunculan wabah pes dan black death, akibat tingginya populasi hewan
pengerat.
Di Skotlandia, secara tradisional, kucing dipelihara di tempat penyulingan
anggur untuk mengusir tikus. Bahkan ini telah terjadi secara turun-temurun. Mata
kucing yang besar dibanding ukuran tengkoraknya, serta memiliki tapetum lucidum,
sel di belakang mata yang memantulkan cahaya ke retina, memungkinkan mereka
meliht dalam kondisi kurang cahaya. Untuk berburu tikus, kucing harus ultrasonic.
Telinga kucing bisa berputar 180 derajat dan mendengar dengan jarak yang jauh.
Kucing juga disebut sebagai hewan Crepuscular, yang berarti mereka aktif
saat fajar dan senja. Seringkali kucing tiba-tiba memiliki energi yang melimpah saat
manusia sedang tidur yang disebut sebagai F.R.A.P (Frenetic Random Activity
Period) atau periode pola aksi cepat liar. Kita bisa melihat kucing membuat suara
“kicauan”, turun ke lantai, melompat kesana kemari, dan sebagainya di saat kita tidur.
Hal ini normal dan berasal dari ritme sirkadian kucing.
Pertanyaan berikutnya, mengapa kucing seringkali memberi pemiliknya
hadiah? Induk kucing yang memiliki anak kucing, dia akan membawa pulang
mangsanya untuk anak-anak kucing. Lalu, induk kucing akan membiarkan mereka
memainkan dan berinteraksi dengan mangsanya agar tahu bahwa ini adalah mangsa
yang sesuai. Jika kucing membawa hadiah mangsa mereka pada kita, artinya mereka
menganggap kita sebagai keluarganya.
Pertalian tradisional manusia dan kucing pun menjadi obsesi global. Di
internet, video kucing seakan menjadi hal yang penting untuk dibuka. Penelitian
mengungkapkan bahwa melihat video kucing akan meningkatkan emosi positif dan
mengurangi emosi negatif. Dengan kata lain, mereka meningkatkan prduksi dopamin.
Seringkali kucing berperilaku “nakal” di rumah. Namun, jangan pernah
menghukum mereka karerna mereka terkadang tak mengerti mengapa ia dihukum dan
merasa diri kita unpredictable. Kuncinya alihkan perhatian kucing secara positif,
misalnya dengan memainkan tangan kita atau lainnya. Lalu, lakukan
counterconditioning, proses pengubah respons emosional.
Kondisi motivasional kucing memang tidak mudah diprediksi. Jika anjing
merasa pemiliknya dewa, maka kucing merasa dirinya lah dewa. Kucing tak mau
melakukan apa yang mereka tidak sukai. Namun, perilaku kucing juga mencerminkan
cara kita memperlakukan mereka. Lebih lanjut, kucing ternyata bisa menangkap dan
memahami perasaan kita. Maka ketika melatih kucing, jangan sekali-sekali memiliki
mood yang buruk.
Secara evolusioner, kucing memang telah berevolusi untuk menjadi lebih
berempati. Mereka berevolusi dengan menatap rekan sosial di lingkungan dan
mengumpulkan informasi. Bahkan level nya sudah di level lingkungan antar negara.
Di Jepang, kucing kesulitan dengan tempat asing sedangkan di Amerika, kucing
bersikap wajar di tempat asing. Sehingga, perbedaan budaya ternyata terjadi di kucing
juga. Di Jepang yang merupakan negara kepulauan, kebanyakan kucing dipelihara di
rumah. Orang Jepang pun jarang melakukan pesta di rumah, sehingga kucing Jepang
jarang untuk bertemu orang asing. Sedangkan kucing Amerika sebaliknya.
Kepribadian ini pun uniknya juga diturunkan secara turun menurun. Begitupula di
Istanbul, Turki, kucing adalah hal yang sangat umum. Jalanan di sana adalah rumah
bagi lebih dari 100.000 kucing jalanan, sangat cocok dengan kondisi perkotaan.
Mereka adalah bagian dari kota, bahkan mereka menyediakan infrastruktur untuk
kucing. Bahkan di 2020, Turki menerapkan undang-undang untuk kesetaraan kucing.
Sudah jelas bahwa kita suka kucing, yang mengarahkan ke pertanyaan terbesar
tentang kucing. Apakah kucing menyayangi kita? Kucing bisa membentuk ikatan
mendalam dengan seseorang, dan itu mirip cinta. Kucing sangat menyayangi
pemiliknya. Kucing juga memberikan dukungan emosional, perasaan sehat,
kebahagiaan, dan cinta tanpa syarat.
Semakin banyak belajar, kita semakin tahu bahwa keterikatan manusia dengan
kucing sangatlah dalam. Kita memberikan banyak cinta pada mereka, lalu mereka
menerimanya. Cinta berjalan 2 arah dan potensi kucing akan tergali. Saat semuanya
berpadu, hasilnya akan ajaib.

Anda mungkin juga menyukai