Oleh
Dosen Pembimbing:
Fauziah, S.Si., M.Si.
NIP. 197411241999032003
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH
NOVEMBER, 2020
BAB I
PENDAHULUAN
2.2.1 MAKAN
Makanan kucing adalah makanan khusus yang diberikan dan dikonsumsi oleh kucing
domestik. Makanan kucing harus memiliki kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh kucing,yaitu
makanan yang banyak mengandung vitamin dan asam amino. Makanan yang mengandung
asam amino taurin contohnya adalah daging. Kekurangan zat taurin dalam jangka waktu
panjang, misalnya jika kucing diberi makanan anjing yang mengandung sedikit taurin, dapat
mengakibatkan degenerasi retina, kehilangan penglihatan, dan kerusakan jantung.
Makanan kucing kebanyakan dapat dibeli di toko makanan kucing, toko hewan
peliharaan, dan pasar swalayan, yang terdapat dalam bentuk kering dan basah dalam bentuk
kalengan. Makanan kering (mengandung 8-10% air) biasanya dibuat dengan cara ekstrusi
daging dengan tekanan dan suhu yang tinggi. Makanan kering dapat ditambahkan bahan lain
seperti lemak makanan dengan cara disemprotkan untuk meningkatkan palatabilitas dan rasa.
Makanan kering memiliki harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan jenis makanan
kucing lainnya. Kelebihan lainnya dari makanan kering ini adalah, makanan ini baik untuk
kesehatan gigi dan makanan ini juga tidak mudah rusak dan rasanya dapat bertahan selama
beberapa hari, walaupun dibiarkan di dalam mangkuk makanan kucing. Namun, makanan
kering yang disemprotkan dengan lemak dapat menyebabkan makanan tersebut menjadi
tengik dan akan mengalami oksidasi. Makanan kering tidak seperti makanan kaleng yang
mudah rusak dalam beberapa jam. Selain itu, beberapa orang berpendapat bahwa makanan
kering dapat membantu kucing untuk mencegah deposito tartar ( Hartuti et al., 2014).
Makanan basah atau makanan kaleng (mengandung 75-78% air) umumnya dalam
kemasan kaleng yang berbagai ukuran, yaitu 3 ons (85 gram), 5,5 ons (156 gram), dan 13 ons
(369 gram). Makanan basah juga dijual dalam bentuk kantong plastik foil dan juga saset.
Makanan ini dibuat dari daging berkualitas tinggi. Makanan basah dibuat dengan cara
digiling dan dicampur dan kemudian ditumbuk agar menjadi bubur. Makanan basah secara
sistematis telah disterilkan dan dipasteurisasi. Kadar air yang tinggi dari makanan ini
mengandung banyak manfaat bagi kesehatan, namun makanan ini kurang baik bagi kesehatan
gigi. Pemilik dan dokter hewan telah merekomendasikan pola makanan yang terdiri dari
sebagian besar atau seluruhnya makanan basah. Makanan basah biasanya mengandung
sedikit serealia dan karbohidrat. Makanan ini banyak terdapat ikan, yang mengandung
banyak asam lemak tak jenuh, dan jika dikonsumsi dapat menyebabkan peradangan pada
jaringan adiposa. Dibandingkan dengan makanan kering, makanan basah dapat mengurangi
kemungkinan masalah buang air kecil, diabetes, gagal ginjal, sembelit dan obesitas pada
kucing
Salah satu nutrisi yang paling penting bagi kucing adalah taurin. Taurin merupakan
turunan dari asam amino yang tidak dapat dihasilkan dari kucing itu sendiri. Sebuah
pengalaman menunjukkan bahwa kucing yang kekurangan taurin dapat mengalami masalah
retina. Dalam kasus ekstrem, kucing bahkan mungkin dapat menjadi buta. Kandungan
magnesium pada makanan kucing tidak boleh tinggi, karena jika mengandung magnesium
yang tinggi dapat menyebabkan gangguan saluran kencing pada kucing (Campbell, 2004).
BAB III
METODE KERJA
Tabel 4.2. Data hasil pengamatan pada kucing peliharaan saat diberi makan tikus :
Perilaku Dilakukan Keterangan
Mengamati Ada Kucing mengamati tikus
yang diletakkan didepannya
dan kucing merasa ketakutan.
Mendengus Bau Ada Kucing mencium tikus yang
ada didepannya.
Mengejar Tidak Ada Kucing tidak mengejar dan
kucing menjahui tikus.
Berusaha Menangkap Tidak Ada Kucing tidak menangkap,
kucing hanya mencium lalu
menjahui tikus.
Tabel 4.4. Data hasil pengamatan pada kucing liar saat diberi makan tikus :
Perilaku Dilakukan Keterangan
Mengamati Ada Kucing mengamati tikus
setelah membawa lari tikus.
Mendengus Bau Ada Kucing mencium tikus dan
memakannya setelah
membawa lari tikusnya.
Mengejar Ada Kucing berlari kecang dari
jarak yang jauh.
Berusaha Menangkap Ada Kucing menangkap tikus da
membawa lari tikus.
BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang telah dilakukan ini,
yaitu:
1. Kucing peliharaan yang diberikan makanan yang berbeda tetap memilih makanan
yang biasa kucing tersebut makan.
2. Kucing liar saat diberi makan tikus, kucing berlari kencang dari jarak yang jauh untuk
menangkap tikus.
3. Kucing peliharaan yang diberi makan tikus, kucing kelihatan ketakutan dan tidak
memakan tikus tersebut.
4. Kucing peliharaan lebih banyak tidur dibandingkan memburu makanan.
DAFTAR PUSTAKA
Alex. (2001). Panduan Lengkap Memelihara Anjing dan Kucing. Pustaka Baru Press,
Yogyakarta
Abu Bakar. (2012). Perbibitan Ternak Dan Kesehatan Hewan. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Ahmad. (2008). Buku Perilaku Hewan. Gramedia, Jakarta.
Campbell, R. (2004). Biologi Edisi Kelima Jilid III. Erlangga, Jakarta.
Surti Yanti. (2006). Karakteristik pada Kucing Liar dan Kucing Peliharaan. Universitas
Lampung, Lampung
Surdiman.(2010). Tingkah Laku Kucing Liar Terhadap Pemburuan Tikus. Universitas Gadjah
Mada. Yogjakarta
Hartuti, R.S., Adam, M., & Murtina, T. (2014). Kajian Kesejahteraan Kucing yang
Diperlihara pada Beberapa Pet Shop Di Wilayah Bekasi. Jurnal medika veterinaria,
8(1), 37-42
LAMPIRAN