DOMESTIKASI AYAM
Indonesia diyakini sebagai sebagai pusat domestikasi ayam di Asia. Hal itu
membuat suatu keyakinan bahwa ayam-ayam domestikasi ini berasal dari
satu nenek moyang. Yaitu ayam hutan merah atau Red Junglefowl, Gallus
gallus. Domestikasi pertama kali diduga terjadi di Sungai Kuning, Henan
China sekitar tahun 6000 SM. Domestikasi kemudian menyebar ke
berbagai negara hingga di Indonesia. Domestikasi dilakukan dengan
teknik aplikasi teknologi DNA.
Dari uraian diatas, Kesimpulan yang dapat diambil adalah : (1) Perilaku
merupakan bentuk respons suatu organisme terhadap kondisi internal dan
eksternalnya; (2) Hewan domestikasi merupakan hewan liar yang
dijinakkan sesuai dengan keinginan yang diharapkan manusia itu sendiri;
(3) Perilaku
setiap hewan berbeda–beda karena perilaku dihasilkan oleh gen dan
factor- faktor lingkungan. Saran penulis bila ingin melakukan domestikasi
yaitu : (1) kita sebaiknya lebih memperhatikan bagaimana perilaku
hewan domestikasi dilingkungan awalnya terlebih dahulu, agar ketika kita
mendomestikasi hewan tersebut, dan tidak terjadi stress terhadap hewan
yang didomestikasi; (2) Dengan mengetahui perilaku hewan domestikasi
kita juga dapat memelihara hewan tersebut dengan baik dan benar.
Dan akhirnya penulis mengajak kepada diri sendiri dan pembaca, marilah
kita memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah baik yang ada di sekitar
kita maupun yang ada dalam diri kita sebagai salah satu cara untuk
meningkatkan ketaqwaan kita kepada Alla s.w.t. Di akhir tulisan ini, kami
kemukakan firman Allah dalam QS 51:20-21. ”Dan di bumi itu terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. Dan juga
pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”
DAFTAR PUSTAKA