JUDUL :
IDENTIFIKASI BAKTERI ENTEROBACTERIACEAE
II. TUJUAN :
1. Memahami prosedur pemeriksaan bakteri Enterobacteriaceae
2. Mampu mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri-bakteri kelompok
Bakteriaceae
III. DASAR TEORI :
Mikrobiologi adalah satu ilmu yang mempelajari kehidupan dan mikroba
organisme hidup yang berukuran mikro atau sangat renik. Mikroorganisme ini
sangaterat kaitannya denga kehidupan, baik yang bermanfaat atau merugikan makhluk
hidup yang lainnya. Ada diantara mereka yang hidup dalam media agar yang dapat
menyebabkan penyakit ataupun menguntungkan misalnya dalam proses pembutan
anggur, keju, yogurt, produksi penisilin dan proses pembuangan limbah (Tortora,
1992 : 22).
Untuk menelaah bakteri di laboratorium kita harus dapat menumbuhkan
bakteri dalam biakan murni.Untuk melakukan hal itu, haruslah mengerti jenis-jenis
nutrient yang disyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkngan fisik yang
menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Kultur bakteri untuk keperluan
yang bermanfaat, pada umunya dilakukan dengan biakan murni, biakan murni hanya
mengandung satu jenis, untuk mengisolasi biakan murni, umumnya digunakan 2
prosedur yaitucawan dengan goresan dan metode agar tuang
Biakan adalah medium yang mengandung organism hidup. Medium itu mengandung
zat-zat makanan untuk bakteri. Berbagai resep ramuan untuk membuat media telah
dibuat untuk memungkinkan untuk tumbuhan jenis-jenis tertentu. Medium pilihan dan
diferensial bermanfaat untuk memisahka berbagai jenis. (Dwijoseputro, 1998)
Syarat yang harus dipenuhi untuk media biakan.
a. Mengandung nurtisi yang di butuhkan oleh mikroorganisme yang berkembang.
b. Memiliki kelembaban optimum bagi pertumbha mikroorganisme.
c. Mengandung oksigen (kultur bakteri aerob) dan pH sesuai.
d. Harus bebas dari mikroba lain dan steril.
2.1. Indol
2.2. MR-VP
2.3. Uji VP
Dengan hasil negatif, karena tidak terbentuk warna merah pada medium
setelah ditambahkan -napthol dan KOH, artinya hasil akhir fermentasi bakteri
inibukan asetil metil karbinol (asetolin) (Volk dan Wheeler, 1993).
Morfologi E. Coli
Dari anggota family Enterobacteriaceae. Ukuran sel dengan panjang 2,06,0
m dan lebar 1,11,5 m. Bentuk sel dari bentuk seperti coocal hingga
membentuk sepanjang ukuran flamentous. Tidak ditemukan spora.
E. Coli batang gram negatif. Selnya bisa terdapat tunggal, berpasangan, dan
dalam rantai pendek, biasanya tidak berkapsul. Bakteri ini aerobik dan dapat juga
aerobik fakultatif. E. Coli merupakan penghuni normal usus, seringkali
menyebabkan infeksi.
Bentuknya bulat atau lonjong (0,8 sampai 0,9), jenis yang tidak bergerak,
tidak berspora dan gram positif. Tersusun dalam kelompok seperti buah anggur.
Pembentukan kelompok ini terjadi karena pembelahan sel terjadi dalam tiga
bidang dan sel anaknya cenderung dekat dengan sel induknya. Sifat biakan
bersifat aerob dan tumbuh baik pada pembenihan yang sederhana pada temperatur
optimum 37oC dan pH 7,4.
Staphylococcus Staph adalah kuman yang ditemukan pada kulit dan hidung
kita. Spesies Staphylococcus ini adalah gram positif yang fakultatif anaerob.
Staphylococcus pathogen mempunyai sifat sebagai berikut:
Sulfida indole motility (SIM) adalah media agar semisolid digunakan untuk
menentukan hidrogen sulfida (H 2 S) produksi, pembentukan indol, dan motilitas.
Media SIM (Sulfide Indole Motility) adalah media differensial. SIM media digunakan
untuk membedakan anggota keluarga Enterobacteriaceae. Kekaburan yang menyebar
dari garis menusuk menunjukkan tes positif untuk motilitas. Tabung harus
dibandingkan dengan tabung tanpa inokulasi untuk membedakan antara kekaburan
samar dan motilitas. Adanya warna merah setelah penambahan reagen Kovcs
menunjukkan produksi indole. Terbentuknya endapan hitam menunjukkan produksi
H 2 S. (Anoname,2012).
a) Pembuatan Media
14. Inkubator
3. BSC 3. Tissue 3. NA
c) Uji biokimia
6. Urease
2.) TSIA
4.) MR-VP
6.) UREASE
7. Diambil sampel feses menggunakan ose, lalu dilakukan strike pada media. Untuk
kuadran 3 ke 4, ose dilakukan fiksasi. Ini bertujuan untuk peremajaan bakteri.
8. Setelah dilakukan strike, ose difiksasi kembali hingga berwarna merah menjalar.
Dan difiksasi kembali bibir media MCA/EMB/NA diatas api Bunsen.
9. Media dibungkus menggunakan kertas buram dan diisi label diatas kertas.
11. Selanjutnya diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam. Dan diamati hasilnya.
A. UJI GULA-GULA
B. UJI TSIA
3. Diinokulasikan koloni dari biakan kuman ke TSIA dengan cara penusukan dengan
ose lurus mulai dari pangkal kemiringan sampai ke dasar tabung, saat menarik ose
kembali, permukaan miring media digores.
4. Diinkubasi kultur pada suhu 37oC selama 24-48 jam.
6. Diinterpretasi hasil :
C. UJI IMVIC
D. UJI SITRAT
E. UJI UREASE
2. Dilakukan desinfeksi area kerja yang akan digunakan menggunakan alcohol 70%.
VIII. PEMBAHASAN :
Bakteri Escherichia coli (E. coli) merupakan suatu bakteri Gram (-) berbentuk
batang, bersifat anaerobik fakultatif, dan mempunyai flagella peritrikat.
(Fardiaz,1992). E. coli dapat hidup secara normal di saluran pencernaan. E. coli
menjadi patogen jika jumlahnya meningkat dalam saluran pencernaan atau berada di
luar usus. Oleh karena itu, pada pratikum digunakan feses sebagai sampel untuk
indentifikasi bakteri E.coli yang hidup pada tubuh kemudian di tanam dalam sebuah
media khusus yang berbeda dimana menghasilkan perubahan sesuai dengan kekhasan
medianya masing-masing. Medium adalah suatu bahan nutrisi tempat menubuhkan
bakteri di laboratorium (Tortora, 2007). Media adalah suatu substrat untuk
menumbuhkan bakteri yang menjadi padat dan tetap tembus pandang pada suhu
inkubasi (Pelczar et al, 1986). Dengan menggunakan bermacam macam media dapat
dilakukan isolasi, perbanyakan, pengaujan sifat fisiologis dan perhitungan sejumlah
mikroba.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, media untuk menumbuhkan
bakteri yaitu MCA dan EMB. Kemudian dilakukan isolasi sampel feses ke media
EMB ( Eosin Methylen Blue Agar ) dan MCA ( Mac Conkey Agar ) dengan teknik
streak plate. cara melakukan Teknik Piringan Goresan (Streak plate method) yaitu
menginokulasi biakan dengan jarum ose pada permukaan atas agar yang penuh
dengan biakan campuran (specimen feses). Ada beberapa metode penggoresan yang
berbeda, namun kesemua metode bertujuan untuk meletakkan sebagian besar
organisme pada beberapa goresan pertama. Apabila sebaran dilakukan dengan
menggerakkan jarum ose bergantian dari satu bagian ke bagian lain cawan petri,
bakteri yang tertinggal pada jarum ose semakin berkurang. Jika dilakukan secara
sempurna, goresan akhir akan meninggalkan bakteri individual cukup terpisah satu
sama lain, sehingga setelah mengalami pertumbuhan, koloni yang berasal dari bakteri
individual akan benar-benar terpisah satu sama lain. Kemudian koloni tunggal dapat
ditinggalkan kemedium steril, dan akan tumbuhlah biakan murni (Hadioetomo, 1993).
MCA ( Mac Conkey Agar ) adalah media selektif dan defferensial yang
digunakan untuk isolasi dan differensiasi non pemilih gram negatif batang, khususnya
anggota keluarga Enterobacteriaceae dan genus Pseudomonas. Setelah pembuatan
media selesai, selanjutnya dilakukan isolasi sampel feses ke media dengan cara streak,
tetapi sebelum itu, sampel di encerkan dengan akuadest terlebih dahulu. Pengenceran
adalah melarutkan atau melepasan mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga
lebih mudah penanganannya. Tujuan pengenceran yaitu untuk mengurangi kepadatan
kepadatan bakteri yang ditanam (Fais, 2009). Pada pratikum biakan pada agar
MacConkey menghasilkan koloni berwarna merah. Beberapa koloni bakteri golongan
Coliform yang dapat memfermentasikan laktosa yang terdapat pada media
MacConkey akan membentuk koloni berwarna, seperti koloni E.coli dan Klebsiella
sp. Sedangkan Koloni yang tidak memfermentasikan laktosa seperti Proteus sp akan
membentuk koloni tidak berwarna. Untuk koloni Citrobacter sp yang lambat dalam
melakukan fermentasi laktosa, lama-kelamaan koloni akan membentuk warna.(Arnia
and Warganegara 2013).
Media EMB (Eosin Methylen Blue Agar) mempunyai keistimewaan
mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilih mikroba yang memfermentasikan
laktosa seperti staphylococcus aureus, P. aerugenosa dan salmonella. Hasil positif
adanya E. coli dapat dilihat pada media Eosin Methyline blue (EMB) karena media ini
merupakan media selektif diferensial untuk mengisolasi bakteri E. coli. Pada pH yang
cukup rendah fermentor laktosa seperti E.coli menghasilkan koloni ungu dengan
kemilau hijau metalik, sedangkan kurang keasaman dapat menghasilkan warna coklat-
merah muda koloni. Sedangkan pada fermentor nonlaktosa muncul seperti transparan
atau pink. Adanya eosin dan methylen blue membantu mempertajam perbedaan
tersebut. Namun demikian, jika media ini digunakan pada tahap awal karena kuman
lainnya juga tumbuh terutama P. aerugenosa dan salmonella sp. Dan dapat
menimbulkan keraguan. Emba yang menggunakan eosin dan methylen blue sebagai
indicator memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa
dan tidak meragikan laktosa. ( Hastowo, 1992). Media EMB mengandung enzimatik
dari gelatin yang merupakan sumber nitrogen. Laktosa pada EMB membuat bakteri
gram negatif tumbuh terdiferensiasi berdasarkan sifatnya sehingga memproses
laktosa. Eosin dan methylene blue dari media EMB merupakan pewarna yang
bergabung untuk membentuk kompleks pada pH asam dan menghambat bakteri gram
positif (eosin pada tingkat lebih rendah), sementara eosin berubah warna ke ungu
gelap, ketika media sekitar koloni menjadi asam (Himedia 2011). Hasil pratikum
pertumbuhan bakteri pada cawan petri menghasikan koloni ungu dengan kemilauan
hijau metalik sehingga menunjukkan hasil positif pada media yang diduga koloni dari
bakteri E.coli dengan batang Gram negatif dan koloni berwarna merah muda dan
transparan diduga adalah bakteri Enterobacteria aerogenes yang memiliki sifat gram
negatif bentuk batang.
Setelah itu bakteri di remajakan ke media TSIA. Proses mengisolasi harus
dilakukan dengan cara yang aseptis karena untuk menghindari adanya kontaminasi
antara mikroorganisme lainnya. Mikroorganisme dapat diisolasi dan diinokulasi
dalam biakan murni dengan cara memindahkannya lalu menanamnya kembali pada
medium baru. TSI Agar merupakan media untuk melihat kemampuan suatu
mikroorganisme dalam memfermentasikan gula. TSIA digunakan untuk pengujian
biokimia untuk membedakan beberapa jenis bakteri yang termasuk kelompok
Enterobacteriaceae yang bersifat gram negatif dan memfermentasikan glukosa
kemudian membentuk asam, sehingga dapat dibedakan dengan bakteri gram negatif
lain. Perbedaan ini didasarkan pada pola fermentasi karbohidrat dan produksi H 2S
pada tabung reaksi. Media ini memiliki 3 gula dalam kandungannya, yaitu glukosa,
laktosa, dan sukrosa, dengan konsentrasi 1% sukrosa, 1% laktosa, dan 0,1% glukosa.
Pada uji TSIA, dibagian butt (bawah) bewarna kuning demikian pula pada bagian
slant (miring) juga bewarna kuning, hal ini menunjukkan suasana yang asam pada
butt dan slant. Hasil dari uji TSIA pada E. coli menghasilkan warna kuning. Hal ini
dikarenakan E. coli pada media TSIA dapat memfermentasi glukosa, laktosa dan
sukrosa. Daerah medium pada sampel positif tidak memperlihatkan adanya endapan
hitam (negatif H2S). Hal tersebut terjadi karena E. coli tidak mampu mendesulfurasi
asam amino dan methion yang menghasilkan H2S (Lebofee .2011).
Hasil positif yang ditunjukkan pada media EMB kemudian diuji ke dalam uji
biokimia. Uji biokimia terdiri dari uji indol, uji merah metil, uji Voges Praskauer, dan
uji sitrat (Arifin 2013). Pentingnya uji biokimia ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasi mikroorganisme secara fisiologis berdasarkan reaksi biokimia. Jenis
uji biokimia akan dipengaruhi oleh faktor atau sifat mikroorganisme, jenis media atau
faktor lingkungan (Harti, 2015). Uji biokimia ini dilakukan untuk menguatkan dugaan
bahwa bakteri yang di isolasi merupakan bakteri E. coli. Selain di uji dengan uji
biokimia, bakteri yang bersifat Gram negatif ini juga perlu di uji dengan uji gula-gula
dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan fermentasi bakteri terhadap karbohidrat.
Pada Media Sulfur Indol Motility (SIM) diperoleh hasil positif pada indol dan
motilitas sedangkan pada sulfur negatif karena tidak terjadi perubahan warna menjadi
hitam. Motilitas positif ditunjukkan karena ditemukan adanya gelembung disekitar
daerah inokulasi dan juga terbentuknya awan pada permukaan media SIM, yang
berarti bahwa E. coli memiliki flagella dan dapat hidup pada kondisi anaerob.
Berdasarkan hasil uji indol menunjukkan hasil positif karena setelah ditetesi reagen
kovacs yang mengandung P-dimetilaminobenzaldehid, alkohol dan HCl pekat maka
terbentuk cincin merah cherry. Hal ini merupakan hasil dari pemecahan asam amino
triptofan oleh bakteri E. coli (Lewerissa dan Kaihena, 2014). Sedangkan, jika hasil
reaksi negatif ditandai dengan terbentuknya cincin kuning. Pentingnya uji indol ini
adalah karena hanya beberapa jenis bakteri saja yang dapat membentuk indol dan uji
ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi bakteri (Agustina., dkk, 2013).
Uji Merah Metil (Methyl Red) digunakan untuk mendeteksi bakteri dengan
asam campuran. Hasil pengamatan untuk uji MR pada isolat bakteri E. coli adalah
positif yang ditunjukkan dengan larutan berwarna merah. Hal ini dikarenakan
beberapa bakteri dapat memfermentasikan glukosa dan menjadikan berbagai produk
bersifat asam sehingga dapat menurunkan pH media menjadi 5,0 atau lebih rendah.
Penambahan indikator pH merah metil ke dalam kultur bakteri setelah inkubasi
menunjukkan adanya perubahan pH menjadi asam. Merah metil berwarna merah pada
lingkungan dengan pH 4,4 dan berwarna kuning dalam lingkungan dengan pH 6,2
(Widyawati 2012).
Uji Voges-Proskauer yang dilakukan dalam pengamatan menunjukkan hasil
negatif karena tidak adanya perubahan warna terhadap larutan VP. Uji VP digunakan
untuk mengidentifikasi bakteri melewati fermentasi karbohidrat oleh bakteri menjadi
2,3 butanadiol yang dijadikan sebagai produk utama sehingga terjadi penumpukan
dalam media. Bila KOH ditambahkan pada media akan membentuk senyawa (asetoin)
acetylmethylcarbinol namun proses tersebut tergantung pada pencernaan glukosa
terjadi, bila glukosa pecah maka akan bereaksi dengan alpha-naftol. Perubahan warna
memperjelas proses dari pembentukan asetoin menjadi warna merah cherry,
sedangkan hasil yang tidak terjadi pembentukan asetoin menunjukan warna kuning
coklat (Sridhar 2006). Asetoin merupakan perantara dalam produksi butilen glikol.
Alpha-naftol berfungsi untuk katalis dan penguat warna (Kataria et al. 2013).
Uji sitrat digunakan untuk melihat kemampuan bakteri menggunakan sitrat
sebagai satu-satunya sumber karbon. Jika bakteri mampu menggunakan sitrat sebagai
sumber karbonnya maka akan menaikkan pH dan mengubah warna medium biakan
dari hijau menjadi biru. Pada pratikum ini hasilnya negatif dengan warna media yang
tetap hijau karena E. coli tidak dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbon
(Fatimawati, 2014).
Uji Urease bertujuan untuk mendeteksi penguraian urea menjadi amonia.
Caranya secara aseptik diinokulasikan biakan bakteri dari media padat ke media urea
agar, kemudian inkubasi 37C selama 24 jam. Urea dihidrolisis menjadi amonia oleh
organisme positif urease akan mengatasi buffer dalam jangka menengah dan
mengubahnya dari oranye menjadi merah muda. Hasil pengamatan untuk uji uraease
pada E. coli menunjukan hasil negatif, hal ini dikarenakan organisme negatif urease
baik tidak menghasilkan perubahan warna dalam media atau mengubahnya kuning
dari produk asam (Leboffe, 2011).
Uji gula-gula ini merupakan salah satu uji biokimia untuk mengisolasi bakteri
E. coli dengan cara mengetahui kemampuan bakteri tersebut memfermentasi
karbohidrat. Media ini digunakan untuk mengetahui fermentasi gula-gula menjadi
asam dengan atau tanpa gas. Caranya biakan bakteri dari media padat diinokulasikan
secara aseptik ke larutan glukosa, tabung Durham diletakkan terbalik dalam masing-
masing tabung sebagai indikator adanya produksi gas kemudian inkubasi 37C selama
24 jam. Hasil positif ditandai dengan perubahan media menjadi kuning, sedangkan
jika gas positif akan tampak gelembung udara pada tabung durham. Pengujian uji
gula-gula yang terdiri dari media glukosa, laktosa, sakarosa, maltosa, dan manitol. Uji
gula-gula menunjukkan reaksi positif dengan terjadinya perubahan warna menjadi
kuning dan menghasilkan gas. Ini menunjukkan bahwa bakteri ini mampu
memfermentasi karbohidrat (Cappucino dkk.2002). Pengujian dengan media sakarosa
tidak mengalami perubahan warna menjadi kuning berarti bakteri tidak dapat
memfermentasi sakarosa. Hajil uji pada media mannitol menunjukkan hasil positif
yaitu dengan perubahan warna menjadi kuning. Perubahan warna menandakan bahwa
bakteri memfermentasi mannitol. Hasil uji terhadap media maltosa juga mengalami
perubahan warna menjadi kuning yang menandakan bakteri dapat memfermentasi
maltosa. Hasil uji laktosa juga didapatkan hasil positif. Hal ini terjadi karena media
laktosa mengandung gula, air pepton dan fenol red, sehingga E. coli dapat mengurai
media laktosa karena memiilki enzim beta-galaktosidase. Media glukosa didapatkan
positif yang ditandai dengan adanya perubahan warna pada media tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa E. coli dapat mengurai glukosa dan memiliki enzim beta
galaktisidase. Pada media glukosa juga terbentuk gelembung pada tabung durham
yang diletakan terbalik didalam tabung media dan menunjukkan hasil fermentasi
berbentuk gas (Oktarina, 2010).
IX. KESIMPULAN :
X. DAFTAR PUSTAKA :
1. Annonymous, 2016, Panduan Praktikum Mikrobiologi, tersedia:
2. https://www.usd.ac.id/fakultas/farmasi/f1l3/PanduMikroBio.pdf
4. http://www.academia.edu/9923615/SEKILAS_MEDIA_GULA-GULA
6. http://www.academia.edu/16007244/Laporan_Praktikum_Mikrobiologi_Uj
i_Biokimia_IMVIC_
https://www.google.co.id/http/eprints.undip.ac.id/DEWIAYU_G2A009195_B
AB2KTI.pdf
10. Huda, Chairul. 2012. Penapisan Aktivitas Antibakteri Dari Bakteri Yang
Berasosiasi Dengan Karang Lunak Sarcophyton S P 4: 6976.
15. Petang, K., & Badung-bali, K. (2016). Isolasi dan Identifikasi Escherichia
coli O157: H7 pada Feses Sapi di, 8(1), 3035.
22. Volk and Wheleer. 1993. Analisis Praktikum Mikrobiologi Umum untuk
Perguruan Tinggi. UGM Press, Yogyakarta.
24. http://nunil08.student.ipb.ac.id/2010/06/19/uji-biokimia-metabolisme-
bakteri/ (Diakses pada: 23 April 2014, pukul: 21.00 WITA)
LAMPIRAN FOTO
Mahasiswa ( Kelompok 8 )
Mengetahui
Dosen Pembimbing 5
OLEH:
KELOMPOK 8
NAMA ANGGOTA :
2017