MIKROBIOLOGI
Disusun Oleh :
Agatha Nensida Venary 148114091
Akhlaqul Karimah W.S.H. 148114092
Erica Kusuma Rahayu S. 148114093
Dian Pertiwi 148114094
Kelompok Praktikum/Kelas : C1.1
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
ACARA IV
IDENTIFIKASI DAN DETERMINASI BAKTERI :
PENGECATAN GRAM DAN UJI BIOKIMIAWI
A. TUJUAN
1. Pengecatan gram : melihat bentuk sel, rangkaian sel, sifat gram (gram negatif dan gram
positif).
2. Uji biokimiawi : mengidentifikasi dan mendeterminasi bakteri berdasarkan sifat-sifat
biokimiawinya
B. TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri memiliki dinding sel yang tebal dan kaku yang mengatur kekerasan sel dan
membedakan karakter bentuknya. Penyusun utama dinding sel yang mengatur kekakuannya
adalah sebuah substansi unik yang disebut peptidoglikan (murein). Ini merupakan polimer yang
memiliki massa molekul yang besar yang tersusun dari tiga bagian yakni N-asetilglukosamin,
asam N-asetilmuramat dan rantai peptida pendek (Hogg, 2005).
Pengecatan yang membedakan jenis sel dengan memberikan warna yang berbeda
disebut dengan pengecatan diferensial. Prosedur pengecatan diferensial yang penting dalam
mikrobiologi adalah pengecatan gram. Berdasar reaksi pengecatan gram ini, baktei dapat
dibedakan menjadi 2 kelompok besar : gram positif dan gram negatif. Setelah pengecatan gram,
bakteri gram positif akan berwarna ungu dan gram negatif akan berwarna pink. Perbedaan
warna pengecatan gram ini disebabkan oleh perbedaan struktur dinding sel dari bakteri gram
positif dan gram negatif. Setelah pewarnaan dengan pewarna utama, biasanya crystal violet,
perlakuan dengan etanol menyebabkan terjadinya dekolorisasi pada gram negatif tetapi tidak
pada gram positif. Berikutnya pengecatan lawan dengan cat dengan warna berbeda, biasanya
safranin, dua tipe sel dapat dibedakan secara mikroskopis dengan adanya perbedaan warna
(Madigan, 2012).
Pada kebanyakan bakteri gram positif, dinding sel tersusun dari beberapa lapisan
peptidoglikan, membentuk struktur yang tebal dan kaku. Sangat berbeda dengan bakteri gram
negatif yang hanya mengandung lapisan peptidoglikan yang tipis. Dinding sel bakteri gram
positif mengandung asam teikoat yang banyak mengandung alkohol (seperti gliserol atau
robitol) dan fosfat. Ada dua macam asam teikoat yakni asam lipoteikoat yang merentang
lapisan peptidoglikan dan dihubungkan dengan membran plasma, dan wallteichoic acid yang
dihubungkan dengan lapisan peptidoglikan. Karena muatan negatifnya (dari gugus fosfat),
asam teikoat dapat mengikat dan mengatur pergerakan keluar masuknya kation (ion positif).
Asam teikoat juga mengambil bagian dalam pertumbuhan sel, mencegah kerusakan dinding sel
dan kemungkinan pecahnya sel (Tortora, Funke, and Case, 2010).
Dinding sel bakteri gram negatif terdiri dari satu atau sedikit lapisan peptidoglikan dan
membran luar. Peptidoglikan terikat dengan lipoprotein (lipid yang berikatan secara kovalen
dengan protein) di luar membran dan di dalam periplasma, cairan seperti gel antara membran
luar dan plasma membran. Periplasma mengandung konsentrasi enzim degradasi yang tinggi
dan protein transport. Dinding sel bakteri gram negatif tidak mengandung asam teikoat. Karena
dinding sel bakteri gram negatif hanya mengandung sedikit peptidoglikan, dinding sel bakteri
ini lebih rentan mengalami kerusakan mekanik. Membran luar sel gram-negatif terdiri dari
lipopolisakarida (LPS), lipoprotein, dan fosfolipid. Muatan negatif yang kuat merupakan faktor
penting dalam menghindari fagositosis dan tindakan komplemen (melisiskan sel dan
mendorong fagositosis), dua komponen pertahanan inang. Membran luar juga menghalangi
antibiotik tertentu (misalnya, penisilin), enzim pencernaan seperti lisosom, deterjen, logam
berat, garam empedu, dan pewarna tertentu. Membran luar tidak menghalangi semua zat karena
nutrisi harus dapat menembus membran luar untuk mempertahankan metabolisme sel. Bagian
dari permeabilitas dari membran luar karena protein dalam membran disebut porin, berbentuk
seperti saluran. Porin mengizinkan masuknya molekul seperti nukleotida, disakarida, peptida,
asam amino, vitamin B12, dan zat besi (Tortora, Funke, and Case, 2010).
Mengetahui apakah bakteri merupakan gram positif atau gram negatif adalah penting
untuk ahli mikrobiologi dan teknisi klinis yang menggunakan hasil dari teknik pewarnaan gram
untuk mengklasifikasikan dengan Bergey’s Manual atau dalam identifikasi spesies bakteri yang
tidak diketahui. Ketahanan sel-sel bakteri gram positif dan gram negatif juga berbeda terhadap
bahan kimia seperti antibiotik (sel-sel gram positif lebih rentan terhadap penisilin, sel gram
negatif terhadap tetrasiklin). Selain itu, sel-sel gram negatif memiliki dinding sel yang lebih
kompleks. Bakteri gram positif dan spesies bakteri gram negatif dapat menghasilkan jenis
racun yang berbeda (Pommerville, 2011).
Test biokimia digunakan untuk lebih memahami fisiologi bakteri, ahli mikrobiologi
menemukan ada sifat metabolik yang hanya ada dalam kelompok-kelompok tertentu. Test yang
umum adalah: fermentasi karbohidrat, penggunaan substrat tertentu, dan produksi produk
tertentu atau produk-produk limbah. Sama seperti karakteristik fisik, beberapa test biokimia
seringkali diperlukan untuk membedakan antar spesies (Pommerville, 2011).
Beberapa test biokimia :
1. Hidrolisis Gelatin
Meskipun kandungan nutrisi gelatin masih dipertanyakan (gelatin
merupakan protein yang tidak lengkap, tidak punya asam amino
esensial triptofan), gelatin penting dalam identifikasi spesies bakteri. Di
bawah termperatur 25oC, gelatin umumnya berbentuk padat; pada
temperatur di atas 25oC, gelatin mencair.
Pencairan dipengaruhi oleh beberapa bakteri yang mampu
memproduksi proteolitik enzim ekstraseluler yang disebut gelatinase,
yang berfungsi untuk menghidrolisis protein menjadi asam amino.
Ketika degradasi ini terjadi, meski gelatin dalam temperatur 4 oC tidak
akan mengembalikan karakter gelnya.
2. Fermentasi Karbohidrat
Organisme menggunakan karbohidrat secara berbeda tergantung pada enzim
komplemennya. Beberapa organisme mampu memfermentasi gula seperti glukosa secara
anaerob, ketika yang lainnya menggunakan jalur aerob. Sedang yang lain, fakultatif
anaerob secara enzimatik dapat menggunakan jalur aerob dan anaerob, sedang yang
lainnya tidak mampu mengoksidasi glukosa secara keduanya.
Dalam fermentasi, substrat seperti karbohidrat dan alkohol mengalami disimilasi
anaerob dan menghasilkan asam organik (contohnya laktat, formiat atau asam asetat) dan
mungkin juga dihasilkan gas seperti H2 dan CO2.
3. Test H2S dan Fermentasi Gula-Gula
Tes fermentasi gula- gula (TSI) dirancang untuk membedaan kelompok genus dari
Enterobacteriaceae, dimana semua bakteri gram negatif mampu melakukan fermentasi
glukosa dengan memproduksi asam, dan untuk membedakan gram negatif genus
Enterobacteriaceae dari bakteri intestinal. Agar TSI terdiri dari laktosa, sukrosa dalam 1%
konsentrasi, dan glukosa dalam konsentrasi 0,1%, yang hanya bermanfaat untuk
mendeteksi substrat. Indikator asam basa phenol red juga dapat digunakan mendeteksi
fermentasi karbohidrat dilihat dengan cara perubahan warna medium dari jingga-merah
menjadi kuning dikarenakan adanya basa.
Setelah melalui inkubasi, kita dapat mendeteksi aktivitas fermentasi dari organisme
yang dapat didiskripsikan dibawah ini :
a. Basa slant (merah) dan asam butt (kuning) dengan atau tanpa memproduksi gas.
Maka dengan hal ini hanya fermentasi glukosa yang terjadi.
b. Asam slant (kuning) dan asam butt (kuning) dengan atau tanpa produksi gas.
Hal ini menandakan hanya fermentasi laktosa dan glukosa yang terjadi.
c. Basa slant (merah) dan basa butt (merah) atau butt tidak berubah (jingga-butt)
Hal ini menandakan tidak adanya fermentasi karbohidrat yang terjadi.
Media TSIA juga mengandung natrium tiosulfat, sebuah substrat untuk
memproduksi H2S, dan ferro sulfat untuk deteksi warna produk akhir. Inkubasi lebih
lanjut, hanya organisme kultur yang mampu memproduksi H2S yang menunjukkan
endapan hitam pada butt karena penurunan kelarutan ferro sulfat.
4. Test Indol
Triptofan merupakan asam amino esensial yang dapat mengalami oksidasi karena
aktivitas enzim beberapa bakteri. Perubahan triptofan menjadi produk metabolisme
diperantarai dengan enzim triptofanase. Kemampuan untuk menghidrolisis triptofan
dengan membentuk indol bukan merupakan karakter seluruh mikroorganisme dan
karenanya digunakan sebagai penanda biokimia.
5. Test MR
Pada test pH, indikator methyl red mendeteksi adanya asam dalam konsentrasi
besar sebagai produk akhir. Banyak mikroorganisme enterik (yang berada dalam saluran
cerna) memfermentasi glukosa dengan memproduksi asam organik, test ini berguna dalam
pemisahan E. coli dan E. aerogenes.
6. Test VP
Test Voges Proskauer membedakan kemampuan beberapa mikroorganisme untuk
memproduksi produk akhir yang bersifat tidak asam / netral, seperti asetilmetil-karbinol
dari asam organik yang dihasilkan dari metabolisme glukosa.
7. Test Penggunaan Sitrat
Beberapa mikroorganisme mampu menggunakan sitrat sebagai sumber karbon
untuk energi. Sitrat dipecah dengan enzim sitrase menjadi asam oksaloasetat dan asetat.
8. Test Urease
Urease yang diproduksi oleh beberapa mikroorganisme, sebuah enzim yang
khusunya membantu identifikasi Proteus vulgaris. Urease merupakan enzim hidrolitik
yang menyerang ikatan antara nitrogen dan karbon pada amida seperti urea dan
membentuk produk akhir bersifat basa (ammonia).
9. Test Katalase
Selama respirasi aerob, mikroorganisme memproduksi hidrogen peroksida dan
dalam beberapa kasus, suatu superoksida yang merupakan zat toksik berbahaya. Akumulasi
dari substansi ini akan menyebabkan kematian dari organisme kecuali jika substansi ini
dapat didegradasi secara enzimatis. Substansi ini diproduksi ketika digunakan jalan
respirasi aerob dimana oksigen menjadi akseptor elektron terakhir, selama degradasi
karbohidrat untuk produksi energi. Organisme yang mampu memproduksi katalase secara
cepat mendegradasi hidrogen peroksida.
C. LANDASAN TEORI
Bakteri memiliki dinding sel yang tebal dan kaku yang terdiri dari peptidoglikan yakni
sebuah substansi yang terdiri dari N-asetilglukosamin, asam N-asetilmuramat dan rantai
peptida pendek.
Pengecatan gram termasuk dalam pengecatan differensial, yakni pengecatan untuk
membedakan jenis bakteri. Berdasarkan pada hasil pengecatan gram, secara umum, bakteri
dibedakan menjadi 2 jenis yakni bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri gram
positif akan memberikan warna ungu sedang bakteri gram negatif memberikan warna pink
setelah mengecatan gram. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan struktur dinding
sel.
Bakteri gram positif memiliki struktur dinding sel yang tebal dengan adanya banyak
lapisan peptidoglikan. Bakteri ini juga memiliki asam teikoat yang banyak mengandung
alkohol dan fosfat. Karena adanya gugus fosfat ini, asam teikoat dapat mengikat dan mengatur
keluar masuknya kation serta mencegah adanya kerusakan pada dinding sel dan kemungkinan
lisisnya sel.
Bakteri gram negatif memiliki struktur dinding sel yang terdiri dari sedikit
peptidoglikan dan membran luar, dimana peptidoglikan terikat pada lipoprotein. Karena
sedikitnya kandungan peptidoglikan yang ada pada dinding sel bakteri gram negatif, maka
dinding sel akan lebih mudah mengalami kerusakan mekanik. Selain itu, pada membran luar
yang terdiri dari pipopolisakarida, lipoprotein dan fosfolipid, terdapat porin sebagai saluran
yang berfungsi mengatur keluar masuknya molekul seperti nukleotida, disakarida, peptida,
asam amino, vitamin B12, dan zat besi.
Uji biokimia digunakan untuk memahami fisiologi dan beberapa test dilakukan untuk
membedakan antar spesies bakteri karena adanya sifat metabolik yang hanya dimiliki oleh
spesies tertentu. Beberapa uji biokimiawi yang dilakukan diantaranya : test hidrolisis gelatin,
test fermentasi karbohidrat, test H2S dan fermentasi gula-gula, test indol, test MR-VP, test
penggunaan sitrat, test urease dan test katalase.
D. SKEMA KERJA
I. Pengecatan Gram
Alat dan Bahan :
Mikroskop cahaya
Crystal violet (Gram A)
Larutan iodine (Gram B)
Alkohol 96% (Gram C)
Safranin (Gram D)
Minyak immersi
Isolat murni bakteri tanah (hasil percobaan Acara III)
Gelas benda
Jarum ose
Skema Kerja :
Pulasan bakteri dibuat di atas objek gelas, dikeringkan dan difiksasi dengan api.
Dicuci dengan air mengalir, kemudian didekolorisasi (diberi larutan peluntur) dengan
alkohol (Gram C) (kira-kira 20 detik, hati-hati jangan sampai berlebihan yang
mengakibatkan kesalahan hasil).
Dicuci dengan air mengalir, ditambahkan larutan safranin (Gram D) selama 10-20 detik.
Dicuci kembali dengan air mengalir, diangin-anginkan dan diamati di bawah mikroskop
dengan perbesaran kuat (1000x) menggunakan minyak immersi.
Hasil-hasil pengecatan bakteri digambar dengan diberi keterangan mengenai warna sel
bakteri yang menunjukkan sifat gram dan bentuk sel.
Skema Kerja :
1. Test Oksidase
2-3 tetes larutan tetramethyl-paraphenyldiamine diletakkan pada kertas saring.
Suspensi isolat murni dalam nutrien cair diambil dan diinokulasikan pada kertas saring
yang telah ditetesi reagen.
2. Test Katalase
1-2 tetes 10 atau 30% H2O2 diletakkan pada gelas benda.
Perubahan warna diperhatikan dengan melihat perubahan warna dari hijau menjadi biru.
Dibandingkan dengan kontrol (positif jika berubah warna dari ungu menjadi kuning lalu
menjadi ungu lagi).
Pada saat pengamatan, tabung perlakuan dan kontrol (media tanpa inokulasi bakteri)
dimasukkan dalam lemari es selama 30 menit (positif berarti terjadi pencairan).
8. Test Indol
1 tabung media Tryptone Water diinokulasi dengan2 tetes isolat murni bakteri dan 1
tabung media untuk kontrol.
Ditambahkan 5 tetes reagen Methyl Red ke dalam tabung berisi media MR-VP.
Diamati perubahan warna menjadi merah (phenol red) setelah 24 jam pada suhu kamar.
III. Determinasi
Hasil pengujian dimasukkan dalam daftar pengamatan.
Tabel II. Hasil Pengamatan Uji Biokimiawi Isolat Murni Bakteri Tanah :
Hasil Pengamatan
Uji Biokimiawi Gambar
dan
Bakteri Kontrol Perlakuan
Kesimpulan
Test Oksidase (Tidak dilakukan) - -
Dari hasil perakuan E-coli
dengan H2O2, ditemukan buih-
buih O2 pada preparat
sedangkan pada kontrol hanya
Test Katalase
berupa cairan jernih.
Kesimpulan : Bakteri mampu Ket: 1. Larutan H2O2, 2.
Ket :1. Larutan H2O2
memecahkan H2O2 menjadi H2O Buih- buih.
dan O2 (Hasilnya positif)
Test O-F Dari hasil perlakuan media OF
(Oksidasi- tanpa parafin, media berubah
Fermentasi) dari warna hijau menjadi warna
kuning jingga.
Kesimpulan : Hasilnya positif
bakteri mampu mengoksidasi
karbohidrat.
Ket : 1.Media OF.
Ket : 1.Media OF.
Dari hasil perlakuan media OF
menggunakan parafin, media
berubah dari warna hijau
menjadi kuning.
Kesimpulan : Hasilnya positif
bakteri mampu mengoksidasi
dalam keadaan tanpa udara.
Dari kedua hasil menunjukkan
Ket: 1. Media OF,
bakteri bersifat fakultatif Ket :1.Media OF,
2.Parafin. 2.Parafin.
anaerob.
Oksidasi sitokrom
Test katalase
Tujuan dari test katalase ini adalah untuk mengetahui kemampuan mikroba yang dapat
menghasilkan enzim katalase . Media yang digunakan adalah H 2O2. Katalase merupakan enzim
yang mampu menguraikan H2O2 menjadi H2O + O2 . H2O2 bersifat toksik sehingga perlu
diuraikan agar tidak berbahaya. Hasil positif ditunjukan apabila timbul buih setelah bakteri uji
diteteskan pada kaca objek yang bersisi tetesan H2O2 . Buih ini berasal dari O2 hasil peruraian .
Dalam praktikum , hasil yang didapat adalah positif yaitu terbentuknya buih buih artinya
bakteri dapat menghasilkan enzim katalase.
Reaksi yang terjadi
Test Indol
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah bakteri mengahasilkan gugus indol atau
tidak. Media yang digunakan adalah tryptone water yang mengandung asam amino tryptofan.
Reagen yang digunakan adalah reagen kovacs yang mengandung paradimetil amino
benzaldehid. Reagen ini bereaksi dengan indol dan menghasilkan senyawa tidak larut air. Uji
Indol dikatakan positif ditandai dengan terbentuknya cincin merah pada permukaan media
yang menunjukkan bakteri memiliki enzim triptonase yang dapat menghidrolisis asam amino
jenis triptofan yang memiliki gugus samping indol sehingga indol akan bereaksi dengan reagen
uji dan membentuk indol (cincin berwarna merah). Dalam praktikum , hasil yang didapat
adalah positif , berarti bakteri dapat menghasilkan gugus indol.
Reaksi yang terjadi :
Asam amino
O
CH2 CH C O
triptofanase
NH2 OH
H2 O + H3C C + NH3
N C O
N amoniak
HO
H H
asam piruvat
indol
triptofan
H3C
N + + H2O
N N
H
N(CH3)2 H H
indol
p-dimetil N(CH3)2
amino
rosindol
benzaldehida
(berwarna
(reagen merah)
kovac)
Oksidasi :
Fermentasi :
parthway
asam piruvat
b. Voges Proskauer
Dengan media MR-VP, uji ini bertujuan untuk mendeteksi bakteri yang menggunakan jalur
fermentasi butilena glikol. Hasil positif pada uji ini akan menghasilkan warna merah dan
warna coklat jika hasil negatif.
Hasil percobaan : coklat (negatif), bakteri tidak memfermentasi asetil metil karbinol.
Reaksi yag terjadi :
KO
Butanadiol asetilmetilkarbinol diasetilkarbinol
H
C4H6O2 + C3H8O2N kompleks berwarna merah bata
Test Urease
Fungsi uji ini adalah mendeteksi bakteri yang dapat mendegradasi degan cepat. Uji ini
menggunakan media Urea Broth yang mengandung indikator fenol merah. Apabila fenol merah
menghasilkan warna kuning, maka lingkungan adalah asam. Apabila berubah menjadi fuchsia
maka lingkungan berarti basa. Hasil positif pada uji urease adalah merah.
Hasil percobaan : merah (positif), bakteri dapat mendegradasi dengan cepat.
urease
Hasil percobaan H2S : negatif karena tidak ada endapan. Asam amino sistein tidak dapat
mensulfurasi bakteri sehingga tidak terbentuk endapan H2S.
Hasil percobaan fermentasi gula : positif (butt dan slunt berwarna kuning), bakteri
mampu memfermentasi gula sukrosa dan laktosa.
Reaksi yang terjadi :
desulfase
DETERMINASI
Genus Escherichia
Berbentuk tabung, 1.1 – 1.5 µm x 2.0 – 6.0 µm, terdapati single atau berpasangan.
Kapsul dan mikrokapsul dijumpai di berbagai jaringan. Gram negatif. Berkembang biak dengan
flagel dan ada yang tidak berkembang biak. Fakultatif anaerob. Kemoorganotropi, memiliki
dua tipe metabolisme yaitu respirasi dan fermentasi. Temperatur optimal adalah 37 0C. D-
Glukosa dan karbohidrat yang lain dikatabolisme degan pembentukan asam dan gas. Oksidasi
negatif, katalase positif, methyl red positif, Voges-Proskauer negatif, dan terkadang sitrat
negatif. H2S, urease, dan lipase adalah negatif. Spesies Escherichia mereduksi nitrat. Semua
atau sebagian menyaring fermen L-arabinose, maltose, D-mannitol, D-mannose, L-rhamnose,
trehalose, D-xylose. O-Nitrofenil-β-D-galaktopiranoside positif. Terjadi secara normal di
bagian terbawah pada usus besar hewan berdarah panas, dan, pada kasus E. Blattae, pada
kecoa. E.coli menyaring kandungan enterotoxin dan/atau unsur yang berbahaya, termasuk
penyerbuan dan unsur colonisasi, penyebab penyakit diare. E.Coli juga menjadi penyebab
utama dari infeksi saluran kencing dan infeksi nosocomial termasuk septicemia dan meningitis.
Spesies lain selain E.blattae, jarang dijumpai berpeluang sebagai patogen, sering kali
berhubungan dengan infeksi luka.
Tipe spesies : Escherichia coli
G. KESIMPULAN
1. Dari praktikum yang dilakukan, praktikan tidak dapat menemukan bentuk bakteri
Escherichia coli dan hasil dari pengecatan gram. Namun dalam data teoritis bentuk sel
Escherichia coli adalah tabung dan berukuran 1.1 – 1.5 µm x 2.0 – 6.0 µm. Rangkaian sel
dari bakteri Escherichia coli terdapat bentuk single atau berpasangan. Bakteri Escherichia
coli termasuk dalam gram negatif.
2. Hasil dari uji biokimiawi bakteri Escherichia coli adalah Oksidasi negatif, katalase positif,
methyl red positif, Voges-Proskauer negatif, dan terkadang sitrat negatif. H 2S, urease, dan
lipase adalah negatif.
H. DAFTAR PUSTAKA
Cappuccino, J.G. and Sherman, Natalie., 2011, Microbiology : A Laboratory Manual, 9th ed.,
Pearson Benjamin Cummings, San Francisco, pp. 150, 155, 161, 162, 165-169, 175,
179.
Hogg, S., 2005, Essential Microbiology, Wiley, England, p. 59.
Holt, J.G., Krieg, N.R., Sneath, P.H.A., Staley, J.T., Williams, S.T., 1993, Bergey’s Manual of
Determinative Bacteriology, 9th ed., Lippinscot Williams & Wilkins, Philadelphia, p.
179.
Madigan, M.T., Martinko, J.M., Stahl, D.A., and Clark, D.P., 2012, Brock Biology of
Microorganisms, 13th ed., Pearson Benjamin Cummings, San Francisco, p. 26.
Pommerville, Jeffrey C., 2011, Alcamo’s Fundamentals of Microbiology, 9th ed., Jones and
Bartlett Publishers, LLC., Canada, pp. 80, 88.
Tortora, G.J., Funke, B.R. and Case, C.L., 2010, Microbiology An Introduction, 10th ed.,
Pearson Benjamin Cummings, San Francisco, pp. 85, 87.
Pembahasan :
Dwidjoseputro, D, 1994, Ekologi Manusia dan Perkembangannya, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hadiutomo , 1990, Mikrobiologi Dasar , Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Waluyo,lud, 2010, Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Umum, UMM. Malang, hal 21.
Test Indol
O
CH2 CH C O
triptofanase
NH2 OH
H2O + H3C C + NH3
N C O
N amoniak
HO
H H
asam piruvat
indol
triptofan
H3C
N + + H2O
N N
H
N(CH3)2 H H
indol
p-dimetil N(CH3)2
amino
rosindol
benzaldehida
(berwarna
(reagen merah)
kovac)
Test katalase
Reaksi yang terjadi
Test MR
Laktat
Reaksi yang terjadi :
Glukosa Piruvat Asetil ko A
Format
oksaloasetat
Test VP
Reaksi yag terjadi :
Test O-F
Oksidasi :
C6H12O6 asam glukonat asam piruvat
Fermentasi :
Glukosa glukosa – 6 - phosphart
Asam – 6 – phospoglukonik
parthway
asam piruvat