PEWARNAAN GRAM
DAN PEMERIKSAAN JAMUR
ANGGOTA
DIAN KHAIRUNNISA (171501157)
IRNANDA LESTARI (171501137)
MUHAMMAD MULIANDI BANDASO (171501014)
SRI WAHYUNI (171501175)
KELOMPOK/HARI : 1 / SELASA
TGl PERCOBAAN : 20 FEBRUARI 2018
ASISTEN : ALDO JOSUA SIMANJORANG
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Pewarnaan Negatif
Beberapa mikroorganisme sulit diwarnai. Oleh karena itu, perlu ada metode
khusus untuk maksud tersebut. Pewarnaan ini bukan untuk mewarnai bakteri,
tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi gelap. Caranya secara umum dengan
mencampur mikrobe dalam setetes tinta bak/tinta cina/ tinta India (negrosin) lalu
menyebarkannya di atas kaca obyek yang bersih. (Waluyo,2010)
Pewarnaan negatif menyebabkan mikroba kelihatan transparan (tembus
pandang) dan tampak jelas pisah di antara medan yang gelap karena pewarna yang
diberikan tidak menembus sel mikroba. Teknik pewarnaan ini berguna untuk
menentukan morfologi dan ukuran sel. Berbeda dengan metode pewarnaan yang
lain, pada pewarnaan negatif olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan
lain dengan bahan kimia. Metode ini sering digunakan terhadap terutama
spiroketa yang sukar diwarnai. (Waluyo,2010)
Tinta yang dipakai dalam pewarnaan negatif adalah negrosin. Berhasil
tidaknya metode ini tergantung: a) kaca obyek harus betul-betul bersih, b) jumlah
negrosin yang digunakan menentukan keberhasilan pewarnaan, dan c) campuran
mikroorganisme harus digesekkan di atas kaca obyek, bukan sekedar didorong.
(Waluyo,2010)
Ciri-ciri pewarnaan negatif adalah: a) menggunakan zat warna yang
bermuatan negatif, b) tujuan penggunaan zat warna negatif tersebut, menyebabkan
zat warna tidak mewarnai permukaan sel yang bermuatan negatif, () pewarnaan
negatif bukan pewarnaan mikrobe, karena sel mikrobe tetaptidak berwarna setelah
penambahan zat warna, dan d) kesalahan yang sering dilakukan yakni preparat
ulas terlalu tebal dan terlalu tipis. Bila preparat terlalu tebal menyebabkan
lingkungan sekitar bakteri gelap dan mikrobe tidak dapat dibedakan dengan
lingkungan di sekelilingnya. Tetapi bila preparat terlalu tipis tidak terjadi kontras
yang tajam antara mikrobe dengan lingkungan sekitarnya.(Waluyo,2010)
Pada prosedur pewarnaan sederhana kita hanya dapat melihat mikrobe
dengan jelas, tetapi tidak dapat membedakan jenis-jenis bakteri yang berbeda
dengan morfologi sama. Gram seorang ahli bakteriologi Denmark secara
kebetulan menemukan suatu pewarnaan bertingkat, yang dinamakan pewarnaan
Gram.
Pewarnaan ini merupakan salah satuprosedur yang penting dan paling banyak
digunakan dalam laboratorium mikrobiologi. Pewarnaan Gram juga merupakan
tahap penting dalam identifikasi bakteri, termasuk pewarnaan diferensial.
Pewarnaan diferensial yang lain adalah pewarnaan Ziehl Neelsen, yang dapat
memilah kuman menjadi kuman tahan asam asam dan kuman tidak tahan asam.
Pewarnaan Gram memilahkan bakteri menjadi 2 kelompok, yakni bakteri Gram
positif dan Gram negatif. Bakteri Gram positif berwarna ungu yang disebabkan
kompleks warna kristal violet-iodium tetap dipertahankan meskipun diberi larutan
pemucat. Sedangkan bakteri Gram negatif berwarna merah karena kompleks
warna tersebut larut sewaktu pemberian larutan pemucat dan kemudian
mengambil zat warna kedua yang berwarna merah. Perbedaan hasil dalam
pewarnaan tersebut disebabkan perbedaan struktur, terutama dinding sel kedua
kelompok bakteri tersebut. Karena kemampuannya membedakan suatu kelompok
bakteri tertentu dengan kelompok lainnya, pewarnaan Gram juga disebut
pewarnaan diferensial. (Waluyo,2010)
3.1 Alat
Beaker glass Objek glass
Botol alkohol Penjepit tabung
Bunsen Pinset
Jarum Ose Pipet Tetes
Kain Kasa Tisu
Mikroskop
3.2 Bahan
Alkohol 70% Candida albicans
Aquadest Escherichia coli
Gentian Violet Staphylococcus aureus
Imersi Oil
Lugol
Safranin
3.3 Flowsheet
3.3.1 Pengecetan Gram
Objek glass
Objek glass
4.1 Hasil
4.1.1 Pewarnaan Gram
Nama biakan bakteri
No Pengamatan Kesimpulan
(Spesies)
1 Staphylococcus aureus Warna: Ungu Bakteri
Bentuk sel: bulat merupakan
Bentuk koloni: bakteri gram
Staphylococcus positif
2 Escherichia coli Warna: Merah jambu Bakteri
Bentuk sel: batang merupakan
Bentuk koloni: bakteri gram
monobasil negatif
4.2 Pembahasan
Pewarnaan Gram merpakan metode yang dilakukan untuk membedakan
spesies bakteri Gram positif dan Gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik
dinding sel mereka. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan
peptidoglikan pada dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada
membran sel bakteri.
Pada percobaan ini kami menggunakan 4 reagen, yaitu gentian violet, lugol,
alkohol dan safranin. Perlakuan pertama yang dilakukan adalah memberikan
pewarna gentian violet pada bakteri. Gentian violet adalah zat pewarna berwarna
ungu yang merupakan pewarna primer yang akan memberikan warna pada
mikroorganisme target. Kemudian ditambahkan larutan lugol pada bakteri.
Larutan lugol berfungsi untuk mengintensifkan warna utama. Pemberian lugol
pada pengecatan gram dimaksudkan untuk memperkuat pengikatan warna oleh
bakteri. Selanjutnya, bakteri dicuci menggunakan alkohol 70%. Alkohol
digunakan untuk melunturkan zat warna utama.Selain itu pemberian alkohol dapat
menyebabkan ekstraksi lipid sehingga memperbesar permeabilitas dinding sel
(Yusdiani, dkk., 2016).Sehingga bakteri gram negatif yang memiliki kandungan
lipid lebih tinggi pada dinding sel dapat larut dalam alkohol. Larutnya lipid oleh
alkohol memperbesar pori-pori dinding sel, dan menyebabkan zat warna ungu
menjadi luntur pada saat pemucatan. Sedangkan dinding sel yang lebih tebal pada
bakteri Gram positif menyusut oleh perlakuan alkohol karena terjadi dehidrasi,
menyebabkan pori-pori dinding sel menutup sehingga mencegah larutnya
kompleks zat warna ungu kristal-iodium pada langkah pemucatan (Waluyo,
2010).
Langkah selanjutnya adalah dilakukan penambahan safranin pada bakteri.
Karena terjadinya peningkatan permeabilitas pada bakteri gram negatif membuat
safranin masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel menjadi berwarna merah pada
bakteri Gram negatif, sedangkan bakteri Gram positif dinding selnya terhidrasi
dengan perlakuan alkohol membuat pori mengerut dan menurunkan daya rembes
dinding sel dan membran sehingga pewarna safranin tidak dapat masuk, dan
menyebabkan sel Gram positif tetap berwarna ungu (Yusdiani, dkk., 2016).
Setelah penambahan semua reagan, bakteri kemudian dicuci dengan aqudest
dan diamati di bawah mikroskop. Berdasarkan hasil pengamatan, bakteri
Escherichia coli berwarna merah muda atau pink, dan berbentuk batang atau
basil. Sehingga kami menyimpulkan bahwa bakteri E. coli merupakan bakteri
gram negatif. Sedangkan pada pemeriksaan bakteri Staphylococcus aureus,
berdasarkan hasil yang kami amati tampak sebagian bakteri tersebut berwarna
ungu, sedangkan sebagian lainnya berwarna merah muda. Adanya bakteri yang
berwarna merah muda pada sampel tersebut menunjukkan bahwa sampel bakteri
telah terkontaminasi oleh bakteri lainnya.Hanya sejumlah kecil staphlacoccus
aureus yang bisa kami dapatkan (Yusdiani, dkk., 2016).
Pada percobaan selanjutnya, kami melakukan pemeriksaan morfolgi pada
jamur. Jamur yang kami gunakan adalah Candida albicans. Berdasarkan hasil
yang didapat mengenai jamur candida albicans, ketika diamati di mikroskop sel-
sel jamur berhubungan dengan sel lainnya membentuk untaian, jamurnya
memiliki bentuk yeast (Yusdiani, dkk., 2016).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1) Bakteri dapat digolongkan menjadi dua yaitu gram negative dan gram
positif.
2) Bakteri gram negatif merupakan bakteri yang kehilangan kompleks ungu
Kristal pada waktu pembilasan dengan alkohol namun kemudian
terwarnai dengan pewarnaan tandingan, yaitu safranin sehingga sel-sel
tampak berwarna merah muda pada akhir pewarnaan.
3) Bakteri gram positif bakteri dapat menahan kompleks pewarna primer
ungu Kristal iodium dan sel bakteri berwarna biru gelap atau ungu.
4) Cara pengecatan Gram yang baik dapat dilakukan dengan mengamati
lebih baik morfologi mikroorganisme dan mengetahui bagian-bagian
structural sel mikroorganisme.
5) Perbedaan antara Gram (+) dan Gram (-) adalah Gram (+) bersifat polar,
dinding sel terdiri dari peptidoglikan tebal, dapat menyerap warna
gentian violet dan berwarna ungu. Gram (-) bersifat non polar, dinding
sel peptidoglikan tipis, tidak dapat menyerap warna gentian violet tetapi
menyerap warna safranin berwarna merah jambu.
6) Prosedur kerja pemeriksaan jamur adalah dapat secara visual maupun
dengan mikroskop dimana satu ose biakan koloni (jamur) diletakkan
pada objek glass yang telah ditetesi aalk. Kemudian dicuci dengan
akuades, ditetesi imersi oil dan dilihat dimikroskop perbesaran 100x.
5.2 Saran
1) Saat percetakan bakteri pada objek glass sebaiknya diratakan atau
dihomogenkan untuk mencegah penumpukan bakteri pada objek glass
yang dilihat melalui mikroskop.
2) Sebaiknya pada saat fiksasi jarak antara api dan objek glass tidak terlalu
dekat, agar objek glass tidak pecah.
3) Disarankan untuk selalu bekerja dengan teknik aseptis agar tidak terjadi
kontaminasi oleh mikroba lain
4) Sebaiknya pada saat mengambil bakteri pada media agar, jangan terlalu
dalam, agar media gar tidak rusak
DAFTAR PUSTAKA
Mohan, S.K. 2009. Gram Stain: Looking Beyond Bacteria to Find Fungi in Gram
Stained Smear. Canada: Senior adn Teaching Medical Mycology
Technologist University Health Network
Sumarsih, Sri. 2003. Mikrobiologi Dasar. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Tanah UPN
Waluyo, Lud. 2010. Teknik dan Metode Dasar Mikobiologi. Malang : UPT
Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang