Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

PEWARNAAN GRAM PADA BAKTERI

(KARIES)

oleh :
Diana Ismalia
31101800024
SGD 6
Asisten Pengampu : Muhamad Murtadho

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

Jl.Raya Kaligawe Km.4 Semarang Jawa Tengah, Telp: (024)6583584 ;


(024)6582455, Fax: (024)6582455, Website: www.unissula.ac.id
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1


- Dasar pewarnaan secara umum (pengertian, tujuan, contoh)
- Bakteri dasar dan ciri-cirinya min.5
- Perbedaan bakteri gram positif dan gram negative
- Perbedaan Staphylococcus dan streptococcus

BAB II HASIL PENGAMATAN .........................................................................2


2.1 GambaranUmum ............................................................................................3
- Pewarnaan bakteri (pengertian, tujuan, gambar dan warnai macam-macam
bakteri berdasarkan morfologi dan flagel,serta contohnya min.2)

- Dasar teori pengecatan gram dan uji katalase

- Pembahasan materi FKG klinis, kasus penyakit masing-masing,


mencakup : Pengertian, etiologi, patogenesis, patofisiologi didalam tubuh,
dan pengobatan yang dapat dilakukan.

2.2 Pengecatan ......................................................................................................4


- Alat dan bahan, cara kerja secara skematik pada pewarnaan gram, dan uji
katalase

2.3 IdentifikasiMasalah ........................................................................................5


- Intepretasi bakteri yang ditemukan (disertai gambar)

2.4 Pembelajaran ..................................................................................................6


- Kesalahan saat melakukan pengecatan

BAB III SARAN DAN SIMPULAN .....................................................................7


- Pembelajaran yang dapat diambil dari kesalahan saat praktikum dan
kesimpulan dari seluruh pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................8

LAMPIRAN

- Laporan praktikum sementara

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bakteri (bacterium) adalah kelompok organisme yang tidak
memiliki membran inti sel. Bakteri adalah salah satu golongan organisme
prokariotik (tidak memiliki selubung inti). Bakteri kebanyakan bersel
tunggal atau uniseluler, dengan struktur sel yang relative sederhana tanpa
nukleus/inti sel, sitoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan
kloroplas. Bakteri sebagai makhluk hidup tentu memiliki informasi genetik
berupa DNA, tapi tidak terlokalisasi dalam tempat khusus ( nukleus ) dan
tidak ada membran inti. Bentuk DNA bakteri adalah sirkuler, panjang dan
biasa disebut nukleoi. Pada DNA bakteri tidak mempunyai intron dan hanya
tersusun atas akson saja. Bakteri juga memiliki DNA ekstra kromosomal
yang tergabung menjadi plasmid yang berbentuk kecil dan sirkuler ( Jawetz,
2004).
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus,
spirilum. Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi
beberapa macam. Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal,
diplobasil, dan tripobasil. Sedangkan pada coccus dibagi menjadi
monococcus, diplococcus, sampai stophylococcus. Khusus pada spirilum
hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan melengkung
(Dwidjoseputro.1998).
Identifikasi bakteri merupakan prosedur laboratorium yang
digunakan untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri, maka bakteri
dapat diperiksa dalam keadaan hidup atau mati. Pemeriksaan morfologi
bakteri ini perlu, untuk mengenal nama bakteri. Disamping itu juga perlu
pengenalan sifat-sifat fisiologisnya bahkan sifat-sifat fisiologis ini
kebanyakan merupakan faktor tertentu dalam mengenal nama spesies suatu
bakteri. Sedangkan konfirmasi bakteri yaitu untuk mengetahui jenis bakteri
dan koloninya. Konfirmasi jenis bakteri dapat menggunakan berbagai
pewarnaan, reaksi ensimatis atau reaksi biokimia, terutama jika identifikasi
menggunakan media masih meragukan/belum memuaskan (Anonim, 2016).

i
Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna
sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa)
sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana
umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif).
Teknik pewarnaan pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat macam
yaitu pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan diferensial dan
pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad-jasad renik
lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis,
atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana.
Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel bakteri
atau bagian-bagian sel bakteri disebut teknik pewarnaan diferensial.
Sedangkan pengecatan struktural hanya mewarnai satu bagian dari sel
sehingga dapat membedakan bagian-bagian dari sel. Termasuk dalam
pengecatan ini adalah pengecatan endospora, flagella dan pengecatan kapsul
(Waluyo, 2010).
Tujuan dari pewarnaan bakteri yaitu untuk mengetahui faktor faktor
yang mempengaruhi pewarnaan bakteri, untuk mengetahui perbedaan gram
positif dan gram negatif, untuk mengetahui jenis jenis pewarnaan bakteri,
untuk mengetahui larutan pewarna yang digunakan pada percobaan
pewarnaan.
Reaksi terhadap pengecatan perlu di perhatikan bila mengamati
preeparat yang dicat dengan cat diferensial, misalnya Gram (Gram positif
atau Gram negative) atau tahan Asam (tahan Asam atautidaktahan asam).
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat
warna Kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan
berwarna merah bila diamati dengan mikroskop, Sedangkan bakteri gram
positif akan berwarna ungu. Bakteri gram positif seperti Staphylococcus
aureus hanya mempunyai membran plasma tunggal yang dikelilingi dinding
sel tebal berupa peptidoglikan. Peptidoglikan adalah komponen utama
dinding sel bakteri yang bersifat kaku dan bertanggung jawab untuk
menjaga integritas sel serta menentukan bentuknya. Dinding sel bakteri
sekitar 90 % tersusun atas peptidoglikan sedangkan sisanya berupa molekul

i
lain bernama asam teikhoat. Di sisi lain, bakteri gram negatif memiliki
sistem membran ganda dimana membran plasmanya diselimuti oleh
membran luar permeabel. Permeabel adalah sifat yg d miliki oleh membran
sel, yaitu zat2 tertentu yang dapat masuk ke dalam sel. Bakteri ini
mempunyai dinding sel tebal berupa peptidoglikan, yang terletak di antara
membran dalam dan membran luar, tersusun atas peptidoglikan sedangkan
sisanya berupa molekul lain bernama asam teikhoat.
Perbedaan Bakteri Gram posif dan Gram negatif

Jadi perbedaan bakteri gram positif dan gram negatif didasarkan


pada perbedaan struktur sel yang berbeda dan dapat di nyatakan oleh
prosedur pewarnaan gram.
Jenis-jenis dari bakteri gram positif dan gram negatif, juga beberapa
penyakit yang di sebabkan oleh bakteri-bakteri tersebut:

i
i
BAB II
HASIL PENGAMATAN

2. 1 Hasil Pengamatan
Pewarnaan bakteri pada umumnya bertujuan untuk mempermudah dalam
pengamatan morfologi bakteri dengan bantuan mikroskop. Bakteri
umumnya tidak berwarna dan hampir tidak terlihat karena kurang kontras
dengan air dimana mereka mungkin berada. Pewarnaan sangat dibutuhkan
untuk melihat bakteri dengan sangat jelas baik untuk pengamatan
intraseluler maupun morfologi keseluruhan.

Pewarnaan terhadap bakteri secara garis besar, dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Pewarnaan bakteri hidup
Pewarnaan bakteri hidup dilakukan dengan menggunakan bahan warna
yang tidak toksis tetapi jarang dikerjakan karena bakteri hidup sukar
menyerap warna. Pewarnaan bakteri hidup dilakukan untuk melihat
pergerakan bakteri, serta pemeriksaannya dilakukan dengan
menggunakan tetes gantung (hanging drop)
b) Pewarnaan bakteri mati.
Pewarnaan terhadap bakteri yang telah dimatikan disebut fixed state.
Pewarnaan bakteri mati bertujuan untuk melihat struktur luar bahkan
struktur dalam bakteri, memperjelas ukuran bakteri dan melihat reaksi
bakteri terhadap pewarna yang diberikan sehingga dapat diketahui
sifat-sifat fisik dan kimia dari bakteri tersebut.

A.Teknik Pewarnaan pada bakteri dibedakan menjadi empat macam, yaitu

1. Pewarnaan Sederhana
Pewarnaan sederhana adalah pewarnaan yang menggunakan pewarna
tunggal. Pewarna tunggal yang biasanya digunakan dalam pewarnaan
sederhana adalah Methylene Blue, Basic Fuchsin, dan Crystal Violet.
Semua pewarna tersebut dapat bekerja dengan baik pada bakteri
karena bersifat basa dan alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan

i
positif), sedangkan sitoplasma bakteri bersifat basofilik (suka terhadap
basa) sehingga terjadilah gaya tarik antara komponen kromofor pada
pewarna dengan sel bakteri, hal tersebut menyebabkan bakteri dapat
menyerap pewarna dengan baik.
Gambar dibawah ini adalah prosedur pewarnaan sederhana

Berikut adalah contoh hasil pengamatan morfologi bakteri dengan


pewarnaan sederhana, dilihat menggunakan mikroskop electron

Pewarnaan sederhana bertujuan untuk memberikan kontras antara


bakteri dan latar belakang. Pewarnaan sederhana dilakukan ketika kita
ingin mengetahui informasi tentang bentuk dan ukuran sel bakteri.

2. Pewarnaan Negatif
Pewarnaan Negatif adalah pewarnaan yang menggunakan pewarna
asam seperti Negrosin, Eosin, atau Tinta India sebagai pewarna utama.
Pewarnaan negatif dilakukan pada bakteri yang sukar diwarnai oleh pewarna
sederhana seperti spirochaeta. Pewarnaan negatif bertujuan untuk memberi
warna gelap pada latar belakang dan tidak memberi warna pada sel bakteri.
Hal tersebut dapat terjadi karena pada pewarnaan negatif, pewarna yang
digunakan adalah pewarna asam dan memiliki komponen kromoforik yang
bermuatan negatif, yang juga dimiliki oleh sitoplasma bakteri. Sehingga
pewarna tidak dapat menembus atau berpenetrasi ke dalam sel bakteri karena

i
negatif charge pada permukaan sel bakteri. Pada pewarnaan negatif ini, sel
bakteri terlihat transparan (tembus pandang).
Berikut ini adalah prosedur pewarnaan negatif :

3. Pewarnaan Diferensial
Pewarnaan Diferensial adalah teknik pewarnaan yang dilakukan
untuk mengetahui perebedaan antara sel-sel dari tiap-tiap mikroba.
Pewarnaan diferensial menggunakan dua pewarna atau lebih. Pewarnaan
diferensial antara lain meliputi :
a) Pewarnaan Gram
Pewarnaan gram digunakan untuk membedakan bakteri gram positif
dan bakteri gram negatif berdasarkan sifat fisik dan kimia dinding
sel bakteri. Pewarnaan gram menggunakan pewarna utama Kristal
Violet dan pewarna tandingan Safranin.
Keberhasilan metode ini sangat bergantung pada dinding sel,
maka dari itu metode ini tidak dapat dilakukan pada bakteri yang
tidak memiliki dinding sel seperti genus nacordia dan mycoplasma.
Pewarnaan ini dapat membagi bakteri menjadi gram positif
dan gram negatif berdasarkan kemampuannya untuk menahan
pewarna primer (kristal ungu) atau kehilangan warna primer dan
menerima warna tandingan (safranin). Bakteri gram positif
menunjukkan warna biru atau ungu dengan pewarnaan ini,
sedangkan bakteri gram negatif menunjukkan warna merah.
Perbedaan respon terhadap mekanisme pewarnaan gram pada
bakteri adalah didasarkan pada struktur dan komposisi dinding sel
bakteri. Bakteri gram positif mengandung protein dan gram negatif
mengandung lemak dalam presentase lebih tinggi dan dinding

i
selnya tipis. Pemberian alkohol (etanol) pada praktikum pewarnaan
bakteri, menyebabkan terekstraksi lipid sehingga memperbesar
permeabilitas dinding sel. Pewarnaan safranin masuk ke dalam sel
dan menyebabkan sel menjadi berwarna merah pada bakteri gram
negatif sedangkan pada bakteri gram positif dinding selnya
terdehidrasi dengan perlakuan alkohol, pori - pori mengkerut, daya
rembes dinding sel dan membran menurun sehingga pewarna
safranin tidak dapat masuk sehingga sel berwarna ungu, yang
merupakan warna dari Kristal Violet. Berikut ilustrasinya :

Hasil pengamatan preparat bakteri gram postif dan gram


negatif pada mikroskop :

4. Pewarnaan Struktural
Pewarnaan struktural ditujukan untuk melihat bagian
tertentu bakteri. Yang termasuk dalam pewarnaan struktural ialah :
a) Pewarnaan Spora
Ada dua genus bakteri yang dapat membentuk endospora,
yaitu genus Bacillus dan genus Clostridium. Strukturspora yang
terbentuk di dalam tubuh vegetatif bakteri disebut sebagai
‘endospora’ (endo=dalam, spora=spora) yaitu spora yang terbentuk

i
di dalam tubuh. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa endospora
merupakan sel yang mengalami dehidrasi dengan dinding yang
mengalami penebalan serta memiliki beberapa lapisan tambahan.
Menurut Volk & Wheeler (1988), dalam pengamatan spora
bakteri diperlukan pewarnaan tertentu yang dapat menembus
dinding tebal spora. Contoh dari pewarnaan yang dimaksudkan
tersebut adalah dengan penggunaan larutan Hijau Malakit 5%, dan
untuk memperjelas pengamatan, sel vegetatif juga diwarnai dengan
larutan Safranin 0,5% sehingga sel vegetatif ini berwarna merah,
sedangkan spora berwarna hijau. Dengan demikian ada atau
tidaknya spora dapat teramati, bahkan posisi spora di dalam tubuh
sel vegetatif juga dapat diidentifikasi. Namun ada juga zat warna
khusus untuk mewarnai spora dan di dalam proses pewarnaannya
melibatkan proses pemanasan, yaitu; spora dipanaskan bersamaan
dengan zat warna tersebut sehingga memudahkan zat warna tersebut
untuk meresap ke dalam dinding pelindung spora bakteri.
Berikut adalah prosedur pewarnaan spora menggunakan
metode schaffer fulton :

i
Hasil pengamatan preparat pewarnaan spora bakteri

Keterangan :
b) Pewarnaan Spora menggunakan metode Schaeffer-Fulton. Pada
pewarnaan ini, spora berwarna hijau dan vegetatif berwarna
merah.
c) Pewarnaan spora menggunakan metode Dornen. Pada
pewarnaan ini, spora berwarna merah sedangkan vegetatif tidak
berwarna (transparan) .

B. Uji Katalase
Uji katalase Merupakan suatu pengujian terhadap bakteri tertentu
untuk mengetahui apakah bakteri tersebut merupakan bakteri aerob, anaerob
fakultatif, atau anaerob obligat. Bakteri yang memerlukan oksigen
manghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) yang sebenarnya beracun bagi
bakteri sendiri. Bakteri katalase positif seperti E . C o l i bisa menghasilkan
gelembung gelembung oksigen karena adanya pemecahan H2O2 (hidrogen
peroksida) oleh enzim katalase yang dihasilkan oleh bakteri itu
sendiri. Komponen H2O2 ini merupakan salah satu hasil respirasi aerobik
bakteri, dimana hasil respirasi tersebut justru dapat
menghambat pertumbuhan bakteri karena bersifat toksik bagi bakteri itu
sendiri. Oleh karena itu, komponen ini harus dipecah agar tidak bersifat
toksik lagi. Namun mereka dapat tetap hidup dengan adanya antimetabolit
tersebut karena mereka menghasilkan enzim katalase yang dapat mengubah
hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen (Volk dan Wheeler, 1993).

i
C. KARIES
a) Pengertian
Kesehatan mulut merupakan hal penting untuk kesehatan secara
umum dan kualitas hidup. Kesehatan mulut berarti terbebas kanker
tenggorokan, infeksi dan luka pada mulut, penyakit gusi, kerusakan gigi,
kehilangan gigi, dan penyakit lainnya, sehingga terjadi gangguan yang
membatasi dalam menggigit, mengunyah, tersenyum, berbicara, dan
kesejahteraan psikososial (WHO, 2012). Salah satu kesehatan mulut
adalah kesehatan gigi. Kesehatan gigi menjadi hal yang penting,
khususnya bagi perkembangan anak. Karies gigi adalah salah satu
gangguan kesehatan gigi. Karies gigi terbentuk karena ada sisa makanan
yang menempel pada gigi, yang pada akhirnya menyebabkan
pengapuran gigi. Dampaknya, gigi menjadi keropos, berlubang, bahkan
patah. Karies gigi membuat anak mengalami kehilangan daya kunyah
dan terganggunya pencernaan, yang mengakibatkan pertumbuhan
kurang maksimal (Sinaga, 2013).
Karies gigi merupakan suatu penyakit mengenai jaringan keras gigi,
yaitu enamel, dentin dan sementum, berupa daerah yang membusuk
pada gigi, terjadi akibat proses secara bertahap melarutkan mineral
permukaan gigi dan terus berkembang kebagian dalam gigi. Proses ini
terjadi karena aktivitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat
diragikan. Proses ini ditandai dengan dimineralisasi jaringan keras dan
diikuti kerusakan zat organiknya, sehingga dapat terjadi invasi bakteri
lebih jauh ke bagian dalam gigi, yaitu lapisan dentin serta dapat
mencapai pulpa (Kumala, 2006).
Karies gigi terjadi karena sejumlah faktor (multiple factor) yang
saling mempengaruhi yaitu tiga faktor utama yakni gigi, saliva,
mikroorganisme serta substrat dan waktu sebagai faktor tambahan
(Putri,dkk, 2011). Semakin meningkatnya angka karies gigi saat ini
dipengaruhi oleh salah satunya adalah faktor perilaku masyarakat.
Sebagian besar masyarakat tidak menyadari pentingnya merawat
kesehatan mulut dan gigi. Ketidaktahuan masyarakat tersebut yang

i
mengakibatkan penurunan produktivitas karena pengaruh sakit yang
dirasakan. Hal ini karena menurunnya jaringan pendukung gigi. Karies
gigi ini nantinya menjadi sumber infeksi yang dapat mengakibatkan
beberapa penyakit sistemik (Nurhidayat dkk., 2012).
Dampak yang ditimbulkan akibat karies gigi secara ekonomi adalah
semakin lemahnya produktivitas masyarakat. Jika yang mengalami
anak-anak maka akan menghambat perkembangan anak sehingga akan
menurunkan tingkat kecerdasan anak, yang secara jangka panjang akan
berdampak pada kualitas hidup masyarakat (Asse, 2010).
Persoalan di atas menjadi bahan pertimbangan pemerintah untuk
melakukan upaya preventif. Berdasarkan Undang-Undang 36 tahun
2009 tentang Kesehatan, dalam pasal 93, dinyatakan bahwa pelayanan
kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan
kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan
pemulihan kesehatan gigi oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan atau
masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan
berkesinambungan. Ayat (2) menyatakan bahwa pelayanan tersebut
dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan dan
dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan gigi perseorangan, pelayanan
kesehatan gigi masyarakat, usaha kesehatan gigi sekolah. Namun yang
menjadi persoalan terkait pelayanan adalah masih sangat sedikit
penduduk yang dilayani oleh dokter gigi atau tenaga kesehatan.
Mayoritas dokter gigi ada diperkotaan, sehingga masyarakat yang ada
di pedesaan terkendala untuk aksesnya ke pelayanan.
b) Etiologi

c) Patogenesis
d) Patofisiologi
e) Pengobatan

i
D.
gambar dan warnai macam-macam bakteri berdasarkan morfologi
dan flagel,serta contohnya min.2

Anda mungkin juga menyukai