Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PANGAN

Judul Praktikum : Morfologi Bakteri (Pewarnaan Gram)

Praktek ke-/Gol : 2 (Dua) / 8 (Delapan)

Hari/ Tanggal : Senin / 7 Agustus 2017

Tujuan : Mengetahui dan memahami prosedur pewarnaan gram dan mengelompokkan


bakteri gram positif atau bakteri gram negatif serta menentukan
morfologinya.

Kajian Pustaka :

Bakteri mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas. Bakteri merupakan
mikroorganisme yang berukuran mikroskopik. Selain mikroskopik, bakteri juga hampir tidak
berwarna atau transparan dan kontras dengan air. Sehingga melihat dan mengamati bakteri
dalam kedaan hidup sangat sulit. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu
teknik pewarnaan sel bakteri. Ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam
penelitian-penelitian mikrobiologi. Hal itu untuk mempernudah proses identifikasi bakteri.

PERWARNAAN GRAM
Untuk mengidentifikasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi mula-mula diamati
morfologi sel secara mikroskopik melalui pengecetan atau pewarnaan, salah satunya adalah
dengan pewarnaan gram. Pewarnaan gram merupakan salah satu prosedur yang paling banyak
digunakan untuk mencirikan banyak bakteri. Dari pewarnaan gram dapat diketahui morfologi
sel antara lain sifat gram, bentuk sel, dan penataan sel. Pewarnaan gram atau metode gram
adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar,
Gram positif dan gram negatif, berdasarka sifat kimia dan fisika dinding sel mereka, metode
ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan denmark hans Christian gram 1884.
Pewarnaan Gram dibagi menjadi dua yaitu pewarnaan majemuk karena menggunakan lebih
dari satu macam zat warna. Dan pewarnaan diferensial karena pewarnaan ini mampu
mengdeferensiasi atau membedakan bakteri, sehingga bakteri dapat digolongkan menjadi dua
yaitu Gram negatif dan Gram positif.
Selain dengan pewarnaan atau pengecatan, identifikasi bakteri dapat berupa melihat
morfologi koloni dan uji biokimia bakteri. Morfologi bakteri meliputi bentuk, ukuran, tekstur,
warna koloni,dll. Semantara uji biokimia dilakukan untuk memastikan jenis/spesies bakterinya.
Pada umumnya bakteri bersifat tembus cahaya, hal ini disebabkan karena banyak
bakteri yang tidak mempunyai zat warna (Waluyo, 2007) . Salah satu cara untuk mengamati
bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau
pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui
reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan.
Pewarnaan atau pengecatan terhadap mikroba banyak dilakukan baik secara langsung
(bersama bahan yang ada) ataupun secara tidak langsung (melalui biakan murni). Tujuan dari
pewarnaan tersebut ialah untuk :
1. Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, ataupun fungi.
2. Memperjelas ukuran dan bentuk jasad.
3. Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan juga struktur dalam jasad.
4. Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik
dan kimia yang ada akan dapat diketahui (Suriawiria, 1999).
Ada tiga macam prosedur pewarnaan, yaitu pewarnaan sederhana (simple stain),
pewarnaan diferensial (differential strain), dan pewarnaan khusus (special strain) (Pratiwi,
2008). Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam zat warna untuk meningkatkan
kontras antara mikroorganisme dan sekelilingnya. Prosedur Pewarnaan sederhana mudah dan
cepat, sehingga pewarnaan ini sering digunakan untuk melihat bentuk ukuran dan penataan
pada mikoorganisme bakteri pada bakteri dikenal bentu yang bulat (coccus), batang (basil),
dan spiral (Lay, 1994).
Pewarnaan bakteri yang menggunakan lebih dari satu zat warna seperti pewarnaan
gram dan pewarnaan tahan asam. Pewarnaan gram adalah salah satu teknik pewarnaan
diferensial yang paling penting dan paling luas digunakan untuk bakteri. Bakteri yang diwarnai
dengan metode gram ini dibagi menjadi dua kelompok, salah satu diantaranya bakteri gram
positif dan bakteri gram negatif (Pelczar & Chan, 1986).
Pada pewarnaan gram, bakteri yang telah difiksasi dengan panas sehingga
membentuk noda pada kaca objek diwarnai dengan pewarna basa yaitu crystal violet. Karena
warna ungu mewarnai seluruh sel, maka pewarna ini disebut pewarna primer. Selanjutnya noda
dicuci dan pada noda spesimen ditetesi iodin yang merupakan mordant. Setelah iodin dicuci,
baik bakteri Gram Positif maupun Gram Negatif tampak berwarna ungu. Selanjutnya noda
spesimen dicuci dengan alkohol yang merupakan decolorizing agent (senyawa peluntur warna)
yang pada spesies bakteri tertentu dapat menghilangkan warna ungu dari sel. Setelah alkohol
dicuci, noda spesimen diwarnai kembali dengan safranin yang merupakan pewarna basa
berwarna merah. Bakteri yang tetap berwarna ungu digolongkan ke dalam Gram Positif,
sedangkan bakteri yang berwarna merahdigoongkan ke dalam Gram Negatif (Suriawiria,
1999).
Perbedaan warna antara bakteri Gram Negatif dan bakteri Gram Positif disebabkan
oleh adanya perbedaan struktur pada dinding selnya. Dinding Gram Positif mengandung
banyak peptidoglikan, sedangkan dinding bakteri Gram Negatif banyak mengandung
lipopolisakarida(Suriawiria, 1999).
Pewarna yang digunakan antara lain : kristal violet sebagai gram A, iodine sebagai
gram B, alkohol sebagai gram C, serta safranin sebagai gram D. Bakteri tahan asam merupakan
bakteri yang kandungan lemaknya sangat tebal sehingga tidak bisa diwarnai dengan reaksi
pewarnaan biasa, tetapi harus dengan pewarnaan tahan asam. Kelompok bakteri ini disebut
bakteri tahan asam (BTA) karena dapat mempertahankan zat warna pertama sewaktu dicuci
dengan larutan pemucat. Golongan bakteri ini biasanya bersifat patogen pada manusia
contohnya adalah Mycobacterium tuberculosis (Pelczar & Chan, 1986)
Pengamatan morfologi bakteri meliputi bentuk, ukuran, tekstur, dan warna koloni.
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum. Bakteri yang
berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil
pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil.Sedangkan pada coccus dibagi
menjadi monococcus, diplococcus, sampai stophylococcus. Khusus pada spirilum hanya dibagi
dua yaitu setengah melengkung dan melengkung (Hadioetomo, 1993).

BAKTERI
Mikrobioligi adalah ilmu yang mempelajari makhluk-makhluk hidup yang kecil,
yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop (mikros= kecil, bios= hidup, dan logos= ilmu).
Makhluk hidup yang kecil ini disebut mikroba atau mikro-organisme. Bakteri berasal dari kata
latin bacterium (jamak, bacteria) , adalah kelompok raksasa dari organisme hidup. Mereka
sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniseluler (bersel tunggal), dengan struktur sel
yang relatif sederhana tanpa nucleus (inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti mitoondria
dan kloroplas. Istilah bakteria telah diterapkan untuk semua prokariota atau kelompok besar
mereka, tergantung pada gagasan mengenai hubungan mereka. Bakteri adalah yang paling
berkelimpahan dari semua organisme. Mereka tersebar (tersebar dimana-mana) di tanah, air,
dan sebagai simbiosis dari organisme lain. Banyak pathogen merupakan bakteri. Kebanyakan
dari mereka kecil, biasanya hanya berukuran 0,5 , meski ada jenis yang dapat mencapai
0,3mm. Meski umumnya memiliki dinding, seperti sel tumbuhan dan jamur, tertapi dengan
komposisi yang sanngat berbeda (peptidoglikan). Banyak yang bergerak menggunakan
flagella, yang berbeda dalam strukturnya dari flagella kelompok lain. Bakteri pertama
ditemukan oleh Anthony van Leewenhoek pada tahun 1674. Mikroorganisme yang ada di alam
ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri.
Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana el-sel bakteri
tersebut di suspensikan,. salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah
untuk diidentifikasi ialah degan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga
berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri
melalui serangakaian pengecatan (Entjang, 2003).
Bakteri merupakan organisme prokariot. Umumnya ukuran bakteri sangat
kecil, bentuk tubuh bakteri baru dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop dengan
pembesaran 1.000 X atau lebih (Waluyo, 2004). Sel bakteri memiliki panjang yang beragam,
sel beberapa spesies dapat berukuran 100 kali lebih panjang daripada sel spesies yang lain.
Bakteri merupakan makhluk hidup dengan ukuran antara 0,1 sampai 0,3 m. Bentuk bakteri
bermacam macam yaitu elips, bulat, batang dan spiral. Bakteri lebih sering diamati dalam
olesan terwarnai dengan suatu zat pewarna kimia agar mudah diamati atau dilihat dengan jelas
dalam hal ukuran, bentuk, susunan dan keadaan struktur internal dan butiran. Sel sel individu
bakteri dapat berbentuk seperti bola/elips, batang (silindris), atau spiral (heliks) (Pelczar &
Chan, 2007).
Pewarnaan bakteri bertujuan untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop,
memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri
seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas daripada
bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya.
Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu pengecatan
sederhana, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri
atau jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan
tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan
yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba disebut
teknik pewarnaan diferensial (Pelczar & Chan, 2007)
Prinsip dasar dari pewarnaan adalah adanya ikatan ion antara komponen selular dari
bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen. Ikatan ion dapat terjadi
karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarna. Terdapat tiga
mcam metode pewarnaan yaitu pewarnaan sederhana, pewarnaan diferensial dan pewarnaan
gram. Pewarnaan sederhana menggunakan pewarna tunggal, pewarnaan diferensial memakai
serangkaian larutan pewarna atau reagen. Pewarnaan gram merupakan metode pewarnaan yang
paling umum digunakan untuk mewarnai sel bakteri (Umsl, 2008).
Memurut Pelezar and Chan, 2007 secra morfologi sel bakteri memnyai bagian-bagian
sebagai berikut:
1. Kapsul : lapisan tebal dari lendir yang membungkus sel. Fungsi kapsul adalah melindungi sel
dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan sebagai sarana pengikat antar sel satu
dengan yang lainnya. Kapsul berhubungan dengan sifat patogenitas dimana bakteri yang
berkapsul biasanya bersifat patogen akan hilang/ berkurang. Hal ini terjadi karena kapsul
melindungi bakteri dari dari sistem imun tubuh, sehingga ketika bakteri masuk ke tubuh hospes,
sistem imun tubuh tidak mampu lelawan bakteri.
2. Dinding sel : bagian sel yang membungkus isi sel, terletak antara kapsul dan membran
sitoplasma dengan struktur sangat kaku. Tebal sel 10-35mm. Fungsi dindiing sel adalah
pelindung sel dari tekanan osmosis, memberi bentuk pada sel, dan berperann dalam reproduksi.
3. Membran sel/sitoplasma : lapisan tipis yang bersifat permiabel, fungsinya untuk mengatur
zat-zat masuk dan keluar sel.
4. Pili : benang-benag halus yang keluar dari dinding sel (seperti filamen tetapi bukan
flagela).Jumlah pili lebih banyak, lebih pendek, dan lebih kecil dari flagela.
5. Flagela : alat gerak dari bakteri terdiri dari rambut tipis yang mencuat menembus dinding sel
dan bermula dari dasar tubuh, merupakan suatu struktur granular yang tepat dibawah membran
sel dalam sitoplasma. Flagela terdiri dari tiga bagian yaitu tubuh dasar, struktur seperti kait dan
sehellai filamen panjang di luar dinding sel. Panjang flagel: beberapa kali panjang sel, namun
diameternya lebih kecil daripada diameter ssel (10-20).
6. Kromoson : merupakan pembawa sifat yang diturunkan pada sel anakan.
7. Krommosom : bakteri tidak terbentuk membran (DNA telanjang), biasanya terdiri dari satu
sel DNA yang sirkuler
8. Plasmit : bahan genetk tambahan yang bersifat otonom.
9. Ribosom : tempat sintesis protein.

BENTUK-BENTUK BAKTERI

Ukuran bakteri umumnya dinyatakan dalam satuan mikron, di mana 1 mikron sama
dengan 0,001 mm atau 1 mm dibagi 1000. Satuan ini sengaja digunakan untuk memudahkan
pengucapan ukuran bakteri yang memang sangat kecil. Secara umum, bakteri memiliki panjang
antara 0,5 sampai 3 mikron dan lebar antara 0,1 sampai 0,2 mikron. Ukuran tersebut bervariasi
tergantung seperti apa bentuk bentuk bakteri yang diukur.

Adapun bakteri berdasarkan bentuknya dikelompokan menjadi 3 macam, yaitu bakteri


bentuk batang atau silinder (basil), bentuk bulat (kokus), dan bentuk spiral (spirillum).
Perbedaan bentuk pada bakteri maupun koloninya ini, umumnya dipengaruhi oleh beberapa
hal, seperti umur, arah pembelahan, serta faktor pertumbuhan (makanan, suhu, dan inhibitor).
Nah, ketiga bentuk-bentuk bakteri tersebut dapat diilustrasikan seperti pada gambar di bawah
ini.

1. Bakteri Bentuk Batang (basil)


Bakteri yang berbentuk batang atau silinder (basil) dapat kita temukan dalam keadaan
tunggal (basil), berpasangan (diplobasil), maupun koloni yang membentuk rantai
(streptobasil).
Bakteri basil (tunggal) sesuai namanya, sering ditemukan dalam keadaan
menyendiri. Contoh bakteri ini misalnya Salmonella typhi dan Escherichia coli.
Bakteri diplobasil (berpasangan) adalah bakteri yung ditemukan sering dalam
keadaan berpasang-pasangan alias berdua-duaan. Contoh bakteri ini misalnya
Renibacterium salmoninarum.
Bakteri streptobasil (rantai) adalah koloni bakteri yang saling bergandengan
membentuk rantai. Contoh bakteri ini antara lain Azotobacter sp dan
Streptobacillus moniliformis.

2. Bakteri Bentuk Bulat (Kokus)
Sama seperti bentuk batang, bakteri dalam bentuk bulat (kokus) juga dapat ditemukan
dalam keadaan tunggal, berpasangan, membentuk rantai, atau membentuk gumpalan
seperti buah anggur. Berikut ini bentuk bentuk bakteri bulat, baik dalam keadaan
tunggal maupun berkoloni beserta contohnya.
Monokokus adalah bakteri berbentuk bulat tunggal. Contoh bakteri ini adalah
Monococcus gonorrhoeae.
Diplokokus adalah bakteri berbentuk bulat dan berpasangan. Contoh bakteri ini
adalah Diplococcus pneumoniae.
Streptokokus adalah bakteri berbentuk bulat bergandengan menyerupai bentuk
rantai. Bentuk rantai sendiri merupakan hasil reproduksinya yang melakukan
pembelahan dalam satu garis ke satu atau dua arah. Contoh bakteri ini adalah
Streptococcus lactis, Streptococcus salivarius, dan Streptococcus pneumoniae.
Tetrakokus adalah bakteri berbentuk bulat yang terdiri atas 4 sel dengan susunan
menyerupai bentuk bujur sangkar hasil dari pembelahan sel ke dua arah.
Sarkina adalah bakteri berbentuk bulat yang terdiri dari 8 sel dengan susunan
menyerupai bentuk bujur sangkar hasil dari pembelahan sel ke tiga arah. Contoh
bakteri ini adalah Sarcina sp.
Stafilokokus adalah koloni bakteri berbentuk bulat yang tersusun menyerupai
kelompok buah anggur hasil dari pembelahan sel ke segala arah. Contoh bakteri
ini adalah Staphylococcus aureus
3. Bakteri Bentuk spirral (spirillium)
Bakteri yang berbentuk spiral dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu
Koma (vibrio) adalah bakteri yang bentuknya melengkung setengah lingkaran
atau kurang. Contoh bakteri dengan bentuk ini adalah Vibrio comma alias
bakteri penyebab penyakit kolera.
Spiral adalah bakteri yang bentuknya melengkung lebih dari setengah lingkaran.
Contoh bakteri dengan bentuk ini adalah Sprillum minor atau bakteri penyebab
demam pada manusia yang menjadikan gigitan tikus dan hewan pengerat
lainnya sebagai medium (perantara).
Spiroseta adalah bakteri yang bentuknya berupa spiral dengan tekstur halus dan
lentur. Contoh bakteri dengan bentuk ini adalah Treponema pallidum alias
bakteri penyebab penyakit sifilis.
Alat dan Bahan :

Alat

Jarum Ose
Kaca Preparat
Cover glass ( untuk morfologi kapang dan khamir)

Bahan :

Aquades steril
Kristal violet (0.02 gr dalam 100 ml aquades)
Lugol
Alkohol
Safranin
Yoghurt

Prosedur Kerja :

1. Bersihkan kaca preparat dengan alkohol sampai lemaknya hilang dan keringkan di atas
lampu spiritus.
2. Ambil yoghurt dengan jarum ose yang sudah dipanaskan diatas spiritus sampai berpijar
lalu dinginkan. Lalu letakkan pada kaca preparat yang telah dibilas dengan alkohol.
3. Tambahkan aquades steril dan homogenkan
4. Fiksasi dengan melakukannya diatas api, jangan sampai gosong.
5. Tambahkan kristal violet atau genta violet lalu diamkan 1 menit, dan cuci diatas air
mengalir (buka kran hanya sedikit)
6. Tambahkan lugol diamkan satu menit dan cuci dengan air mengalir (buka kran hanya
sedikit)
7. Tambahkan safranin biarkan 30 detik dan cuci di air mengalir (buka kran hanya sedikit).
8. Keringkan dengan kertas saring.
9. Lakukan pengamatan dibawah mikroskop.yang diamati :
a. Jika warna yang telihat merah/ pink : Gram negatif
b. Jika warna yang terlihat ungu/biru : gram positif
c. Bentuk : batang/ bulat
d. Susunan :satu-satu/ kelompok

Hasil :.

Dengan menggunakan sampel yoghurt, dan setelah dilihat menggunakan mikroskop maka
diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Warna merah yang berarti bakteri yang kami dapatkan


merupakan jenis bakteri gram positif.
b. Bentuknya ada yang berbentuk batang dan ada yang
berbentuk bulat. Sekilas memang gambar tidak jelas
dikarenakan kualitas kamera yang kurang baik namun
apabila diperhatikan dengan seksama maka akan terlihat
bentuknya yaitu bulat (coccus) yang berantai
pendek/panjang dan batang (basil) yang terpisah-pisah.

Bagan 1 lactobacillus dibawah mikroskop (google)


Bagan 2 Bakteri Lactobacillus sp (google)

Bagan 3 streptococcus thermophylus


Pembahasan :

Praktikum kali ini tentang uji pewarnaan gram yang mana tujuannya adalah untuk
menentukan jenis bakteri melalui pewarnaan gram. Pada pewarnaan gram, bakteri yang telah
difiksasi dengan panas sehingga membentuk noda pada kaca objek diwarnai dengan pewarna
basa yaitu crystal violet. Karena warna ungu mewarnai seluruh sel, maka pewarna ini disebut
pewarna primer. Selanjutnya noda dicuci dan pada noda spesimen ditetesi iodin yang
merupakan mordant. Setelah iodin dicuci, baik bakteri Gram Positif maupun Gram Negatif
tampak berwarna ungu. Selanjutnya noda spesimen dicuci dengan alkohol yang merupakan
decolorizing agent (senyawa peluntur warna) yang pada spesies bakteri tertentu dapat
menghilangkan warna ungu dari sel. Setelah alkohol dicuci, noda spesimen diwarnai kembali
dengan safranin yang merupakan pewarna basa berwarna merah. Bakteri yang tetap berwarna
ungu digolongkan ke dalam Gram Positif, sedangkan bakteri yang berwarna merahdigoongkan
ke dalam Gram Negatif (Suriawiria, 1999).
Perbedaan warna antara bakteri Gram Negatif dan bakteri Gram Positif disebabkan
oleh adanya perbedaan struktur pada dinding selnya. Dinding Gram Positif mengandung
banyak peptidoglikan, sedangkan dinding bakteri Gram Negatif banyak mengandung
lipopolisakarida(Suriawiria, 1999).
Pada praktikum kali ini kelompok kami menggunakan bahan yoghurt. Yang mana
yoghurt adalah makanan yang berasal dari susu sapi, yang merupakan hasil pemisahan susu
mirip bubur atau es krim yang mempunyai rasa asam sebagai hasil fermentasi oleh bakteri
tertentu. Umumnya kultur yoghurt melibatkan dua atau lebih bakteri yang berbeda, yaitu
Streptococcus sp dan Lactobacillus Bulgaricus

Setelah dilakukan pewarnaan gram dan dilihat hasil menggunakan mikroskop, kami
mendapatkan hasil dengan ciri-ciri sebagai berikut :

Bentuk ada yang bulat berantai panjang/ pendek (coccus)


dan ada yang berbentuk batang namun terpisah-pisah. (basil)

Namun untuk melihat jenis bakteri gram apa yang dimaksud kami tidak bisa melihat jenis
bakteri gram positif atau negatifnya dikarenakan mikroskop yang kami gunakan layarnya
berwarna kuning. Namun setelah di cari dalam beberapa sumber buku, bakteri yang kami
dapatkan adalah jenis streptococcus termophylus yang merupakan jenis bakteri gram positif
jenis koki dan Lactobacillus Bulgaricus yang merupakan jenis bakteri gram positif jenis basili
tidak berspora.
Kesimpulan :

Dari hasil yang didapatkan, yoghurt mengandung bakteri streptococcus termophylus


yang merupakan jenis bakteri gram positif jenis koki dan Lactobacillus Bulgaricus yang
merupakan jenis bakteri gram positif jenis basili tidak berspora. Yang mana bakteri ini
dimanfaat untuk pembuatan yoghurt yang merupakan bakteri penghasil asam laktat.

Saran :

Disarankan kepada pembaca untuk melakukan praktikum dengan metode yang benar
dan melakukan praktikum dalam keadaan steril. Sehingga hasil yang didapat benar.

Padang, 8 Agustus 2017


Yang membuat,

Sri Harianisa
162210751
DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz, Srikandi. 1989. Mikrobiologi Pangan. Bogor: IPB.

http://dietistasilvi.blogspot.com.au/2015/01/laporan-praktikum-mikrobiologi.html

Anda mungkin juga menyukai