Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan mikrobiologi, seringkali praktikan harus mengkarakterisasi
suatu biakan murni bakteri hasil isolasi. Karakterisasi merupakan suatu komponen
penting dalam mengidentifikasi biakan murni bakteri. Karakterisasi meliputi
penentuan morfologi sel, morfologi koloni, sifat-sifat pengecatan, patogenitas, dan
fisiologi. Karakterisasi dengan menggunakan pengecatan/pewarnaan dilakukan karena
ukuran bakteri yang sangat kecil dan sukar diamati. Selain itu, pewarnaan juga
digunakan untuk membedakan bakteri satu dengan yang lain, maupun dengan
lingkungannya.
Karakterisasi juga dilakukan untuk mengidentifikasi suatu biakan murni,
apakah bakteri tersebut patogen, bagaimana bentuknya, dan bahkan pergerakannya.
Karakterisasi juga digunakan untuk identifikasi. Mikrobiologis telah melakukan
berbagai inovasi untuk mengungkap dunia mikro yang melingkupi manusia
(Engelhaupt, 2015). Mempelajari mikroorganisme termasuk mengidentifikasi dan
mengkarakterisasi membantu manusia untuk memahami bagaimana mikroorganisme
bertahan hidup, dan memungkinkan manusia untuk menanggulangi kerugian yang
ditimbulkan serta memanfaatkan mikroorganisme yang jumlahnya berlimpah
(Dismarsch & Xavier, 2014).
Karakterisasi membantu manusia dalam memahami beberapa fenomena
biologi, bagaimana bakteri berevolusi dan tetap bertahan sejak 3,2 milyar tahun yang
lalu, bagaimana mereka mengembangkan sistem pertahanan dan penyerangan, juga
memahami bagaimana suatu makhluk uniseluler mampu memaksimalkan sumber
daya di lingkungannya dengan kemampuan yang terbatas (Jabr, 2011).
Karakterisasi juga merupakan kunci identifikasi yang menuntun mikrobiologis
untuk menemukan jalan keluar bagi beberapa penyakit yang belum disembuhkan.
Mikrobiologis terus bekerja untuk menanggulangi kegiatan-kegiatan yang
ditimbulkan bakteri meskipun setelah dikendalikan. Pada tahun 1960, 80% bakteri
dengan susunan staphylo resisten terhadap penicilin, dan pada tahun 2002, 60%
bakteri staphylo resisten terhadap methicilin. Beberapa bakteri bahkan memberikan
hasil yang membingungkan ketika diberi pewarnaan,

Mycobacterium

dan

Corynebacterium misalnya, ketika diberi pewarnaan Gram, kedua bakteri ini akan
memberikan pola variabel Gram (Gram-variable mix up) yang merupakan campuran

warna merah muda dan ungu pada sel yang diamati. Ada beberapa bakteri yang
tingkat sensitivitasnya menurun ketika terjadi pembelahan sel, memberikan hasil
Gram positif meskipun dalam keadaan normal adalah Gram negatif (Smith & Hussey,
2005). Karakterisasi memberikan informasi bagaimana proses identifikasi secara
akurat, mengingat karkaterisasi menggunakan beberapa uji. Dari uji yang sederhana
hingga kompleks, dengan prosedur dan bahan yang berbeda-beda (Song & Leff,
2005).
Dari karakterisasi pula, dapat diketahui bahwa beberapa jenis bakteri sangat
sensitif terhadap nutrisi yang diinginkan (picky eater). Bakteri yang menyebabkan
lepra misalnya, hanya dapat tumbuh pada media yang telah diinjak atau diberi bau
kaki, atau bahkan beberapa bakteri yang harus diberi suatu pengayaan nutrisi seperti
agar darah (Berezow, 2015),
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dibuat, maka rumusan masalah adalah :
1. Bagaimana prosedur pewarnaan sederhana, pewarnaan negatif, dan pewarnaan
2.
3.
4.
5.

gram?
Bagaimana prosedur uji katalase?
Bagaimana cara membedakan bakteri katalase positif dan katalase negatif?
Bagaimana prosedur uji motilitas bakteri?
Bagaimana motilitas bakteri diamati oleh keempat praktikan?

C. Tujuan
Berdasakan rumusan masalah yang diperoleh, maka tujuannya adalah :
1. Memahami prosedur pewarnaan sederhana, pewarnaan negatif dan pewarnaan
2.
3.
4.
5.

gram.
Memahami prosedur uji katalase bakteri.
Membedakan bakteri katalase positif dan katalase negatif.
Memahami prosedur uji motilitas bakteri
Mengamati motilitas bakteri

D. Manfaat
Berdasarkan tujuan di atas, maka manfaat yang dapat diperoleh yaitu :
1. Mahasiswa mampu melakukan teknik pewarnaan sederhana dan mengetahui
bentuk sel bakteri.
2. Mahasiswa mampu melakukan teknik pewarnaan Gram dan mengetahui dasar
kimiawi pewarnaan Gram.

3. Mahasiswa mampu membedakan 2 kelompok bakteri Gram positif dan Gram


negatif.
4. Mahasiswa mampu melakukan uji katalase.
5. Mahasiswa mampu melakukan uji motilitas dan mengetahui motilitas mikroba.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pewarnaan Bakteri
Bakteri yang ada di alam memiliki berbagai bentuk, basil (tongkat) meliputi basil
tunggal, diplobasil, dan triplobasil; coccus meliputi monococcus, diplococcus,
stafilococcus, dan streptococcus; dan spirilum terbagi menjadi dua yaitu setengah
melengkung dan melengkung (Dwidjoseputro, 1998). Menurut Hadiutomo 1990, salah
satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah
dengan metode pengecatan atau pewarnaan yang bertujuan untuk mempermudah
pengamatan bentuk sel bakteri, memperluas ukuran jazad, mengamati struktur dalam
dan luar sel bakteri, dan melihat reaksi jazad terhadap pewarna yang diberikan sehingga
sifat fisik atau kimia jazad dapat diketahui.
Pemberian warna bakteri sangat ditentukan oleh umur biakan, umur biakan yang
baik adalah 24 jam. Sebelum dilakukan pewarnaan dibuat goresan bakteri di atas kaca
objek dan difiksasi. Jumlah bakteri yang terdapat pada goresan haruslah cukup banyak
sehingga dapat terlihat bentuk dan koloni sewaktu diamati. Sutedjo 1991 berpendapat
bahwa kesalahan yang sering kali dibuat adalah menggunakan suspensi bakteri yang
terlalu padat terutama bila suspensi tersebut berasal adari bukan media padat.
Sebaliknya pada suatu suspensi bakteri bila terlalu encer, maka akan diperoleh kesulitan
sewaktu mencari bakteri pada preparatnya.
Fiksasi dapat dilakukan dengan cara melewatkan preparat diatas api atau
merendamnya dengan methanol. Fiksasi bertujuan untuk:
1. Mengamati bakteri oleh karena sel bakteri lebih jelas terlihat setelah diwarnai
2. Melekatkan bakteri pada glass objek,
3. Mematikan bakteri
Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam zat warna untuk
meningkatkan kontras antara mikroorganisme dan sekelilingnya. Lazimnya, prosedur
pewarnaan ini menggunakan zat warna basa seperti seperti crystal violet, methylene
blue, carbol fuchsin basa, safranin atau hijau malakit. Kadang kala digunakan zat warna
negatif untuk pewarnaan sederhana (Lay, 1994). Lay 1994 juga berpendapat bahwa
penggunaan teknik pewarnaan sederhana ini lebih mudah dan cepat, karena sel-sel
biakan tersebut akan terwarnai secara merata dan dapat dilihat secara langsung
morfologi bakterinya. Akan tetapi pada beberapa organisme, terutama bilamana zat
pewarna itu biru metilen, beberapa granula di dalam sel tampak terwarnai lebih gelap
ketimbang bagian-bagian sel yang lain.

Salah satu metode pewarnaan yang dapat membedakan jenis bakteri berdasarkan
gram adalah pewarnaan gram. Pewarnaan gram merupakan pewarnaan diferensial yang
sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi
terutama dalam hal pencirian dan identifikasi bakteri (Lay, 1994). Dengan metode ini,
bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram
negatif berdasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat
bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Metode ini memberikan
hasil yang baik jika digunakan biakan yang berumur 24-48 jam. Bila digunakan biakan
tua, terdapat kemungkinan penyimpanan hasil pewarnaan gram. Pada biakan tua,
banyak sel mengalami kerusakan pada dinding-dinding selnya. Kerusakan pada dinding
sel ini menyebabkan zat warna dapat keluar sewaktu dicuci dengan larutan alkohol. Ini
berarti bahwa bakteri gram positif dengan dinding sel yang rusak tidak lagi dapat
mempertahankan crystal violet sehingga terlihat sebagai bakteri gram negatif (Lay,
1994).
Proses pewarnaan diferensial (pewarnaan gram) memerlukan 4 jenis reagen.
Reagen pertama disebut warna dasar, berupa pewarna basa, jadi pewarna ini akan
mewarnai sediaan yang telah dibuat dengan jelas. Reagen kedua disebut bahan pencuci
warna (decolorizing agent). Tercuci tidaknya warna dasar tergantung pada komposisi
dinding sel, bila komponen dinding sel kuat mengikat warna, maka warna tidak akan
tercuci sedangkan bila komponen dinding sel tidak kuat menelan warna dasar, maka
warna akan tercuci. Reagen terakhir adalah warna pembanding, bila warna tidak tercuci
maka warna pembanding akan terlihat, yang terlihat pada hasil akhir tetap warna dasar.
Sel bakteri gram negatif akan tampak merah jika waktu dekolorisasi terlalu lama,
sedangkan bakteri gram positif akan tampak ungu bila waktu dekolorisasi terlalu
pendek (Fitria, 2009). Perbedaan relatif sifat bakteri gram positif maupun gram negatif
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Perbedaan Relatif Sifat Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif

Sifat
Komposisi dinding sel
Ketahanan terhadap penisilin
Penghambatan oleh pewarna
basa (VK)
Kebutuhan nutrisi
Ketahanaa terhadap
perlakuan fisik
Sumber: Fitria (2009)

Bakteri gram (+)


Kandungan lipid rendah
(1-4%)
Lebih sensitif

Bakteri gram negatif(-)

Lebih dihambat

Kurang dihambat

Kebanyakan spesies relatif


kompleks

Relatif sederhana

Lebih tahan

Kurang tahan

BAB III
METODE PENELITIAN

Kandungan lipid tinggi


Lebih tahan

3.1 PEWARNAAN SEDERHANA


A. Alat dan Bahan
1. Lampu spirtus
2. Jarum inokulasi (ose)
3. Staining tray (nampan untuk pewarnaan)
4. Mikroskop
5. Pipet
6. Kaca benda
7. Biakan bakteri umur 24 jam dalam medium agar miring.
8. Methylene blue
9. Crystal violet
10. Carbol fuchsin
B. Cara Kerja
1. Ambillah kaca benda dan bersihkan dengan alkohol sampai bersih dan tidak
ada lemak yang melekat pada kaca benda tersebut.
2. Tetesi kaca benda tersebut dengan setetes aquades steril.
3. Lalu dengan teknik aseptis (bekerja di dekat lampu spirtus) ambillah satu
biakan bakteri umur 24 jam dan suspensikan dalam aquades steril pada gelas
benda.
4. Kering anginkan dan setelah kering lakukan fiksasi (melewatkan bagian
bawah kaca benda di atas api lampu spirtus). Langkah 1-4 biasa disebut
dengan pembuatan sediaan mikroskopik, langkah ini biasa dilakukan pada saat
melakukan pewarnaan.
5. Setelah dingin, tuangi preparat dengan methylen blue 1 atau 2 tetes (larutan
zat warna harus menutupi seluruh permukaan sediaan). Biarkan selama 1-2
menit.
6. Cuci dengan air mengalir menggunakan pipet, air dialirkan tidak boleh terkena
preparat langsung.
7. Preparat dikeringanginkan.
8. Amati preparat di bawah mikroskop perbesaran kuat. Gambar dan tuliskan
hasil pengamatan
3.2 PEWARNAAN NEGATIF
A. Alat dan Bahan
1.
2.
3.
4.
5.

Mikroskop
Kaca benda
Lampu spirtus
Pipet
Jarum inokulasi (ose)

6. Biakan bakteri
7. Larutan 10 gram nigrosin
dalam 100 mL aquades
8. Alkohol
9.

B.
C. Cara Kerja
1. Ambillah dua buah kaca benda, bersihkan dengan alkohol hingga bersih dan
bebas lemak.
2. Ambillah biakan bakteri dengan ose secara aseptik dan letakkan di atas kaca
benda dekat ujung kanan kaca benda.

3. Teteskan satu tetes nigrosin/ tinta bak di atas biakan bakteri, kemudian
suspensikan.
4. Letakkan kaca benda yang satunya dengan sudut 45 terhadap kaca yang ada
suspensi zat warna dan biakan sehingga cairan menyebar pada ujung kaca
benda tersebut. Doronglah kaca benda kedua menuju ke ujung kiri kaca benda
yang satunya sehingga diperoleh lapisan yang tipis sekali.
5. Preparat dikeringanginkan.
6. Amati preparat di bawah mikroskop perbesaran kuat. Gambar dan tuliskan
hasil pengamatan.
D.
3.3 PEWARNAAN GRAM
A. Alat dan Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Lampu spirtus
Ose
Botol untuk zat warna
Kaca benda
Mikroskop
Biakan bakteri umur 24 jam
pada medium agar miring.

7. Crystal violet
8. Grams iodine
9. Ethyl alcohol 95%
10. Safranin
11.

B. Cara Kerja
1. Ambillah kaca benda dan bersihkan denganalkohol sampai bersih dan tidak
ada lemak yang melekat pada kaca benda tersebut.
2. Dengan menggunakan teknik aseptik, buatlah preparat mikroskopis dari
bakteri tersebut dengan cara meneteskan 1 tetes aquades di atas kaca benda
dan suspensikan biakan bakteri dengan ose pada tetesan aquades tersebut.
Campur dan ratakan dengan gerakan memutar menggunakan ose.
3. Lakukan fiksasi (melewatkan bagian bawah kaca benda di atas api lampu
spirtus)
4. Kemudian tetesi preparat mikroskopis tersebut dengan larutan crystal violet
dan biarkan selama 1 menit.
5. Cuci dengan air mengalir.
6. Tetesi preparat tersebut dengan Grams iodine Mordant dan biarkan selama 1
menit.
7. Cuci dengan air mengalir.
8. Dekolorisasi dengan ethyl alcohol 95%. Perhatian : jangan didekolorisasi
secara berlebihan. Tambahkan reagen setetes demi setetes sampai crystal
violet tercuci dari preparat.
9. Cuci dengan air mengalir.
10. Tetesi dengan pewarna penutup biarkan selama 1 menit.
11. Cuci dengan air mengalir.
12. Keringanginkan.
13. Amati preparat di bawah mikroskop kemudian gambar dan tuliskan hasil
pengamatan.
C.
3.4 UJI KATALASE
A. Alat dan Bahan
1. Kaca benda
2. Lampu spirtus
3. Pipet tetes
4. Mikroskop
5. H2O2 3%
6. Biakan bakteri dalam agar miring
B. Cara Kerja
1. Ambillah kaca benda dan bersihkan dengan alkohol sampai bersih dan tidak
ada lemak yang melekat pada kaca benda tersebut.
2. Ambil biakan dari agar miring dan letakkan di tengahkca benda kemudian
tetesi dengan H2O2 3%. Amatilah dengan mikroskop perbesaran lemah,
pehatikan terbentuknya gelembung O2.
3. Terbentuknya gelembung gas O2 menunjukkna bahwa bakteri tersebut mampu
menghasilkan enzim katalase (katalase +) dan sebaliknya.
D.
3.5 UJI MOTILITAS
A. Alat dan Bahan
1. Mikroskop
2. Kaca benda (cekung)
3. Kaca penutup

4. Pipet steril (dropping pipete)


5. Biakan bakteri
6. Aquades steril
B. Cara Kerja
1. Ambillah kaca benda cekung dan kaca penutup, bersihkan dengan alkohol
sampai bersih dan tidak ada lemak yang melekat pada kaca benda tersebut.
2. Buatlah preparat basah tetes gantung dengan cara meneteskan setetes air pada
gelas penutup (sangat sedikit) dan tambahkan bakteri yang akan diamati pada
tetesan tersebut dengan needle (juga sangat sedikit) dan usahakan tetesan
masih sangat kecil (tidak melebar).
3. Letakkan gelas penutup tersebut di atas gelas benda cekung dengan posisi
cairan ada di bawah (hati- hati cairan harus dalam keadaan menggantung).
4. Pergerakkan mikroba dapat diamati di bawah mikroskop, bedakan dengan
aliran air.
F.

E.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

G.
A.

Hasil
H.

Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh hasil sebagai berikut:


I. SHINTA DWI MARTIKA
J. Gambar

K. Keterangan
M. Mikroorganisme : Bakteri
N. Bentuk sel : Coccus
O. Susunan sel : Stafilococcus
P. Warna sel : Biru

L.
R. Mikroorganisme : Bakteri
S. Bentuk sel : Coccus
T. Rangkaian sel : Stafilococcus
U. Warna sel : Transparan

Q.

W. Mikroorganisme : Bakteri
X. Bentuk sel : Coccus
Y. Rangkaian sel : Stafilococcus
Z. Warna sel : Merah Muda
AA.

Gram (+)/(-) : Negatif (-)

AC.

Mikroorganisme : Bakteri

AD.

Uji katalase : Katalase Positif

V.
AB.

(+)

AE.

AF.Mikroorganisme : Bakteri
AG.

Uji motilitas : Non Motil

AH.
AJ. Gambar

AI. INDAH NUR FAUZIAH


AK.

Keterangan

AL.

AM.

Mikroorganisme : Bakteri

AN.

Bentuk sel : Coccus

AO.

Susunan sel : Stafilococcus

AP.Warna sel : Biru

AQ.

AR.

Mikroorganisme : Bakteri

AS.

Bentuk sel : Coccus

AT.Rangkaian sel : Stafilococcus


AU.

Warna sel : Transparan

AW.

Mikroorganisme : Bakteri

AX.

Bentuk sel : Coccus

AY.Rangkaian sel : Stafilococcus

AV.

AZ.

Warna sel : Merah

BA.

Gram (+)/(-) : Negatif (-)

BB.

BC.

Mikroorganisme : Bakteri

BD.

Uji katalase : Katalase Positif

(+)

BE.

BF.Mikroorganisme : Bakteri
BG.

Uji motilitas : Motil

BH.
BI. OKTA PRISMA DYANTI
BJ. Gambar
BK. Keterangan
BL.
BM. Mikroorganisme : Bakteri
BN.

Bentuk sel : Coccus

BO.

Susunan sel : Stafilococcus

BP.Warna sel : Biru

BQ.

BR.

Mikroorganisme : Bakteri

BS.Bentuk sel : Coccus


BT.Rangkaian sel : Stafilococcus
BV.

CB.

BU.
BW.

Warna sel : Transparan


Mikroorganisme : Bakteri

BX.

Bentuk sel : Coccus

BY.

Rangkaian sel : Stafilococcus

BZ.

Warna sel : Merah

CA.

Gram (+)/(-) : Negatif (-)

CC.

Mikroorganisme : Bakteri

CD.

Uji katalase : Katalase Positif

(+)

CF.Mikroorganisme : Bakteri
CG.

Uji motilitas : Non Motil

CE.
CH.
CI. BELLA SEPTIANA
CJ. Gambar

CK.

Keterangan

CM.

Mikroorganisme : Bakteri

CN.

Bentuk sel : Coccus

CO.

Susunan sel : Monococcus

CP.Warna sel : Biru

CL.
CQ.

CR.

Mikroorganisme : Bakteri

CS.Bentuk sel : Coccus


CT.Rangkaian sel : Monococcus
CU.

Warna sel : Transparan

CW.

Mikroorganisme : Bakteri

CX.

Bentuk sel : Coccus

CY.

Rangkaian sel : Monococcus

CZ.

Warna sel : Merah Muda

DA.

Gram (+)/(-) : Negatif (-)

DC.

Mikroorganisme : Bakteri

DD.

Uji katalase : Katalase Positif

CV.

(+)

DB.

DF.Mikroorganisme : Bakteri
DG.

Uji motilitas : Non Motil

DE.
DH.
DI.
DJ.
DK.
DL.
DM.
DN.
B. Pembahasan
DO. Dalam pewarnaan sederhana, bakteri di dalam agar miring yang diletakkan di
kaca benda ditetesi dengan aquades dan kemudian di fiksasi. Setelah dingin, preparat
tersebut ditetesi dengan satu tetes methylen blue, kemudian dibiarkan selama 1- 2 menit.
Preparat kemudian dicuci dengan air mengalir menggunakan pipet, dan setelah itu
dikeringanginkan. Setelah kering, preparat diamati di bawah mikroskop dengan
perbesaran kuat. Hasil yang didapatkan dalam pewarnaan sederhana adalah
mikroorganisme yang berupa bakteri . Berdasarkan hasil pengamatan keempat praktikan
diperoleh bentuk sel coccus. Susunan sel yang diperoleh berdasarkan pewarnaan
sederhana beragam. Shinta Dwi Martika, Indah Nur Fauziah, dan Okta Prisma adalah
stafilococcus, sedangkan susunan sel bakteri hasil pengamatan Bella Septiana adalah
Monococcus. Perbedaan bentuk sel terjadi karena koloni diambil berasal dari biakan
yang bermacam-macam, sehingga susunan sel bakteri juga beragam. Dalam pewarnaan
sederhana didapatkan bakteri yang berwarna biru, hal itu disebabkan pewarna yang
digunakan adalah methylen blue yang memiliki larutan berwarna biru.
DP. Dalam pewarnaan negatif, bakteri yang diletakkan di kaca benda dan ditetesi
nigrosin ditipiskan menggunakan kaca benda yang lain. Setelah itu, preparat
dikeringanginkan dan kemudian diamati di bawah mikroskop. Hasil yang didapatkan
dalam pewarnaan negatif adalah latar belakang yang berwarna gelap dan objek
pengamatan yang berupa bakteri yang berwarna transparan. Hal itu dikarenakan
pewarnaan negatif bertujuan untuk mewarnai latar belakang menggunakan nigrosin.
Sedangkan bakteri tidak ikut terwarnai, melainkan tetap transparan. Berdasarkan hasil
pewarnaan sederhana dapat diketahui bahwa bentuk sel bakteri dari keempat praktikan

adalah coccus. Warna dari bakteri tersebut adalah transparan karena bakteri tidak
terwarnai, yang terwarnai adalah latar belakang atau kaca bendanya. Rangkaian sel yang
dimiliki bakteri dari hasil pengamatan Shinta Dwi Martika, Indah Nur Fauziah, dan Okta
Prisma adalah stafilococcus, sedangkan Bella Septiana adalah monococcus. Rangkaian
sel berbeda karena koloni yang diambil berasal dari biakan yang berbeda, sehingga
rangkaian sel yang dominan juga berbeda.
DQ. Dalam pewarnaan gram bakteri, hasil yang didapatkan adalah bakteri yang
memiliki bentuk sel coccus dengan rangkaian sel stafilococcus dan monococcus. Warna
sel yang dimiliki bakteri setelah pewarnaan gram adalah merahmuda hingga merah. Hal
tersebut menunjukkan bahwa bakteri tersebut termasuk bakteri gram negatif.
Berdasarkan literatur, pewarnaan negatif bertujuan untuk mengetahui kelompok bakteri.
Apabila setelah pewarnaan gram bakteri memiliki warna sel biru, hal itu menunjukkan
bahwa bakteri tersebut termasuk bakteri gram positif. Sedangkan, apabila setelah
pewarnaan gram bakteri memiliki warna sel merah muda, hal itu menunjukkan bahwa
bakteri tersebut termasuk ke dalam bakteri gram negatif.
DR. Dalam uji katalase, bakteri yang terdapat di dalam media agar miring
diletakkan di kaca benda kemudian ditetesi dengan H 2O2 3%. Setelah itu diamati di
bawah mikroskop. Berdasarkan hasil pengamatan di bawah mikroskop oleh keempat
praktikan,

terbentuk gelembung gas O2 yang menunjukkan bahwa bakteri tersebut

termasuk ke dalam bakteri yang mampu menghasilkan enzim katalase (katalase +).
Bakteri katalase positif merupakan bakteri yang mampu menghasilkan enzim katalase
yang berfungsi untuk memecah H2O2 (hidrogen peroksida) yang bersifat racun bagi
bakteri tersebut. Dalam pemecahan hidrogen peroksida oleh bakteri menggunakan enzim
katalase akan dihasilkan hidrogen dan oksigen.
DS. Dalam uji motilitas, bakteri yang terdapat di dalam media agar miring
diletakkan di kaca penutup kemudian ditetesi dengan setetes aquades. Kaca benda
tersebut kemudian diletakkan di atas gelas benda cekung dengan catatan posisi cairan
harus dalam keadaan menggantung. Preparat kemudian diamati di bawah mikroskop.
Berdasarkan hasil pengamatan di bawah mikroskop oleh Shinta Dwi Martika, Okta
Prisma, dan Bella Septiana tidak terlihat pergerakkan bakteri, hal tersebut menunjukkan
bahwa bakteri yang diamati bersifat nonmotil. Hasil pengamatan Indah Nur Fauziah,
bakteri yang diamati bersifat motil karena menunjukkan pergerakan aktif. Perbedaan
motilitas tersebut terjadi karena koloni yang diambil juga berasal dari biakan yang
berbeda, sehingga karakteristik bakteri juga berbeda.
DT.

DU.
DV.
DW.
DX.
DY.
DZ.
EA.
EB.
EC.
ED.
EF.

EE. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
EG.

A. Kesimpulan
EH.

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:


1. Prosedur pewarnaan sederhana yakni pembersihan object glass dengan alcohol
70%, ditambah aquades dan biakan bakteri. Proses fiksasi, pewarnaan dengan
methylene blue dibiarkan selama 1 menit, pencucian dengan aquades dan
dikeringanginkan lalu pengamatan karakteristik di bawah mikroskop. Prosedur
pewarnaan negatif yaitu dengan cara meletakkan biakan bakteri pada ujung
kanan dari kaca benda, kemudian meneteskan setetes tinta bak dan digoreskan
dengan menggunakan kaca benda yang lain sampai didapatkan pewarna tinta
bak yang tipis diamati dibawah . Prosedur pewarnaan gram yang dilakukan
yakni pembersihan object glass dengan alcohol 70% ditetesi aquades dicampur
biakan dengan cara memutar, proses fiksasi, pewarnaan dengan crystal violet
selama 1 menit, pencucian dengan aquades dan dikeringanginkan, pewarnaan
dengan lugol selama 1 menit, pencucian dengan aquades dan dikeringanginkan,
proses dekolorisasi dengan ethyl alkohol 95%, dicuci dengan air dan
dikeringanginkan diwarnai dengan safranin dicuci dan dikeringanginkan lalu
pengamatan karakteristik di bawah mikroskop
2. Prosedur uji katalase yaitu mengambil biakan bakteri dengan menggunakan
jarum ose secara aseptis ke kaca benda yang telah dibersihkan sebelumnya
dengan alkohol 70%, kemudian meneteskan setetes larutan H 2O2 3% pada
bakteri dan diamati terbentuknya gelembung O2 pada bakteri tersebut.
3. Perbedaan antara bakteri katalase postitf dan bakteri katalase negatif dapat
dilihat dari terbentuk atau tidak terbentuknya gelembung gas O2.
4. Prosedur uji motilitas adalah dengan membuat preparat tetes bergantung, yaitu
meneteskan sedikit aquades pada kaca penutup dan sedikit biakan bakteri

dengan menggunakan jarum spuid dan meletakkan pada kaca benda cekung
secara perlahan dan dibalik secara perlahan agar tidak bergeser. Diamati
peregerakan bakteri.
5. Uji motilitas yang dihasilkan dari praktikan adalah non-motil, kecuali pada
biakan bakteri Indah Nur Fauziah yang merupakan bakteri motil.
EI.
DAFTAR PUSTAKA
EJ.
EK.
EL.
EM.

Berezow, A. B. A Revolution in Basic Microbiology?. Real Clear Science. Vol (6).


Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Engelhaupt, Erika. Youre Surrounded by Bacteria That Are Waiting For You to Die.
National Geographic. Vol (12) 15

EN.

Fitria, Bayu. 2009. Pewarnaan Gram (Gram Positif dan Gram Negatif) (online).
Diakses melalui

EO.

http://biobakteri.wordpress.com/2009/06/07/7-pewarnaan-gram-

gram-positif-dan-gram-negatif diakses pada 28 Maret 2016


Hadioetomo, Ratna Siri. 1990. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek: Teknik dan
Prosedur Dasar Laboratorium. Jakarta: Gramedia

EP.

Jabr, Ferris. Germ Warriors. Scientific American.


EQ.

Lay, B. W. 1994. Analisis Mikrobiologi di Laboratorium. Jakarta: PT. Rajawali

Persada
ER.

Smith, A., Hussey, M. A. Gram Stain Protocol. American Society For Microbiology.
Vol (2):

837-845

ES.Sutedjo, M. 1991. Mikrobiologi Tanah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.


ET.
EU.
EV.
EW.
EX.
EY.
EZ.
FA.
FB.
FC.
FD.
FE.
FF.
FG.
FH.
FI.
FJ.
FK. LAMPIRAN
FL.

Gambar

FM.

FN.

FO.

FP.

Gambar 1. Hasil Pewarnaan Sederhana

FQ.

FR.Gambar 2. Hasil Pewarnaan Negatif

FS.

FT.

FU.

Gambar 3. Hasil Pewarnaan Gram (Gram


Negatif)
FV.

FW.

FX.
FY.

Gambar 4. Hasil Uji Katalase

FZ.

GA.

GB.

Gambar 5. Hasil Uji Motilitas

GC.

Anda mungkin juga menyukai