Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKOLOGI

NAMA : Maulicko Chandra F

NIM : 20117043

TK/ SMT :3/5

PRODI : D4 TLM

PROGRAM STUDI D4 TEKNOLOGI


LABORATORIUM MEDIS
FAKULTAS SAINS, TEKNOLOGI DAN
ANALISIS
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA
KEDIRI
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya, sehingga
Panduan Penulisan Laporan Praktikum ini dapat di seleseikan. Penulisan
Laporan Praktikum merupakan salah satu kegiatan dalam mata kuliah
praktikum yang harus dilakukan oleh setiap praktikan. Laporan praktikum juga
menjadi salah satu aspek penilaian dalam nilai akhir yang akan diberikan pada
setiap praktikan. Selama ini mahasiswa menulis laporan praktikum berdsarkan
hasil praktikum dan sistematika yang diberikan oleh Dosen Pengampu dengan
menggunakan Buku Panduan Praktikum sebagai sumber referensi utama.

Penulisan dan penilaian laporan praktikum belum menggunakan format


yang seragam sehingga mahasiswa akan mengikuti format yang selama ini
mereka gunakan, padahal setiap Dosen Pengampu mempunyai format,
sistematika dan standar penilaian yang berbeda. Hal ini yang menyebabkan
mahasiswa akan mengikuti kebiasaan tanpa memperhatikan bahwa setiap
praktikum penulisan laporannya berbeda. Oleh karena itu sangatlah perlu
dilakukan penyeragaman format penulisan laporan untuk menghindari
perbedaan persepsi yang dapat merugikan mahasiswa.

Panduan ini disususn berdasarkan sistematika yang telah berlaku yang


dilengkapi dengan penjelasan setiap bagian yang harus dituliskan dalam
laporan. Buku ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi mahasiswa. Dosen
Pengampu agar kualitas pembelajaran praktikum di laboratorium semakin baik
dan mampu merangsang kemampuan mahasiswa dalam melakukan penuliksan
ilmiah.

Kediri, 22 Agustus 2019

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan


PENDAHULUAN

NILAI KOREKTOR

Tanggal : 22 Agustus 2019

Latar Belakang :

Jamur (fungi) banyak kita temukan disekitar kita. Jamur tumbuh subur

terutama di musim hujan karena jamur menyukai habitat yang lembap. Beberapa ahli

mikologi membagi jamur menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya, yaitu kapang

(mold) dan khamir (yeast). Kebanyakan jamur masuk dalam kelompok kapang. Tubuh

vegetatif kapang berbentuk filamen panjang bercabang yang seperti benang disebut hifa. Hifa

akan memanjang dan menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur).

Sedangkan jamur dalam kelompok khamir bersifat uniseluler (berinti satu), bentuknya bulat

atau oval (Medhy, 2013).

Pengamatan morfologi sangat penting untuk identifikasi dan determinasi. Bahkan

pengamatan morfologi ini lebih penting daripada pengamatan fisiologis. Terdapat beberapa

cara atau metode pengamatan yaitu dengan pembuatan slide cultur atau hanging drop. Untuk

pengamatan morfologi dapat dilakukan pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis.

(Medhy, 2013).

Jamur tidak mempunyai batang, daun, dan akar serta tidak mempunyai sistem pembulu

seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Jamur umumnya berbentuk seperti benang, bersel

banyak, dan semua dari jamur mempunyai potensi untuk tumbuh, karena tidak mempunyai

klorofil yang berarti tidak dapat memasak makanannya sendiri (Medhy, 2013).

Tujuan :
Untuk mengidentifikasi jamur pada sampel kue basah

Rumusan Masalah :

Apa spesies jamur yang tumbuh pada sampel kue basah?

Alat & Bahan :

Alat Bahan

1. Ose bulat 1. Cat LCB


2. Pinset 2. Spiritus
3. Objek glass
4. Cover glass
5. Mikroskop
6. Penjepit
7. Korek api

Prosedur :

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Difiksasi objek glass pada nyala api Bunsen
3. Ditetesi cat LCB sebanyak 1 tetes pada objek glass
4. Diambil koloni jamur yang akan diamati menggunakan ose bulat atau
pinset
5. Diletakan koloni jamur pada cat LCB dan diratakan dengan memutar
searah jarum jam
6. Ditutup dengan cover glass
7. Difiksasi dengan cara melewatkan pada nyala api Bunsen dan jangan
sampai cat mendidih
8. Diamati pada mikroskop dengan perbesaran lensa objektif 10x, 40x

Probandus : Kue basah, tempe


Hasil :

MAKROSKOPIS

 Bentuk koloni : Filamen koloni


 Warna : Hitam
 Tekstur : Kapas
 Konsistensi : Kering

MIKROSKOPIS

 Hifa :+
 Miselium :-
 Pseudohifa :-
 Spora Jamur : +
 Bentuk spora : Bulat
 Jenis spora : Spongorispora

Kesimpulan :

Jadi didapatkan hasil identifikasi jamur pada sampel tempe yaitu Rizhopus sp.

Diskusi :

1. Rhizopus sp
a) Pengertian Rhizopus sp.
Jamur rhizopus sp adalah fungi yang merupakan filum zygomiyacota ordo
mucorales cri khas jamur ini merupakan hifa yang membentuk rhizoid yang
nempel ke substrat. Adapun ciri lain dari jamur ini tidak bersekat. Stolon atau
miselium dan jamur rhizopus sp ini menyebar diatas subtratnya karena hifa dari
jamur ini adalah vegetative. Jamur rhizopus sp bereproksi dengan cara aseksual
dan memproduksi sporangifor bertangkai. Sporangifornya berpisah dari hifa yang
lainya ole’h sebuah dinding seperti septa. Salah satu spesies dari fungi ini ialah
jamur rhizopus sp stolonifer yang sudah basi (santoso,2013).

b) Morfologi.

Ciri morfologi Rhizopus sp :

1) Terdiri dari benang hifa bercabang membentuk miselium.


2) Hifa tidak bersekat (bersifat sinositik).
3) Hifa atau sekat antar hifa ditemukan pada saat sel reproduksi terbentuk.
Saran Untuk Laboratorium :
Saran Untuk Penderita
ISOLASI JAMUR METODE PERANGKAP

NILAI KOREKTOR

Tanggal :

Latar Belakang :

Tujuan :
Rumusan Masalah :

Metode :

Prinsip :

Alat & Bahan :

Prosedur :
Probandus :

Hasil : Sampel roti

MAKROSKOPIS

 Bentuk koloni : Filament koloni


 Warna : Hijau kebiruan
 Tekstur : Serbuk beludru
 Konsistensi : Kering

MIKROSKOPIS

 Hifa :+
 Miselium :-
 Pseudohifa :-
 Spora Jamur : +
 Bentuk spora : Bulat

Kesimpulan : Jadi didapatkan hasil identifikasi jamur pada sampel roti yaitu
aspergillus fumigatus

Diskusi :
Saran Untuk Laboratorium :
Saran Untuk Penderita :

ISOLASI JAMUR METODE SEMAI

NILAI KOREKTOR
Tanggal :

Latar Belakang :

Tujuan :

Rumusan Masalah :
Metode :

Prinsip :

Alat & Bahan :

Prosedur :

Probandus :
Hasil :

MAKROSKOPIS

 Bentuk koloni :
 Warna :
 Tekstur :
 Konsistensi :

MIKROSKOPIS

 Hifa :
 Miselium :
 Pseudohifa :
 Spora Jamur :
 Bentuk spora :

Kesimpulan :

Diskusi :
Saran Untuk Laboratorium :
Saran Untuk Penderita :

ISOLASI JAMUR METODE PENGENCERAN

NILAI KOREKTOR
Tanggal :

Latar Belakang :

Tujuan :

Rumusan Masalah :
Metode :

Prinsip :

Alat & Bahan :

Prosedur :

Probandus :

Hasil :
MAKROSKOPIS

 Bentuk koloni :
 Warna :
 Tekstur :
 Konsistensi :

MIKROSKOPIS

 Hifa :
 Miselium :
 Pseudohifa :
 Spora Jamur :
 Bentuk spora :

Kesimpulan :

Diskusi :
Saran Untuk Laboratorium :
Saran Untuk Penderita :

ISOLASI JAMUR METODE TANAM LANGSUNG

NILAI KOREKTOR
Tanggal :

Latar Belakang :

Tujuan :

Rumusan Masalah :
Metode :

Prinsip :

Alat & Bahan :

Prosedur :

Probandus :

Hasil :

MAKROSKOPIS
 Bentuk koloni :
 Warna :
 Tekstur :
 Konsistensi :

MIKROSKOPIS

 Hifa :
 Miselium :
 Pseudohifa :
 Spora Jamur :
 Bentuk spora :

Kesimpulan :

Diskusi :
Saran Untuk Lboratorium :
Saran Untuk Penderita :

ISOLASI JAMUR METODE HENDRIKILL’S

NILAI KOREKTOR
Tanggal :

Latar Belakang :

Tujuan :

Rumusan Masalah :
Metode :

Prinsip :

Alat & Bahan :

Prosedur :

Probandus :

Hasil :

MAKROSKOPIS

 Bentuk koloni :
 Warna :
 Tekstur :
 Konsistensi :

MIKROSKOPIS

 Hifa :
 Miselium :
 Pseudohifa :
 Spora Jamur :
 Bentuk spora :

Kesimpulan :

Diskusi :
Saran Untuk Laboratorium :
Saran Untuk Penderita :

ISOLASI JAMUR PADA KULIT

NILAI KOREKTOR
Tanggal :

Latar Belakang :

Tujuan :

Rumusan Masalah :
Metode :

Prinsip :

Alat & Bahan :

Prosedur :

Probandus :

Hasil :

MAKROSKOPIS

 Bentuk koloni :
 Warna :
 Tekstur :
 Konsistensi :

MIKROSKOPIS

 Hifa :
 Miselium :
 Pseudohifa :
 Spora Jamur :
 Bentuk spora :

Kesimpulan :

Diskusi :
Saran Untuk Laboratorium :
Saran Untuk Penderita :

UJI KEPEKAAN JAMUR TERHADAP ANTIBIOTIK

NILAI KOREKTOR
Tanggal :

Latar Belakang :

Tujuan :

Rumusan Masalah :
Metode :

Prinsip :

Alat & Bahan :

Prosedur :

Probandus :

Hasil :

MAKROSKOPIS

 Bentuk koloni :
 Warna :
 Tekstur :
 Konsistensi :

MIKROSKOPIS

 Hifa :
 Miselium :
 Pseudohifa :
 Spora Jamur :
 Bentuk spora :

Kesimpulan :

Diskusi :
Saran Untuk Laboratorium :
Saran Untuk Penderita :

UJI KEPEKAAN JAMUR TERHADAP OBAT KULIT

NILAI KOREKTOR
Tanggal :

Latar Belakang :

Tujuan :

Rumusan Masalah :
Metode :

Prinsip :

Alat & Bahan :

Prosedur :

Probandus :

Hasil :

MAKROSKOPIS

 Bentuk koloni :
 Warna :
 Tekstur :
 Konsistensi :

MIKROSKOPIS

 Hifa :
 Miselium :
 Pseudohifa :
 Spora Jamur :
 Bentuk spora :

Kesimpulan :

Diskusi :
Saran Untuk Laboratorium :
Saran Untuk Penderita :

FERMENTASI Saccharomyces Cereviae

NILAI KOREKTOR
Tanggal :

Latar Belakang :

Tujuan :

Rumusan Masalah :
Metode :

Prinsip :

Alat & Bahan :

Prosedur :

Probandus :

Hasil :

MAKROSKOPIS

 Bentuk koloni :
 Warna :
 Tekstur :
 Konsistensi :

MIKROSKOPIS

 Hifa :
 Miselium :
 Pseudohifa :
 Spora Jamur :
 Bentuk spora :

Kesimpulan :

Diskusi :
Saran Untuk Laboratorium :
Saran Untuk Penderita :

OLIGODINAMIK TERHADAP UANG LOGAM

NILAI KOREKTOR
Tanggal :

Latar Belakang :

Tujuan :

Rumusan Masalah :
Metode :

Prinsip :

Alat & Bahan :

Prosedur :

Probandus :

Hasil :

MAKROSKOPIS

 Bentuk koloni :
 Warna :
 Tekstur :
 Konsistensi :

MIKROSKOPIS

 Hifa :
 Miselium :
 Pseudohifa :
 Spora Jamur :
 Bentuk spora :

Kesimpulan :

Diskusi :
Saran Untuk Laboratorium :
Saran Untuk Penderita :

PEMERIKSAAN CANDIDA ALBICANS

NILAI KOREKTOR
Tanggal :

Latar Belakang :

Tujuan :

Rumusan Masalah :
Metode :

Prinsip :

Alat & Bahan :

Prosedur :

Probandus :

Hasil :

MAKROSKOPIS

 Bentuk koloni :
 Warna :
 Tekstur :
 Konsistensi :

MIKROSKOPIS

 Hifa :
 Miselium :
 Pseudohifa :
 Spora Jamur :
 Bentuk spora :

Kesimpulan :

Diskusi :
Saran Untuk Laboratorium :
Saran Untuk Penderita :

Anda mungkin juga menyukai