Anda di halaman 1dari 27

NUTRISI DAN MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR

DISUSUN OLEH :

 Dian Fitri Ari Ani


 Indah Puji Lestari
 Rewita
NUTRISI DAN MEDIA
PERTUMBUHAN JAMUR
NUTRISI
Nutrient dalam media perbenihan harus mengandung seluruh elemen
yang penting untuk sintesis biologik organisme baru. Nutrien di
klasifikasikan berdasarkan elemen yang mereka suplai.
1. Karbon

 Senyawa karbon dibutuhkan untuk sumber energi jamur, seperti :


monosakarida, polisakarida, asam oganik, asam amino, alkohol, asam
lemak, lemak, selulosa dan lignin dapat digunakan oleh jamur
2. Nitrogen

 Jamur memerlukan nitrogen sebagai sintesis protein dan


membentuk protein yang dibutuhkan untuk membentuk
protoplasma. Penambahan unsur nitrogen dikarenakan
jamur tidak dapat menghambat nitrogen bebas dari udara.
Jamur dapat menggunakan nitrogen anorganik untuk
pembentukan nitrat, nitrit, amonia atau nitrogen organik
untuk pembentukan asam amino.
3. Phospor

 Fosfat dibutuhkan sebagai komponen ATP, asam


nukleat dan sejumlah koenzim seperti NAD, NADP
dan flavin. Selain itu banyak metabolit, lipid
komponen dinding sel beberapa polisakarida
kapsul dan beberapa protein adalah bergugus
fosfat.
4. Mineral

 Jamur membutuhkan mineral dan konsentrasi


yang kecil, namun mineral juga berperan dalam
siklus hidup jamur. Sejumlah besar mineral
dibutuhkan untuk fungsi enzim.
5. Vitamin

 Vitamin dibutuhkan oleh jamur dalam jumlah


yang kecil. Vitamin dibutuhkan oleh jamur bukan
sebagai sumber energi melainkan sebagai
koenzim.
Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan fungi
 Substrat
 Kelembaban
 Suhu
 Derajat Keasaman (pH)
 Senyawa Kimia
Substrat

 Merupakan sumber utama bagi fungi


 Nutrien-nutrien baru dapat dimanfaatkan sesudah fungi mengekskresi enzim-
enzim ekstraseluler yang dapat mengurai senyawa-senyawa kompleks dari
substrat tersebut menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
 Fungi yang tidak dapat menghasilkan enzim sesuai komposisi substrat dengan
sendirinya tidak dapat memanfaatkan nutrien-nutrien dalam substrat
tersebut.
Kelembaban

 Faktor ini sangat penting untuk pertumbuhan


fungi.Pada umumnya fungi tingkat rendah seperti
Rhizopus atau Mucor memerlukan lingkungan
dengan kelembaban nisbi 90%.
Suhu

 Fungi dapat dikelompokkan sebagai fungi


psikrofil, mesofil, dan termofil. Secara umum
pertumbuhan untuk kebanyakan fungi adalah 25 –
30 derajat celcius.
Derajat Keasaman(pH)

 pH substrat sangat penting untuk pertumbuhan


fungi, karena enzim-enzim tertentu hanya akan
mengurai suatu substrat sesuai dengan
aktivitasnya pada pH tertentu.
Senyawa kimia
 Selama pertumbuhannya fungi menghasilkan
senyawa-senyawa yang tidak diperlukannya lagi
dan dikeluarkan ke lingkungan. Senyawa-senyawa
tesebut merupakan suatu pengamanan bagi
dirinya terhadap serangan oleh organisme lain
termasuk terhadap sesama mikroorganisme.
Media Pertumbuhan Fungi
 Brain-heart infusion (BHI) Agar
 Ini adalah media kultur jamur non selektif yang memungkinkan pertumbuhan
jamur hampir semua klnis yang relevan.
 Hal ini digunakan untuk pemuliihan utama saprofit dan jamur dimorfik.
 Agar Czapek’s
 Ini digunakan untuk subkultur Aspergillus sp. Untuk diagnosis differensial
mereka.
 Inhibitor Mold Agar (IMA) : Pemulihan primer jamur patogen dimorfik.
 Jamur saprofit dan dermatofita tidak akan pulih.
 Mycosel / Mycobiotic Agar : Untuk Identifikasi Cryptococcus neoformans
 Potato Dextrose Agar (PDA) : Media yang relatif kaya untuk tumbuh berbagai
jamur
 Sabouraud’s dextrose agar (SDA) : Untuk isolasi dermatophyta, jamur lain dan
ragi, tetapi juga dapat tumbuh bakteri b erserabut seperti Nocardia.
 Sabouraud’s Heart Infusion (SABHI) Agar : Pemulohan primer jamur saprofit
Sabouraud’s dextrose agar (SDA)

 Adalah media selektif terutama digunakan untuk isolasi dermatophyta, jamur


lain dan ragi tetapi juga dapat tumbuh bakteri berserabut seperti Nocardia.
Media ini digunakan untuk menentukan evaluasi mikologi makanan,
kontaminasi dalam kosmetik dan klinis untuk membantu dalam diagnosis
infeksi ragi dan jamur. pH asam dalam media ini sekitar 5,0 menghambat
pertumbuhan bakteri tetapi memungkinkan pertumbuhan ragi dan
kebanyakan jamur berfilamen.
 Antibiotik seperti kloramfenikol, gentamisin, dan tetrasiklin dapat
ditambahkan sebagai agen selektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri
yang berlebihan bersaing mikroorganisme sementara memungkinkan isolasi
sukses jamur dan ragi. Dextrose adalah karbohidrat difermentasi tergabung
dalam konsentrasi tinggi sebagai sumber karbon dan energi. Agar adalah agen
pemadat.
 SDA media terdiri dari enzimatik digest kasein dan jaringan hewan yang
menyediakan sumber nutrisi asam amino dan senyawa nitrogen untuk
pertumbuhan jamur dan ragi. Dextrose adalah karbohidrat difermentasi
tergabung dalam konsentrasi tinggi sebagai sumber karbon dan energi. Agar
adalah agen pemadat. Selain antibiotik seperti kloramfenikol dan atau
tetrasiklin bertindak antimikrobial spektrum untuk menghambat pertumbuhan
berbagai bakteri gram positif dan gram negatif. Gentamisin ditambahkan
untuk lebih menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif.
Komposisi media :

Bahan g/L

Mikologi pepton (enzimatik mencerna


10
kasein dan jaringan hewan)

Dextrosa 40

Agar 15

pH 5,6 pada suhu 25 derajat celcius


UJI KUALITAS MEDIA
 Uji sterilitas dapat dilakukan dengan menginkubasi media selama sehari
dalam inkubator. Pada media idealnya tidak boleh ditemukan pertumbuhan
bakteri. Akan tetapi koloni yang tumbuh kurang dari 2 dapat diterima.
 Uji spesifitas dilakukan dengan menggunakan bakteri kontrol yang sesuai
dengan jenis dan fungsi media yang dibuat. Hal ini bermanfaat untuk
membantu mengetahui kelompok dan jenis serta fungsi media yang
dibutuhkan. Uji kualitas media mencakup aspek yang luas, baik media buatan
sendiri maupun media jadi. Oleh karena itu, penyiapan media harus
mendapat perhatian. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyiapan media.

Ada bermacam-macam cara untuk menguji
mutu media yang telah dibuat, yaitu:
 Secara Visual
 Yaitu dengan memperhatikan atau melihat warna, kekeruhan dan lain-lain. Bila warna media
tidak sesuai dengan warna standar maka harus dicurigai adanya perbedaan pH, untuk dapat
diperiksa dengan kertas pH atau pH meter. Bila pH media berbeda ± 0,2 satuan, dapat
ditambahkan asam atau basa atau membuat media yang baru. Warna media SDA adalah
kuning sedikit kecoklatan.
 Uji Sterilitas
 Uji sterilitas merupakan suatu keharusan terutama pada media yang diperkaya dengan bahan-
bahan tertentu seperti agar darah atau agar coklat.
 Cara untuk menguji sterilitas media adalah dengan:
 Mengambil sejumlah 5 %volume dari tiap wadah media yang dibuat.
 Media diinkubasi selama 1-2 hari pada suhu 35° C.
 Apabila terdapat pertumbuhan lebih dari 2 koloni mikroorganisme/cawan petri atau lebih, hal
itu menandakan seluruh media dari wadah tersebut tidak dapat digunakan.
 Uji Spesifitas
 Uji spesifitas dengan penanaman mikroorganisme kontrol positif dan control
negatif. Mikroorganisme kontrol kualitas (strain kuman) adalah
mikroorganisme spesifik yang seharusnya tumbuh pada media tertentu.
Mikroorganisme tersebut memiliki ciri morfologi, biokimia, serologi yang
dapat diuji dan mampu menunjukkan stabilitas reproduksi yang tetap ketika
ditempatkan pada kondisi yang sesuai.
PENYIMPANAN MEDIA

 Setelah pembuatan media selesai, media serta bahan pendukung yang ditempatkan dalam
wadah-wadah petridisk (dalam posisi terbalik)
 Diberi label berupa; Nama media dan tanggal pembuatan, label ditempel pada badan media
agar mudah dilihat pada saat pengambilan media karena petridisk diletakkan terbalik.
 Fungsi dari peletakkan petridisk terbalik agar mudah dalam pengangkatan karena tutup
petridisk lebih besar dari badannya, untuk memperlancar sirkulasi udara karena udara masuk
melalui atas, agar uap air hasil pemanasan tidak jatuh ke media.
 Media yang telah dibuat namun belum digunakan dapat disimpan di dalam lemari es dengan
suhu yang relatif stabil yaitu ± 40C. Hal ini untuk menjaga kualitas media dan mencegah
tumbuhnya mikroorganisme dalam media. Karena suhunya yang rendah, mikroorganisme sulit
tumbuh dalam media.
 Batas waktu penyimpanan media jadi, bila disimpan di dalam gelap dan dingin yaitu :
 Media didalam tabung dengan tutup kapas/aluminium foil: 1 minggu
 Media di dalam tabung dengan tutup screw cap: 3 bulan
 Media di dalam cawan petri: 1-2 minggu
Khas koloni morfologi beberapa jamur di
SDA :

Jamur Morfologi Koloni


Aspergillus flavus Kuning-hijau, tepung dan pucat kekuningan pada sebaliknya

Aspergillus niger Perumbuhan awal adalah putih, menjadi hitam kemudian memberikan
“garam dam meric apenampilan” yang dihasilkakn dari konidia berpigmen
gelap ditanggung dalam jumlah besar pada konidofor dan reserve balik
kuning pucat

Rhodotorula sp Merah muda-organish koloni krem


Aspergillus fumigatus Biru-hijau, tepung dan kuning pucat disebaliknya
Aspergillus nidulans Biru kehijauan dengan tepi keputihan, kuning kecoklatan pada sebaliknya

Trichosporon mucoides Putih untuk krim, kekuningan berkerut


Geotrichum candidum Putih untuk krim berwarna, datar dengan miselium aerial
Potato Dextrose Agar (PDA)
 Adalah media yang diguanakan untuk isolasi dermatophyta. SDA dengan TA
(asam tartrat) direkomendasikan untuk pemeriksaan mikroba dari produk
makanan dan susu. PDA dengan kloramfenikol direkomendasikan untuk
budidaya selektif jamur dari sampel campuran.
 PDA mengandung dextrose sebagai sumber karbohidrat yang berfungsi sebagai
stimulan pertumbuhan, dan infus kentang yang menyediakan dasar nutrisi
untuk pertumbuhan kebanyakan jamur.Agar ditambahkan sebagai pemadat.
Asam tartarat steril 10% dapat dimasukkan untuk menurunkan pH medium 3,5
sehingga pertumbuhan bakteri akan terhambat.
 Komposisi PDA

Bahan g/L

Dextrosa 20

Ekstrak Kentang 4

Agar 15
Fungi Tekstur Warna Permukaan Warna terbalik

A.candidus Beludru tebal Krem putih Sedikit krem

Putih dengan spora


A.niger Seperti beludru Kuning
hitam yang khas

Kotor putih dengan Oraye untuk warna


A.sulphureus Seperti beludru
spora kuning ditengah coklat

Putih orange-krim
A.versicolor Floccose dengan spora hijau Orange terang
dipusat

Penicullum Tidak berwarna ke


Seperti beludru Hijau tua
corylophilum krem

Hujau gelap dengan


eksudat jelas dan
P.expansum Seperti beludru Kuning
berbeda marjin putih
steril

Hijau berwarna kuning


Penicillum sp Berbedak langsat dengan marijin Orange merah, keriput
putih steril

Magenta-red balik
Fusarium oxysporum Floccose Magenta merah muda
violet
Brain-heart infusion (BHI) Agar
 BHI Agar dapat dilengkapi dengan antibiotik. Umlah NaCl yang bervariasi,
ekstrak ragi dan serum untuk mengoptimalkan pertumbuhan bakteri,ragi dn
jamur patogen. BHI Agar banyak digunakan untuk pengujian makanan dan
pengujian air. Dextrose adalah sumber karbohidrat, dan NaCL
mempertahankan lingkungan osmotik dan agar merupakan agen pemadat.
 Komposisi BHI

Bahan g/L
Brain-heart infusion 8
Enzimatik Digest dari Tissue
5
Animal
Enzimatik Digest of Casein 16
Destrose 2
NaCl 5
Disodiun fosfat 2,5
Agar 13,5
Media SGA (Sabouraud Glukosa Agar)
 Adalah media asam untuk isolasi, budidaya dan identifikasi patogen jamur dan
ragi.
 Komposisi :

Bahan gram

Special peptone (Khusus pepton) 10

D(+)-Glucose (D (+)-Glukosa) 20

Agar 70

Anda mungkin juga menyukai