Anda di halaman 1dari 10

Sampel Yang

Representatif
Kelompok 7 :
1. Adelio Dzaky Putra Indito (01)
2. Berliana Nur Hafidhoh (11)
3. Eunike Tri Nugrahesti (17)
4. Prince Ayu Sakawati (27)
5. Renata Yulia Ismawardani (29)

Pengertian sampel yang representatif

Tujuan sampel yang representatif

Persiapan memilih sampel

2
Pengertian Sampel Representatif

Sampel Representatif adalah sampel


yang karakteristiknya hampir sama
dengan sampel jaringan aslinya.
“ Cara mengetahui apakah suatu
sampel bersifat representative adalah
dengan melakukan audit lebih lanjut
atas populasi secara keseluruhan.
Untuk mendapatkan sampel yang Akan tetapi, auditor dapat
representatif maka pengelolaan meningkatkan kemungkinan sampel
jaringan mulai dari: dianggap representative secara
• Pengambilan jaringan di kamar cermat ketika merancang proses
operasi sampai di tempat sampling, pemilihan sampel, dan
laboratorium harus memadahi evaluasi hasil sampel.
standar yang telah ditentukan.

Hasil sampel dapat menjadi nonrepresentatif akibat


kesalahan nonsampling dan kesalahan sampling. Kedua
kesalahan tersebut dapat dikendalikan.

3
1.
Resiko Non Sampling :

Resiko bahwa pengujian audit


“ Resiko Sampling

tidak menemukan pengecualian • Resiko bahwa auditor mencapai


yang ada dalam sampel. kesimpulan yang salah karena
2. Dua penyebab resiko sampel populasi tidak representative
nonsampling adalah kegagalan • Auditor memiliki dua cara untuk
auditor untuk mengendalikan mengendalikan risiko sampling:
pengecualian dan prosedur audit 1. Menyesuaikan ukuran sampel
yang tidak sesuai atau tidak 2. Menggunakan metode pemilihan
efektif. sampel yang tepat dari populasi

4
Tujuan Pemilihan Sampel Representatif


Agar hasil dari pemeriksaan jaringan di laboratorium sesuai dengan
penyakit yang diderita, data yang lengkap, dan pengelolaan jaringan
yang baik akan sangat membantu menegakan diagnosis oleh
laboratorium histopatologi

Informasi yang kurang, sediaan yang tidak adekuat, dan pengelolaan


jaringan yang tidak baik akan memberikan hasil yang kurang
sempurna dari histopatologi.

5
◍ Persiapan Memilih Sampel

1.

Untuk persiapan memilih sampel, yang harus diperhatikan adalah :

Formulir permintaan : Berisi tentang identitas pasien yaitu nama, umur, jenis
kelamin, dan alamat serta nama dokter/ rumah sakit pengirim.

2. Lokasi dan Cara pengambilan Jaringan : Misalnya biopsi atau operasi,


kerokan, dan insisi. Oleh karena itu jika salah mencatat dan tertukar dengan
jaringan yang lain, akan membuat hasil pemeriksaan salah interpretasi.

3. Keterangan Klinik : Pemeriksaan penunjang laboratorium seperti foto, USG,


dan diagnosis sementara sangat diperlukan untuk melengkapi data yang
akurat sehingga membantu diagnosis patologinya.

6
◍ Persiapan Memilih Sampel

Pemilihan Sampel dapat dibedakan


menjadi 2 :
1. Pemilihan sampel probabilistik
(probabilistic sample selection)
“ Metode pemilihan sampel
nonprobabilistik (pertimbangan) :
1. Pemilihan sampel terarah
2. Pemilihan sampel blok
auditor memilih secara acak item- 3. Pemilihan sampel sembarang
item sehingga setiap item populasi Metode pemilihan sampel probabilistik :
memiliki probabilitas yang sama
untuk dimasukkan dalam sampel. 1. Pemilihan sampel acak sederhana
2. Pemilihan sampel nonprobabilistik, 2. Pemilihan sampel sistematis
auditor memilih item sampel dengan 3. Pemilihan sampel probabilistik yang
menggunakan pertimbangan proporsional dengan ukuran
professional dan bukan metode 4. Pemilihan sampel bertahap
probabilistik.

7
◍ Pengelolaan Sampel



Bahan operasi dari usus, sebaiknya kotorannya dicuci dahulu dan
ikatan nya dibuka, begitupun jika jaringan nya banyak
mengandung darah karena menghalangi bahan fiksasi ke jaringan
sehingga jaringan akan cepat lisis.
• Jika jaringan terlalu besar maka jaringan harus diiris iris dengan
jarak 4-5 mm agar larutan dapat masuk dengan sempurna.
• Apabila uterus maka irisan harus sesuai dengan poros nya.

8
• “
Apabila kista, misal nya dari tiroid atau testis keluarkan dahulu
isinya dan catat cairan yang dibuang. Mengenai warna,
banyaknya, konsistensinya.
• Jaringan yang banyak dan besar bagian bawah nya diganjal
dengan kain kasa agar tidak melekat dengan dasar botol
sehingga fiksasi tidak dapat masuk kedalam jaringan
• Setelah bahan operasi dimasukkan kedalam botol kaca
sebaiknya tutup botol dengan plester agar bahan fiksatif agar
tidak tumpah dijalan dan diberi label identitas pasien.

9
Thank You
-Kelompok 7-

10

Anda mungkin juga menyukai