PENGAUDITAN II
SAMPLING AUDIT
Oleh:
Kelompok 2
Dosen Pengampu:
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
2.1 Sampel Representatif
Dalam memilih suatu sampel dari suatu populasi, auditor berusaha untuk
mendapatkan sampel yang representatif. Suatu sampel representatif adalah sampel
yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan karakteristik populasi.
Auditor dapat meningkatkan kemungkinan suatu sampel menjadi representative
dengan cara meningkatkan kecermatan dalam merancang proses sampling, pemilihan
sampel, dan mengevaluasi hasilnya. Suatu hasil sampel bisa menjadi tidak
representatif karena kesalahan non-sampling dan kesalahan sampling. Kedua risiko
ini dapat dikendalikan. Risiko non-sampling adalah risiko suatu pengujian audit
tidak dapat mengungkapkan adanya penyimpangan dalam sampel. Dua penyebab
risiko non-samling yaitu auditor gagal mengetahui adanya penyimpangan dan tidak
tepat atau tidak efektifnya prosedur audit. Risiko Sampling adalah risiko auditor
mencapai suatu kesimpulan yang keliru karena sampel tidak mencerminkan populasi.
Risiko sampling adalah bagian inheren dari sampling yang disebabkan karena
pengujian tidak dilakukan terhadap keseluruhan populasi. Auditor mempunyai dua
cara dalam menghadapi risiko sampling yaitu : mengubah ukuran sampel dan
menggunakan metode yang tepat untuk memilih unsur sampel dari populasi.
Ada tiga metode pemilihan sampel yang lazim yang berhubungan dengan
sampling audit non- statistik. Ketiganya adalah non-probabilistik. Ada empat tipe
metode pemilihan sampel yang berhubungan dengan sampling audit statistik.
Keempat metode tersebut adalah probabilistik. Metode pemilihan sampel non-
probabilistik (judgemental) terdiri dari :
Dalam metode ini auditor secara sengaja memilih unsur di dalam sampel
berdasarkan kriteriamenurut pertimbangannya sendiri dan tidak memilih secara
acak.
b. Sampel Siatematik
Metode sampel sistematik, populasi dibagi dengan ukuran sampel yang
diperlukan (n) dan sampel diperoleh dengan cara mengambil setiap subyek ke-
n. Cara pemilihan sampel ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur
populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel
adalah yang “keberapa”. Keuntungan pemilihan sistematik adalah mudah
penggunaannya. Dalam kebanyakan populasi, sampel sistematik dapat dengan
cepat ditarik dan secara otomatis meletakkan nomor-nomor secara berurutan
sehingga memudahkan untuk membuat dokumentasi. Sedangkan
kelemahannya adalah adanya kemungkinan terjadinya bias.
c. Sampel Berstrata
Metode penarikan sampel berstrata merupakan metode pengambilan
sampel dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok
yang homogen (disebut strata) dalam hal ini suatu subsampel –subsampel
acak sederhana ditarik dari setiap strata yang kurang lebih sama dalam
beberapa karakteristik, dan dari tiap stratum tersebut diambil sampel
secara acak. Teknik sampling ini dilakukan apabila anggota populasinya
heterogen (tidak sejenis). Ada dua macam penarikan sampel berstrata
yaitu, Proporsional dan Non-Proporsional.
d. Sampel Berkelompok
Metode penarikan data sampel berkelompok merupakan suatu prosedur
penarikan sampel probabilitas yang memilih sub-populasi yang
disebut cluster, kemudian setiap elemen didalam kelompok akan dipilih
sebagai anggota sampel
e. Sampel Random Bertingkat (Multi Stage Sample)
Pengambilan sampel metode random bertingkat ini dalam dua tahap
(two-stage sampling) atau lebih. Proses pengambilan sampel dilakukan
bertingkat, baik bertingkat dua maupun lebih.
2.5 Pemilihan Sampel Untuk Tingkat Penyimpangan
Auditor menggunakan sampel dalam pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi untuk menaksir presentase unsur – unsur dalam suatu populasi yang
berisi suatu karakteristik atau atribut. Presentase ini disebut tingkat keterjadian atau
tingkat penyimpangan. Auditor menaruh perhatian pada jenis-jenis penyimpangan dalam
populasi data akuntansi berikut:
d. Merumuskan populasi
Ada empat faktor yang meentukan ukuran sampel awal untuk sampling
audit, yaitu : ukuran populasi, TER, ARACR, dan EPER. Ukuran populasi
bukan faktor yang signifikan dan biasanya bisa diabaikan, terutama apabila
populasinya besar.
a. Memilih sampel
C. Mengevaluasi Hasil
Untuk metode non statistik auditor bisa menggunakan dua cara untuk
melakukan generalisasi dari sampel ke populasi. Pertama menambahkan suatu
taksiran kesalahan sampling ke SER sehingga diperoleh tingkat batas atas
penyimpangan terhitung untuk suatu ARACR tertentu, dan kedua
mengurangkan suatu tingkat penyimpangan sampel dari tingkat penyimpangan
bisa ditoleransi sehingga bisa diketahui kesalahan sampling.
Sampel representatif adalah sampel yang memiliki karakteristik yang hampir sama
dengan karakteristik populasi. Suatu hasil sampel bisa menjadi tidak representatif karena
kesalahan non-sampling dan kesalahan sampling. Kedua risiko ini dapat dikendalikan.
Selanjutnya ada sampling statistic dan non-statistik yang memiliki tiga tahapan serupa, yakni
merencanakan sampel, memilih sampel dan melakukan pengujian, serta mengevaluasi hasil.
Selain pemilihan sampel statistik dan non-statistik, ada pemilihan sampel probabilistik dan
non-probabilistik, serta bagaimana penerapan kedua sampling itu dengan menggunakan
metode pemilihan sampel seperti pemilihan sampel langsung dan blok. Selanjutnya, Metode
pemilihan sampel probabilitas lebih memungkinkan memperoleh sampel yang representatif
daripada metode pemilihan sampel nonprobabilitas. Dalam penggunaan sampling audit untuk
tingkat penyimpangan, auditor ingin mengetahui tnggkat penyimpangan yang paling
mungkin, dan bukan lebarnya interval keyakinan. Sebelum sampling digunakan, kita perlu
merencanakan hingga mengevaluasi sampel yang akan digunakan, dan dalam proses tersebut
banyak sekali tahapannya. Sampling atribut adalah metode sampling statistik yang paling
umum digunakan untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi. Sampling
non statistik juga mempunyai atribut yaitu karakteristik dalam populasi yang akan diuji, tetapi
istilah sampling atribut hanya digunakan dalam sampling statistik. Sedangkan, distribusi
sampling adalah frekuensi atau jumlah terjadinya distribusi hail dari seluruh sampel yang
mungkin dari suatu ukuran tertentu yang bisa dicapai dari suatu populasi yang berisi sejumlah
karakteristik spesifik. Yang terakhir mengenai penerapan sampling audit, terdapat perbedaan
di antara 14 tahapan dalam sampling non-statistik dan sampling atribut.
DAFPAR PUSTAKA
Al Haryono Yusuf 2014, Auditing (Pengauditan Berbasis ISA), Edisi II, Yogyakarta: STIE
YKPN.