Oleh
KELOMPOK 10
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2021
SAMPLING AUDIT
2.1 Sampel Representative
Salah satu cara untuk mengetahui apakah suatu sampel bersifat representatif adalah
dengan melakukan audit lebih lanjut atas populasi secara keseluruhan. Akan tetapi,
auditor dapat meningkatkan kemungkinan sampel dianggap representatif dengan
menggunakannya secara cermat ketika merancang proses sampling, pemilihan sampel,
dan evaluasi sampel. Hasil sampel dapat menjadi nonrepresentatif akibat kesalahan
nonsampling atau kesalahan sampling. Risiko dari dua jenis kesalahan yang terjadi
tersebut disebut sebagai risiko nonsampling dan risiko sampling.
Risiko nonsampling (nonsampling risk) adalah risiko bahwa pengujian audit tidak
menemukan pengecualian yang ada dalam sampel. Kegagalan auditor untuk mengenali
pengecualian dan prosedur audit yang tidak sesuai atau tidak efektif adalah penyebab
risiko nonsampling.
Prosedur audit yang tidak efektif untuk mendeteksi pengecualian yang diragukan
adalah dengan memeriksa sampel dokumen pengiriman dan menentukan apakah masing-
masing telah dilampirkan ke faktur penjualan, dan bukan memeriksa sampel salinan
faktur penjualan untuk menentukan apakah dokumen pengiriman telah dilampirkan. Cara
untuk mengendalikan risiko nonsampling bisa dilakukam dengan merancang prosedur
audit dengan cermat, instruksi yang tepat, pengawasan dan melakukan review.
Risiko sampling (sampling risk) adalah risiko bahwa auditor mencapai kesimpulan
yang salah karna sampel populasi yang tidak representatif. Risiko sampling adalah bagian
sampling yang melekat akibat pengujian lebih sedikit dari populasi secara keseluruhan.
2.2 Sampling Statistic dan Non Statistic serta Pemilihan Sampel Probabilistic dan Non
Probabilistic
Metode sampling audit dapat dibagi menjadi dua kategori utama : sampling statistic
dan sampling nonstatistik. Kategori tersebut serupa karena keduanya melibatkan tiga
tahap:
Perencanaan sampel.
Pemilihan sampel dan melakukan pengujian.
Pengevaluasian hasil.
Tujuan dari perencanaan sampel adalah memastikan bahwa pengujian audit dilakukan
dengan cara yang memberikan risiko sampling yang diinginkan dan meminimalkan
kemungkinan kesalahan nonsampling. Pemilihan sampel melibatkan keputusan
bagaimana sampel dipilih dari populasi.
Ada tiga jenis metode pemilihan sampel yang sering kali dikaitkan dengan sampling
audit nonstatistik. Ketiga metode itu bersifat nonprobabilistik. Sementara itu ada empat
jenis metode pemilihan sampel yang sering kali dikaitkan dengan sampling audit statistik,
yang semuanya bersifat probabilistik. Metode pemilihan sampel nonprobabilistik
(pertimbangan).
Pemilihan sampel sembarang adalah pemilihan pos sampel tanpa bias yang
disengaja oleh auditor. Pada beberapa kasus, auditor memilih pos populasi tanpa
mempertimbangkan ukuran, sumber, atau karakteristik khusus lainnya. Kekurangan
yang paling utama dari pengambilan sampel sembarang adalah kesulitan dalam
menentukan sisa yang pasti tidak bias dalam pemilihan sampel. Beberapa pos
populasi lebihh mungkin lebih mungkin dimasukkan ke dalam sampel di bandingkan
dengan pos lainnya karena keterampilan auditor dan bias yang tidak disengaja.
Meskipun pemilihan sampel acak dan blok nampaknya kurang logis dibandingkan
dengan pemilihan sampel terarah, keduanya sering kali digunakan ketika biaya
pemilihan sampel yang lebih rumit daripada manfaat yang didapatkan dari
penggunaan kedua pendekatan ini. Sebagai contoh, anggaplah auditor ingin
menelusuri sisi kredit pada arsip utama piutang dagang kejurnal penerimaan kas dan
bukti-bukti sah lainnya sebagai pengujian penghapusan utang fiktif pada arsif utama.
Dalam situasi itu,banyak auditor yang mnggunakan pendekatan sembarang atau
dalam situasi itu banyak auditor yang menggunakan pendekatan sembarang atau blok,
karena lebih mudah dan lebih murah di bandingkan dengan metodepemilihan
lainnya.namum demikian, untuk banyak penerapan metode pengambilan sampel
statistik yang melibatkan pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi,
auditor lebih cenderung menggunakan metode pemilihan sampel probabilistik untuk
meningkatkan kemungkinan pemilihan sampel yang representatif.
Dalam pemilihan sampel acak sederhana, setiap kombinasi yang mugkin dari
pos populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dimasukkan dalam sampel.
Auditor menggunakan pengambilan acak sederhana untuk sampel populasi ketika
tidak terdapat kebutuhan untuk menekankan satu atau lebih jenis pos-pos
populasi.
a) Merencanakan sampel
Menerapkan tujuan darp pengujian audit.
Menentukan apakah pengambilan sampel audit akan ditetapkan.
Mendevenisikan atribut dan kondisi pengecualian.
Mendevenisikan populasi.
Mendevenisikan pos sampel.
Menentukan tingkat pengecualian yang dapat diterima.
Menentukan resiko yang dapat diteriam akibat risiko pengendalian yang di
nilai terlalu rendah.
Mengestimasikan tingkat pengecualian populasi.
Menentukan ukuran sampel awal.
b) Memilin sampel dan menjalankan prosedur audit
c) Evaluasi hasil
Menggeneralisasikan sampel ke populasi
Menganalisis penyimpangan-penyimpangan
Menentukan akseptabilitas populasi
Metode pengambilan sampel statistik yang paling banyak digunakan dalam pengujian
pengendalian dan pengujian subtantif transaksi adalah pengambilan sampel
atribut (attributes sampling). Ketika istilah pengambilan sampel atribut digunakan pada
buku teks ini, hal ini mengacu pada pengambilan sampel atributstatistik. Penerapan
pengambilan sampel atribut untuk menguji pengendalian dan pengujian subtantif
transaksi memiliki banyak kemiripan dengan pengambilan sampel non-statistik
dibandingkan dengan perbedaanya.14 langkah yang sama digunakan untuk kedua
pendekatan tersebut, dan istilah-istilah yang digunakan juga pada dasarnya sama.
Perbedaan utama adalah dalam perhitungan ukuran sampel awal dengan menggunakan
table yang dikembangkan dari distribusi probabilistic statistatistik dan perhitungan
estimasi batas atas tingkat pengecualian dengan menggunakan table yang mirip dengan
table yang digunakan untuk menghitung ukuran sampel.
Setiap tingkat pengecualian populasi dan ukuran sampel memiliki distribusi populasi
dan ukuran sampel memiliki distribusi sampel yang unik. Distribusi untuk suatu sampel
yang berukuran 100 dari suatu populasi yang memiliki tingkat pengecualian 50%
berbedah dengan contoh sebelumnya. Demikian pula dengan distribusi untuk suatu
sampel yang berukuran 50 dari suatu populasi yang memiliki tingkat pengecualian 3%.
Tentu saja, auditor tidak mengambil sampel berulang-ulang dari suatu populasi yang
diketahui. Mereka mengambil satu sampel dari populasi yang tidak diketahui dan atas
distribusi memungkinkan auditor untuk membuat pertanyaan statistic yang valid atas
populasi tersebut. Jika auditor mengambil suatu sampel yang berisi 50 faktur penjualan
untuk diuji , apakah sudah dilampiri oleh dokumen pengiriman barang dan tidak
menemukan suatu pun pengecualian, auditor dapat memeriksa tabel probabilistic.
Distribusi sampling adalah distribusi frekuensi hasil semua sampel berukuran khusus
yang dapat diperoleh dari populasi yang memiliki beberapa karakteristik tertentu. Auditor
mendasarkan kesimpulan statistiknya pada distribusi sampling. Distribusi sampling
memungkinkan auditor untuk membuat laporan probabilitas mengenai kemungkinan
terwakilinya setiap sampel dalam distribusi. Sampling atribut didasarkan pada distribusi
binomial, di mana setiap sampel dalam populasi memiliki satu dari dua nilai yang
mungkin, seperti ya/tidak, hitam/putih, atau deviasi pengendalian/tidak ada deviasi
pengendalian.
Merencanakan Sampel
Penggunaan Tabel
Apabila auditor akan menggunakan tabel untuk menentukan ukuran sampel awal
harus diikuti dengan 4 tahapan berikut :
Elder. landar J, Beasly. Mark S, Arens. Alfin A, Jusuf. Amir abadi. 2011. Jasa audit dan
assurance. Jakarta: Salemba Empat.