PENGAUDITAN I
SAMPLING AUDIT
Dosen Pengampu:
Dr. Henny Triyana Hasibuan, S.E., M.Si., Ak.
Disusun Oleh:
Kelompok 10
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nya lah kami selaku penulis mampu menyelesaikan tugas paper yang berjudul
Sampling Audit ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari pembuatan tugas paper ini adalah untuk melaksanakan penugasan
mata kuliah Pengauditan I serta mampu menambah wawasan mahasiswa dalam memahami
lebih dalam mengenai sampling audit. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah mendukung kami dalam mengerjakan tugas ini.
Kami menyadari bahwa tugas paper ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga tugas
yang kami buat ini dapat bermanfaat dan berguna untuk para pembaca. Akhir kata kami
ucapkan terima kasih.
Penulis
PEMBAHASAN
kata lain risiko sampling adalah bagian sampling yang melekat akibat menguji lebih
sedikit dari populasi secara keseluruhan.
2. Sampling Statistik dan Sampling Non-Statistik
Metode sampling audit dapat dibagi menjadi dua kategori utama yaitu
sampling statistik dan sampling nonstatistik. Kategori tersebut serupa karena
keduanya melibatkan tiga tahap: (1) perencanaan sampel, (2) pemilihan sampel
dan melakukan pengujian, dan
(3) pengevaluasian hasil. Tujuan dari perencanaan sampel adalah memastikan
bahwa pengujian audit dilakukan dengan cara yang memberikan risiko
sampling yang diinginkan dan meminimalkan kemungkinan kesalahan
nonsampling.
Sampling statistik (statistical sampling) berbeda dari sampling nonstatistik
karena sampling statistik menerapkan aturan matematika, auditor juga dapat
mengukur risiko sampling dalam merencanakan sampel dan mengevaluasi hasil.
Sedangkan dalam sampling nonstatistik (nonstatistical sampling), auditor tidak
mengukur risiko sampling akan tetapi auditor memilih item sampel yang diyakini
akan memberikan informasi yang paling bermanfaat dalam situasi tertentu, dan
mencapai kesimpulan mengenai populasi atas dasar pertimbangan. Sehingga
metode sampling nonstatistik sering juga disebut dengan sampling pertimbangan
(judgmental sampling).
3. Pemilihan Sampel Probalistik dan Sampel Nonprobabilistik
Jika auditor menggunakan pemilihan sampel probabilistik (probabilistic
sample selection), auditor memilih secara acak item-item yang ada sehingga setiap
item populasi memiliki probabilitas yang sama untuk dimasukkan dalam sampel.
Dalam pemilihan sampel nonprobabilistik (nonprobabilistic sample selection),
auditor memilih item sampel dengan menggunakan pertimbangan profesional dan
bukan metode probabilistik.
4. Penerapan Sampling Statistik dan Sampling Nonstatistik dalam Praktik serta
Metode Pemilihan Sampel
Standar auditing memungkinkan auditor untuk menggunakan baik metode
sampling statistik maupun nonstatistik. Jika sampling statistik digunakan, sampel
harus bersifat probabilistik dan harus menggunakan metode evaluasi statistik yang
tepat sehingga hasil sampel dapat digunakan untuk melakukan perhitungan risiko
sampling. Auditor dapat juga melakukan evaluasi nonstatistik jika menggunakan
pemilihan
Berikut ini tiga tahapan yang harus dilakukan auditor dalam menerapkan
sampling audit pada pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
tersebut adalah:
a. Merencanakan Sampel
1) Menyatakan tujuan pengujian audit.
Tujuan pengujian harus dinyatakan dalam istilah siklus transaksi yang
sedang diuji. Biasanya, auditor mendefinisikan tujuan pengujian pengendalian
dan pengujian substantive atas transaksi sebagai: (1) Menguji keefektifan
operasi pengendalian, dan (2) Menentukan apakah transaksi mengandung salah
saji moneter.
2) Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan.
Sampling audit dapat diterapkan saat auditor berencana membuat
kesimpulan mengenai populasi berdasarkan suatu sampel. Auditor harus
memeriksa program audit dan memilih prosedur audit dimana sampling audit
dapat diterapkan.
3) Mendefinisikan atribut dan kondisi pengecualian.
Jika sampling audit digunakan, auditor harus mendefinisikan dengan tepat
karakteristik (atribut) yang sedang diuji dan kondisi pengecualian. Kecuali jika
telah mendefinisikan dengan tepat untuk setiap atribut, staf yang melaksanakan
prosedur audit tidak akan memiliki pedoman untuk mengidentifikasi
pengecualian. Atribut kepentingan dan kondisi pengecualian untuk samping
audit diambil langsung dari prosedur audit yang digunakan oleh auditor.
Ketiadaan atribut pada setiap item sampel akan menimbulkan pengecualian
bagi atribut tersebut. Baik dokumen yang hilang, salah saji yang tidak material
akan menciptakan pengecualian kecuali auditor menyatakan secara khusus hal
sebaliknya dalam kondisi pengecualian.
4) Mendefinisikan populasi.
Populasi adalah item-item yang akan digeneralisasikan oleh auditor.
Auditor harus menguji populasi menyangkut kelengkapan dan rinciannya
sebelum suatu sampel dipilih untuk memastikan bahwa semua item populasi
merupakan subjek pemilihan sampel. Serta auditor harus mendefinisikan
populasi dengan cermat terlebih dahulu, sejalan dengan tujuan pengujian audit.
a. Sampling Atribut
b. Sampling Variabel
b) Untuk membuat estimasi mengenai nilai saldo suatu akun atau suatu
kelas tertentu dari transaksi-transaksi yang berkaitan seperti taksiran
saldo piutang atau taksiran total penjualan untuk suatu periode tertentu.
Meskipun banyak hal yang bersifat kuantitatif yang dapat dicakup dengan
sampling variabel, metode ini hanya dapat digunakan apabila estimasi
penyimpangan baku dari populasi dapat diketahui. Di samping itu, sampling ini
juga bergantung pada karakteristik atau sifat-sifat statistik distribusi normal.
KESIMPULAN
Menurut PSA N0. 26 Sampling Audit adalah penerapan prosedur audit terhadap
kurang dari seratus persen unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok transaksi dengan
tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut. Ada
alasan lain bagi auditor untuk memeriksa kurang dari 100% unsur yang membentuk saldo
akun atau kelompok transaksi. Adapun jenis-Jenis Sampling Audit yang dijelaskan yaitu ada
sampel representatif, dan dibahas pula perbedaan antara sampling statistik dan sampling
nonstatistik, serta pemilihan sampel probabilistik dan nonprobalistik. Juga telah dibahas 14
tahapan dalam sampling untuk tingkat penyimpanan yang digunakan dalam pengujian
pengendalian dan pengujian substantif transaksi.
DAFTAR PUSTAKA