NIM : A031211081
Kelas : Pengauditan I Kelas A
RMK
Sampling Audit dalam Uji Pengendalian
Standar pekerjaan lapangan kedua dan ketiga berisi elemen ketidakpastian. Contoh,
perhitungan auditor atas resiko pengendalian yang mempengaruhi sifat (nature),
waktu (timing), luas (extent) dan pemilihan staf (staffing) atas prosedur-prosedur
audit lainnya yang dilakukan.
Auditor dibenarkan menerima beberapa ketidakpastian jika biaya dan waktu yang
diperlukan untuk melakukan pengujian data 100%, dalam pertimbangannya, lebih
besar daripada konsekuensi kemungkinan kesalahan pemberian pendapat auditor
dari audit terhadap data sampel semata. Karena hal-hal tersebut sering terjadi
sampling audit secara luas digunakan dalam audit.
Ketidakpastian yang melekat dalam audit sering disebut sebagai risiko audit.
Sampling audit menerapkan dua komponen risiko audit, yaitu :
a. Risiko pengendalian - Risiko pengendalian adalah risiko bahwa pengendalian
intern tidak dapat mendeteksi atau menghindari salah saji material dalam asersi
laporan keuangan.
b. Pengujian rincian risiko - Pengujian rincian risiko merupakan risiko bahwa
salah saji material tidak akan diungkapkan dengan pengujian rincian oleh
auditor.
1) Risiko Sampling
Menurut Haryono, risiko sampling adalah risiko auditor untuk mencapai suatu
kesimpulan yang keliru karena sampel tidak mencerminkan populasi. Risiko
sampling adalah bagian yang inheren dari sampling yang disebabkan karena
pengujian tidak dilakukan untuk semua populasi yang ada. Risiko sampling
juga merupakan kemungkinan adanya sampling yang diambil dan tidak
menggambarkan secara benar populasi yang ada. Akibat dari risiko ini adalah
dimana kesimpulan auditor mengenai pengendalian intern Dalam melakukan
pengujian pengendalian dan kesimpulan yang dihasilkan dari pengujian
populasi bisa saja berbeda.
2) Risiko Nonsampling
Risiko nonsampling(nonsampling risk) adalah risiko bahwa pengujian audit
tidak menemukan pengecualian yang ada dalam sampel. Dua penyebab risiko
nonsampling adalah kegagalan auditor untuk mengenali pengecualian dan
prosedur audit yang tidak sesuai atau tidak efektif.
Dalam sampel statistik, diperlukan biaya yang tidak sedikit untuk melatih auditor
dalam menggunakan statistik dan merancang serta mengimplementasikan sampel
yang telah direncanakan. Namun demikian, sampling statistik harus
menguntungkan auditor dalam :
1. Perancangan sampel yang efisien
2. Mengukur kecukupan bukti yang diperoleh
3. Mengevaluasi hasil sampel
TEKNIK SAMPLING AUDIT
Auditor dapat menggunakan sampling untuk memeperoleh informasi tentang
beberapa perbedaan karakteristik populasi. Namun demikian, kebanyakan sampel
audit mengarah pada :
a. Tingkat penyimpangan (deviation rate)
b. Jumlah uang
Disamping itu, pada saat sampling dari populasi kecil (kurang dari 5.000 unit), ukuran
sampel tersebut harus diperkiran.
Akibat adanya konsekuensi serius potensi yang berkaitan dengan ketidakefisiensi audit
dan karena pengujian pengendalian merupakan sumber utama bukti mengenai
penyimpangan, auditor menginginkan untuk mempertahankan risiko atas penilaian
risiko pengendalian yang terlalu rendah pada level yang rendah.
Penggunaan tabel nomor acak akan mudah digunakan ketika item populasi
memiliki nomor yang berurut. Dalam menggunakan tabel nomor acar auditor
harus
(1) memilih nomor untuk memulai dalam tabel dengan membuat ”blind stab”
atau secara sembarang memilih nomor untuk memulai dan (2) menentukan
aturan atau urutan (atas ke bawah, kiri ke kanan, dll) untuk digunakan
membaca tabel.
Pada saat memilih sampel acak kemungkinan pemilihan sampel yang sama
dapat terjadi atau sampel dipilih lebih dari satu kali. Jika sampel yang terpilih
dua kali tersebut diabaikan atau dilompati auditor dikatakan melakukan
sampling tanpa penggantian. Tabel statistik yang digunakan auditor untuk
menentukan ukuran sampel. Oleh karena itu, auditor biasanya membuat
sampel tanpa penggantian karena tidak adanya informasi baru yang akan
diperoleh dari pengujian dua item yang sama.