Anda di halaman 1dari 21

LECTURE NOTES

ACCT6253
Financial Audit

Week 5
Specialized Audit Tools: Sampling
and Generalized Audit Software

ACCT6253 – Financial Audit


LEARNING OUTCOMES

1. Peserta diharapkan mampu mengidentifikasikan Analisis setiap siklus dalam laporan


keuangan klien dan penggunaan perangkat lunak audit umum.

2. Peserta diharapkan mengerti fungsi audit sampling.

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):

1. Pengertian audit sampling

2. Membandingkan resiko sampling dan non sampling

3. Membandingkan statistical dan non statistical sampling

4. Generalized Audit Software

ACCT6253 – Financial Audit


ISI MATERI

PENGERTIAN AUDIT SAMPLING

Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari seratus persen unsur
dalam suatu saldo akun atau kelompok transaksi dengan tujuan untuk menilai beberapa
karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut. Auditor seringkali mengetahui
mana saldo-saldo akun dan transaksi yang mungkin sekali mengandung salah saji. Auditor
mempertimbangkan pengetahuan ini dalam perencanaan prosedur auditnya, termasuk
sampling audit. Auditor biasanya tidak memiliki pengetahuan khusus tentang saldo-saldo
akun atau transaksi lainnya

Menurut pertimbangannya, perlu diuji untuk memenuhi tujuan auditnya. Dalam hal terakhir
ini, sampling audit sangat berguna.

Ada dua pendekatan umum dalam sampling audit: nonstatistik dan statistic. Kedua
pendekatan tersebut mengharuskan auditor menggunakan pertimbangan profesionalnya
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian sampel, serta dalam menghubungkan bukti
audit yang dihasilkan dari sampel dengan bukti audit lain dalam penarikan kesimpulan atas
saldo akun atau kelompok transaksi yang berkaitan.

Standar pekerjaan lapangan ketiga menyatakan, "Bukti audit kompeten yang cukup harus
diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai
dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit." Kedua
pendekatan sampling audit di atas, jika diterapkan dengan semestinya, dapat menghasilkan
bukti audit yang cukup.

Cukup atau tidaknya bukti audit berkaitan dengan, antara lain, desain dan ukuran sampel
audit. Ukuran sampel yang diperlukan untuk menghasilkan bukti audit yangcukup tergantung
pada tujuan dan efisiensi sampel. Untuk tujuan tertentu, efisiensi sampel berhubungan dengan
desainnya; suatu sampel akan lebih efisien dari pada yang lain jika sampel tersebut dapat
mencapai tujuan yang sama dengan ukuran sampel yang lebih kecil. Secara umum, desain
yang hati-hati akan menghasilkan sampel yang lebih efisien.

ACCT6253 – Financial Audit


Penilaian kompetensi bukti audit semata-mata merupakan pertimbangan audit dan bukan
ditentukan oleh desain dan penilaian atas sampel audit. Dalam pengertian khusus, penilaian
sampel hanya berhubungan dengan kemungkinan bahwa keberadaan salah saji moneter atau
penyimpangan dari pengendalian yang ditetapkan adalah dimasukkan dalam sampel secara
proporsional, bukan pada perlakuan auditor atas hal-hal tersebut. Sehingga, pemilihan metode
sampling nonstatistik atau statistik tidak secara langsung mempengaruhi keputusan auditor
atas prosedur audit yang akan diterapkan, kompetensi bukti audit yang diperoleh yang
berkaitan dengan unsur individual dalam sampel, atau tindakan yang mungkin akan dilakukan
sehubungan dengan sifat dan penyebab salah saji tertentu.

Ketidakpastian Dan Sampling Audit

Beberapa tingkat ketidakpastian secara implisit termasuk dalam konsep "sebagai dasar
memadai untuk suatu pendapat" yang diacu dalam standar pekerjaan lapangan ketiga. Dasar
untuk menerima beberapa ketidakpastian timbul dari hubungan antara faktor-faktor seperti
biaya dan waktu yang diperlukan untuk memeriksa semua data dan konsekuensi negatif dari
kemungkinan keputusan yang salah yang didasarkan atas kesimpulan yang dihasilkan dari
audit terhadap data sampel saja. Jika faktor-faktor ini tidak memungkinkan penerimaan
ketidakpastian, maka alternatifnya hanyalah memeriksa semua data. Karena hal ini jarang
terjadi, maka konsep dasar sampling menjadi lazim dalam praktik audit.

Ketidakpastian yang melekat dalam penerapan prosedur-prosedur audit disebut risiko audit.
Risiko audit terdiri dari (a) risiko (meliputi risiko bawaan dan risiko pengendalian) bahwa
saldo atau kelompok dan asersi yang berkaitan, mengandung salah saji yang mungkin
material bagi laporan keuangan, jika dikombinasikan dengan salah saji pada saldo-saldo atau
kelompok yang lain, dan (b) risiko (risiko deteksi) bahwa auditor tidak menemukan salah saji
tersebut. Risiko terjadinya peristiwa-peristiwa negatif ini (adverse events) secara bersamaan
dapat dipandang sebagai suatu fungsi masing-masing risiko. Dengan mengguna kan
pertimbangan profesional, auditor menilai berbagai faktor untuk menentukan risiko bawaan
dan risiko pengendalian (penentuan risiko pengendalian pada tingkat yang lebih rendah
daripada tingkat maksimum akan menuntut pelaksanaan pengujian atas pengendalian), dan
melakukan pengujian substantif (prosedur analitik dan pengujian atas rincian saldo-saldo
akun atau kelompok transaksi) untuk membatasi risiko deteksi.

ACCT6253 – Financial Audit


Risiko audit meliputi ketidakpastian yang disebabkan oleh sampling dan ketidakpastian yang
disebabkan oleh faktor-faktor selain sampling. Aspek-aspek risiko audit adalah risiko
sampling dan risiko nonsampling.

Risiko sampling timbul dari kemungkinan bahwa, jika suatu pengujian pengendalian atau
pengujian substantif terbatas pada sampel, kesimpulan auditor mungkin menjadi lain dari
kesimpulan yang akan dicapainya jika cara pengujian yang sama diterapkan terhadap semua
unsur saldo akun atau kelompok transaksi. Dengan pengertian, suatu sampel tertentu
mungkin mengandung salah saji moneter atau penyimpangan dari pengendalian yang telah
ditetapkan, yang secara proporsional lebih besar atau kurang daripada yang sesungguhnya
terkandung dalam saldo akun atau kelompok transaksi secara keseluruhan. Untuk suatu
desain sampel tertentu, risiko sampling akan bervariasi secara berlawanan dengan ukuran
sampelnya: semakin kecil ukuran sampel, semakin tinggi risiko samplingnya.

Risiko nonsampling meliputi semua aspek risiko audit yang tidak berkaitan dengan sampling.
Seorang auditor mungkin menerapkan prosedur audit terhadap semua transaksi atau saldo dan
tetap gagal mendeteksi salah saji yang material. Risiko nonsampling meliputi kemungkinan
pemilihan prosedur audit yang tidak semestinya untuk mencapai tujuan audit tertentu.
Sebagai contoh, pengiriman surat konfirmasi atas piutang yang tercatat tidak dapat
diandalkan untuk menemukan piutang yang tidak tercatat. Risiko nonsamplingjuga muncul
karena auditor mungkin gagal mengenali salah saji yang ada pada dokumen yang
diperiksanya, hal yang akan membuat prosedur audit menjadi tidak efektif walaupun ia telah
memeriksa semua data. Risiko nonsampling dapat dikurangi sampai pada tingkat yang dapat
diabaikan melalui cara-cara seperti perencanaan dan supervisi memadai (lihat SA Seksi 311
[PSA No. 05] Perencanaan dan Supervisi dan penyelenggaraan praktik audit yang balk oleh
kantor akuntan publik (lihat SA Seksi 161 [PSA No. 0 1 ] Hubungan Standar Audi ting
dengan Standar Pengendalian Mutu.

RISIKO SAMPLING DAN NON SAMPLING

Auditor harus menerapkan pertimbangan profesional dalam menentukan risiko sampling.


Dalam menyelenggarakan pengujian substantif atas rincian, auditor memperhatikan dua
aspek dari risiko sampling:

ACCT6253 – Financial Audit


 Risiko keliru menerima (risk of incorrect acceptance), yaitu risiko mengambil
kesimpulan, berdasarkan hasil sampel, bahwa saldo akun tidak berisi salah saji secara
material, padahal kenyataannya saldo akun telah salah saji secara material.

 Risiko keliru menolak (ri sk of incorrect rejection), yaitu risiko mengambil


kesimpulan, berdasarkan hasil sampel, bahwa saldo akun berisi salah saji secara
material, padahal kenyataannya saldo akun tidak berisi salah saji secara material.

Auditor juga memperhatikan dua aspek risiko sampling dalam menyelenggarakan


pengujian pengendalian jika ia menggunakan sampling.

 Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu rendah (risk of


assessingcontrol risk too low), yaitu risiko menentukan tingkat risiko
pengendalian, berdasarkan hasil sample, terlalu rendah dibandingkan dengan
efektivitas operasi pengendalian yang sesungguhnya.

 Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi (risk of assessing
control risk too high), yaitu risiko menentukan tingkat risiko pengendalian,
berdasarkan hasil sample, yang terlalu tinggi dibandingkan dengan efektivitas
opera si pengendalian yang sesungguhnya.

Risiko keliru menolak dan risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi,
berkaitan dengan efisiensi audit. Sebagai contoh, jika penilaian auditor atas sampel audit
menuntunnya pada kesimpulan awal yang keliru bahwa suatu saldo telah salah saji secara
material, padahal kenyataannya tidak demikian, penerapan prosedur tambahan dan
pertimbangan atas bukti-bukti audit yang lain biasanya akan menuntun auditor ke kesimpulan
yang benar. Sama halnya, jika penilaian auditor atas sampel menuntunnya pada penentuan
tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi, maka biasanya auditor akan memperluas
lingkup pengujian substantif untuk mengkompensasi anggapannya atas ketidakefektifan
pengendalian Walaupun audit dilaksanakan kurang efisien dalam kondisi tersebut, namun
tetap efektif.

Risiko keliru menerima dan risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu rendah,
berkaitan dengan efektivitas audit dalam pendeteksian terhadap ada atau tidaknya salah saji
yang material.

ACCT6253 – Financial Audit


MEMBANDINGKAN SAMPLING DAN NON STATISTICAL
SAMPLING

Statistical Sampling Untuk Pengujian Pengendalian Internal

Sampling for Attributes ( Sampling Atribut )

Pengertian :

Sampling for Attributes adalah suatu metode statistik yang digunakan untuk estimasi
“proporsi” items/obyek dalam suatu populasi yang berisi suatu karakteristik atau atribut.

Penjelasan :

Seorang Auditor memeriksa dengan mengunakan attributes sampling mengenai system


pengendalian intern, menginginkan jawaban “ya” atau “tidak” tentang masalah sistem
pengendalian tersebut. Attributes Sampling tidak mencari atau mengukur nilai rupiah secara
langsung, proporsi dalam sampling ini adalah ratio antara item/obyek yang ada dalam atribut
tertentu terhadap jumlah/total populasi yang ada, yaitu diukur dalam persentasi atau tingkat
kejadian (occurance rate). Akuntan tertarik dalam occurance of expectation dalam populasi
dan menjadikan occurance sebagai deviation rate atau error rate. Suatu expectation dalam
Attribute Sampling mungkin berupa compliance deviation, monetary error, tergantung
compliance/substantive testnya. Penentuan ukuran sample relative mudah jika menggunakan
table.

Contoh aplikasi Sampling for Attributes (Sampling Atribut):


Auditor akan memeriksa/menguji factor penjualan guna menentukan apakah telah disetujui
oleh yang berwenang dengan populasi 40.000, tingkat kepercayaan 95%, tingkat ketepatan
3%, dan dengan tingkat kesalahan maksimum yang ditaksir 5%, maka:

Langkah 1

Menentukan jumlah sample = 202 (Sample Size for Sampling Attibutes for Random Samples
Only)

ACCT6253 – Financial Audit


Langkah 2

Memilih sample 202 dari 10.000 unit faktur secara random (Random Number Tabels
Systematic, computer)

Langkah 3

Memeriksa sample yang terpilih (199) Misal terdapat 2 faktur yang menyimpang yaitu tidak
disetujui oleh yang berwenang.

Kemudian hasil persentase kesalahan = 2 : 202 = 1%

Langkah 4

Memperkirakan jumlah kesalahan yang terdapat dalam populasi dengan table persentase
kesalahan 1%.

Confidence Level 95%

Jumlah Sampel (sample size 202), maka lower limitnya 0,1 dan upper limitnya 3,6

Langkah 5

Membandingkan antara upper limit 3,6% dengan kesalahan maksimum yang ditaksir 5%,
yaitu 3,6%

Discovery Sampling (Sampling Penemuan)

Discovery sampling atau sampling penemuan adalah sampling yang tujuan penggunaannya
untuk menemukan paling tidak satu kesalahan yang mempunyai dampak potensial terhadap
suatu rekening.

Discovery sampling digunakan bila auditor memeriksa populasi yang dicurigai mengandung
kecurangan atau kesalahan. Discovery sampling sangat cocok bila diperkirakan tingkat
penyimpangannya mendekati nol dan dirancang untuk minimal menemukan satu
penyimpangan dalam sample jika tingkat penyimpangan sesungguhnya pada populasi

ACCT6253 – Financial Audit


melebihi satu atau sama dengan DUPLnya (tingkat penyimpangan kritis yang ditetapkan
sebelumnya).

Prosedur pengambilan sample dalam discovery sampling


1.Tentukan attribute yang akan diperiksa.
2.Tentukan populasi dan besar populasi yang akan diambil sampelnya.
3.Tentukan tingkat keandalan.
4.Tentukan Tingkat Penyimpangan Kritis (Desired Upper Precision Limit).
5.Tentukan besarnya sample.
6.Periksa attribute sample.
7.Lakukan evaluasi hasil pemeriksaan terhadap karakteristik sample.

Contoh Aplikasi Discovery Sampling

Seoarang auditor akan melakukan pengujian terhadap sistem pembelian dengan menguji
bukti kas keluar yang dilampiri dengan bukti pendukung yang lengkap. Jika populasinya
6500 lembar bukti kas keluar, Tingkat keandalan yang diinginkan 95% dan DUPL atau
tingkat penyimpangan kritis 1%, maka :

Besarnya sample dapat ditentukan dengan melihat table Probability in Percent of Including
at Least One Deviation in a Sample for Populations Between 5000 and 10000. Dengan
DUPL 95% dan Tingkat Penyimpangan kritis 1% akan diperoleh besaran sampel sebanyak
300 lembar bukti kas keluar.

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap 300 lembar bukti kas keluar, jika :Auditor tidak
menemukan kesalahan, auditor akan segera mengambil kesimpulan bahwa dengan
95%keyakinan bahwa kemungkinan terburuk tingkat kesalahan dalam populasi tidak lebih
dari 1% atau dengan kata lain pengendalian internal pada sisitem pembelian efektif. Auditor
menemukan satu atau lebih kesalahan dalam pemeriksaan terhadap anggota sample, auditor
kemungkinan tidak akan membuat kesimpulan secara statistic mengenai hasil
pemeriksaannya.
Jika tujuan pemeriksaan adalah menemukan kesalahan, maka auditor akan menghentikan
pemeriksaan terhadap anggota sample setelah menemukan kesalahan. Kemudian melakukan
penelaahan terhadap karakteristik kesalahan yang ditemukannya tersebut.

ACCT6253 – Financial Audit


Sampling Audit Dalam Pengujian Substantif

Rencana sampling dalam pengujian subtantif dirancang untuk

1. Mendapatkan bukti bahwa suatu saldo rekening tidak salah saji secara material
(sebagai contoh, misalnya nilai buku rekening piutang dagang), atau

2. Membuatsuatu estimasi independen tentang suatu jumlah (sebagai contoh, misalkan


nilaipersediaan yang tidak ada catatan nilai bukunya).

PENDEKATAN SAMPLING STATISTIK

Ada dua pendekatan sampling statistik yang bisa digunakan oleh auditor dalam

pengujian subtantif, yaitu:

(1) sampling probabilitas proporsional dengan ukuran (PPS), dan

(2) Sampling variabel klasik.

Perbedaan kedua pendekatan tersebut ialahbahwa sampling PPS didasarkan pada teori
sampling atribut, sedangkan sampling variabel klasik didasarkan pada teori distribusi normal.

SAMPLING PROPORTIONAL PROBABILITY TO SAMPLE SIZE (PPS)

Sampling PPS adalah suatu pendekatan yang menggunakan teori sampling atribut untuk
menyatakan kesimpulan dalam jumlah rupiah, bukan sebagai tingkat deviasi. Jenis sampling
ini bisa digunakan dalam pengujian subtantif terhadap transaksi dan saldo-saldo. Model ini
terutama diterapkan dalam pengujian transaksi dan saldo yang salah saji terlalu tinggi
(overstatement) dan terutama akan berguna dalam pengujian:

1. Piutang apabila pengkreditan yang tidak dikerjakan terhadap rekening debitur tidak
signifikan.

2. Investasi dalam surat berharga.

ACCT6253 – Financial Audit


3. Pengujian harga persediaan apabila diperkirakan hanya terdapat sedikit selisih
tambahan pada aktiva tetap.

Rencana Sampling

Tahap-tahap dalam rencana sampling adalah

(1) Menetapkan tujuan rencana,

(2) Merumuskan populasi dan unit sampling,

(3) Menentukan ukuran sampel,

(4) Menentukan Metode pemilihan sampel,

(5) Melaksanakan rencana sampling,

(6) Mengevaluasi hasil sampel.

Menetapkan Tujuan Rencana Sampling

Tujuan sampling PPS yang paling umum adalah untuk mendapatkan bukti bahwa saldo
rekening menurut catatan tidak salah saji secara material. Asersi-asersi laporan keuangan
yang dibuktikan sampel bergantung kepada prosedur yang diterapkan untuk unsur sampel
bergantung kepada prosedur yang diterapkan unsur-unsur sampel yang bersangkutan.

Merumuskan Populasi dan Unit Sampling

Populasi terdiri dari kelompok transaksi atau saldo rekening yang akan diuji.Untuk setiap
populasi, auditor harus memutuskan apakah semua unsur akan dimasukkan. Sebagai contoh,
ada 4 kemungkinan populasi apabila populasi didasarkan pada saldo rekening dalam buku
pembantu piutang dagang, yaitu semua saldo, saldo debet saja, saldo kredit saja, dan saldo
nol.

Menentukan Ukuran Sampel

Rumus untuk menentukan ukuran sampel dalam sampling PPS adalah :

ACCT6253 – Financial Audit


BV x RF
n
TM  ( AM x EF )

Keterangan: Hubungan

BV = Book Value Direct

RF = Realibility Factor Direct

TM = Tolerable Misstatement Inverse

AS = Anticipated Misstatement Direct

EF = Expansion Factor Direct

Dalam menetapkan tingkat risiko salah menerima yang dapat diterima, auditor harus
mempertimbangkan:

1. Tingkat risiko audit yang ditetapkan auditor bahwa suatu salah saji material tidak
akan terdeteksi,

2. Tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan, dan

3. Hasil pengujian detil dan prosedur analitis.

TM adalah maksimum salah saji yang diterima untuk berada dalam suatu rekening sebelum
hal itu dipandang sebagai salah saji secara material. Semakin kecil TM akan semakin besar
ukuran sampelnya.

Dalam sampling PPS, auditor tidak mengkualifikasi risiko keliru menolak. Namun demikian,
hal tersebut dikendalikan secara tidak langsung dengan menetapkan antisipasi salah saji (AS)
yang berhubungan terbalik dengan risiko keliru menolak dan berhubungan langsung dengan
ukuran sampel.

EF diperlukan hanya apabila salah saji diantisipasi. Semakin kecil risiko keliru menerima,
semakin besar faktor ekspansi.

ACCT6253 – Financial Audit


Melaksanakan Rencana Sampling

Pada tahap rencana ini, auditor menerapkan prosedur pengauditan yang sesuai untuk
menentukan suatiu nilai menurut audit untuk setiap unit logis yang diikutsertakan dalam
sampel.

Keuntungan dan Kerugian Pemakaian Sampling PPS

Audit Sampling Guide yang disusun oleh AICPA (hal 68-69) menyebutkan keuntungan dan
kerugian pemakaian sampling PPS.

Keuntungan sampling PPS adalah sebagai berikut:

1. Lebih mudah digunakan dibandingkan dengan sampling variabel klasik karena auditor
dapat menghitung ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampel dengan tangan atau
dengan bantuan tabel.

2. Besarnya ukuran sampel PPS tidak didasarkan atas berbagai taksiran nilai audit.

3. Sampling PPS secara otomatis menghasilkan sampel berstrata

4. Pemilihan sampel sistematik PPS, secara otomatis mengidentifikasi setiap unsur yang
secara individual signifikan apabila nilainya melebihi batas atas rupiah tertentu.

Apabila auditor menduga terjadi salah saji, sampling PPS biasanya akan menghasilkan
ukuran sampel yang lebih kecil daripada sampel yang dihasilkan oleh sampling variabel
klasik. Sampel PPS dirancang lebih mudah dan pemilihan sampel bisa dimulai sebelum
tersedia populasi yang lengkap.

Kerugian pemakaian sampling PPS adalah sebagai berikut:

Sampling PPS didasarkan pada asumsi bahwa nilai audit dari suatu unit sampling tidak akan
lebih kecil dari nol atau lebih besar dari nilai buku. Apabila diperkirakan terjadi salah saji
terlalu rendah atau nilai audit lebih kecil dari nol, maka diperlukan perancangan yang khusus.
Apabila ditemukan salah saji terlalu rendah dalam sampel, maka evaluasiatas sampel
memerlukan pertimbangan khusus. Pemilihan saldo nol memerlukan pertimbangan khusus.
Evaluasi PPS bisa melebihi CRS apabila salah saji ditemukan dalam sampel, akibatnya
auditor kemungkinan besar akan menolak nilai buku populasi yang sesungguhnya bisa
diterima. Apabila jumlah salah saji meningkat, maka ukuran sampel yang sesuai juga akan

ACCT6253 – Financial Audit


meningkat. Oleh karena itu akan terjadi pengambilan sampel yang besar dibandingkan
dengan sampel pada sampling variabel klasik.

SAMPLING VARIABEL KLASIK

Dalam pendekatan ini teori distribusi normal digunakan untuk mengevaluasi karakteristik
populasi berdasarkan hasil sampel yang ditarik dari populasi.Sampling variabel klasik akan
berguna bagi auditor apabila tujuan audit berkaitan dengan kemungkinan terjadinya salah saji
terlalu tinggi atau rendah pada suatu saldo rekening dan hal-hal lainnya.

Jenis-jenis Teknik Sampling Variabel Klasik

Tiga teknik yang bisa digunakan dalam sampling variabel klasik adalah:

(1) Mean-per-unit (MPU),

(2) Selisih, dan

(3) Rasio.

Kendala yang harus dipertimbangkan dalam memilih teknik yang sesuai:

Kemampuan untuk merancang suatu strata sampel. Ekspektaksi jumlah perbedaan antara nilai
audit dengan nilai buku.

Estimasi Mean-Per-Unit (MPU)

Sampling estimasi MPU meliputi penentuan nilai audit untuk setiap unsur dalam sampel.
Rerata dari nilai-nilai audit tersebut kemudian dihitung dandikalikan dengan jumlah unit
dalam popualsi sehingga bisa diperoleh taksiran total nilai populasi.

Menentukan Tujuan Rencana

Tujuan suatu rencana sampling MPU bisa untuk

1. mendapatkan bukti bahwa saldo rekening menurut catatan adalah tidak salah saji
secara material,

2. mengembangkan suatu estimasi independen tentang suatu jumlah, apabila tidak


tersedia buku berdasarkan catatan.

ACCT6253 – Financial Audit


Merumuskan populasi dan Unit Sampling

Auditor mempertimbangkan sifat dari unsur-unsur yang membentuk populasi. Sampling unit
harus sejalan dengan tujuan audit yang akan dilakukan.

Menentukan Ukuran Sampel

Faktor-faktor berikut menentukan ukuran sampel dalam suatu estimasi sampel MPU:

Ukuran populasi (Jumlah unit), faktor ini akan menyangkut ukuran sampel dan hasil sampel.
Semakin besar populasi semakin besar pula ukuran sampel. Estimasi standar deviasi populasi,
ada tiga cara mengestimasi faktor ini, pertama dalam penugasan ulangan, kedua standar
deviasi dapat diestimasi berdasarkan nilai buku yang tersedia, ketiga auditor dapat
mengambil suatu sampel pendahuluan kecil. Rumus untuk menghitung standar deviasi adalah
sebagai berikut:

Salah saji bisa ditoleransi, pertimbangan-pertimbangan untuk menetapkan salah saji bisa
ditoleransi (SD) dalam sampling MPU sama dengan pertimbangan yang dilakukan dalam
sampling PPS. Resiko Keliru Menolak, faktor ini memungkinkan auditor untuk
mengendalikan risiko apabila risiko sampel mendukung kesimpulan bahwa saldo rekening
menurut pembukuan telah salah saji secara material, padahal sesungguhnya tidak demikian.

Risiko keliru menerima, memiliki hubungan terbalik terhadap ukuran sampel, yakni semakin
rendah risiko yang ditetapkan semakin besar ukuran sampelnya.

Rumus Ukuran sampel yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel untuk
estimasi sampel MPU:

2
 N  U R  S xj 
n   
 A 

N = ukuran populasi

UR = standar deviasi normal untuk risiko keliru menolak yang diinginkan

Sxj = estimasi standar deviasi populasi

A = cadangan untuk risiko sampling direncakan atau diinginkan

ACCT6253 – Financial Audit


Menentukan Metode Pemilihan Sampel

Metode pemilihan nomor acak sederhana dan metode pemilihan sistematik bisa digunakan
dalam pemilihan sample pada teknik MPU.

Melaksanakan Rencana Sampling

Tahap pelaksanaan pada rencana sampling estimasi MPU meliputi tahapan-tahapan berikut:

1. Melakukan prosedur pengauditan yang tepat untuk menentukan nilai audit untuk
setiap unsur sampel.

2. Menghitung berdasarkan atas data sampel. Rata-rata nilai audit sampel, standart
deviasi dari nilai audit sampel.

Mengevaluasi Hasil Sampel

Auditor melakukan penilaian kuantitatif dan kualitatif atas hasil sampel. Dalam melakukan
penilaian kuantitatif auditor menghitung:

1. estimasi nilai totalpopulasi,

2. cadangan risiko sampling yang dicapai (presisi yang dicapai),

3. suatu rentang untuk taksiran total nilai populasi (interval presisi).

SAMPLING NONSTATISTIK DALAM PENGUJIAN SUBTANTIF

Perbedaan besar antara sampling statistik dan sampling nonstatistik adalah dalam tahapan-
tahapan penentuan ukuran sampel dan evaluasi atas hasil sampel. Sampling statistik lebih
obyektif, sedangkan nonstatistik lebih subyektif.

Menentukan Ukuran Sampel

Agar dapat dilakukan evaluasi secara tepat atas sampel yang ukurannya ditetapkan melalui
pertimbangan subyektif, auditor bisa menggunakan tabel statistik, walaupun hal itu tidak
merupakan keharusan.

ACCT6253 – Financial Audit


Evaluasi Hasil Sampel

Dalam sampling non statistik auditor harus

1. memproyeksi salah saji yang dijumpai dalam sampel ke populasi, dan

2. mempertimbangkan risiko sampling dalam mengevaluasi hasil sampel.

Ada dua Metode yang lazim digunakan untuk memproyeksi salah saji dalam sampling
nonstatistik yaitu:

1. Membagi jumlah total rupiah salah saji dalam smapel dengan bagian dari total rupiah
dalam populasi yang termauk dalam sampel.

2. Mengalikan rata-rata selisih antara nilai audit dengan nilai buku dari unsur-unsur
sampel dengan jumlah unit dalam populasi.

Dalam sampling nonstatistik, auditor tidak dapat menghitung cadangan untuk risiko sampling
untuk tingkat risiko keliru menerima dan risiko keliru menolak tertentu. Perbandingan antara
jumlah dan besarnya salah saji dalam sampel dengan salah saji diharapkan juga berguna
dalam menetapkan risiko sampling. Apabila hasil sampel nonstatistik tidak menunjukkan
tanda mendukung nilai buku, maka auditor bisa

(1) memeriksa tambahan unit sampel dan melakukan evaluasi ulang,

(2) menerapkan prosedur pengauditan alternatif dan melakukan evaluasi ulang.

Seperti halnya dalam sampling statistik sebelum sampai pada pengambilan kesimpulan
keseluruhan, auditor harus melakukan penilaiankualitatif mengenai karakteristik salah saji

GENERALIZED AUDIT SOFTWARE


Beberapa program komputer, yang disebut Computer Audit Software (CAS) atau Generalized
Audit Software (GAS), telah dibuat secara khusus untuk auditor. Generalized Audit Software
(GAS) terdiri dari serangkaian rutinitas program komputer yang dapat membaca file
komputer, pilih informasi yang diinginkan, melakukan perhitungan berulang-ulang, dan
mencetak laporan dalam format Auditor yang ditentukan. Contoh software audit yang banyak
digunakan di kantor akuntan publik adalah ACL - Audit Command Language dan IDEA

 Fungsi Generalized Audit Software (GAS) :

ACCT6253 – Financial Audit


1. Menarik atau memanggil data dari struktur file , media file , tata letak record
perusahaan yang sedang di audit. Data ditarik, di edit dan transfer ke file audit.

2. Menghitung dengan data. Dengan melaksanakan operasi penjumlahan, pengurangan,


perkalian, dan pembagian. Misalnya verifikasi kebenaran foot-ing dalam buku harian
dan perkalian pada faktor penjualan.

3. Melaksanakan pembandingan dengan data. Dengan menggunakan operator logis.


Misalnya pembandingan batas kredit pelanggan dibandingkan dengan saldo perkiraan
pelanggan, dimana setiap saldo perkiraan yang melebihi batas kredit dicatat untuk
ditindaklanjuti.

4. Mengikhtisarkan data. Untuk menyediakan dasar pembandingan. Misalnya daftar gaji


terinci bisa dikhtisarkan untuk dibandingkan dengan laporan gaji.

5. Menganalisis data untuk menyediakan dasar guna mengkaji kecenderungan atau


menilai. Misalnya, piutang usaha individual umumnya dapat diurut sebagai dasar
penilaian kemungkinan penagihannya.

6. Menyusun kembali data dengan operasi-operasi penyortiran dan penggabungan.


Misalnya, total kuantitas penjualan berbagai produk yang dijual oleh perusahaan
dapat disortir menurut urutan untuk memudahkan analisis.

7. Mendapatkan data statistik dari suatu deretan data. Misalnya, jumlah mean dan
median penjualan bulan lalu dapat dihitung untuk membantu analisis.

8. Mencetak keluaran (output). Seperti laporan, analisis dan formulir. Misalnya, formulir
dan amplop permintaan konfirmasi.

 Prosedur untuk setiap aplikasi GAS :

Prosedur penggunakan paket GAS dimulai dari penetapan tujuan merencanakan tujuan audit
dan program kerja untuk aplikasi tertentu. Kemudian auditor memasukkan rincian mengenai
aplikasi pada formulir spesifikasi yang dicetak sebelumnya. Spesifikasi ini dibutuhkan untuk
memberitahu sistem komputer tentang ciri khas file tempat data aplikasi itu disimpan,
berbagai fungsi dan langkah pemrosesan yang harus dilaksanakan oleh software dan isi serta
format keluarannya. Kemudian auditor mendapatkan file induk dan file transaksi perusahaan
untuk aplikasi itu dan memeriksa keotentikannya.

ACCT6253 – Financial Audit


Pemeriksaan ini umumnya terdiri dari pengumpulan total pengendali field data kunci dan
merekonsiliasikan total ini agar sesuai dengan total pada perkiraan buku besar. Pada waktu
yang disepakati bersama, auditor menyerahkan spesifikasi tersebut untuk diproses oleh sistem
komputer klien.Spesifikasi ini dapat diproses melalui formulir yang dapat discan secara
otomatis atau media magnetik lainnya. Auditor juga dapat menggunakan paket GAS yang
disimpan pada pita magnetik, disk magnetik.Auditor mengamati dengan ketat pemrosesan
semua operasi komputer. Jika pemeriksaan telah selesai auditor segera mengambil alih semua
output dan juga paket GAS serta spesifikasinya.

ACCT6253 – Financial Audit


SIMPULAN
Audit sampling digunakan sebagai aplikasi prosedur audit dengan cara melakukan pengujian
terhadap sebagian bukti (baik itu terhadap saldo akun maupun terhadap kelompok transaksi)
untuk membuat kesimpulan mengenai karakteristik seluruh bukti.

Pelaksanaan pengujian, yang terdiri dari 2 (dua) pengujian yaitu (1) pengujian pengendalian
(test of control) dan (2) pengujian substantif (substantive test). Pengujian pengendalian
adalah prosedur audit yang dilaksanakan untuk menentukan efektivitas desain dan/atau
operasi pengendalian intern. Sedangkan pengujian subtantif adalah pengujian yang
mengungkapkan kekeliruan atau salah saji moneter dalam pencatatan dan pelaporan transaksi
(test of transaction) dan saldo akun (test of balance).

Ketika audit sampling digunakan untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan, perlu
diketahui bahwa ketidakpastian (uncertainties) dipacu oleh 2 (dua) faktor yaitu (1) yang
berhubungan langsung dengan penggunaan sampel (sampling risk, atau risiko sampel) dan (2)
yang tidak berhubungan dengan sampel (nonsampling risk, atau risiko nonsampel).

Dalam melaksanakan pengujian audit, seorang auditor dapat menggunakan sampel


nonstatistik atau sampel statistik atau kedua-duanya. Persamaan antara sampel nonstatistik
dan sampel statistik adalah:

1. Keduanya membutuhkan keahlian dan pengalaman dalam pertimbangan perencanaan


audit sampling, dalam pelaksanaan audit sampling, juga dalam mengevaluasi
hasilnya.
2. Keduanya memberikan bahan bukti audit yang cukup/layak (sufficient evidential
matter).

Genaralized Audit Software (GAS) membantu auditor dalam pekerjaan karena GAS dapat
mendeteksi secara otomatis adanya keanehan atau anomali pada data yang diperiksa oleh
auditor. Pengadopsian GAS oleh auditor keuangan di kantor akuntan publik telah banyak
digunakan, misalnay dengan menggunakan software ACL (Audit Command Language) dan
IDEA

ACCT6253 – Financial Audit


DAFTAR PUSTAKA

1. Karla M. Johnstone. (2016). Auditing : a risk-based approach to conducting a


quality audit. 10. Cengage Learning. Boston. ISBN: 9781305080577.

2. Iain Gray, Stuart Manson, Louise Crawford. (2015). The Audit Process
Principles, Practices and Cases. 06. Cengage Learning. Hampshire. ISBN:
9781408081709.

ACCT6253 – Financial Audit

Anda mungkin juga menyukai