Anda di halaman 1dari 13

MATA KULIAH METODE PENELITIAN AKUNTANSI

RPS 7 TEKNIK SAMPLING

KELAS B3

KELOMPOK 5

Ni Putu Diah Pranaya Kusuma Putri (26)

I Gusti Ayu Aristya Widya Putri (27)

I Gusti Ayu Sintya Dewi (28)

Ni Putu Diva Intan Lestari (29)

Ni Putu Linda Novita Dewi (33)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN AJARAN 2022/2023


PETA KONSEP

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PETA KONSEP.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
PEMBAHASAN........................................................................................................................1
1.1 Probability Sampling...................................................................................................1
1.2 Non Probability Sampling...........................................................................................6
KESIMPULAN..........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

iii
PEMBAHASAN

1.1 Probability Sampling


Sugiyono (2001: 57) menyatakan bahwa probability sampling adalah teknik
sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampel ini meliputi:
1. Simple Random Sampling ( Sampel Acak Sederhana )
Menurut Kerlinger (2006, hlm. 188), simple random sampling adalah metode
penarikan dari sebuah populasi atau semesta dengan cara tertentu sehingga setiap
anggota populasi atau semesta tadi memiliki peluang yang sama untuk terpilih
atau terambil. Menurut Sugiyono (2001, hlm. 57) teknik sampling ini disebut
simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Margono
(2004, hlm. 126) menyatakan bahwa simple random sampling adalah teknik
untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Cara
demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Teknik ini dapat
digunakan jika jumlah unit sampling di dalam suatu populasi tidak terlalu besar.
Selain itu, Masyhuri & Zainuddin (2008, hlm. 167) mengungkapkan bahwa
simple random sampling atau penarikan sampel acak sederhana adalah sebuah
metode untuk memilih anggota sampel yang dinotasikan dengan “n” dari anggota
populasi yang dinyatakan dengan “N”, sehingga anggota populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel, tidak ada diskriminasi
terhadap anggota populasi. Misal sebuah populasi terdiri dari 500 orang
mahasiswa program S1 (unit sampling). Untuk memperoleh sampel sebanyak 150
orang dari populasi tersebut, dapat menggunakan teknik ini, baik dengan cara
undian, ordinal, maupun tabel bilangan random.
Peneliti dapat menggunakan simple random sampling dalam penelitiannya
jika:
1. Terbatasnya pengetahuan terhadap unsur-unsur populasi. Tidak
terdapat pengetahuan sebelumnya yang dapat digunakan untuk menilai
derajat keseragaman populasi.

1
2. Berdasarkan pengetahuan atau pengalaman yang ada, belum ada suatu
prosedur penarikan sampel tandingan yang lebih efisien daripada
simple random sampling.
Dalam pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random
sampling, peneliti harus memenuhi syarat-syarat berikut:
1. Tersedianya suatu daftar kerangka sampel yang cermat dan lengkap
mencakup seluruh elemen populasi.
2. Untuk variabel-variabel tertentu yang akan diamati, populasi data
dapat dianggap bersifat cukup seragam atau homogen.
3. Dalam praktek penarikan sampel (baik langsung maupun tidak
langsung), terkait geografis, maka sebaran elemen populasi tidak
terlalu terpencar-pencar dalam areal yang luas.
 Kelebihan:
a) Tidak membutuhkan informasi tambahan pada kerangka sampel
seperti wilayah geografis, dan lain-lain, selain daftar lengkap
elemen populasi survei dengan informasi yang akan diteliti.
b) Rumus yang digunakan relatif mudah.
c) Mudah diterapkan untuk populasi kecil.
 Kekurangan:
a) Akan menjadi mahal dan tidak mungkin dikerjakan untuk populasi
besar karena semua elemen harus diidentifikasi sebelum diambil
sampel.
b) Biaya akan mahal jika sampel yang diambil tersebar secara
geografis.
c) Persyaratan sulit terpenuhi.
Prosedur penarikan sampel dilakukan sebagai berikut:
1) Penarikan simple random sampling dengan pemulihan (with
replacement). Misalkan untuk populasi ukuran N dan sampel n, maka
banyaknya keseluruhan kemungkinan sampel yang akan terpilih yaitu
NNc set sampel yang masing-masing terdiri dari n elemen.
2) Penarikan simple random sampling tanpa pemulihan (without
replacement). Untuk populasi ukuran N dan sampel n, maka

2
banyaknya keseluruhan kemungkinan sampel yang akan terpilih yaitu
Nn set sampel yang masing-masing terdiri dari n elemen.
Teknik pengambilan sampel dalam sample random sampling dapat dilakukan
dengan cara:
1) Lotere
Cara lotere dapat dilakukan pada elemen populasi yang jumlahnya relatif
sedikit (100 atau kurang). Ilustrasi sebagai berikut:
Misalkan seorang peneliti ingin mengetahui pandangan anak-anak
jalanan terhadap kehidupan sosial mereka di Kota Bandung. Jumlah anak
jalanan di Kota Bandung tercatat 95 anak. Untuk menghemat waktu dan
biaya si peniliti akan mengambil 20 anak sebagai sampelnya dengan cara
acak. Maka yang dilakukan oleh si peneliti adalah:
a) Membuat 95 potongan kertas yang diberi nomor dari 1 sampai
95.
b) Kertas dilipat dan dimasukkan ke dalam kotak atau gelas yang
diberi lubang kecil di penutupnya.
c) Kotak/gelas dikocok, lalu diambil satu potong setiap kali
pengocokan.
d) Angka atau nomor yang tertera dalam kertas tersebut dilihat dan
dicatat angkanya sampai dengan pengocokan ke-20. Misalkan
yang terambil adalah angka 35, maka elemen populasi yang
terpilih adalah nomor 35.
2) Kalkulator, tekan tombol Ran # untuk mengeluarkan angka acak.
3) Komputer, misal melalui Excel dengan menggunakan fungsi =RAND()
atau =RANDBETWEEN()
4) Menggunakan Tabel Angka Random (TAR)
Dalam prakteknya, pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil satu per
satu unit yang ada (biasaya dengan menggunakan tabel angka random) sampai
jumlah sampel yang diinginkan diperoleh. Tabel angka random merupakan
kumpulan dari bilangan-bilangan yang tersusun secara random/ acak. Untuk lebih
jelasnya penggunaan tabel angka random dalam pengambilan sebuah sampel
sebagai berikut.
 Contoh 1 (Menggunakan Tabel Angka Random)

3
Seorang peneliti ingin mengetahui peran kepemimpinan kepala sekolah
terhadap kinerja para guru pada tingkat Sekolah Dasar di suatu kabupaten.
Jumlah SD yang terdapat dalam kabupaten itu berjumlah 900 sekolah. Untuk
mengefisienkan waktu dan tenaga, peneliti mengambil hanya 10 SD dari 900
SD sebagai sampel. Dalam tahapan pengambilan sampel ini mengikuti
prosedur/ tahapan cara undian.
1. Berilah nomor SD pada pada populasi (900 SD) mulai dari 001, 002,
…, 899, 900.
2. Pilihlah secara acak salah satu halaman dari tabel angka random (lihat
Tabel Angka Random) kemudian tentukan satu baris dan beberapa
kolom yang akan digunakan disesuaikan dengan digit N, dalam hal ini
berdigit 3 karena N=900 (tiga digit). Dengan demikian, misalkan
ditentukan baris 10, dan 3 kolom, yaitu kolom 6, 7, dan 8. Dari tabel
diperoleh angka 132 dan angka ini merupakan sampel pertama.
Kemudian untuk menentukan sampel kedua sampai sampel kesepuluh
maka dilanjutkan ke baris berikut (baris 11 dan seterusnya), sehingga
diperoleh angka 132, 822, 228, 311, 373, 893, 309, 111, 548, 017, 553,
665, 526. Bila diperoleh angka yang lebih besar dari 900 maka angka
tersebut dapat diabaikan dan lanjut pada baris berikutnya.
3. Berdasarkan tabel angka random maka sampel yang terpilih adalah SD
yang bernomor 132, 822, 228, 311, 373, 893, 309, 111, 548, 017, 553,
665, 526.
Setelah sampel diperoleh maka setiap sampel (dalam hal ini adalah SD) yang
terpilih diamati (diukur atau dicatat) mengenai karakteristik-karakteristik yang
sedang diteliti.
 Contoh 2 (Menggunakan Excel)
Seorang peneliti ingin memilih secara random 5 dari 20 SMA yang ada di
tiga kabupaten. Langkah-langkah untuk menentukan 5 SMA yang akan
menjadi sampel penelitiannya, sebagai berikut:
1. Urutkan data SMA seperti tampilan berikut:
2. Letakkan kursor di cell B2, lalu ketik “=rand()”. Kemudian copy
formula sampai B21

4
3. Letakkan kursor di cell C2, kemudian ketik
“=INDEX($A$2:$A$31,RANK(B2,$B$2:$B$21))”. Karena akan
dipilih 5 data random, maka copy formula sampai ke cell C6
4. Dari hasil pemilihan random sampling, terlihat bahwa 5 SMA yang
terpilih adalah SMA28, SMA13, SMA1, SMA24 dan SMA4.

2. Propotionate Stratified Random Sampling


Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proposional. Suatu organisasi yang mempunyai
pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai
itu berstrata.
Misalnya: jumlah pegawai yang lulus S1-45, S2-30, STM-800, ST-900, SMEA
400, SD-300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan
tersebut. Jumlah sampel dan teknik pengambilan sampel diambil secara
random.
3. Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata
tetapi kurang proposional. Misalnya, pegawai dari unit kerja tertentu
mempunyai: 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800
orang lulusan SMU dan 700 orang lulusan SMP. Maka 3 orang lulusan S3 dan
4 orang lulusan S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena dari
kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan
SMP.
4. Cluter Sampling (Area Sampling)
Teknik sampling daerah yang digunakan untuk menentukan sampel bila objek
yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya; penduduk dari suatu
negara, provinsi, atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang
akan dijadikan sumber data maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah
populasi yang telah ditetapkan. Misalnya: di Indonesia terdapat 30 provinsi
dan sampelnya akan menggunakan 15 provinsi. Maka pengambilan 15
provinsi itu dilakukan secara random. Tetapi perlu di ingat karena provinsi-
provinsi di Indonesia itu tidak berstrata (tidak sama) maka pengambilan

5
sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling. Provinsi di
Indonesia ada yang penduduknya padat, ada yang tidak ada yang mempunyai
hutan banyak, ada yang tidak ada yang kaya akan bahan tambang ada yang
tidak. Karakteristik semacam ini perlu diperhatikan. Sehingga pengambilan
sampel menurut strata populasi itu dapat ditetapkan.

Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahapan. Pertama yaitu
menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya yaitu menentukan orang-orang yang
ada pada daerah itu secara sampling juga.

1.2 Non Probability Sampling


Nonprobability sampling adalah jenis pengambilan sampel yang tidak mengikuti
prosedur acak atau probabilitas. Jenis pengambilan sampel ini lebih memperhatikan
kemudahan, kecepatan, dan biaya, serta fleksibilitas dalam pengambilan sampel.
Beberapa jenis nonprobability sampling antara lain:
1. Quta sampling
Peneliti mengumpulkan subjek yang memenuhi peryaratan (subjek yang mudah di
temui) hingga terpenuhinya jumlah yang telah ditetapkan. Pelaksanaan pengambilan
sampel dengan jatah sangat tergantung pada peneliti, tetapi dengan kriteria dan
jumlah yang telah ditentukan sebelumnya. Quota sampling dilakukan dengan
memilih sampel yang mewakili karakteristik penting dari populasi yang diteliti,
seperti jenis kelamin, usia, pendidikan, dan pekerjaan.
2. Consecutive sampling
Sample diambil dari semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan
sampai jumlah subjek terpenuhi. Teknik ini merupakan jenis nonprobability sampling
yang paling baik dan mudah dilakukan. Jangka waktu pengambilan sample jangan
terlalu pendek untuk menjamin keterwakilan karakteristik populasi, terutama untuk
penyakit yang di pengaruhi musim atau siklus tahunan. Consecutive sampling dapat
meningkatkan keakuratan hasil penelitian. Teknik ini memastikan bahwa semua
subjek yang memenuhi kriteria inklusi pada periode waktu tertentu diambil sebagai
sampel, sehingga dapat meminimalkan bias dalam sampel dan meningkatkan
validitas dan reliabilitas hasil penelitian.
3. Convenient sampling

6
Teknik ini tidak menggunakan sistematika tertentu sehinngga tidak dapat dianggap
populasi terjangkau. Keuntungan dari convenience sampling adalah mudah dilakukan
dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Namun, teknik ini memiliki kelemahan
karena sampel yang diambil tidak representatif secara statistik dan cenderung
menghasilkan bias dalam penelitian.
4. Menilai mental atau purposive sampling
Menilai mental atau purposive sampling Teknik pengambilan sample bertujuan
dilakukan tidak berdasarkan strata, kelompok, atau acak, tetapi berdasarkan
pertimbangan/tujuan tertentu. Teknik ini dilakukan atas pertimbangan tertentu seperti
waktu, biaya, tenaga, sehingga tidak dapat mengambil sampel dalam jumlah besar
dan jauh. Cara ini lebih baik di bandingkan teknik nonrandom yang lain. Karena
dilakukan berdasarkan pertimbagan dari pengalaman berbagai pihak. Keuntungan
dari purposive sampling adalah peneliti dapat memilih responden yang memiliki
karakteristik yang relevan dengan penelitian. Namun, kelemahan dari teknik ini
adalah peneliti cenderung memilih responden yang memiliki pandangan yang sama
atau serupa dengan peneliti, sehingga penelitian cenderung menghasilkan bias.
5. Pengambilan sampel yang tidak disengaja
Pengambilan sampel yang tidak disengaja Teknik ini sangat mudah dilakukan karena
secara subjektif, pneliti mengumpulkan data dari subjek yang ditemuinya, saat itu dan
dalam jumlah yang secukupnya. Cara ini hanya cocok untuk mengetahui opini
masyarakaat terhadap topik tertentu.
Sedangkan ada beberapa teknik pengambilan sample nonprobability samplling diantaranya:
1. Purposive sampling
Pengambilan sample secara purposive didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu
yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan cirri atau sifat populasi yang sudah
diketahui sebelumnya. Mula-mula peneliti mengidentifikasi karakteristik populasi,
misalnya dengan mengadakan study pendahuluan atau dengan mempelajari berbagai
hal yang berhubungan dengan populasi. Kemudian peneliti menetapakan berdasarkan
pertimbangannya, sebagian dari anggota populasi menjadi sampel penelitian
sehinggga teknik ini didasarkan pada pertimbangan pribadi peneliti sendiri. Teknik
ini sangat cocok untuk mengadakan study kasus, dimana banyak aspek dari kasus
tunggal yang representative untuk diamati dan dianalisi.
2. Quota sampling

7
Pengambilan sample dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sample
secara quotum. Teknik sampling mula-mula menetapkan beberapa besar jumlah
sample yang diperlukan atau menetapkan qoutum (jatah). Kemudian jumlah atau
qoutum itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sample yang diperlukan
anggota populasi manapun yang akan diambil tidak menjadi soal, yang penting
jumlah qouta ditetapkan dapat dipenuhi.
3. Accidental sampling
Pengambilan sample ini dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang
kebetulan ada tau tersedia di suatu tempat yang sesuai dengan konteks penelitian.
Bedanya dengan purposive sampling adalah, kalau sample yang diambil secara
purposive berarti dengan sengaja mengambil atau pemilih kasus atau responden.
Sedangkan sample yang diambil secara accidental berarti ample diambil dari
responden atau kasus yang kebetulan ada disuatu tempat atau kejadian tertentu.

8
KESIMPULAN

Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang


sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik jenis
ini sesuai digunakan untuk populasi yang besaran anggotanya dapat kita tentukan
terlebih dahulu. Metode ini menggunakan analisis statistik untuk membantu
penentuan sampel terpilihnya. Terdapat beberapa model atau  jenis lain dari teknik
random, yaitu: pengambilan sampel acak sederhana, pengambilan sampel acak
sistematis, pengambilan sampel acak berstrata, pengambilan sampel acak berdasar
area  atau wilayah.
Nonprobability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang
digunakan pada penelitian yang memiliki keterbatasan waktu dan anggaran, serta
pada penelitian yang tidak membutuhkan representasi statistik dari populasi. Terdapat
beberapa jenis nonprobability sampling, di antaranya convenience sampling,
purposive sampling, dan snowball sampling. Meskipun teknik ini memiliki
keuntungan dalam hal kemudahan dan efisiensi, namun teknik ini cenderung
menghasilkan bias dalam penelitian. Oleh karena itu, peneliti perlu
mempertimbangkan dengan matang dalam memilih jenis sampling yang tepat untuk
penelitiannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Haryono. (1998). Metode Penelitian Pendidikan II. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Indriani, G. (2013). Populasi, Sampel & Teknik Sampling.


https://www.academia.edu/5036760/Populasi_Sampel_and_Teknik_Sampling, 2-7.

Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Margono, S. (2004). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

SDy3Sc, A. (2020). Makalah Nonprobability.


https://www.scribd.com/document/334680088/Makalah-Nonprobability, 1-6.

10

Anda mungkin juga menyukai