POPULASI HAMA
(Laporan Praktikum Bioekologi Hama Tumbuhan)
Oleh:
Sinta Alvianti
1514121018
Kelompok 8
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
I. PENDAHULUAN
masing
Disiapkan alat dan bahan praktikum
Dibuat kotak-kotak pada kertas HVS sebagai petak lahan sebanyak 50 kotak
Diberi nomor setiap petak
Disebar beras yang sudah disiapkan
Diambil secara acak nomor petak/kotak sebanyak 12 kali
Dihitung jumlah beras (jumlah hama) yang ada di petak tersebut
Dicatat hasilnya
Dihitung jumlah beras (jumlah hama) pada petak yang terlewati garis diagonal
dan dicatat hasilnya
Jumlah
X
1
9
2
12
3
11
4
7
Nomor sampel
5
6
7
8
12 9 10 11
9
10
10
11
11
20
12
13
9
11
10
7
11
10
12
11
11,25
S2
9,53
N.optimu
29,92
m
Metode Sistematis
Jumlah
X
1
4
S2
N.optimu
m
3.2 Pembahasan
2
12
3
16
4
15
Nomor sampel
5
6
7
8
19 7 10 15
10,58
11,76
0,12
9,53. Karena X2 (11,25) lebih besar dari S2 (9,53) maka pola sebaran spasialnya
adalah seragam atau teratur. Kemudian pada metode sistematis, diperoleh jumlah
rata-rata hama tiap unit sampel (X2) yaitu 10,58; ukuran sampel optimum (N
optimum) yaitu 0,12 ; dan nilai ragamnya (S2) yaitu 11,76. Karena X2 (10,58)
lebih kecil dari S2 (11,76) maka pola sebaran spasialnya adalah mengelompok.
Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau
random sampling / probability sampling, dan sampel tidak acak (sistematis) atau
nonrandom samping/nonprobability sampling.
A. Pengambilan sampel acak
Pengambilan sampel secara acak atau random sampling adalah teknik sampling
yang memberikan peluang sama kepada setiap anggota populasi untuk terpilih
menjadi anggota sampel. Misalnya jika banyaknya unit dalam populasi adalah N
dan ukuran sampel adalah n, maka besarnya probabilitas setiap unit elementer
n
N
elementer dalam populasi harus dapat diidentifikasi dan termuat dalam kerangka
sampling. Karena itu teknik ini dikatakan teknik sampling probabilitas.
Sampel yang diambil dari suatu populasi secara acak (random) disebut sampel
acak. Tujuan digunakan teknik acak adalah sebagai berikut:
1. Dengan sampel acak memungkinkan diperolehnya data penelitian yang dapat
digeneralisasi terhadap populasi yang luas dengan kesesatan yang lebih
terbatas (minim).
2. Dengan sampel acak memungkinkan peneliti mengaplikasikan kesim-pulan
statistik, dan hal itu berarti peneliti dapat menarik kesimpulan statistik tentang
nilai-nilai parameter populasi seperti: rata-rata simpangan baku, dan lain-lain.
3. Dengan sampel acak dapat diperoleh kelompok-kelompok sampel yang
homogen satu sama lain, sehingga tidak perlu dilakukan pengujian
homogenitas antar kelompok sampel.
Pengambilan sampel acak dapat ditempuh melalui cara undian, tabel bilangan
acak, atau dengan komputer (Tjahjadi N, 1991).
B. Pengambilan sampel sistematik.
Apabila banyaknya satuan elementer dalam populasi cukup besar dan telah
tersusun secara sistematik dalam suatu daftar atau telah tersusun menurut pola
atau aturan tertentu, maka cara pengambilan sampel dengan random sederhana
kurang tepat digunakan, yang sesuai adalah sistematik random sampling.
Sistematik random sampling adalah cara pengambilan sampel, dimana hanya
unsur pertama yang dipilih secara random, sedang unsur-unsur berikutnya
dipilih secara sistematik menurut suatu pola tertentu.
Secara teknik pengambilan sampel dengan cara sistematik random dapat
dijelaskan sebagai berikut. Misalkan jumlah satuan-satuan elementer dalam
populasi adalah N dan ukuran sampel yang dikehendaki adalah n, maka hasil
bagi N/n dinamakan interval sampel dan bisanya diberi simbol k.
Unsur pertama dalam sampel dipilih secara random dari satuan elementer
bernomor urut 1 sampai dengan k dari populasi. Jika yang terpilih adalah
satuan elementer bernomor urut s, maka unsur-unsur selanjutnya dalam
sampel ditentukan sebagai berikut.
Unsur pertama = s
Unsur kedua
=s+k
Unsur ketiga
= s + 2k
IV. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum ini sebagai berikut :
1. Pola sebaran spasial saat pengambilan sampel secara acak yaitu seragam.
Sedangkan saat pengambilan secara sistematis, pola sebaran spasialnya yaitu
mengelompok.
2. Unit sampel pertama memiliki jumlah rerata sebesar 11,25. Sedangkan unit
sampel kedua memiliki jumlah rerata sebesar 10,58.
3. Pengambilan sampel secara acak, memiliki nilai N optimum sebesar 29,92.
Sedangkan pengambilan sampel secara sistematis, N optimumnya yaitu 0,12.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Metode Acak
xi
135
12
n
9+12+ 11+7+12+9+ 10+11+10+11+ 20+13
12
= 11,25
[ X i X ] .
n
[ 5,06 ] + [ 0,56 ] + [ 0,06 ] + [ 20,25 ] + [ 0,56 ] + [ 5,06 ] + [ 1,56 ] + [ 0,06 ] + [ 1,56 ] + [ 0,06 ] + [ 7,56 ] + [ 3,06 ]
12
114,41
12
= 9,53
N optimum
[ ( t . s ) / ( d . x ) ]
[ ( 6,16 ) / ( 1,125 ) ]
= [ 5,47 ]
= 29,92
1. Metode Sistematis
xi
127
12
n
4+12+16+ 15+9+7+10+ 15+11+7+10+11
12
= 10.58
2
[ X i X ] .
n
=
2
[ 43,29 ] + [ 0,17 ] + [ 29,37 ] + [ 19,54 ] + [ 2,49 ] + [ 12,82 ] + [ 0,34 ] + [ 19,54 ] + [ 0,18 ] + [ 12,82 ] + [ 0,34 ] + [ 0,18 ]
12
141,08
12
= 11,76
N optimum
[ X . k +( X )2 ]
2
( k . Sx )
[ ( 94,85 )( 0,98 ) ]
( 1003,51 ) + ( 111,93 )
8.640,26
1.115,44
8.640,26
= 0,12