TENTANG
OLEH :
KELOMPOK 7
DOSEN PEMBIMBING :
ATIKA ULYA AKMAL, S. Pd, M. Pd
2020
A. Pengertian Populasi dan Sampel
a) Populasi
Populasi ialah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran,
baik kuantitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai
sekelompok objek yang lengkap dan jelas. Kata populasi (dari bahasa
Inggris: Population) dalam bidang statistika berarti sekumpulan data yang
menjadi objek inferensi. Populasi adalah wilayah generalisasi berupa
subjek atau objek yang diteliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulan.
Pengertian populasi menurut para ahli :
1. Sugiyono (1997 : 57) memberikan pengertian bahwa : “Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang
menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
2. Nazir (1983 : 372) mengatakan bahwa , “populasi adalah berkenaan
dengan data, bukan orang atau bendanya.”
3. Nawawi (1985 :141) menyebutkan bahwa, “ populasi adalah totalitas
semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun
pengukuran kuantitatif maupun kualitatif daripada karakteristik
tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap. “ sedangkan
4. Riduwan dan Tita Lestari (1997:3) mengatakan bahwa “populasi
adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang
menjadi objek penelitian.”
5. Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar (2006: 181) populasi
ialah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik
kuantitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai
sekelompok objek yang lengkap dan jelas. Tujuan diadakannya
populasi ialah agar kita dapat menentukan besarnya anggota sampel
yang diambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah
generalisasi.
Populasi dalam setiap penilitian harus disebutkan secara tersurat yaitu
yang berkenaan dengan besarnya anggota populasi serta wilayah penelitian
yang dicakup. Tujuan diadakannya populasi ialah agar kita dapat menentukan
besarnya anggota sampel yang diambil dari anggota populasi dan membatasi
berlakunya daerah generalisasi.
Ditinjau dari banyaknya anggota populasi, maka populasi terdiri atas: (1)
populasi terbatas (terhingga), dan (2) populasi tak terbatas (tak terhingga).
Namun dalam kenyataannya populasi terhingga selalu menjadi populasi yang
tak terhingga. Ditinjau dari sudut sifatnya, maka populasi dapat bersifat: (1)
homogen, dan (2) heterogen.
Penelitian yag menggunakan seluruh anggota populasinya disebut sampel
total atau sensus. Penggunaan ini berlaku jika anggota populasi relatif kecil.
Untuk anggota populasi yang relatif besar, maka diperlukan mengambil
sebagian anggota populasi yang dijadikan sampel. Pengambilan anggota
sampel yang merupakan sebagian dari anggota populasi tadi harus dilakukan
dengan teknik tertentu yang disebut teknik sampling. Demikian pula untuk
menentukan banyaknya anggota sampel haruslah menggunakan rumus, grafik,
atau tabel tertentu.
b) Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti dipandang
sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri.
Dengan kata lain, sampel bertindak sebagai perwakilan dari populasi sehingga
hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat digeneralisasikan
pada populasi. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang
hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati. Ukuran dan keragaman
sampel menjadi penentu baik tidaknya sample yang diambil. Terdapat dua
cara pengambilan sampel, yaitu secara acak (random)/probabilita dan tidak
acak (non-random)/non-probabilitas.
Penarikan sampel diperlukan jika populasi yang diambil sangat besar, dan
peneliti memiliki keterbatasan untuk menjangkau seluruh populasi maka
peneliti perlu mendefinisikan populasi target dan populasi terjangkau baru
kemudian menentukan jumlah sampel dan teknik sampling yang digunakan.
Pengertian sampel menurut para ahli :
1. Suharsimi Arikunto (1998 :117) mengatakan bahwa :”sampel adalah
bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel
penelitian adalah sebagian populasi yang diambil sebagai sumber data dan
dapat mewakili seluruh populasi.”
2. Sugiyono (1997 :57) memberikan pengertian bahwa “sampel adalah
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi.
3. J. Supranto (2001: 87) sampel adalah bagian dari populasi. Populasi dan
sampel adalah dua aspek penting dalam mempelajari statistika.
Pengambilan anggota sampel yang merupakan sebagian dari anggota
populasi tadi harus dilakukan dengan teknik tertentu yang disebut teknik
sampling. Jadi, sampel (sampling) adalah cara pengumpulan data dengan
mengambil sebagian dari elemen atau anggota populasi untuk diselidiki.
B. Cara-cara Pengambilan Sampel
Menurut (Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar 2006: 182) dalam
statistika terbagi atas dua jenis, yaitu statistika deskriptif dan statistika induktif
(inferensial). Statistika induktif (inferensial) ialah suatu proses yang berusaha
untuk menarik kesimpulan tentang keadaan populasi berdasarkan sampel yang
diambil, dengan menggunakan metode tata cara tertentu.
Sampel (contoh) ialah sebagian anggota populasi yang diambil dengan
menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling. Teknik
sampling berguna agar:
(1) Mereduksi anggota populasi menjadi anggota sampel yang mewakili
populasinya (refresentatif), sehingga kesimpulan terhadap populasi dapat
dipertanggungjawabkan.
(2) Lebih teliti menghitung yang sedikit daripada yang banyak
(3) Menghemat waktu, tenaga, biaya, menghemat benda coba yang merusak.
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel
adalah sebagai berikut:
1. Tentukan dulu daerah generalisainya. Banyak penelitian menurun
mutunya karena generalisasi kesimpulannya terlalu luas. Penyebanya
ialah karena peneliti ingin agar hasil penelitiannya berlaku secara meluas
dan menganggap sampel yang dipilihnya sudah mewakili populasinya.
2. Berilah batas-batas yang tegas tentang sifat-sifat populasi. Populasi tidak
harus manusia. Populasi dapat berupa benda-benda lainnya. Semua
benda-benda yang akan dijadikan populasi harus ditegaskan batas-batas
karakteristiknya, sehingga dapat menghindari kekaburan dan
kebingungan.
3. Tentukan sumber-sumber informasi tentang populasi. Ada beberapa
sumber informasi yang dapat memberi petunjuk tentang karakteristik
suatu populasi. Umpamanya didapat dari dokumen-dokumen.
4. Pilihlah teknik sampling dan hitunglah besar anggota sampel yang sesuai
dengan tujuan penelitiannya.
5. Rumuskan persoalan yang akan diteliti.
6. Tentukan/cari keterangan mengenai populasi yang akan diteliti.
7. Definisikan unit-unit, istilah yang diperlukan.
8. Tentukan unit sampling yang diperlukan.
9. Tentukan skala pengukuran yang akan dipergunakan.
10. Cari keterangan yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan
dibahas.
11. Tentukan ukuran sampel yang akan dianalisis.
12. Tentukan prosedur sampling apa yang akan dipergunakan.
13. Tentukan teknik pengumpulan data yang akan dipergunakan.
14. Tentukan metode analisis apa yang akan digunakan.
15. Sediakan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk penelitian
C. Cara Melakukan Teknik Sampling
Dalam pengambilan sampel dari suatu populasi dapat dibedakan menjadi
dua kategori teknik pengambilan sampel, yaitu:
Ciri utama sampling ini ialah setiap unsure dari keseluruhan populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Caranya ialah dengan
menggunakan undian, ordinal, table bilangan random, atau computer.
Keuntungannya ialah anggota sampel mudah dan cepat diperoleh. Kelemahannya
ialah kadang-kadang tidak mendapatkan data yang lengkap dari populasinya.
Contoh:
1. Misalkan terdapat 5 elemen dari suatu populasi (N=5), yaitu X 1, X2, X3, X4,
dan X5. Sampel dengan n=3 (berarti 3 elemen) diambil dari 5 elemen yang
ada. Selesaikan dengan sample random sampling?
Jawab:
a. Lima potong kertas yang diberi nomor 1 sampai 5, dilipat dan dimasukkan
ke dalam kotak, lalu dikocok. Kemudian lipatan potongan kertas tadi
diambil 3 kali, dan tidak dikembalikan lagi (without replacement) ke dalam
kotak. Kemungkinan hasil pengambilan adalah: X1, X3, X5 atau X2, X3, X5,
atau kemungkinan lainnya.
Apabila sudah diketahui kombinasinya, dalam hal ini ada 10 kombinasi, maka
diperlukan 10 potong kertas, diberi nomor 1 sampai dengan 10, dilipat,
dimasukkan ke dalam kotak, dikocok kemudian diambil satu. Kalau dapat nomor
7 sampelnya: X2, X3, X4 kalau nomor 9: X2, X4, X5, kalau nomor 3: X1, X2, X5,
dan seterusnya. Banyaknya kombinasi dapat diperoleh dengan rumus:
N!
C =
Nn , 𝑁 = 5, n=3
𝑛!(𝑁−𝑛)!
5 3 5! 5.4.3.2.1
C = = = 10
3!(5−3)! 3.2.1.2.1
2. Cara dengan menggunakan tabel bilangan acak
Misalkan 1000 orang karywan dari suatu perusahaan akan diselidiki untuk
mengetahui berapa persen yang puas dengan gaji yang diterima. Untuk itu, 100
karywan dipilih secara acak. Perhatikan potongan tabel angka acak pada tabel 3.1.
untuk mulai memilih karywan secara acak, pilihlah salah satu angka sebagai titik
awal. Misalkan pada saat itu jarum jam menunjukkan angka 4 : 15. Kita bisa saja
mengambil ini sebagai inisiatif untuk memulai pemilihan. Lihat kolom ke 4, dan
telusurilah sampai bertemu dengan angka pada baris ke 15. Angka yang tertera
adalah 78351. Karena hanya ada 1000 karywan, ambillah 3 digit pertama, yaitu
783 sebagai nomor yang pertama terpilih. Kita juga bisa melanjutkan penelusuran
kemana saja. Misalkan kita bergerak ke bawah maka karywan kedua yang terpilih
adalah yang bernomor 280 (3 digit pertama dari 28042). Demikian seterusnya.
Angka yang dipilih tidak boleh melebihi jumlah populasi, dan apabila terpilih
angka yang sama kita boleh melewatkannya saja.
Teknik sampling ini disebut juga dengan istilah teknik sampling berlapis,
berjenjang, dan petala. Teknik ini digunakan apabila populasinya heterogen atau
terdiri atas kelompok-kelompok yang bertingkat. Penentuan tingkat berdasarkan
karakteristik tertentu. Misalnya: menurut usia, pendidikan, golongan/pangkat, dan
sebagainya. Teknik ini akan semakin baik jika dilengkapi dengan penggunaan
proporsional, sehingga setiap tingkat diwakili oleh jumlah yang sebanding.
Stratified random sampling yang dilengkapi dengan proporsinonal ini
disebut proportional stratified random sampling. Keuntungan menggunakan cara
ini ialah anggota sampel yang diambil lebih representative. Kelemahannya ialah
lebih banyak memerlukan usaha pengenalan terhadap karakteristik populasinya.
1. Proporsional, jumlah sampel yang diambil dari setiap strata sebanding, sesuai
dengan proporsi ukurannya.
Contoh:
Penyelesaian :
Diketahui : Ukuran sampel = 120 orang
Proporsi sampel untuk setiap strata = 120/1200 = 0,1
Setiap jumlah sampel dari setiap strata dikalikan proporsi sampel
Jawab
jumlah sampel = populasi (strata) × proporsi
missal: jumlah sampel SD = 150 × 0,1 = 15 orang
Tabel 1 Sampel berstrata proporsional
SD 230 30 19,2
SMU 300 30 25
Double sample (sampel ganda) sering juga disebut dengan istilah sequential
sampling (sampel berjenjang), dan multiphase sampling (sampel multi tahap).
Contoh:
20
A= x 80 = 16
100
x 80 = 40
50
B=
100 x 80 = 24 +
30
C=
100
Jumlah = 80
Contoh:
Seorang wartawan meneliti pendapat masyarakat tentang kenaikan harga di Pasar.
Pertanyaan yang diajukan kepada mereka yang kebetulan dijumpai di pasar yaitu,
barang apa yang harganya naik dipasar (?). (sehingga setiap anggota populasi
tidak memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel.
Contoh:
untuk meneliti tentang peraturan lalu lintas, maka hanya mereka yang memiliki
SIM atau yang tidak memiliki SIM saja yang dijadikan anggota sampel. (sehingga
setiap anggota populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai
sampel).
b. Teknik sampling kuota (quota sampling)
Teknik ini digunakan apabila anggota sampel pada suatu tingkat dipilih
dengan jumlah tertentu (kuota) dengan ciri-ciri tertentu. Teknik sampling kuota
sering dikacaukan dengan teknik sampling bertujuan. keuntungan dan kelemahan
menggunakan teknik ini ialah seperti halnya dengan teknik sampling bertujuan di
atas tadi.
Contoh:
E. Distribusi Statistik
Keterangan:
SDM = standar kesalahan mean
SD = standar deviasi dari sampel yang kita selidiki
N = jumlah subjek dalam sampel yang kita selidiki
Contoh:
Distribusi nilai bahasa dari suatu sampel random murid-murid putrid kelas IV, V
dan VI.
Tabel untuk contoh mencari SDM
Nilai (X) Frekuensi (f) Fx fx²
8,0 1 8,00 64,00
7,5 0 0,00 0,00
7,0 11 77,00 539,00
6,5 21 136,50 887,25
6,0 24 144,00 864,00
5,5 9 49,50 272,25
5,0 5 25,00 125,00
4,5 1 4,50 20,25
Jumlah N = 72 𝛴𝑓𝑥 = 444,50 𝛴𝑓𝑥² = 2771,75
𝛴𝑓𝑥 444,50
M = = = 6,17
𝑁 72
𝛴𝑓𝑥²
SD = √ − 𝑀²
𝑁
2771,75
=√ − 6,17²
72
= √38,4965 − 38,0689
= √0,4276
= 0,654
𝑆𝐷
SDM = 0,654
𝑆𝐷 = = 0,078
√𝑁−1 =
√72−1 8,426
Contoh lain untuk mencari SDM akan diberikan dari distribusi bergolong.
Disusun dari hasil-hasil tes perkembangan kecerdasan dari 162 orang murid-murid
kelas IV, V, dan VI dari populasi dalam kotapraja Yogyakarta.
Distribusi kecerdasan
Interval F x fx Fx2
50-54 1 +5 +5 25
45-49 6 +4 +24 96
40 -44 16 +3 +48 144
35- 39 16 +2 +32 64
30 -34 11 +1 +11 11
25 – 29 25 0 00 00
20 – 24 20 _1 -20 20
15 – 19 28 -2 -56 112
10 -14 36 -3 -108 324
5 – 19 3 -4 -12 48
Total 162 - -76 844
Simbol N - ∑fx’ ∑fx’2
𝛴𝑓𝑥 𝛴𝑓𝑥′
SD = i √ ′2
−( )2
𝑁 𝑁
844 −76 2
= 5√
162
− ( )
162
= 5 √5,21 − 0,22
= 11,17
11,17 11,15
SDM = −
√161 12,69
= 0,88
c.