Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH STATISTIKA PENDIDIKAN

TENTANG

POPULASI DAN SAMPEL

OLEH :

KELOMPOK 7

FITRI FORTUNA METZA (18129258)

HAVIZA IZZATUL QAWIYYAH ( 18129264 )

TIFANNY RESKI AURELLIA ( 18129322 )

RANO SUMARA (18129202)


18 BKT 10

DOSEN PEMBIMBING :
ATIKA ULYA AKMAL, S. Pd, M. Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
A. Pengertian Populasi dan Sampel
a) Populasi
Populasi ialah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran,
baik kuantitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai
sekelompok objek yang lengkap dan jelas. Kata populasi (dari bahasa
Inggris: Population) dalam bidang statistika berarti sekumpulan data yang
menjadi objek inferensi. Populasi adalah wilayah generalisasi berupa
subjek atau objek yang diteliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulan.
Pengertian populasi menurut para ahli :
1. Sugiyono (1997 : 57) memberikan pengertian bahwa : “Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang
menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
2. Nazir (1983 : 372) mengatakan bahwa , “populasi adalah berkenaan
dengan data, bukan orang atau bendanya.”
3. Nawawi (1985 :141) menyebutkan bahwa, “ populasi adalah totalitas
semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun
pengukuran kuantitatif maupun kualitatif daripada karakteristik
tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap. “ sedangkan
4. Riduwan dan Tita Lestari (1997:3) mengatakan bahwa “populasi
adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang
menjadi objek penelitian.”
5. Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar (2006: 181) populasi
ialah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik
kuantitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai
sekelompok objek yang lengkap dan jelas. Tujuan diadakannya
populasi ialah agar kita dapat menentukan besarnya anggota sampel
yang diambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah
generalisasi.
Populasi dalam setiap penilitian harus disebutkan secara tersurat yaitu
yang berkenaan dengan besarnya anggota populasi serta wilayah penelitian
yang dicakup. Tujuan diadakannya populasi ialah agar kita dapat menentukan
besarnya anggota sampel yang diambil dari anggota populasi dan membatasi
berlakunya daerah generalisasi.
Ditinjau dari banyaknya anggota populasi, maka populasi terdiri atas: (1)
populasi terbatas (terhingga), dan (2) populasi tak terbatas (tak terhingga).
Namun dalam kenyataannya populasi terhingga selalu menjadi populasi yang
tak terhingga. Ditinjau dari sudut sifatnya, maka populasi dapat bersifat: (1)
homogen, dan (2) heterogen.
Penelitian yag menggunakan seluruh anggota populasinya disebut sampel
total atau sensus. Penggunaan ini berlaku jika anggota populasi relatif kecil.
Untuk anggota populasi yang relatif besar, maka diperlukan mengambil
sebagian anggota populasi yang dijadikan sampel. Pengambilan anggota
sampel yang merupakan sebagian dari anggota populasi tadi harus dilakukan
dengan teknik tertentu yang disebut teknik sampling. Demikian pula untuk
menentukan banyaknya anggota sampel haruslah menggunakan rumus, grafik,
atau tabel tertentu.
b) Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti dipandang
sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri.
Dengan kata lain, sampel bertindak sebagai perwakilan dari populasi sehingga
hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat digeneralisasikan
pada populasi. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang
hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati. Ukuran dan keragaman
sampel menjadi penentu baik tidaknya sample yang diambil. Terdapat dua
cara pengambilan sampel, yaitu secara acak (random)/probabilita dan tidak
acak (non-random)/non-probabilitas.
Penarikan sampel diperlukan jika populasi yang diambil sangat besar, dan
peneliti memiliki keterbatasan untuk menjangkau seluruh populasi maka
peneliti perlu mendefinisikan populasi target dan populasi terjangkau baru
kemudian menentukan jumlah sampel dan teknik sampling yang digunakan.
Pengertian sampel menurut para ahli :
1. Suharsimi Arikunto (1998 :117) mengatakan bahwa :”sampel adalah
bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel
penelitian adalah sebagian populasi yang diambil sebagai sumber data dan
dapat mewakili seluruh populasi.”
2. Sugiyono (1997 :57) memberikan pengertian bahwa “sampel adalah
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi.
3. J. Supranto (2001: 87) sampel adalah bagian dari populasi. Populasi dan
sampel adalah dua aspek penting dalam mempelajari statistika.
Pengambilan anggota sampel yang merupakan sebagian dari anggota
populasi tadi harus dilakukan dengan teknik tertentu yang disebut teknik
sampling. Jadi, sampel (sampling) adalah cara pengumpulan data dengan
mengambil sebagian dari elemen atau anggota populasi untuk diselidiki.
B. Cara-cara Pengambilan Sampel
Menurut (Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar 2006: 182) dalam
statistika terbagi atas dua jenis, yaitu statistika deskriptif dan statistika induktif
(inferensial). Statistika induktif (inferensial) ialah suatu proses yang berusaha
untuk menarik kesimpulan tentang keadaan populasi berdasarkan sampel yang
diambil, dengan menggunakan metode tata cara tertentu.
Sampel (contoh) ialah sebagian anggota populasi yang diambil dengan
menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling. Teknik
sampling berguna agar:
(1) Mereduksi anggota populasi menjadi anggota sampel yang mewakili
populasinya (refresentatif), sehingga kesimpulan terhadap populasi dapat
dipertanggungjawabkan.
(2) Lebih teliti menghitung yang sedikit daripada yang banyak
(3) Menghemat waktu, tenaga, biaya, menghemat benda coba yang merusak.
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel
adalah sebagai berikut:
1. Tentukan dulu daerah generalisainya. Banyak penelitian menurun
mutunya karena generalisasi kesimpulannya terlalu luas. Penyebanya
ialah karena peneliti ingin agar hasil penelitiannya berlaku secara meluas
dan menganggap sampel yang dipilihnya sudah mewakili populasinya.
2. Berilah batas-batas yang tegas tentang sifat-sifat populasi. Populasi tidak
harus manusia. Populasi dapat berupa benda-benda lainnya. Semua
benda-benda yang akan dijadikan populasi harus ditegaskan batas-batas
karakteristiknya, sehingga dapat menghindari kekaburan dan
kebingungan.
3. Tentukan sumber-sumber informasi tentang populasi. Ada beberapa
sumber informasi yang dapat memberi petunjuk tentang karakteristik
suatu populasi. Umpamanya didapat dari dokumen-dokumen.
4. Pilihlah teknik sampling dan hitunglah besar anggota sampel yang sesuai
dengan tujuan penelitiannya.
5. Rumuskan persoalan yang akan diteliti.
6. Tentukan/cari keterangan mengenai populasi yang akan diteliti.
7. Definisikan unit-unit, istilah yang diperlukan.
8. Tentukan unit sampling yang diperlukan.
9. Tentukan skala pengukuran yang akan dipergunakan.
10. Cari keterangan yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan
dibahas.
11. Tentukan ukuran sampel yang akan dianalisis.
12. Tentukan prosedur sampling apa yang akan dipergunakan.
13. Tentukan teknik pengumpulan data yang akan dipergunakan.
14. Tentukan metode analisis apa yang akan digunakan.
15. Sediakan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk penelitian
C. Cara Melakukan Teknik Sampling
Dalam pengambilan sampel dari suatu populasi dapat dibedakan menjadi
dua kategori teknik pengambilan sampel, yaitu:

1. Probability Sampling / Random Sampling

Merupakan metode sampling yang setiap anggota populasi memiliki


peluang sama untuk terpilih sebagai sampel.

a. Sampling random sederhana (simple random sampling)

Ciri utama sampling ini ialah setiap unsure dari keseluruhan populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Caranya ialah dengan
menggunakan undian, ordinal, table bilangan random, atau computer.
Keuntungannya ialah anggota sampel mudah dan cepat diperoleh. Kelemahannya
ialah kadang-kadang tidak mendapatkan data yang lengkap dari populasinya.

Contoh:

1. Misalkan terdapat 5 elemen dari suatu populasi (N=5), yaitu X 1, X2, X3, X4,
dan X5. Sampel dengan n=3 (berarti 3 elemen) diambil dari 5 elemen yang
ada. Selesaikan dengan sample random sampling?

Jawab:

Proses mengambil 3 elemen dari 5 elemen dapat dilakukan dengan

a. Lima potong kertas yang diberi nomor 1 sampai 5, dilipat dan dimasukkan
ke dalam kotak, lalu dikocok. Kemudian lipatan potongan kertas tadi
diambil 3 kali, dan tidak dikembalikan lagi (without replacement) ke dalam
kotak. Kemungkinan hasil pengambilan adalah: X1, X3, X5 atau X2, X3, X5,
atau kemungkinan lainnya.

b. Dicari seluruh kemungkinan hasilnya (kombinasinya),

yaitu: (1) X1, X2, X3 (6) X1, X2, X3

(2) X1, X2, X4 (7) X2, X3, X4

(3) X1, X2, X5 (8) X2, X3, X5

(4) X1, X3, X5 (9) X2, X4, X5

(5) X1, X3, X4 (10) X3, X4, X5

Apabila sudah diketahui kombinasinya, dalam hal ini ada 10 kombinasi, maka
diperlukan 10 potong kertas, diberi nomor 1 sampai dengan 10, dilipat,
dimasukkan ke dalam kotak, dikocok kemudian diambil satu. Kalau dapat nomor
7 sampelnya: X2, X3, X4 kalau nomor 9: X2, X4, X5, kalau nomor 3: X1, X2, X5,
dan seterusnya. Banyaknya kombinasi dapat diperoleh dengan rumus:
N!
C =
Nn , 𝑁 = 5, n=3
𝑛!(𝑁−𝑛)!

5 3 5! 5.4.3.2.1
C = = = 10
3!(5−3)! 3.2.1.2.1
2. Cara dengan menggunakan tabel bilangan acak

Di dalam tabel bilangan acak terdapat bilangan-bilangan yang dapat


digunakan untuk memilih sampel acak. Angka-angka pada tabel ini dihasilkan
dari satu proses pengacakan. Setiap digit angka-angka tersebut mempunyai
probabilitas yang sama, baiak angka 0,1,2,...9.

Misalkan 1000 orang karywan dari suatu perusahaan akan diselidiki untuk
mengetahui berapa persen yang puas dengan gaji yang diterima. Untuk itu, 100
karywan dipilih secara acak. Perhatikan potongan tabel angka acak pada tabel 3.1.
untuk mulai memilih karywan secara acak, pilihlah salah satu angka sebagai titik
awal. Misalkan pada saat itu jarum jam menunjukkan angka 4 : 15. Kita bisa saja
mengambil ini sebagai inisiatif untuk memulai pemilihan. Lihat kolom ke 4, dan
telusurilah sampai bertemu dengan angka pada baris ke 15. Angka yang tertera
adalah 78351. Karena hanya ada 1000 karywan, ambillah 3 digit pertama, yaitu
783 sebagai nomor yang pertama terpilih. Kita juga bisa melanjutkan penelusuran
kemana saja. Misalkan kita bergerak ke bawah maka karywan kedua yang terpilih
adalah yang bernomor 280 (3 digit pertama dari 28042). Demikian seterusnya.
Angka yang dipilih tidak boleh melebihi jumlah populasi, dan apabila terpilih
angka yang sama kita boleh melewatkannya saja.

Didalam prakteknya, pemilihan bilangan acak untuk memilih elemen


pertama bisa juga menggunakan “ blind stab method”, artinya dengan mata
tertutup kita menjatuhkan pensil yang runcing sehingga menyentuh salah satu
angka dari blok, kolom serta baris tertentu. Kekurangan angka diambil dari
sebelah kiri atau kanannya, kemudian bergerak dari blok satu ke blok berikutnya.

b. Teknik sampling bertingkat /strata sampel (stratified sampling)

Teknik sampling ini disebut juga dengan istilah teknik sampling berlapis,
berjenjang, dan petala. Teknik ini digunakan apabila populasinya heterogen atau
terdiri atas kelompok-kelompok yang bertingkat. Penentuan tingkat berdasarkan
karakteristik tertentu. Misalnya: menurut usia, pendidikan, golongan/pangkat, dan
sebagainya. Teknik ini akan semakin baik jika dilengkapi dengan penggunaan
proporsional, sehingga setiap tingkat diwakili oleh jumlah yang sebanding.
Stratified random sampling yang dilengkapi dengan proporsinonal ini
disebut proportional stratified random sampling. Keuntungan menggunakan cara
ini ialah anggota sampel yang diambil lebih representative. Kelemahannya ialah
lebih banyak memerlukan usaha pengenalan terhadap karakteristik populasinya.

Dalam pelaksanaan teknik sampling bertingkat /strata sampel (stratified


sampling) dibagi dua jenis:

1. Proporsional, jumlah sampel yang diambil dari setiap strata sebanding, sesuai
dengan proporsi ukurannya.

Contoh:

Perhitungan untuk menentukan jumlah sampel yang diambil dari masing-masing


strata (tingkatan), jika diketahui jumlah sampel yang diambil 120 orang.

Penyelesaian :
Diketahui : Ukuran sampel = 120 orang
Proporsi sampel untuk setiap strata = 120/1200 = 0,1
Setiap jumlah sampel dari setiap strata dikalikan proporsi sampel
Jawab
jumlah sampel = populasi (strata) × proporsi
missal: jumlah sampel SD = 150 × 0,1 = 15 orang
Tabel 1 Sampel berstrata proporsional

Strata Anggota Proporsi Jumlah Sampel Sampel dalam


Populasi (Orang) Populasi (%)

SD 230 0,1 23 19,2

SMP 270 0,1 27 22,5

SMU 300 0,1 30 25

Sarjana 400 0,1 40 33,3

Jumlah 1200 120


2. Disproporsional, jumlah sampel yang diambil dari setiap strata jumlahnya sama
tidak sebanding dengan jumlah populasi dengan porporsi sampel disetiap strata.
Perhitungan untuk menentukan jumlah sampel yang diambil dari masing-masing
strata atau tingkatan, jika diketahui jumlah sampel yang diambil 120 orang.
Ditetapkan setiap strata jumlah sampel yang diambil dari setiap strata 30 orang.

Tabel 2 Sampel Berstrata Disproporsional

Strata Anggota Populasi Jumlah Sampel Sampel dalam


(Orang) Populasi (%)

SD 230 30 19,2

SMP 270 30 22,5

SMU 300 30 25

Sarjana 400 30 33,3

Jumlah 1200 120

c. Teknik sampling kluster (cluster sampling)

Teknik penarikan sampel dengan menggunakan metode ini adalah populasi


dibagi dulu atas kelompok berdasarkan area atau cluster, lalu beberapa cluster
dipilih sebagai sampel, dari cluster tersebut bisa diambil seluruhnya atau
sebagian saja untuk dijadikan sampel, anggota populasai disetiap cluster tidak
perlu homogen. Sampel ditarik dengan teknik kombinasi antara stratified
sampling dan cluster sampling.

Keuntungan menggunakan teknik ini ialah: (1) dapat mengambil populasi


besar yang tersebar di berbagai daerah, dan (2) pelaksanaanya lebih mudah dan
murah dibandingkan teknik lainnya. Sedangkan kelemahannya ialah (1) jumlah
individu dalam setiap pilihan tidak sama, karena itu teknik ini tidaklah sebaik
teknik lainnya; (2) ada kemungkinan penduduk satu daerah berpindah ke daerah
lain tanpa sepengathuan peneliti, sehingga penduduk tersebut mungkin menjadi
anggota rangkap sampel penelitian. Gambar berikut memberikan ilustrasi tentang
ketiga teknik sampling yang telah diuraikan di atas tadi.
Contoh:

Penarikan sampel pengguna telepon seluler di DKI Jakarta dengan tujuan


untuk mengetahui merek telepon seluler apa yang paling disukai. Misalnya,
jumlah sampel telah ditentuka 200 orang. Membagi Area: Membagi daerah objek
penarikan sampel kedalam beberapa area, seperti yang ada pada gambar dibawah
ini.

DKI Jakarta: DKI Jakarta:

Jakarta Utara Jakarta Utara = 10%


Jakarta Timur Jakarta Timur = 20%
Jakarta Pusat Jakarta Pusat = 25%
Jakarta Selatan Jakarta Selatan = 30%
Jakarta Barat Jakarta Barat = 15%

( Gambar Cluster Sampling )

d. Sampel ganda (double sample)

Double sample (sampel ganda) sering juga disebut dengan istilah sequential
sampling (sampel berjenjang), dan multiphase sampling (sampel multi tahap).

Contoh:

DKI Jakarta: Jakarta Selatan: Lebak Bulus:


Jakarta Utara Blok M Kelurahan A
Jakarta Timur Lebak Bulus Kelurahan B
Jakarta Pusat Kebayoran Kelurahan C
Jakarta Selatan Pasar Minggu Kelurahan D
Jakarta Barat
( Gambar sampel ganda
e. Teknik sampling proporsional (proportional sampling)

Teknik sampling proporsional yaitu sampel yang dihitung berdasarkan


perbandingan. Misalnya populasi untuk A = 20, B = 50, C = 30. Jadi, jumlah
anggota populasi = 100. Sedangkan besar anggota sampel = 80 sehingga besar
masing-masing sampel untuk A, B, dan C dapat dihitung sebagai berikut:

20
A= x 80 = 16
100

x 80 = 40
50
B=
100 x 80 = 24 +

30
C=
100

Jumlah = 80

2. Non Probability Sampling / nonrandom sampling

Merupakan metode sampling yang setiap anggota populasi tidak memiliki


peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Teknik sampling non
probability terdiri atas tiga macam dengan uraian seperti berikut ini:

a. Teknik sampling kebetulan (accidental sampling)

Teknik sampling kebetulan dilakukan apabila pemilihan anggota


sampelnya dilakukan terhadap orang atau benda yang kebetulan ada atau
dijumpai. Misalnya kita ingin meneliti pendapat masyarakat tentang kenaikan
harga atau keluarga berencana, maka pertanyaan diajukan kepada mereka yang
kebetulan dijumpai di pasar atau di tempat-tempat lainnya. Keuntungan
menggunakan teknik ini ialah murah, cepat dan mudah. Sedangkan kelemahannya
ialah kurang representative.

Contoh:
Seorang wartawan meneliti pendapat masyarakat tentang kenaikan harga di Pasar.
Pertanyaan yang diajukan kepada mereka yang kebetulan dijumpai di pasar yaitu,
barang apa yang harganya naik dipasar (?). (sehingga setiap anggota populasi
tidak memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel.

Teknik sampling bertujuan (porpusive sampling) Teknik ini digunakan


apabila anggota sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan
penelitiannya.

Contoh:
untuk meneliti tentang peraturan lalu lintas, maka hanya mereka yang memiliki
SIM atau yang tidak memiliki SIM saja yang dijadikan anggota sampel. (sehingga
setiap anggota populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai
sampel).
b. Teknik sampling kuota (quota sampling)

Teknik ini digunakan apabila anggota sampel pada suatu tingkat dipilih
dengan jumlah tertentu (kuota) dengan ciri-ciri tertentu. Teknik sampling kuota
sering dikacaukan dengan teknik sampling bertujuan. keuntungan dan kelemahan
menggunakan teknik ini ialah seperti halnya dengan teknik sampling bertujuan di
atas tadi.

Sampel yang akan diambil ditentukan oleh pengumpulan data dan


sebelumnya dia telah menentukan jumlah yang akan diambil. Kalau jumlah
tersebut sudah dicapai maka si pengumpul data berhenti dan selanjutnya hasil itu
dipersentasikan

Contoh:

Seorang wartawan ingin mengetahui apakah masyarakat menyukai dwifungsi


ABRI, sebelum mengumpulkan data ditentukan bahwa dia akan mewawancarai
sebanyak 200 orang yang sedang lewat di depan suatu pertokoan swalayan. Setiap
orang yang lewat ditanyakan apakah orang itu setuju atau tidak dengan dwifungsi
ABRI. Orang yang ditanyai mungkin hanya menjawab setuju atau tidak setuju.
Wartawan tadi akan berhenti setelah dia menanyai sebanyak 200 orang dan akan
menulis hasil temuan tersebut.

E. Distribusi Statistik

SDM 𝛴𝑓𝑥² 𝛴𝑓𝑥 𝛴𝑓𝑥′


SD = √ − 𝑀² SD = i √ ′2
=𝑆𝐷 −( )2
√𝑁−1 𝑁 𝑁 𝑁

Data tunggal Data berkelompok

Keterangan:
SDM = standar kesalahan mean
SD = standar deviasi dari sampel yang kita selidiki
N = jumlah subjek dalam sampel yang kita selidiki
Contoh:
Distribusi nilai bahasa dari suatu sampel random murid-murid putrid kelas IV, V
dan VI.
Tabel untuk contoh mencari SDM
Nilai (X) Frekuensi (f) Fx fx²
8,0 1 8,00 64,00
7,5 0 0,00 0,00
7,0 11 77,00 539,00
6,5 21 136,50 887,25
6,0 24 144,00 864,00
5,5 9 49,50 272,25
5,0 5 25,00 125,00
4,5 1 4,50 20,25
Jumlah N = 72 𝛴𝑓𝑥 = 444,50 𝛴𝑓𝑥² = 2771,75

𝛴𝑓𝑥 444,50
M = = = 6,17
𝑁 72

𝛴𝑓𝑥²
SD = √ − 𝑀²
𝑁

2771,75
=√ − 6,17²
72

= √38,4965 − 38,0689
= √0,4276
= 0,654
𝑆𝐷
SDM = 0,654
𝑆𝐷 = = 0,078
√𝑁−1 =
√72−1 8,426

Contoh lain untuk mencari SDM akan diberikan dari distribusi bergolong.
Disusun dari hasil-hasil tes perkembangan kecerdasan dari 162 orang murid-murid
kelas IV, V, dan VI dari populasi dalam kotapraja Yogyakarta.

Distribusi kecerdasan
Interval F x fx Fx2
50-54 1 +5 +5 25
45-49 6 +4 +24 96
40 -44 16 +3 +48 144
35- 39 16 +2 +32 64
30 -34 11 +1 +11 11
25 – 29 25 0 00 00
20 – 24 20 _1 -20 20
15 – 19 28 -2 -56 112
10 -14 36 -3 -108 324
5 – 19 3 -4 -12 48
Total 162 - -76 844
Simbol N - ∑fx’ ∑fx’2

𝛴𝑓𝑥 𝛴𝑓𝑥′
SD = i √ ′2
−( )2
𝑁 𝑁

844 −76 2
= 5√
162
− ( )
162

= 5 √5,21 − 0,22
= 11,17
11,17 11,15
SDM = −
√161 12,69
= 0,88

c.

Anda mungkin juga menyukai