Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH STATISTIKA PENDIDIKAN

TENTANG

REABILITAS

OLEH :

KELOMPOK 7

FITRI FORTUNA METZA (18129258)

HAVIZA IZZATUL QAWIYYAH ( 18129264 )

TIFANNY RESKI AURELLIA ( 18129322 )

RANO SUMARA (18129202)


18 BKT 10

DOSEN PEMBIMBING :
ATIKA ULYA AKMAL, S. Pd, M. Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu aspek positif kemajuan dari dunia penelitian yang ada di Indonesia, adalah
muncul banyaknya para peneliti-peneliti muda yang kini lebih kritis lagi dalam
meneliti objek-objek yang ada. Di Indonesia, banyak sekali para peneliti ataupun
bukan peneliti yang banyak melakukan sebuah riset guna memenuhi tugas ataupun
sebagai pembuktian dari sebuah kejadian. Yang dimana setiap penelitian tersebut
biasanya memerlukan sebuah pengujian agar nantinya mampu menjadi sebuah hasil
ilmiah yang benar-benar valid dan bersifat riel tanpa adanya kebohongan ataupun
ketidaknyataan yang mengesankan data yang diperoleh bersifat dibuat-buat. Agar
kajian kita bisa bersifat riel maka kita sebagai seorang peneliti harus menguji terlebih
dahulu hasil penelitian kita yang disebut dengan uji reabilitas.

Kebanyakan dari kita mengira bahwa jika kita mempunyai kesimpulan dari hasil
penelitian kita terhadap kejadian-kejadian yang terbatas, maka kesimpulan itu berlaku
dengan sempurna untuk seluruh kejadian yang sejenis. Perkiraan semacam itu belum
tentu benar, untuk menghindari hal-hal yang semacam itu maka kita harus melakukan
reliabilitas, yang berguna untuk menunjukkaan kevalidan data dari hasil sebuah
penelitian yang kita lakukan.

Reliabilitas mampu menunjukkan tingkat kepercayaan terhadap skor atau tingkat


kecocokan skor dengan skor sesungguhnya. Reliabilitas ini bisa dicapai melalui
tingkat kecocokan di antara skor pada lebih dari sekali pengukuran. Jika makin cocok
dengan skor sesungguhnya maka makin tinggi tingkat reliabilitasnya. Kalaupun ada
ketidakcocokan itu merupakan kekeliruan yang acak. Jadi kemungkinan munculnya
kesalahan masih tetap ada, namun kemungkinan itu sangatlah kecit sekali dan tidak
akan banyak berpengaruh terhadap hasil akhir dari sebuah pengujian.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari reliabilitas?

2. Apa tujuan dari reliabilitas?

3. Apa macam-macam dari realibilitas?

4. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Reliabilitas

Kata reliabillitas dalam bahasa Indonesia di ambil dari reliability dalam bahasa
inggris, berasal dari kata, reliable yang artinya dapat dipercaya. “reliabilitas”
merupakan kata benda, sedangkan “reliable” merupakan kata sifat atau keadaan.

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata
rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai
pengukuran yang reliabel (reliable).Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai arti
seperti kepercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan dan konsistensi, namun ide
pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil
pengukuran dapat dipercaya.

Dari beberapa pengertian di atas jadi reliabilitas tes marupakan suatu alat ukur yang
digunakan untuk mengetahui konsistensi pengukuran tes yang hasilnya menunjukan
keajegan.Seorang dikatakan dapat dipercaya apabila orang tersebut berbicara ajeg,
tidak berubah-ubah pembicaraannya dari waktu ke waktu.Dalam sebuah tes
pentingnya diamati keajegan dan kepastian tes tersebut dilihat dari hasil tes yang
didapat.

Dengan demikian reliabilitas dalam evaluasi pembelajaran merupakan sifat yang ada
pada data atau skor yang dihasilkan oleh instrumen, namun untuk memudahkan,
reliabilitas dapat dikatakan merupakan sifat dari instrumen juga. Maksudnya
reliabilitas bukanlah bersifat dikotomis, tetapi merupakan rentangan yang biasanya
dinyatakan dalam bentuk angka 0 – 1.

B. Tujuan Realibilitas
Tujan adanya realibilitas adalah mengkonsep satu variabel dengan jelas. Setiap
pengukuran harus merujuk pada satu dan hanya satu konsep/variabel. Sebuah variabel
harus spesifik agar dapat menguragi intervensi informasi dari variabel lain.
Menggunakan level pengukuran yang tepat. Semakin tinggi atau semakin tepat level
pengukuran, maka variabel yang dibuat akan semakin reliabel karena informasi yang
dimiliki semakin mendetail.

Prinsip dasarnya adalah mencoba melakukan pengukuran pada level paling tepat yang
mungkin diperoleh. Gunakan lebih dari satu indikator. Dengan adanya lebih dari satu
indicator yang spesifik, peneliti dapat melakukan pengukuran dari range yang lebih
luas terhadapkonten definisi konseptual. Gunakan tes pilot, yakni dengan membuat
satu atau lebih draftatau dalam sebuah pengukuran sebelum menuju ke tahap
hipotesis (pretest). Dalam penggunaan pilot studies, prinsipnya adalah mereplikasi
pengukuran yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu dari literature-literatur yag
berkaitan.

Selanjutnya, pengukuran terdahulu dapat dipergunakan sebagai patokan dari


pengukuran yang dilakukan peneliti saat ini. Kualitas pengukuran dapat ditingkatkan
dengan berbagai cara sejauh definisi dan pemahaman yang digunakan oleh peneliti
kemudian tetap sama.

Pada konstruksi alat ukur, perhitungan reliabilitas berguna untuk melakukan


perbaikan pada alat ukur yang dikonstruksi. Dimana perbaikan alat ukur dilakukan
melalui analisis butir untuk mengetahui butir mana yang perlu diperbaiki. Namun
pada pengukuran sesungguhnya, perhitungan reliabilitas dilakukan untuk memberi
informasi tentang kualitas sekor hasil ukur kepada mereka yang memerlukannya.
Tentunya perolehan tersebut bisa di jadikan acuan bagi peneliti untuk menghasilkan
penelitian yang bisa dipertanggung jawabkan di kemudian hari.

Sehingga, jika realibilitas baik, akan menunjukkan kalahan varian yang minim. Jika
tes mempunyai reabilitas tinggi maka pengaruh kesalahan pengukuran telah
terkurangi.
C. Jenis Realibilitas

Dalam kaitanya dengan sebuah penelitian, berikut ini adalah macam-macam


reliabilitas dan prosedur pelaksanaan pengukuran reliabilitas yang sering ditemui
dalam instrument evaluasi maupun penelitian yaitu:

1. Teknik pengukuran ulang (test-retest)

Pada teknik ini tes yang sama diminta menjawab pentanyaan dalam alat ukur
sebanyak dua kali. Dimana selang waktunyapun tidak terlalu dekat dan tidak terlalu
lama (15 – 30 hari). Kemudian barulah hasil pengukuran I dikorelasikan dengan
pengukuran II.

Ukur Selang waktu Ukur ulang

X ----------------- X

Pada reliabilitas ini, dilihat apakah hasil ukur ulang masih mirip dengan hasil ukur,
apakah jawaban responden stabil sehingga dinamakan reliabilitas stabilitas. Korelasi
dilakukan pada sekor responden saja tanpa memperhatikan komposisi butir.
Komposisi butir boleh apa saja dengan sasaran yang tidak perlu sama.

Relibilitas tes ini penting, khususnya ketika digunakan untuk menentukan predictor
misalnya tes kemampuan. Para pengambil tes pada umumnya akan terus mengingat
jawabannya, jika item soal yang ada mengandung factor sejarah, disbanding bentuk
soal ilmu pengetahuan aljabar misalnya.

Jika koefisien korelasi menunjukkan tinggi, berarti realibilitas tes bagus, jika korelasi
rendah, berarti tes tersebut mempunyai konsistensi rendah.

2. Teknik belah dua


Pada teknik ini, alat ukur yang disusun harus punya banyak item (50 – 60) yang
mengukur aspek yang sama. Dimana alat ukur diujikan pada tes, kemudian dihitung
validitas itemnya.

Cara melakukan reliabilitas belah dua pada dasarnya dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:

a. Lakukan pengetesan item-item yang telah dibuat pada subjek sasaran

b. Bagi tets yang ada menjadi dua jumlah dasar item yang paling umum dengan
membagi item dengan nomor gajil dan genap pada klompok tersebut

c. hitung skor subyek pada kedua belah kelompok penerima item yang genap dn
item ganjil

d. korelasikan kedua skor tersebut, mengunakan formula korelasi yang relevan


dengan teknuk pengukuran.

Jika hasil koefisien korelasi tinggi maka test mempunyai tingkat rlibilitas baik. Akan
terjadi sebaliknya, jika hasil korelasibelah dua item ternyata rendah.

3. Teknik paralel (equivalent form)

Pada aspek ini, dibuat 2 jenis alat ukur yang mengukur aspek yang sama. Alat ukur
tersebut diujiakan pada tes yang sama. Kemudian dicari validitas dari masing-masing
jenis. Dimana untuk mencari nilai reliabilitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor
total.

Ukur

Tanpa atau dengan selang waktu

Ukur serta

X
-----------------

Pada teknik reliabilitas ini, dilihat apakah hasil ukur setara masih mirip dengan hasil
ukur, apakah jawaban responden ekivalen sehingga dinamakan reliabilitas ekivalen.
Dimana korelasi dilakukan pada skor responden saja tanpa memperhatikan komposisi
butir. Komposisi butir boleh apa saja dengan sasaran yang tidak perlu
sama.Kesamaan yang dimaksudkan adalah kesamaan tujuan, tingkat kesukaran, dan
susunan.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Reliabilitas

Reliabilitas dapat dipengaruhi oleh waktu penyelenggaran tes-retes. Interval


penyelengaraan yang terlalu dekat atau jauh, akan mempengruhi koefisien reliabilitas.
Faktor-factor lain yang mempengaruhi di antaranya;

1. Panjang test, semakin panjang test evaluasi, semakin banyak jumlah item materi
pembelajaran diukur. Ini menunjukan dua kemungkinan yaitu test semakin mendekati
kebenaran, dan dalam memgikuti test, semakin kecil siswa menebak. Berarti semakin
tinggi koefisien reliabilitas.

2. Penyebaran skor koefisien reliabiltas secara langsung dipengeruhioleh bentuk


sebaranskor dalam kelompok siswa yang diukur. Semakin tinggi sebaran semakin
tingi estimasi koefisien reliabilitas. Hal ini tejadi karena posisi skor siswa, secara
individual mempunyai kedudukan sama pada tes retest lain,sebagai acuan.

3. Kesulitan test; test normative yang terlalu mudah atau terlalu sulitskor untuk
siswa cenderung menghasilkan reliabilitas rendah. Fenomena tersebut, akan
menghasilkan sebaran skor yang cenderung terbatas pada salah satu sisi.

Untuk test yang terlalu mudah skor jawaban siswa akan mengumpul ada sisi atas,
untuk tes terlalu sulit skor jawaban siswa akan cenderung mengumpul pada ujung
bawah. Dua kejadian tersebut mempunyai kesamaan yaitu bahwa perbedaan di antara
individu adalah kecil dan cenderung tidak relevan

4. Objektivitas; yang di maksud objekif yaitu derajat dimana siswa dengan


kompetensi sama mencapai hasil sama. Ketika prosedur test evaluasi memiliki
objektivitas tinggi, maka reliabilitas test tidak dipengaruhi oleh prosedur teknik
penskoran. Item test objektif yang dihasilkan tidak dipengaruhi pertimbangan atau
opini seorang evaluator.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan adanya pengujian dari hasil sebuah penelitian atau yang sering disebut
dengan uji reliabilitas maka penelitian yang dihasilkan akan memiliki sebuah mutu
yang berkualitas. Karena penelitian yang sudah melalui uji penelitian sudah dianggap
bagus dan memenuhi standart.

Ada tiga teknik dasar yang dapat diterapkan oleh peneliti dalam menguji Reliabilitas
suatu penelitian yaitu:

1. Teknik pengukuran ulang (test-retest)

2. Teknik belah dua

3. Teknik paralel (equivalent form)

Factor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas adalah waktu pengujian tes, dan factor
lain diantaranya yaitu;

1. Panjang tes

2. Penyebaran skor

3. Kesulitan test

4. Objektivitas
B. PENUTUP

Demikianlah makalah yang dapat kami paparkan. Kami menyadari dalam penulisan
makalah ini banyak kekurangan. Maka dari itu kritik dan saran yang konstruktif
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Besar harapan
kami semoga makalah ini bisa memberikan banyak manfaat bagi pembaca pada
umumnya dan pemakalah pada khususnya.Amin.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Athok Fu’adi. 2008. Sistem Pengembangan Evaluasi. Ponorogo: STAIN Ponorogo


Press.

Azwar, Saifuddin. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

H.M Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: PT


Bumi Aksara.

Supranata, Suparman. 2004. Analisis, Validitas, Reliablitas, dan Interpretasi Hasil


Tes. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai