TENTANG
VALIDITAS DATA
OLEH :
KELOMPOK 7
FITRI FORTUNA METZA (18129258)
HAVIZA IZZATUL QAWIYYAH ( 18129264 )
TIFANNY RESKI AURELLIA ( 18129322 )
RANO SUMARA (18129202)
18 BKT 10
DOSEN PEMBIMBING :
ATIKA ULYA AKMAL, S. Pd, M. Pd
1
A. Pengertian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan sesuatu instrument. Suatu skala atau instrumen pengukur
dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen
tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur
yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.
2
Validitas isi adalah validitas yang dilihat dari segi isi tes
itu sendiri sebagai alat ukur hasil belajar yaitu sejauh mana tes
hasil belajar sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik,
isinya telah dapat mewakili secara respresentatif terhadap
keseluruan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya.
b. Validitas konstruksi
Secara etimologis, kontruksi mengandung arti susunan,
kerangka atau rekaan. Dengan demikian, validitas kontruksi
dapat diartikan sebagai validitas yang ditilik dari segi susunan,
kerangka atau rekaan.
Adapun secara terminologis, suatu tes hasil belajar dapat
dinyatakan telah memiliki validitas kontruksi, apabila tes hasil
belajar tersebut ditinjau dari segi susunan,kerangka atau
rekaannya.
Istilah validitas kontruksi (susunan) bukan berarti bahwa
tes yang bersangkutan dipandang sudah baik susunan kalimat
soalnya, atau keruntutan butir-butir soalnya. Melainkan
apabila butir-butir soal atau item yang membangun tes tersebut
benar-benar dapat secara tepat mengukur aspek-aspek
psikomotorik (seperti; aspek kognitif, aspek afektif, aspek
psikomotorik dan sebagainya)
mahasiswa.
signifikansi 1% rt = 0,254
Ternyata r hasil observasi(r0) sebesar 0,581 adalah jauh
lebih besar ketimbang r hasil perhitungan (rt) ; atau:
0,195 [0,581] 0,254 .Dengan demikian hipotesis
nihil(H0) ditolak.Berarti diantara variabel X dan
Variabeel Y terdapat korelasi positif yang signifikan,baik
pada taraf signifikansi 5% maupun 1%.
daripada
atau maka hipotesis
ditolak :
berarti diantara kedua variabel tersebut terdapat korelasi
positif yang signifikan, sehingga tes formatif tersebut dapat
dinyatakan valid, dalam arti telah memiliki validitas
bandingan yang mantap atau meyakinkan.
korelasi .
Nama Siswa X Y XY X2 Y2
A 5 5 25 25 25
B 7 7 49 49 49
C 4 5 20 16 25
D 8 9 72 46 81
E 6 7 42 36 49
F 3 4 12 9 16
G 8 10 80 64 100
H 7 8 56 49 64
I 9 9 81 81 81
J 4 6 24 16 36
K 6 8 48 36 64
L 5 6 30 25 36
M 6 7 42 36 49
N 5 6 30 25 36
O 6 7 42 36 49
P 7 7 49 49 49
Q 4 5 20 16 25
R 6 7 42 36 49
S 5 7 35 25 49
T 9 9 81 81 81
20 = N 120 = 130 = 880 = 774 = 1087 =
∑X ∑Y ∑XY ∑X2 ∑Y2
= = = 0,875
Interpretasi : db = N-nr
= 20 – 2
= 18 (konsultasi tabel nilai “r” product
moment) Dengan db sebesar 18, diperoleh harga “r” tabel
sebagai berikut :
Pada taraf signifikansi 5% : = 0,444
Pada taraf signifikansi 1% : = 0,561
Dengan demikian lebih besar daripada (0,444
[0,875] 0,561). Dengan demikian hipotesis nihil ditolak ; berarti
antara variabel X dengan variabel Y terdapat korelasi positif yang
signifikan.
Kesimpulan : Karena terdapat hubungam searah (korelasi positif)
yang signifikan, maka tes formatif yang sedang
diuji validitas bandingannya itu dapat dinyatakan
sebagai tes yang valid.
C. TEKNIK PENGUJIAN VALIDITAS ITEM TES HASIL
BELAJAR
1. Pengertian Validitas Item
Dimaksud dengan validitas item dari suatu tes adalah
ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item (yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas),
dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item
tersebut.
Apabila kita mau memperhatikan secara cermat, maka tes-
tes hasil belajar yang dibuat atau dsusun oleh para pengajar, baik
guru, dosen, staf pengajar lainnya, sebenarnya adalah kumpulan
dari sekian banyak butir- butir item; dengan item mana para
penyusun tes ingin mengukur atau mengungkap hasil belajar yang
telah dicapai oleh masing-masing individu peserta didik, setelah
mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu
tertentu. Pernyataan ini mengandung makna, bahwa sebenarnya
setiap butir item yang ada dalam tes hasil belajar itu adalah bagian
tak terpisahkan dari tes hasil belajar tersebut sebagai suatu
totalitas.
Validitas tes akan sangat dipengaruhi oleh atau sangat
tergantung pada validitas yang dimiliki oleh masing-masing butir
item yang membangun tes tersebut. Makna yang terkandung
dalam pernyataan itu lebih lanjut adalah, bahwa validitas dari
masing-masing butir item yang membangun tes itu, akan dapat
diketahui dengan jalan melihat besar kecilnya dukungan yang
diberikan oleh masing-masing butir item yang bersangkutan
terhadap tes sebagai keseluruhan.
Persoalan validitas akan muncul jika setelah dlakukan uji validitas
tes terhadap tes yang dijadikan alat pengukur itu ternyata
menghasilkan
kesimpulan tes hasil belajar itu validitasnya sangat rendah,
sehingga dapat dimasukkan dalam kategori tes hasil belajar yang
invalid.
Dalam rangka “mawas diri”, penyusun tes hasil belajar
perlu melakukan penelusuran kembali terhadap tes hasil belajar
yang telah dijadikan sebagai alat pengukur hasil belajar bagi
peserta didik, yang ternyata tidak memiliki daya ketepatan
mengukur seperti yang diharapkan. Penelusuran atau pelacakan
kembali itu dilakuakn oleh penyusun tes, guna mengetahui butir-
butir item mana sajakah dari keseluruhan butir item yang telah
dikeluarkan dalam tes hasil belajar, yang telah menyebabkan
rendahnya validitas tes tersebut sebagai suatu totalitas.
Dimana:
Langkah 1:
= = 6,5
Langkah III:
Jadi:
Langkah IV:
Langkah V:
Rumus: =
Untuk meringkas pembicaraan, hasil-hasil perhitungan
disajikan dalam Tabel 5.8 berikut ini: