PENDAHULUAN
Secara umum dapat diartikan bahwa Riset Operasi berkaitan dengan proses pengambilan
keputusan yang optimal dalam penyusunan model dari sistem-sistem, baik deterministik
maupun probabilistik, yang berasal dari kehidupan nyata.
1
C. Model-Model Dalam Riset Operasi
Model merupakan penyederhanaan dari permasalahan yang kompleks menjadi lebih
sederhana. Ada beberapa klasifikasi model dalam riset perasi, yaitu :
1. Model Iconic
Model ini merupakan tiruan fisik seperti bentuk aslinya dengan skala yang lebih kecil.
Misalnya maket gedung, model otomotif atau model pesawat. Model ini dapat diamati,
diraba, dijelaskan akan tetapi sulit untuk di manipulasi.
2. Model Analog
Model ini merupakan model fisik tetapi tidak memiliki bentuk yang mirip dengan yang
dimodelkan. Misalnya, alat ukur termometer menunjukan model tinggi rendahnya
temperatur. Dalam model ini suatu kondisi dapat dianalogikan melalui ciri-ciri yang ada.
Misalnya, pada jam dinding, jarum pendek menunjukan jam, jarum panjang menunjukan
menit dan jarum yang bergerak cepat menunjukan detik.
3. Model Matematik
Model ini mencakup model-model yang mewakili situasi rril sebuah sistem yang berupa
sistem matematik. Terdapat dua model matematika yaitu model deterministik
(membahas untuk sesuatu yang pasti, misalnya 2 + 2 = 4) dan probabilistik (untuk
sesuatu yang belum atau tidak pasti, misalnya apakah hari ini akan hujan ?)
4. Model Simbolik
Merupakan model yang menggunakan simbul-simbul (huruf, angka, bentuk gambar dan
lain-lain) yang menyajika karakteristik dan properti dari suatu sistem. Misalnya, flowchart
(baan alir).
D. Tahap-Tahap Umum Dalam Riset Operasi
Terdapat lima tahap dalam riset operasi, yaitu :
1. Merumuskan Masalah
Pada tahap ini terdapat 3 unsur utama yang harus diidentifikasi :
a. Fungsi Tujuan
Penetapan tujuan untuk membantu mengarahkan upaya memenuhi tujuan yang
akan dicapai.
b. Fungsi Batasan / Kendala
Batasan-batasan yang mempengaruhi persoalan terhadap tujuan yang akan dicapai
c. Variabel Keputusan
Variabel-variabel yang mempengaruhi persoalan dalam pengambilan keputusan
2. Pengembangan Model
Mengumpulkan data untuk menaksir parameter yang berpengaruh terhadap persoalan
yang dihadapi.
3. Pemecahan Model
Dalam memformulasikan persoalan ini, biasanya digunakan model analitis, yaitu model
matematis yang menghasilkan persamaan, sehingga dapat dicapai pemecahan yang
optimum..
4. Pengujian Keabsahan Model
Menentukan apakah model yang dibangun telah menggambarkan keadaan nyata
secara akurat. Jika belum, perbaiki atau buat model yang baru.
5. Implementasi Hasil Akhir
Menterjemahkan hasil studi atau perhitungan ke dalam bahasa sehari-hari agar mudah
dimengerti.
E. Penerapan Riset Operasi
Sejalan dengan perkembangan dunia industri dan didukung dengan kemajuan di bidang
komputer, Riset Operasi semakin banyak diterapkan di berbagai bidang untuk menangani
masalah yang cukup kompleks. Berikut ini adalah contoh penerapan Riset Operasi dalam
berbagai bidang :
1. Akuntansi dan Pemasaran
a. Penentuan jumlah kelayakan kredit
b. Alokasi modal investasi dai berbagai alternatif
c. Peningkatan efektivitas akuntansi biaya
d. Penugasan tim audit secara efektif
2
2. Pemasaran
a. Penentuan kombinasi produk terbaik berdasarkan permintaan pasar
b. Alokasi iklan di berbagai media
c. Penugasan tenaga penjual ke wilayah pemasaran secara efektif
d. Penempatan lokasi gudang untuk meminimumkan biaya distribusi
e. Evaluasi kekuatan pasar dari strategi pemasaran pesaing
3. Operasi Produksi
a. Penentuan bahan baku yag paling ekonomis untuk kebutuhan pelanggan
b. Meminimumkan persediaan atau inventori
c. Penyeimbangan jalur perakitan dengan berbagai jenis operasi
d. Peningkatan kualitas operasi manufaktur, dan sebagainya.
F. Kerangka Pembahasan
Materi-materi yang akan dibahas meliputi :
1. Bagian Pertama
a. Metode Grafik
Pemecahan masalah dengan melibatkan dua variabel keputusan, dimana
penyelesaian masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan grafik.
b. Metode Simpleks
Pemecahan masalah dengan melibatkan dua atau lebih variabel keputusan dengan
menggunakan tabel simpleks. Pengerjaan kasus dengan menggunakan metode
simpleks, digunakan untuk kasus normal dan menyimpang (teknik M), disamping itu
juga terdapat teori dualitas dan analisis sensitivitas.
c. Metode Transportasi
Bagian ini membahas dua pendekatan, yaitu solusi awal dan solusi optimal.
Terdapat dua solusi dalam metode transportasi, yaitu :
1) Solusi awal yang terdiri dari metode :
a) Sudut Barat Laut (North West Corner Rules /NWCR)
b) Sudut Biaya Rendah (Least Cost)
c) Vogel Approximation (VAM)
2) Solusi optimal, yang terdiri dari metode :
a) Batu Loncatan (Stepping Stone)
b) MODI (Modified Distribution)
d. Metode Penugasan
Metode ini membahas kasus maksimasi dan minimasi. Kasus maksimasi
menganalisis masalah-masalah dalam mencari hasil maksimum, misalnya, laba,
penerimaan dan sebaginya. Kasus minimasi, menganalisis masalah-masalah untuk
mencari hasil minimum, misalnya biaya dan sebaginya.
2. Bagian Kedua : Model Operasi
Bagian ini membahas analisis jaringan kerja, yang terdiri dari PERT dan CPM. PERT
menganalisis pemecahan masalah menggunakan pendekatan probabilistis, sedangkan
CPM membahas bagaimana manajemen mengambil suatu keputusan dengan
memperhatikan waktu dan biaya.
3. Bagian Ketiga : Model Probabilistik
Bagian ini terdapat materi teori keputusan yang meliputi :
a. Keputusan tanpa probabilitas
b. Keputusan dengan probabilitas
c. Pohon Keputusan
4. Bagian Keempat : Topik Khusus
Topik khusus ini membahas teori permainan. Teori ini membedakan atas permainan
dengan jumlah nol (zero sum games) dan permainan dengan jumlah bukan nol (non
zero sum games). Permainan dengan jumlah nol dibedakan menurut strategi permainan
yang digunakan, yaitu strategi murni dan strategi campuran.
3
PROGRAM LINIER (LINIER PROGRAMMING)
METODE GRAFIK
KEGIATAN
SUMBER DAYA 1 2 ...... N KAPASITAS
1 a11 a12 ...... a1n b1
2 a21 a22 ...... a2n b2
.... .... .... .... .... ....
m am1 am2 .... amn bm
Z / UNIT C1 C2 ..... Cn
TINGKAT KEGIATAN X1 X2 ..... Xn
Model Matematis
Secara umum model matematis untuk kondisi maksimasi dan minimasi terdapat
perbedaan pada kendala. Untuk kasus maksimasi, kendala berbentuk pertidaksamaan
≤, sedangkan kasus minimasi berbentuk pertidaksamaan ≥.
a. Kasus maksimasi
Maksimumkan : Z = C1X1 + C2X2 + ..... + CnXn
Kendala / pembatas : 1. a11 X1 + a12 X2 + ...... + a1n Xn ≤ b1
2. a21 X1 + a22 X2 + ...... + a2n Xn ≤ b2
.....
m. am1 X1 + am2 X2 + ...... + amn Xn ≤ bm
X1, X2, Xn ≥ 0
b. Kasus Minimasi
Minimumkan : Z = C1X1 + C2X2 + ..... + CnXn
Kendala / pembatas : 1. a11 X1 + a12 X2 + ...... + a1n Xn ≥ b1
2. a21 X1 + a22 X2 + ...... + a2n Xn ≥ b2
.....
m. am1 X1 + am2 X2 + ...... + amn ≥ bm
X1, X2, Xn ≥ 0
4
a. Proporsionalitas
Naik turunya nilai Z dan penggunaan sumber daya yang tersedia, akan berubah
berbanding lurus dengan perubahan tingkat kegiatan (X). Sebagai contoh, misalnya
tingkat keuntungan dari penjualan setiap produk X1 adalah sebesar Rp. 3.000,-,
dengan demikian apabila perusahaan menjual produk tersebut sebesar 1 unit, maka
keuntungannya adalah sebesar Rp. 3.000,-, begitu pula jika perusahaan menjual 2
unit maka keuntunganya menjadi Rp. 6.000,- dan seterusnya. Suatu keadaan
dikatakan tidak proporsional apabila pada saat perusahaan menjual 2 unit,
perusahaan mendapat keuntungan < atau > Rp. 6.000,-.
Kasus 1 terjadi jika ada biaya awal yang berkaitan dengan permulaan produksi 1.
Misalnya, mungkin ada biaya yang berkaitan dengan pengadaan fasilitas-fasilitas
produksi, mungkin juga ada biaya yang berkaitan dengan mengatur distribusi
produk baru.
Kasus 2, dapat terjadi karena terdapat hasil marjinal yang meningkat (ΔZ) yang
disebabkan karena menaikan X1 sebesar 1 unit, maka Z akan meningkat lebih tinggi
dari proporsi yang ada.
ΔZ = 34, jika X1 = 0 menjadi X1 = 1
ΔZ = 44, jika X1 = 1 menjadi X1 = 2
ΔZ = 54, jika X1 = 2 menjadi X1 = 3
Pelanggaran terhadap proporsionalitas mungkin terjadi karena penghematan yang
kadang-kadang terjadi pada tingkat produksi yang lebih tinggi, ialah dengan
memakai mesin yang bervolume tinggi sehingga lebih efisien, dan pengaruh kurva
pengalaman belajar.
Untuk kasus 3, terjadi hasil marjinal yang menurun :
ΔZ = 34, jika X1 = 0 menjadi X1 = 1
ΔZ = 24, jika X1 = 1 menjadi X1 = 2
ΔZ = 14, jika X1 = 2 menjadi X1 = 3
Proporsionalitas tidak berlaku apabila besarnya nilai kegiatan adalah sama dengan
0 (X = 0).
b. Aditivitas
Untuk setiap fungsi, nilai fungsi total dapat diperoleh dengan menjumlahkan
kontribusi-kontribusi individual dari masing-masing kegiatan. Apabila fungsi tujua
adalah : Z = 3 X1 + 5 X2, maka :
PRODUK
DEPARTEMEN KOMPUTER RADIO KAPASITAS
I 2 3 24
II 2 1 16
III 1 4 27
PROFIT / UNIT 8.000 7.000
TINGKAT A B
KEGIATAN
Model Matematis
Maksimumkan :
Z = C1X1 + C2X2 + ..... + CnXn
Z = 8.000 A + 7.000 b
Kendala / pembatas : a11 X1 + a12 X2 + ...... + a1n Xn ≤ b1
2 A + 3 B ≤ 24
2 A + B ≤ 16
A + 4 B ≤ 27
A, B ≥ 0
B. Pengertian dan Langkah-Langkah metode Grafik
Metode grafik merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk memecahkan
permasalahan linier programming. Metode ini menggunakan pendekatan grafik dalam
pengambilan keputusanya, dimana seluruh fungsi kendala dibuat dalam satu bagian
6
gambar, kemudian diambil keputusan melalui grafik tersebut untuk menentukan nilai variabel
keputusan yang optimum. Metode ini terbatas pada pemakaian untuk dua variabel
keputusan, apabila memiliki lebih dari dua variabel keputusan, maka metode ini tidak dapat
digunakan (dapat menggunakan metode simpleks)
Langkah-Langkah Pengerjaan Metode Grafik :
Terdapat 7 langkah dalam pemecahan masalah grafik, yaitu :
1. Mengidentifikasi variabel keputusan dan memformulasikan dalam simbul matematis
2. Mengidentifikasi tujuan yang ingin dicapai dan kendala-kendala yang terjadi
3. Memformulasikan tujuan dan kendala ke dalam fungsi model matematis
4. Membuat grafik untuk kendala-kendala yang ada dalam satu bagian. Untuk membuat
grafik fungsi kendala yang berbentuk pertidaksamaan (≤ atau ≥) diubah terlebih dahulu
dalam bentuk persamaan ( = ).
5. Menentukan feasible area (area layak) pada graik tersebut. Area layak dapat dilihat dari
pertidaksamaan pada kendala berbentuk ≤, maka daerah arsiran / layak terjadi pada
bagian kiri / bawah / kiri bawah, tetapi apabila bentuk pertidaksamaan ≥, maka
pengarsiran dilakukan ke kanan / atas / kanan atas. Apabila bentuk persamaan ( = ),
maka daerah layak terjadi di sepanjang grafik / garis tersebut.
6. Menentukan titik-titik variabel keputusan pada area layak tersebut
7. Memilih variabel keputusan dari titik-titik tersebut.
Untuk memilih variabel keputusan, dapat menggunakan dua pendekatan :
a. Pergeseran garis tujuan, yaitu dengan membuat sembarang nilai tujuan : Z dan
membua garis tujuan dari nilai tersebut kemudian dilakukan pergeseran. Untuk
masalah maksimasi, pergeseran dilakukan dengan memilih titik terjauh dari titik
origin, sedangkan untuk masalah minimasi dipilih titik terdekat dari titik origin.
b. Metode trial and error, yaitu dengan melakukan perhitungan terhadap keseluruhan
titik-titik variabel keputusan pada area layak kemudian dipilih hasil yang optimum
(untuk maksimasi dipilih hasil tertinggi, untuk minimasi dipilih hasil terendah).
Contoh Soal :
PT Jaya Abadi adalah perusahaan pembuatan barang-barang furniture untuk memenuhi
pasar dalam negeri. Produk yang dihasilkan merupakan produk yang berkualitas tinggi
dan segmen yang dituju adalah middle-up. Harga jual per unit untuk kursi adalah Rp.
250.000, sedangkan untuk meja adalah Rp. 500.000. dari hasil perhitungan perusahaan
diperoleh biaya produksi total per unit untuk kursi adalah Rp. 190.000 dan untuk meja
adalah 420.000. Untuk memproduksi kedua produk tersebut, harus melalui dua
departemen, yaitu departemen perakitan dan penghalusan. Perusahaan hanya
mempunyai waku selama 60 jam kerja untuk departemen perakitan, dan 48 jam untuk
departemen penghalusan. Untuk membuat setiap unit meja, dibutuhkan 4 jam di
departemen perakitan dan 2 jam di departemen penghalusan. Untuk membuat 1 unit
kursi dibutuhkan 2 jam di departemen perakitan dan 4 jam di departemen penghalusan.
Tentukan berapa unit kursi dan meja yang akan diproduksi perusahaan agar
memperoleh laba maksimum dan berapa laba maksimumnya ?
Penyelesaian :
a. Mengidentifikasi variabel keputusan dan formulasikan dalam simbul matematis.
Variabel keputusanya adalah kursi (A) dan meja (B)
b. Mengidentifikasi tujuan yang akan dicapai dan kendala-kendala yang terjadi.
Tujuanya menentukan berapa jumlah kursi (A) dan meja (B) yang akan
diproduksi untuk mencapai keuntungan maksimum.
Kendala-kendalanya adalah jam kerja mesin perakitan dan penghalusan serta
waktu yang digunakan untuk memproduksi meja dan kursi.
c. Memformulasikan tujuan dan kendala kedalam fungsi model matematis.
Diketahui : harga jual produk kursi Rp. 250.000 dan meja Rp. 500.000. biaya
produksi kursi adalah Rp. 190.000 dan meja adalah Rp. 420.000. jadi keuntungan
per unit dari kursi adalah sebesar Rp. 60.000 (Rp. 250.000 – Rp. 190.000) dan
meja sebesar Rp. 80.000 (Rp. 500.000 – Rp. 420.000)
7
PRODUK
DEPARTEMEN KURSI MEJA KAPASITAS
PERAKITAN 2 4 60
PENGHALUSAN 4 2 48
KEUNTUNGAN / 60.000 80.000
UNIT
TINGKAT KEGIATAN A B
Model Matematis :
Berikutnya :
4 A + 2 B ≤ 48 diubah menjadi persamaan : 4 A + 2 B = 48
Mencari koordinat titik potong :
Jika A = 0, maka B = 24
Jika B = 0, maka A = 12
A 0 12
B 24 0
8
g. Memilih variabel keputusan dari titik-titik tersebut
Koordinat titik potong dengan permisalan Z = 480.000 adalah (0,6) dan (8,0). Dengan
membuat garis buatan (garis putus-putus) pada kedua koordinat tersebut, akan tampak
pada grafik lakukan pergeseran pada garis tersebut sampai menyentuk koordinat
terjauh dari sumbu origin (untuk penyelesaian kasus diatas, titik terjauh dari origin
adalah titik B, dengan demikian hasil optimum berada pada titik koordinat tersebut.
Selanjutnya untuk mencari besarnya nilai koordinat pada titik B, dilaukan pencarian
dengan menggunakan eliminasi atau substitusi dari dua buah garis yang berpotongan
tersebut.
2 A + 4 B = 60 ............... (1)
4 A + 2 B = 48 ............... (2)
Dengan menggunakan eliminasi, hilangkan salah satu variabel (A dan B). Misalkan akan
dihilangkan variabel A, maka persamaan (1) dikalikan dengan nilai 2 :
( 2 A + 4 B = 60) x 2
4 A + 2 B = 48
4 A + 8 B = 120
4 A + 2 B = 48
-
6 B = 72
B = 12
9
4A+2B = 48
4 A + 2 (12) = 48
4 A + 24 = 48
A = 6
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan eliminasi, diperoleh nilai A sebesar 6 dan
B sebesar 12. Untuk mencari besarnya nilai Z, maka nilai variabel tersebut di substitusi
ke dalam persamaan fungsi tujuan.
Z = 60.000 A + 80.000 B
Z = 60.000 (6) + 80.000 (12)
Z = 360.000 A + 960.000 B
Z = 1.320
Berdasarkan perhitungan melalui pergeseran garis maupun trial and error , diperoleh
tingkat produksi yang memaksimumkan keuntungan, terjadi pada produksi kursi (A)
sebanyak 6 unit dan meja (B) sebanyak 12 unit dengan keuntungan maksimum sebesar
Rp. 1.320.000
SOAL LATIHAN :
1. Tentukan nilai optimum dari ketidaksamaan berikut ini :
a. Maksimumkan : Z = 80 A + 60 B
Kendala :
o 10 A + 15 B ≤ 300
o B ≤ 15
o 2 A + B ≤ 45
A, B ≥ 0
b. Maksimumkan : Z = 600 A + 325 B
Kendala :
o A + 12 B ≤ 720
o B ≤ 50
A, B ≥ 0
2. Tentukan nilai optimum dari ketidaksamaan berikut ini :
a. Minimumkan : Z = 3 A + 2 B
Kendala :
o 3 A + 6 B ≥ 36
o 10 A + 5 B ≥ 40
o 2 A + 6 B ≥ 24
A, B ≥ 0
b. Maksimumkan : Z = 4 X + 5 Y
Kendala :
o 3 X + Y ≥ 27
o 10 X + 10 Y ≥ 120
o 3 X + 2 Y ≥ 30
A, B ≥ 0
3. Sebuah industri keramik memiliki dua jenis produk unggulan A dan B. Untuk
menghasilkan satu buah jenis A diperlukan waktu pengerjaan 1 jam dan bahan baku
4 kg, sedangkan jenis B, membutuhkan 2 jam dan bahan baku 3 kg. Waktu dan
bahan baku yang tersedia masing-masing 40 jam dan 120 kg. Keuntungan tiap unit A
dan B masing-masing Rp. 40.000 dan Rp. 50.0000
Tentukan :
a. Model program linier untuk persoalan diatas
b. Tentukan dengan metode grafik, berapa jumlah yang harus diproduksi untuk
masing-masing jenis produk, sehingga keuntungan mencapai maksimum
Contoh disadur dari Prinsip-prinsip Riset Operasi (Aminudin;18)
10
4. Sebuah toko yang menjual keperluan pertanian menyediakan dua merk pupuk kimia,
yaitu Super dan Top. Setiap jenis mengandung campuran bahan Nitrogen dan Fosfat
dalam jumlah tertentu.
5. Sebuah industri kerajinan kulit membuat tas yang terdiri dari jenis A dan B.
Keuntungan masing-masing jenis adalah Rp. 400.000 dan Rp. 200.000 per unit.
Industri mendapat kontrak pesanan dari sebuah toko, sebesar (30 A dan B) buah per
bulan. Suplai bahan kulit paling sedikit 80 lembar per bulan, dan industri kerajinan ini
harus memesan paling tidak 80 lembar per bulan. Setiap barang A membutuhkan 2
lembar kulit, sedangkan barang B membutuhkan 8 lembar. Dari pengalaman
sebelumnya, industri ini tidak dapat membuat barang jenis A lebih dari 20 buah per
bulan. Mereka ingin mengetahui, berapa jumlah masing-masing jenis A dan B yang
harus dibuat supaya keuntungan yang diperoleh maksimum. Tentukan model
program liniernya dan selesaikan persoalan ini dengan metode grafik.
Contoh disadur dari Prinsip-prinsip Riset Operasi (Aminudin;20)
Pustaka :
1. Aminudin, “ Prinsip-Prinsip Riset Operasi “, Jakarta, Penerbit Erlangga, 2005
2. Supranto, Johannes, Prof., MA, APU, “ Riset Operasi Ungtuk Pengambilan
Keputusan, Ed. Ketiga “ Jakarta, PT. RajaGrafindo Perrsada, 2013
3. Wijaya, Andi, “ Pengantar Riset Operasi “ Jakarta, Mitra Wacana Media, 2013
11