Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PORTOFOLIO MODEL SHARPE (MODEL INDEKS TUNGGAL)

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Manajemen


Investasi dan Pasar Modal

Dosen Pengampu:
Lili Safrida, S.E., M.Si., Ak., CA
Dra. Nor Hikmah, M.S.A., Ak., CA

Disusun oleh:

KELOMPOK 5

MUHAMMAD HASAN (1910313210027)


OKTAVINA YOKA PRATAMI (1910313120009)
PUTRI AYUNI (1910313220062)
RAFIAH (1910313120020)
YUNISA (1910313120042)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kepada-Nya kita memuji
dan bersyukur, memohon pertolongan dan ampunan. Kepada-Nya pula kita
memohon perlindungan dari keburukan diri. Dengan rahmat dan pertolongan-Nya,
makalah yang berjudul “Portofolio Model Sharpe (Model Indeks Tunggal)” dapat
diselesaikan tepat waktu. Banyak sekali kekurangan kami sebagai penyusun
makalah ini, baik menyangkut isi atau yang lainnya. Semoga makalah ini dapat
dijadikan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.

Banjarmasin, Maret 2021


Tim Penyusun
Muhammad Hasan (…………….)
Oktavina Yoka Pratami (…………….)
Putri Ayuni (…………….)
Rafiah (…………….)
Yunisa (…………….)

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1


1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................2


2.1 Pembentukan Portofolio dengan Model Indeks Tunggal ...................................2
2.2 Formasi Portofolio Optimal pada Model Indeks Tunggal .................................4

BAB III PENUTUP ..............................................................................................11


3.1 Kesimpulan ......................................................................................................11
3.2 Saran .................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diperlukan pengetahuan untuk dapat menganalisis sekuritas dan manajemen
portofolio untuk dapat membuat keputusan yang baik dalam berinvestasi keuangan
(Nalini, 2014). Pembentukan portofolio merupakan hal penting yang harus
dilakukan oleh investor. Investor sebaiknya tidak berinvestasi dan terfokus hanya
pada satu sekuritas saja, tetapi juga berinvestasi pada beberapa sekuritas untuk
mengurangi risk yang akan ditanggung dan memperoleh return sesuai dengan yang
diharapkan (Varadharajan dan Vikkraman, 2011). Ada beberapa metode dan alat
analisa dalam pembentukan portofolio, seperti Model Markowitz dan Model Indeks
Tunggal.
Portofolio dikategorikan efisien apabila memiliki tingkat risiko yang sama,
mampu memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi, atau mampu
menghasilkan tingkat keuntungan yang sama, tetapi dengan risiko yang lebih
rendah. Sedangkan portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang
investor dari portofolio yang efisien dengan kombinasi return ekspektasi dan risiko
terbaik (Jogiyanto, 2013). Salah satu cara investor untuk memaksimalkan return
dengan tingkat risiko tertentu atau meminimalkan risiko dengan tingkat return
tertentu adalah dengan membentuk sebuah portofolio optimal (Rahmasita et al.,
2014). Model Indeks Tunggal dapat digunakan oleh investor sebagai alternatif
dalam pembentukan portofolio optimal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pembentukan portofolio dengan model indeks tunggal?
2. Bagaimana formasi portofolio optimal pada model indeks tunggal?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pembentukan portofolio dengan model indeks tunggal.
2. Mengetahui formasi portofolio optimal pada model indeks tunggal.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembentukan Portofolio dengan Model Indeks Tunggal


Model portofolio Markowitz dengan perhitungan kovarians yang kompleks
seperti telah dijelaskan sebelumnya, selanjutnya dikembangkan oleh William
Sharpe dengan menciptakan model indeks tunggal. Pada tahun 1963, Wiliam
Sharpe mengembangkan model yang disebut dengan model indeks tunggal (single
index model). Model ini mengkaitkan perhitungan return setiap aset pada return
indeks pasar. Secara matematis, model indeks tunggal adalah sebagai berikut:

𝑅𝑖 = 𝛼𝑖 + 𝛽𝑖 𝑅𝑀 + 𝑒𝑖

Di mana:
Ri = return sekuritas i
RM = return indeks pasar
αi = bagian return sekuritas i yang tidak dipengaruhi kinerja pasar
βi = ukuran kepekaan return sekuritas i terhadap perubahan return pasar
ei = kesalahan residual

Perhitungan return sekuritas dalam model indeks tunggal melibatkan dua


komponen utama, yaitu:
1. Komponen return yang terkait dengan keunikan perusahaan; dilambangkan
dengan αi ;
2. Komponen return yang terkait dengan pasar; dilambangkan dengan βi.

Komponen keunikan perusahaan berkaitan dengan kejadian-kejadian mikro


yang hanya memengaruhi perusahaan bersangkutan. Sebagai contoh adalah adanya
ekspansi operasi perusahaan atau rencana pengurangan tenaga kerja. Sedangkan
komponen yang terkait dengan pasar menyangkut kejadian-kejadian makro yang
memengaruhi seluruh perusahaan. Kenaikan suku bunga, peningkatan inflasi atau

2
peningkatan jumlah uang beredar merupakan beberapa contoh kejadian makro yang
bisa memengaruhi seluruh perusahaan yang ada di pasar.
Komponen kesalahan residual (𝑒𝑖 ) merupakan perbedaan antara sisi kiri
persamaan (Ri) dengan sisi kanan persamaan (αi + βi RM). Karena model indeks
tunggal, per definisi, merupakan persamaan, maka sisi kanan dan sisi kiri harus
sama. Dalam konteks estimasi return sekuritas, kesalahan residual merupakan
perbedaan antara return harapan (sisi kanan persamaan) dan return aktual (sisi kiri
persamaan).
Salah satu konsep penting dalam model indeks tunggal adalah terminologi Beta
(β). Beta merupakan ukuran kepekaan return sekuritas terhadap return pasar.
Semakin besar beta suatu sekuritas, semakin besar kepekaan return sekuritas
tersebut terhadap perubahan return pasar. Dalam penggunaan model indeks
tunggal, kita perlu mengestimasikan beta sekuritas yang bisa dilakukan dengan
menggunakan data historis maupun estimasi secara subjektif.
Asumsi yang dipakai dalam model indeks tunggal adalah bahwa sekuritas akan
berkolerasi hanya jika sekuritas-sekuritas tersebut mempunyai respons yang sama
terhadap return pasar. Sekuritas akan bergerak menuju arah yang sama hanya jika
sekuritas-sekuritas tersebut mempunyai hubungan yang sama terhadap return pasar.
Oleh karenanya, kesalahan residual antara dua sekuritas, misalnya saham A dan B
yang tidak berkolerasi (0), akan mengakibatkan kovarians antara kesalahan residual
saham A dan saham B sama dengan 0 [𝐶𝑂𝑉 (𝑒𝐴 , 𝑒𝐵 ) = 0].
Dalam model indeks tunggal, kovarians antara saham A dan saham B hanya
bisa dihitung atas dasar kesamaan respons kedua saham tersebut terhadap return
pasar. Oleh karena itu, risiko yang relevan dalam model tersebut hanyalah risiko
pasar. Secara matematis, kovarians antarsaham A dan B yang hanya terkait dengan
risiko pasar bisa dituliskan sebagai:

𝜌𝐴𝐵 = 𝛽𝐴 𝛽𝐵 𝜎𝑀2

Dari penjelasan di atas, bisa kita lihat bahwa perhitungan kovarians dengan
model Markowitz dan dengan model indeks tunggal mengandung perbedaan.
Model Markowitz menghitung kovarians melalui penggunaan matriks hubungan

3
varians-kovarians, yang memerlukan pehitungan yang kompleks. Sedangkan dalam
model indeks tunggal, risiko disederhanakan ke dalam dua komponen, yaitu risiko
pasar dan risiko keunikan perusahaan. Secara matematis, risiko dalam model indeks
tunggal bisa digambarkan sebagai:

𝜎𝑖2 = 𝛽𝑖2 [𝜎𝑚


2]
+ 𝜎𝑒𝑖

Persamaan perhitungan risiko sekuritas dengan model indeks tunggal dalam


persamaan di atas juga bisa diterapkan untuk menghitung risiko portofolio.
Persamaan untuk menghitung risiko portofolio dengan model indeks tunggal akan
menjadi:

𝜎𝑝2 = 𝛽𝑝2 [𝜎𝑚


2]
+ 𝜎𝑒𝑝

Penyederhanaan dalam model indeks tunggal tersebut ternyata bisa


menyederhanakan perhitungan risiko portofolio Markowitz yang sangat kompleks
menjadi perhitungan sederhana. Bahkan, Varian (1993), menyakan bahwa model
indeks tunggal Sharpe mampu mengurangi dimensi permasalahan portofolio
menjadi sangat sederhana. Perhitungan komputer selama 33 menit dengan
menggunakan model Markowitz, tenyata hanya membutuhkan waktu 30 detik
dengan menggunakan model indeks tunggal.

2.2 Formasi Portofolio Optimal pada Model Indeks Tunggal


Bagian ini membahas tentang metode pemilihan portofolio optimalyang tepat
bila model indeks tunggal terpenuhi sebagai deskripsi struktur kovarian
antarsekuritas. Tabel 2.1 menyajikan ringkasan hasil analisis portofolio
berdasarkan pendekatan model indeks tunggal. Penentuan portofolio optimal dalam
Tabel 2.1 mengikuti beberapa prosedur sebagai berikut:

1. Menghitung mean return Ri pada kolom I dengan rumus:

𝑅𝑖 = 𝛼𝑖 + 𝛽𝑖 𝑅𝑚 + 𝑒

4
Dalam hal ini αi adalah intersep dan βi adalah koefisien parameter Rm , dan e
adalah residual. Estimasi βi menggunakan teknik model indeks tunggal seperti
pada langkah III. Pada kolom I tampak mean return sekuritas 1, 2,... 10 adalah
18,5%, 16,5%, ...., 5,6%.

2. Menghitung return taknormal (excess return atau abnormal return) pada

kolom II: ( Ri - RF), dalam hal ini Ri adalah return harapan dari saham i, dan
RF adalah return aset kurang berisiko. Dalam contoh.ini diketahui RF = 5%.
Hasil pada kolom II diperoleh dari nilai setiap baris pada kolom I dikurangi
dengan 5%.

3. Mengestimasi β (beta) pada kolom III dengan model indeks tunggal untuk
setiap return sekuritas (Ri) terhadap return pasar (Rm) yang hendak
dipertimbangkan dalam suatu portofolio:
𝑅𝑖 = 𝛼𝑖 + 𝛽𝑖 𝑅𝑚 + 𝑒

2
4. Menghitung risiko tidak sistematis (𝜎𝑒𝑖 ) pada kolom IV:
𝑡
2
1
𝜎𝑒𝑖 = ∑[𝑅𝑖𝑡 − (𝛼𝑖 + 𝛽𝑖 𝑅𝑚𝑡 )]2
𝑡
𝑡=1

5. Menghitung kinerja return taknormal relatif terhadap β (Ki) pada kolom V:


(18,5% − 13,5%)
𝐾𝑖 = = 12,3%
11
Setelah nilai Ki diperoleh, sekuritas diurutkan berdasarkan skor Ki dari
tertinggi hingga terendah. Pengurutan ini mencerminkan prioritas sekuritas
yang diharapkan termasuk dalam suatu portofolio. (catatan: dalam contoh ini,
sekuritas telah diurutkan berdasarkan skor indeks Ki dari tertinggi hingga
terendah).

6. Menghitung nilai return taknormal dikalikan dengan β dibagi dengan


2
kesalahan standar (standard error, 𝜎𝑒𝑖 ) pada kolom VI:

5
(𝑅𝑖 − 𝑅𝐹 ) 𝛽𝑖
2
𝜎𝑒𝑖
Dalam baris pertama kolom VI, nilai 0,33 diperoleh dari:
(18,5% − 13,5%) 1,1
0,33% =
45%

7. Menghitung rasio β2 terhadap kesalahan standar pada kolom VII:


𝛽𝑖2
2
𝜎𝑒𝑖

Dalam baris pertama kolom VII, nilai 0,03 diperoleh dari:


(1,1)2
0,03% =
45%

8. Menjumlahkan secara kumulatif hasil perhitungan pada langkah ke 6:


𝑖
(𝑅𝑗 − 𝑅𝐹 ) 𝛽𝑗
∑ 2
𝜎𝑒𝑗
𝑗=1

9. Menjumlahkan secara kumulatif hasil perhitungan pada langkah ke 7:


𝑖
𝛽𝑗2

𝜎2
𝑗=1 𝑒𝑗

10. Menghitung nilai Ci pada kolom X untuk setiap sekuritas dengan rumus:

2 ∑𝑖 (𝑅𝑗 − 𝑅𝐹 ) 𝛽𝑗
𝜎𝑚 𝑗=1 2
𝜎𝑒𝑗
𝐶=
𝛽𝑗2
1 + 2
𝜎𝑚 ∑𝑖𝑗=1 ( 2)
𝜎𝑒𝑗

6
Perhitungan bagian-bagian dalam rumus C telah diuraikan dalam langkah 8 dan
9. Pada langkah ke 10 ini, dibutuhkan variabel tambahan yakni varian dari
2
return pasar 𝜎𝑚 . Dalam contoh ini, varian return pasar diketahui sebesar 8%.

11. Menentukan titik potong tertentu dari nilai C, yang dikehendaki (C*) guna
menentukan jumlah sekuritas yang dimasukkan dalam portofolio.

𝑅𝑖 − 𝑅𝐹
> 𝐶∗
𝛽𝑖

Dalam hal ini C*1 adalah titik potong yang secara ekonomi dianggap
signifikan. Misalnya dalam contoh ini C* yang diterima adalah sebesar 4,65.
Artinya hanya sekuritas-sekuritas dengan nilai Ki pada kolom V (langkah V) lebih
dari 4,65 yang dipertimbangkan dalam portofolio. Sekuritas dengan nilai Ki kurang
dari 4,65 tidak terpilih dalam seleksi portofolio. .

Tabel 2.1 Perhitungan untuk menentukan Titik Potong C dengan varian


return pasar sebesar 8% dan return aset kurang berisiko sebesar 5%.
Urutan Prosedur Penentuan Portofolio Optimal
Sekuritas I II III IV V VI VII VIII IX X
1 18.5 13.5 1.1 45 12.27 0.33 0.3 0.33 0.027 2.17
2 16.5 11.5 1.3 42 8.85 0.36 0.04 0.69 0.067 3.57
3 11.8 6.8 1.2 30 5.67 0.27 0.05 0.96 0.115 3.99
4 15.5 10.5 2.1 10 5.00 2.21 0.44 3.16 0.556 4.64
5 12.0 7.0 1.5 38 4.67 0.28 0.06 3.44 0.615 4.65
6 12.3 7.3 1.6 40 4.56 0.29 0.06 3.73 0.679 4.64
7 11.0 6.0 1.9 36 3.16 0.32 0.10 4.05 0.780 4.47
8 7.0 2.0 0.8 18 2.50 0.09 0.04 4.14 0.815 4.40
9 7.0 2.0 1.1 22 1.82 0.10 0.06 4.24 0.870 4.26
10 5.6 0.6 0.7 10 0.86 0.04 0.05 4.28 0.919 4.10

7
Keterangan : I, II ... X mengacu pada prosedur yang diuraikan sebelumnya.
Semua angka dinyatakan dalam presentase kecuali urutan sekuritas dan beta
(kolom II).

Berdasarkan prosedur tersebut, tampak bahwa sekuritas dengan nilai Ki lebih


dari C* = 4,65 terdapat pada urutan sekuritas 1 hingga 5, yaitu dengan kisar Ki atau
return tak normal relatif terhadap risiko (beta) sebesar 4,7% hingga 12,3%. Skor Ki
pada sekuritas ke 6 hingga 10 kurang dari 4,65%. Dengan demikian jumlah
sekuritas yang dipertimbangkan dalam portofolio optimal adalah sebanyak 5
sekuritas.
Setelah sekuritas dalam suatu portofolio dapat ditentukan, langkah selanjutnya
adalah menentukan proporsi atau persentase alokasi investasi pada masing-masing
sekuritas terpilih. Tabel 2.1 menyajikan ilustrasi perhitungan bobot (weight) atau
persentase dana yang dialokasi untuk setiap sekuritas (Wi) tanpa short-selling dan
dengan short-selling. Bobot (Wi) tersebut diukur dengan rumus sebagai berikut:

𝑍𝑖
𝑊𝑖 =
∑𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑍

Dalam hal ini Zi


a. Bila tidak ada short-selling.

𝛽𝑖 𝑅𝑖 − 𝑅𝐹
𝑍𝑖 = 2 ( − 𝐶 ∗)
𝜎𝑒𝑖 𝛽𝑖

Penentuan tik potong pada C* = 4,65 (terletak pada urutan sekuritas ke-5)
mengindikasi bahwa dalam pemilihan sekuritas tidak terjadi short-selling.
Contoh hasil perhitungan nilai Zi tanpa short-selling disajikan pada Tabel 5.2.
kolom Zi*.

8
b. Bila ada short-selling.

𝛽𝑖 𝑅𝑖 − 𝑅𝐹
𝑍𝑖 = 2 ( − 𝐶 𝑆)
𝜎𝑒𝑖 𝛽𝑖

Dalam hal ini CS < C*, bila semua sekuritas dalam contoh Tabel 2.1
dipertimbangkan dalam investasi, maka titik potong CS adalah 4,10 (terletak
pada urutan sekuritas ke-10). Bila C* yang dipertimbangkan adalah telah
memanfaatkan semua long-potition, pemilihan sekuritas berdasarkan C < C*
mengindikasi terjadi short-selling disajikan pada Tabel 2.2 kolom ZiS.

Tabel 2.2 Penentuan Bobot Investasi (W) setiap Sekuritas dalam suatu
Portofolio tanpa Short-selling dan dengan Short-selling
Prosedur Perhitungan Persentase Investasi setiap Sekuritas
Urutan
dalam Portofolio
Sekuritas
V C* XI Zi* W* CS ZiS WS
1 12.27 4.65 0.02 0.19 0.43 4.10 0.20 1.13
2 8.85 4.65 0.03 0.13 0.30 4.10 0.15 0.83
3 5.67 4.65 0.04 0.04 0.09 4.10 0.06 0.35
4 5.00 4.65 0.21 0.07 0.17 4.10 0.19 1.07
5 4.67 4.65 0.04 0.00 0.00 4.10 0.02 0.13
6 4.56 0.04 4.10 0.02 0.10
7 3.16 0.05 4.10 -0.05 -0.28
8 2.50 0.04 4.10 -0.07 -0.40
9 1.82 0.05 4.10 -0.11 -0.64
10 0.86 0.07 4.10 -0.23 -1.28
Total 0.43 1.00 0.18 1.00
Keterangan : Kolom V mengacu pada hasil langkah ke V pada Tabel 2.1. Kolom
2
XI merupakan langkah ke XI yakni menghitung nilai 𝛽𝑖 / 𝜎𝑒𝑖 .
W* adalah bobot (weighted) dari setiap sekuritas dalam portofolio tanpa short-
selling.

9
WS adalah bobot (weighted) dari setiap sekuritas dalam portofolio dengan short-
selling.

Hasil perhitungan pada Tabel 2.1 menunjukkan bahwa bobot W* bernilai


positif untuk semua sekuritas (berarti tidak terdapat shortselling), sedangkan bobot
WS terdapat empat sekuritas dengan W bernilai negatif. Nilai W negatif
mengindikasi terjadi short-sale pada sekuritas ke 7 hingga 10.
Setelah perhitungan bobot dan return sekuritas dalam portofolio diketahui,
maka hasil perhitungan dapat dipetakan dalam suatu bentuk kurva batas efisien
(efficient frontier) seperti telah dibahas pada bab sebelumnya. Hasil pemetaan dapat
dilakukan untuk analisis tanpa short-selling maupun analisis dengan short-selling.
Selain model indeks tunggal, teknik lain yang juga dapat digunakan untuk
menentukan sekuritas dalam suatu portofolio yang optimal adalah model korelasi
konstan.

Contoh Soal:
Diketahui return ekspektasian dari indeks pasar adalah 25%. Bagian dari return
ekspaktasian suatu sekuritas yang independen terhadap pasar (αi) adalah 4 % dan
βi sebesar 0.75 . ternyata return realisasi sebesar 26%.

Jawaban:
E(Ri)= αi+ βi . E(RM)
E(Ri)= 4% + 0.75 . 25%
E(Ri)= 22.75 %
Jadi, nilai return realisasi berdasarakan model indeks tunggal adalah Ri= 22.75% +
ei. Dan kesalahan estimisasi (ei) adalah sebesar 26%- 22.75% =3.25%
Jika nilai return realisasinya sama dengan nilai return yang diharpkan, maka
investor mengestimasi retrun ekepeltasian tanpa kesalahan.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ada beberapa metode dan alat analisis dalam pembentukan portofolio, seperti
Model Markowitz dan Model Indeks Tunggal. Dalam hal ini investor salah satu
cara investor untuk memaksimalkan return dengan membentuk sebuah portofolio
optimal. Dengan menggunakan Model Indeks Tunggal ini adalah merupakan salah
saty alternatif dalam pembentukan portofolio optimal. Salah satu konsep penting
dalam model indeks tunggal adalah terminologi Beta (β). Beta merupakan ukuran
kepekaan return sekuritas terhadap return pasar. Semakin besar beta suatu
sekuritas, semakin besar kepekaan return sekuritas tersebut terhadap perubahan
return pasar. Dalam penggunaan model indeks tunggal, kita perlu mengestimasikan
beta sekuritas yang bisa dilakukan dengan menggunakan data historis maupun
estimasi secara subjektif. Asumsi yang dipakai dalam model indeks tunggal adalah
bahwa sekuritas akanberkolerasi hanya jika sekuritas-sekuritas tersebut mempunyai
respons yang sama terhadap return pasar. Sekuritas akan bergerak menuju arah
yang sama hanya jika sekuritas-sekuritas tersebut mempunyai hubungan yang sama
terhadap return pasar.

3.2 Saran
Berkenaan dengan pembahasan dalam makalah ini, penulis menyadari bahwa
makalah di atas banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan
memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang
dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran mengenai pembahasan makalah dalam simpulan di atas.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdilah, Sulton Bani. 2014. Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham


Menggunakan Model Indeks Tunggal untuk Pengambilan Keputusan Investasi
(Studi Kasus Saham Index LQ-45 di BEI Periode Agustus 2008-Juli 2013).
Skripsi. Bandung: Universitas Telkom.
Margana, I Gde Reza Rizky & Luh Gede Sri Artini. 2017. Pembentukan Portofolio
Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal. E-Jurnal Manajemen Unud.
Vol. 6 (2): 748-771.
Oktafiani, Hanifa Eka, Di Asih I Maruddani, & Suparti. 2017. Penerapan Model
Indeks Tunggal untuk Optimalisasi Portofolio dan Pengukuran Value At Risk
dengan Variance Covariance. Jurnal Gaussian. Vol. 6 (1): 41-50.
Tandelilin, Eduardus. 2021. Pasar Modal: Manajemen Portofolio & Investasi.
Sleman: PT Kanisius.

12

Anda mungkin juga menyukai