William Sharpe (1963) mengembangkan model yang disebut dengan model indeks tunggal
disamping itu, model indeks tunggal dapat juga digunakan untuk menghitung return ekspektasi
Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa sekuritas berfluktuasi searah dengan
indeks harga pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung
mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik. Kebalikannya juga benar, yaitu jika
indeks harga saham turun, kebanyakan saham mengalami penurunan harga. Dengan dasar ini,
return dari suatu sekuritas dan return dari indeks pasar yang umum dapat dituliskan sebagai
hubungan:
Ri = ai + βi.Rm
Parameter ai menunjukkan komponen tingkat keuntungan yang tidak terpengaruh oleh perubahan
indeks pasar. Parameter ini bisa dipecah menjadi dua yaitu αi (alpha) yang menunjukkan nilai
pengharapan dari ai dan ei yang menunjukkan elemen acak dari ai. Dengan demikian maka:
ai = αi + ei
Subtitusikan persamaan diatas kedalam rumus sebelumnya, maka didapatkan persamaan model
Ri = αi + βi . RM + ei
Notasi:
ai = nilai ekspektasian dari return sekuritas ke-I yang independen terhadap kinerja pasar
βi = Beta yang merupakan koefisien yang mengukur perubahan Ri akibat dari perubahan RM
RM = tingkat return dari indeks pasar, juga merupakan suatu variabel acak
ei = kesalahan residu yang merupakan variabel acak dengan nilai ekspektasiannya sama dengan
nol
b) Asumsi-Asumsi
Asumsi-asumsi utama dari model indeks tunggal adalah kesalahan residu dari sekuritas ke-i tidak
berkovari dengan kesalahan residu sekuritas ke-j. Asumsi model indeks tunggal dapat
dirumuskan:
bergerak bersama-sama bukan karena efek pasar melainkan karena mempunyai hubungan yang
umum terhadap indeks pasar. Asumsi-asumsi ini digunakan untuk menyederhanakan masalah.
Secara umum, varian return dari suatu sekuritas dapat dinyatakan sebagai berikut:
Risiko (varian return) sekuritas yang dihitung berdasarkan model ini terdiri dari dua bagian:
risiko yang berhubungan dengan pasar (market related risk) yaitu βi2 . σm 2 dan risiko unik
Secara umum, kovarian return antara dua sekuritas i dan j dapat dirumuskan:
Model indeks tunggal dapat digunakan untuk menghitung return ekspektasian (E(R)) , varian
dari sekuritas σei 2 dan kovarian anatar sekuritas σij yang merupakan parameter-parameter input
untuk analisis portofolio menggunakan model Markowitz. Model Markowitz ini digunakan
untuk menghitung return ekspektasian dan risiko portofolio dengan menggunakan hasil indeks
Selain hasil dari model indeks tunggal dapat digunakan sebagai input analisis portofolio, model
indeks tunggal dapat juga digunakan secara langsung untuk analisis portofolio. Analisis
Return ekspektasian dari suatu portofolio selalu merupakan rata-rata tertimbang dari return
menjadi:
b) Risiko Portofolio
Varian dari suatu sekuritas yang dihitung berdasarkan model indeks tunggal telah teruraikan dan
σ i2 = β i2 . σ M2 + σ 2
ei
C. MODEL PASAR
Model pasar (market model) merupakan bentuk dari model indeks tunggal dengan batasan yang
lebih sedikit. Model pasar bentuknya sama dengan model indeks tunggal. Perbedaannya terletak
sekuritas tidak berkovari satu dengan yang lainnya atau Cov(ei,ej) = 0. Di model pasar, asumsi
ini tidak digunakan atau kesalahan residu masing-masing sekuritas dapat berkorelasi.
Kenyataannya bahwa sekuritas berkovari atau berkorelasi satu dengan yang lainnya membuat
model pasar lebih realistis. Model pasar ini banyak digunakan oleh peneliti-peneliti realistis.
Model pasar ini banyak digunakan oleh peneliti-peneliti pasar modal untuk menghitung
abnormal return. Bentuk model pasar yang sama dengan bentuk model indeks tunggal
Ri = αi + βi . RM + ei
Dan
E(Ri) = αi + βi . E(RM)
Model indeks tunggal dapat digunakan sebagai alternatif dari model Markowitz untuk
menentukan efficient set dengan perhitungan yang lebih sederhana. Model ini merupakan
penyederhanaan dari model Markowitz. Model ini dikembangkan oleh William Sharpe (1963)
yang disebut dengan (single-index model), yang dapat digunakan untuk menghitung return
Perhitungan untuk menentukan portofolio optimal akan sangat dimudahkan jika hanya
didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan suatu sekuritas dapat dimasukkan ke
dalam portofolio optimal tersebut. Angka tersebut adalah rasio antara ekses return dengan Beta
aktiva bebas risiko. Excess return to beta berarti mengukur kelebihan return relative terhadap
satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan Beta. Rasio ERB ini juga
menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu return dan risiko.
Portofolio yang optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai
rasio ERB yang tinggi. Aktiva-aktiva dengan rasio ERB yang rendah tidak akan dimasukkan ke
dalam portofolio optimal. Dengan demikian diperlukan sebuah titik pembatas (cut-off point)
MODEL
A. LATAR BELAKANG
Penelitian ini dilakukan pada indeks saham IDXHIDIV20 yaitu indeks yang dirilis pada
tahun 2018 oleh BEI untuk menambah pilihan bagi investor berpreferensi saham dengan
dividend yield tinggi. Periode penelitian ini adalah masa resesi ekonomi di Indonesia akibat
adanya pandemi COVID-19 yang berisiko tinggi bagi investor pasar modal.
B. RUMUSAN MASALAH
dananya, dan mengetahui tingkat return dan risiko portofolio yang terbentuk saat masa resesi
C. RESEARCH GAP
Ada dampak besar pada perekonomian Indonesia yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19
harga saham, seperti halnya terjadi penurunan harga indeks pasar IHSG yang sangat drastis
pada Maret 2020. Kejadian-kejadian tak diinginkan seperti penurunan kinerja pasar yang
akan memberikan kerugian bagi investor ini perlu diadakan penelitian untuk mengantisipasi
hal tersebut, termasuk mengantisipasi volatilitas harga saham (Salim & Rizal, 2021). Harga
pasar yang menurun memberikan informasi bahwa mayoritas saham di Bursa Efek Indonesia
(BEI) mengalami penurunan (Salim, 2019). Penelitian pertama mengenai portofolio optimal
dilakukan oleh (Harry Markowitz, 1952) sebagai pencetus portofolio optimal model
Markowitz. Kemudian dikembangkan oleh (William Sharpe, 1963) sebuah model yang
disebut dengan Model Indeks Tunggal (Single Index Model) guna menyederhanakan
kinerja tiap-tiap aset dengan indeks pasar ini lah yang disebut dengan Single Index Model
(Tandelilin, 2021:139). Single Index Model didasarkan pengamatan fluktuasi harga sekuritas
sejalan dengan indeks pasar (Hartono, 2017:427).Portofolio optimal yang terbentuk dengan
Single Index Model memiliki kinerja yang lebih baik jika dibandingkan dengan portofolio
optimal yang terbentuk dengan model Markowitz (Devianto et al., 2018; Putra & Dana,
2020).
D. TUJUAN
dan mengetahui tingkat return dan risiko portofolio yang terbentuk saat masa resesi akibat
E. KAJIAN TEORI
Investasi
Dana atau sumber daya lain yang dikomitmenkan saat ini dengan tujuan mendapat
keuntungan di masa depan disebut dengan investasi (Tandelilin, 2021:2). Hal ini sejalan
dengan definisi investasi yang dinyatakan oleh Hidayat (2019:7) yaitu, “Investasi memiliki
arti melakukan komitmen dengan menaruh dana dalam bentuk arus kas dan atau nilai akhir
dan memperoleh pengembalian ekonomi selama jangka waktu tertentu sebagai tujuannya”.
Saham
Saham adalah tanda kepemilikan atas investasi sejumlah dana milik investor individual,
investor institusional, atau trader yang diinvestasikan pada suatu perusahaan (Aziz et al.,
2017:76). (Tandelilin, 2021:31) juga menyebutkan bahwa, “Saham adalah sertifikat yang
Return
Return dapat dikatakan sebagai tingkat pengembalian yang diterima investor berdasarkan
penghitungan data historisnya (Hartono, 2017:283). Dua komponen utama sumber return
Risiko
Risiko diwakili oleh ukuran penyimpangan atau tingkat penyebaran data actual return dari
expected return yang diukur secara statistik (Tandelilin, 2021:120). Kemudian, Hartono
dengan ekspektasian”.
Portofolio
expected return yang maksimum dan tingkat risiko tertentu atau portofolio dengan risiko
F. METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Sampel penelitian ini yaitu 18 perusahaan yang terdaftar dalam indeks IDXHIDIV20 di
Bursa Efek Indonesia periode Maret 2020-Juli 2021.Dalam penelitian ini digunakan data
sekunder berupa saham-saham yang terdaftar pada indeks IDXHIDIV20 yang didapatkan
melalui dokumen EvaluasiMayor indeks saham IDXHIDIV20 pada BEI periode Februari
2020-Januari 2021 dan Februari 2021-Januari 2022 (www.idx.co.id), daily closing price
saham yang diakses melalui investing.com, dan data 7-Day (Reverse) Repo Rate yang
diperoleh dari Bank Indonesia (www.bi.go.id).
excess return to beta. Portofolio optimal terdiri dari aset-aset dengan rasio ERB tinggi. Untuk
itu, perlu ditentukan sebuah titik batas (cut-off point) yang menjadi batas nilai ERB mana
yang termasuk dalam kategori tinggiBesar nilai cut-off point ditentukan dengan langkah-
✓ Menghitung nilai Ci
✓ Menentukan besarnya nilai cut-off point (C∗) yaitu nilai Ci terakhir di mana nilai
dengan nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB pada cut-off point (C∗)
G. HASIL
Berdasarkan analisis penghitungan dengan Single Index Model Penelitian ini mengambil
kesimpulan : terbentuk portofolio optimal berisi 10 saham yaitu : TOWR, ITMG, ADRO,
UNTR, KLBF, CPIN, PTBA, BBRI, BBCA, dan TLKM. Proporsi dana yang dapat
TOWR = 31,1544%
ITMG = 21,3223%
ADRO = 10,1776%
UNTR = 9,2513%
KLBF = 6,0673%
CPIN = 9,7605%
PTBA = 5,9854%
BBRI = 3,0682%
BBCA = 2,6998%
TLKM = 0,5131%
Portofolio optimal yang terbentuk memberikan return harian sebesar 3,2636% dengan risiko