Anda di halaman 1dari 58

Model Indeks Tunggal

(Single Index Model – SIM )


Dan Portofolio
1. Nurul Hidayati 23105400704
2. Dyna Febri Purwanti 23105400705

3. Joas 23105400706
Konsep diversifikasi seringkali diilustrasikan
dengan perkataan “jangan menaruh telur pada
satu keranjang”(don’t put your eggs in one
basket).
Pembicaraan dimulai dengan membicarakan
karakteristik diversifikasi, bagaimana diversifikasi
bisa mengurangi risiko.
Pembicaraan dilanjutkan dengan membicarakan
aspek lain, yaitu sinergi, yang perlu diperhatikan
jika perusahaan melakukan diversifikasi produk.
Apa itu Diversifikasi?
Ide sederhananya adalah membatasi risiko
saat kondisi jatuh atau risiko kehilangan
sejumlah uang, dengan cara memiliki
portofolio investasi di kelas aset berbeda
seperti reksadana, obligasi, saham,
properti, dll. Bahasa sederhananya,
investasikan uang Anda bukan hanya di
satu aset saja.
Bagaimana Cara Kerja Diversifikasi?
Fungsi dari diversifikasi itu sendiri adalah melindung aset
investasi Anda terhadap kondisi buruk, sambil tetap
mendapatkan keuntungan. Hal ini terjadi karena ketika salah
satu aset naik, yang lainnya turun dan juga ada yang tetap.
Perlu diingat dengan menggunakan strategi ini Anda tidak akan
mendapatkan keuntungan maksimal. Akan tetapi yang
terpenting, Anda juga tidak akan mengalami kerugian besar,
yang bisa terjadi pada siapa pun, termasuk investor
profesional.
Strategi ini dapat membantu perjalanan investasi Anda yang
bergelombang menjadi jauh lebih mudah dan lancar untuk
mencapai tujuan investasi yang diinginkan. Secara umum
apabila harga saham naik maka obligasi akan turun nilainya.
Kedua kelas aset tersebut memiliki pergerakan berlawanan
arah sehingga dapat membantu menstabilkan portofolio
investasi saat Anda memiliki keduanya.
Bagaimana Caranya Mengukur Risiko?
Anda bisa menginvestasikan di peternakan saham dan
kehilangan semuanya. Atau, Anda dapat berinvestasi sebagian
dana dalam saham yang memiliki kinerja kurang baik, tetapi
keseluruhan portofolio tidak mengalami gangguan. Ini karena
Anda terdiversifikasi dengan benar di kelas aset lainnya.
Memang, risiko tinggi berpotensi mendapatkan imbal hasil
tinggi, tetapi jangan lupakan juga akan adanya kerugian yang
besar pula. Risiko moderat mengkombinasikan investasi risiko
yang lebih tinggi dengan investasi berisiko rendah untuk lebih
menyeimbangkan kinerja investasi dalam jangka panjang.
Bagaimana Caranya Mengukur Risiko?
Salah satu cara untuk menangani berbagai tingkat risiko
adalah dengan mengukurnya. Dalam dunia investasi, risiko
investasi diukur dari seberapa jauh ia menyimpang dari
hasil yang diharapkan. Anda tidak perlu mengukur standar
deviasi. Sebaliknya, pikirkan portofolio Anda dalam kategori
berbasis luas seperti risiko rendah, sedang, dan tinggi.
Contoh : Jika semua investasi Anda hanya dalam beberapa
saham tunggal, Anda memiliki tingkat risiko yang tinggi.
Jika investasi Anda 60% dalam bentuk saham dan 40%
dalam obligasi dan secara global terdiversifikasi di seluruh
kelas aset, Anda memiliki lebih banyak tingkat risiko
sedang. Jika sebagian besar aset Anda dalam obligasi dan
kas jangka pendek, berkualitas tinggi, Anda memiliki tingkat
risiko yang rendah.
Cara diversifikasi portofolio
Atur banyaknya saham dalam portofolio kamu.
Dalam melakukan diversifikasi portofolio, kamu harus memiliki lebih dari 1 saham
dalam portofolio kamu, kamu bisa mulai dari 3 sampai 5 saham. Perlu diingat jika
semakin banyak saham yang kamu pegang maka kemungkinan hasil yang kamu
dapatkan akan kurang optimal dan kamu membutuhkan effort yang lebih tinggi untuk
tetap mengawasi investasi kamu.

Ambil saham dari sektor yang berbeda


Diversifikasi saham pada sektor yang sama tidak bagus untuk portofolio saham kamu,
karena secara umum saham yang masih berada dalam satu sektor yang sama akan
cenderung memiliki pergerakan harga yang searah. sehingga jika membeli saham yang
masih dalam satu sektor yang sama, ketika sektor bisnisnya dalam kondisi yang kurang
bagus, maka kamu justru mengalami kerugian lebih besar. tips yang sesuai adalah
dengan mengambil saham dari sektor yang berbeda, sehingga akan meminimalisir
kerugian jika salah satu sektor dalam kondisi turun.
Cara diversifikasi yang baik
Alokasikan lebih banyak untuk perusahaan yang lebih bagus
serta lebih murah
Kamu harus mempelajari bisnis perusahaan dan kondisi keuangan
perusahaan, memahami kondisi keuangan perusahaan serta
mengetahui apakah suatu saham sedang djual dengan harga murah
atau sudah terlalu mahal akan membantu kamu untuk menentukan
alokasi dana yang sesuai dengan kondisi fundamental perusahaan.
Jika perusahaan memang dalam kondisi bagus namun harga
sahamnya sangat murah, maka kamu bisa menaruh dana yang lebih
besar di saham itu, dengan begitu kemungkinan memperoleh
potensi keuntungan lebih besar di sisi lain juga menurunkan risiko.
Bentuk Diversifikasi Perusahaan
Bentuk Diversifikasi Vertikal adalah diversifikasi dari atas ke bawah.
Anda bisa melihat dari gambar diatas bahwa setiap perusahaan
secara bebas memasarkan produknya (tidak harus ke bawahnya).
Misalkan perusahaan peternakan tidak harus hanya menjual hasil
ternaknya ke perusahaan kulit milik anda, bisa juga ke perusahaan
olahan kulit yang lainnya bahkan pesaing. Kemudian usaha toko
juga tidak terpaku hanya menjual produk sepatu perusahaan anda,
bisa saja menjual produk sepatu pesaing.
Bentuk Diversifikasi Horizontal
Berbeda dengan vertikal, horizontal adalah membagi usaha anda
baik konsentris dan konglomerasi (masing-masing dijelaskan
dibawah) ke samping. Artinya bahwa setiap unit produksi / usaha
memiliki tingkatan dan derajat yang sama, yang membedakannya
adalah target pasar dan kebutuhan calon pembeli. Pada gambar di
samping menunjukan perusahaan anda memproduksi 3 jenis barang
yang berbeda, tentu saja dengan kebutuhan calon pembeli yang
berbeda.
Strategi Diversifikasi Perusahaan
Strategi diversifikasi adalah bagaimana perusahaan melakukan
membagi produknya, apakah dengan produk / usaha yang
berhubungan atau sama sekali berbeda.

1. Strategi diversifikasi konsentris


EFEK DIVERSIFIKASI
PORTOFOLIO
Menggunakan analisis statistik
Melihat diversifikasi dalam konteks
portofolio dengan aset yang
independen
Melihat diversifikasi dalam konteks
portofolio dengan aset yang dependen
(berkorelasi satu sama lain)
ASET INDEPENDEN
SATU SAMA LAIN
Misalkan kita mempunyai portofolio dengan N aset
yang independent satu sama lain. Risiko aset
diukur dengan standar deviasi, sehingga tingkat
keuntungan aset yang diharapkan dan risiko
aset tersebut adalah:
Tingkat keuntungan yang diharapkan = E(Ri)
= E(R1), …, E(RN)
Risiko aset = i = 1, …, N
Tingkat keuntungan yang diharapkan untuk portofolio
tersebut dan risikonya adalah:
E(RP) = (1/N) R1 + ….. + (1/N) RN
= (R1 + ….. + RN ) / N
P2 = (1/N)2 12 + .. + (1/N)2 N2 + 2 (1/N)
(1/N) 12 + .. + 2 (1/N) (1/N) ij dimana i≠j

E(RP) = tingkat keuntungan yang diharapkan untuk


portofolio
R1..N = tingkat keuntungan aset 1 sampai N
P2 = varians portofolio atau standar deviasi dikuadratkan
ij = kovarians antara saham i dengan j
N = jumlah aset
Karena aset tersebut independent satu sama lain,
maka kovarians antar aset sama dengan nol.
Dengan demikian formula di atas bisa
disederhanakan lagi menjadi:
P2 = (1/N)2 12 + .. + (1/N)2 N2
P2 = (1/N)2 ( 12 + .. + N2 )
Misalkan aset tersebut sama satu sama lainnya
(identically distributed), maka risiko tersebut
sama, dan bisa dituliskan sebagai berikut ini.
12 = 22 = N2 = 2
Sehingga risiko portofolio bisa dituliskan sebagai
berikut ini.
P2 = (1/N)2 ( N12 )
P2 = (2 / N)
Apa artinya?
Risiko portofolio (diukur melalui variansnya)
adalah varians aset individual dibagi dengan
jumlah aset (N) dalam portofolio.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa jika N
menjadi semakin besar, maka risiko portofolio
akan semakin turun. Jika N mendekati tidak
terhingga (N → ∞), maka risiko portofolio akan
menjadi nol.
Dengan kata lain, kita mempunyai portofolio
dengan tingkat keuntungan yang pasti (tidak ada
kemungkinan penyimpangan).
Misal kita mempunyai portofolio dimana setiap aset
mempunyai standar deviasi=178,5.
Berapa risiko portofolio jika terdiri dari 1 aset, 10, sampai
tidak terhingga?
Tabel 2. Efek Diversifikasi (Aset Independen)
Risiko Risiko
Jumlah Aset (standar deviasi) (Varians)
1 178,5357 31.875
10 17,85357 3.187,5
100 1,785357 318.75
1000 0,178536 31,875
10000 0,017854 3,1875
100000 0,001785 0,31875
Tidak terhingga 0 0
Bagan 1. Efek Diversifikasi (Aset Independen)

Risiko

N (jumlah aset)
ASET BERKORELASI
(DEPENDEN) SATU SAMA LAIN
Kita mempunyai portofolio yang terdiri dari N
aset, tetapi aset tersebut berkaitan (berkorelasi,
atau tidak independent) satu sama lain.
Tingkat keuntungan portofolio yang diharapkan
E(RP) = (1/N) R1 + ….. + (1/N) RN
= (R1 + ….. + RN ) / N
Risiko portofolio:
P2 = (1/N)2 12 + .. + (1/N)2 N2 + 2
(1/N) (1/N) 12 + .. + 2 (1/N) (1/N) ij
dimana i≠j
Perhatikan bahwa karena aset-aset
tersebut tidak independent satu sama lain,
maka ada kovarians atau korelasi antar
aset.
Karena itu, term kedua (yang memuat
kovarians antar aset) tidak bisa
dihilangkan.
Risiko portofolio dalam situasi adalah
penjumlahan dari varians setiap aset
dengan kovarians antar aset.
Bagan 2. Komponen Risiko Portofolio
(Aset Tidak Independen)
1 2 12 13 13 14

2 2 23 24 25

3 2 34 35

4 2 45

5 2
Misalkan kita mempunyai portofolio yang terdiri dari lima
aset. Total risiko aset tersebut bisa dituliskan sebagai
berikut ini (dimana N=5).
P2 = [ (1/N)2 12 + (1/N)2 22 + (1/N)2 32 +
(1/N)2 42 + (1/N)2 52 ] +
[2 (1/N) (1/N) 12 + 2 (1/N) (1/N) 13 + 2 (1/N) (1/N)
14 +2 (1/N) (1/N) 15 +2 (1/N) (1/N) 23 + 2 (1/N)
(1/N) 24 +2 (1/N) (1/N) 25 +2 (1/N) (1/N) 34 +2
(1/N) (1/N) 35 + 2 (1/N) (1/N) 45 ]
Perhatikan jumlah komponen dalam risiko portofolio
tersebut adalah 5 varians dan 20 kovarians. Misalkan
varians dan kovarians tersebut adalah sama besarnya,
maka formula di atas bisa disederhanakan menjadi
berikut ini.
P2 = [ (1/5)2 (52) ] + [ 2 (1/5)2 (10 ij ) ]
Formula di atas bisa digeneralisir untuk
portofolio dengan N aset. Risiko portofolio
dengan N aset bisa dituliskan sebagai
berikut ini.
P2 = [ (1/N)2 (N i2) ] +
[ 2 (1/N)2 (N(N – 1)/2) ij ) ]
Formula di atas bisa disederhanakan lebih
lanjut menjadi berikut ini.
P2 = [ (1/N) i2 ] + [ (N – 1)/N) ij ) ]
Jika N → ∞ (semakin besar), maka
komponen pertama akan mendekati nol,
karena nilai 1/N akan mendekati nol.
Tetapi nilai [(N – 1)/N] akan mendekati 1
jika N semakin besar (N → ∞ ).
Dengan kata lain, jika N semakin besar,
untuk portofolio dengan aset yang
berkorelasi satu sama lain, risiko portofolio
tersebut tidak menjadi nol, tetapi akan
mendekati konstanta tertentu, yaitu rata-
rata kovarians antar saham.
Misalkan portofolio yang terdiri dari aset yang sama
risikonya, korelasi antar aset juga sama, seperti berikut ini:
i = 50, ij = 0,1. Berapa risiko portofolio?

Tabel 3. Efek Diversifikasi (Aset Tidak Independen)


Term Pertama Term Kedua
Jumlah Aset [ (1/N) i2 ] [ (N – 1)/N) ij ) ] Varians Total
1 2.500 0 2500
10 250 225 475
100 25 247,5 272,5
1.000 2,5 249,75 252,25
10.000 0,25 249,975 250,225
100.000 0,025 249,9975 250,0225
Tidak terhingga 0 250 250
Bagan 3. Efek Diversifikasi (Aset Tidak Independen)

Risiko

N (jumlah aset)
Risiko Total, Risiko Sistematis, dan
Risiko Tidak Sistematis
Teori portofolio yang dikembangkan oleh
Markowitz (1952, 1959), Sharpe (1963,
1964), Lintner (1965), dan lainnya,
memberikan pandangan baru mengenai
karakteristik risiko dan portofolio.
Markowitz mengembangkan model dua
parameter, yaitu rata-rata keuntungan
(mean) dan deviasi standar dari mean
keuntungan tersebut.
Sharpe (1963) mengembangkan model
indeks tunggal. Dengan menggunakan
model tersebut, Sharpe bisa
mendekomposisi risiko total (yaitu deviasi
standar) ke dalam risiko unik perusahaan
(risiko yang bisa dihilangkan melalui
diversifikasi, atau disebut juga sebagai
risiko tidak sistematis), dan risiko pasar
(risiko yang tidak bisa dihilangkan melalui
diversifikasi, atau disebut juga risiko
sistematis)
Bagan 4. Risiko Total, Sistematis, dan Tidak Sistematis

Risiko portofolio

Risiko Yang Bisa dihilangkan


Risiko Melalui diversifikasi
Total (Risiko Tidak Sistematis, σe2 )
( σ2 )

Risiko yang tidak bisa dihilangkan melalui


Diversifikasi (risiko sistematis, beta,  )
Jumlah Sekuritas
Ilustrasi Risiko Yang Bisa dan Yang
Tidak Bisa Didiversifikasikan
Misal kita memegang saham perusahaan Astra.
Kemudian terjadi kebakaran pabrik perusahaan
tersebut, yang mengakibatkan penurunan
keuntungan perusahaan tersebut. Risiko
sistematis atau tidak sistematis?
Misal kita memegang saham Astra dan Indomobil,
kemudian terjadi resesi di Indonesia. Kedua
perusahaan tersebut mengalami kerugian,
sehingga portofolio kita merugi. Risiko sistematis
atau tidak sistematis?
Dekomposisi Risiko Total
σi2 = i2 σM2 + σe2
dimana
σi2 = Varians atau deviasi standar
dikuadratkan dari return aset i
i = Risiko sistematis aset i
σM2 = Varians atau deviasi standar
dikuadratkan dari return pasar (market)
σe2 = Varians error atau risiko tidak
sistematis dari aset i
Tabel 4. Efek Diversifikasi
Jumlah Sekuritas Varians Portofolio
1 46,619
2 26,839
4 16,948
6 13,651
8 12,003
. .
900 7,102
1000 7,097
Tidak terbatas 7,058
PERTIMBANGAN LAIN
Konsep diversifikasi murni sesuai dengan
portofolio instrumen keuangan, asuransi, dan
sejenisnya
Dalam konteks bisnis, logika diversifikasi
semacam itu tidak bisa sepenuhnya dilakukan,
karena ada banyak pertimbangan lain yang
harus diperhitungkan.
Pertimbangan lain diperlukan dalam hal ini.
Pertimbangan penting dalam situasi tersebut
adalah potensi sinergi dari perluasan lini produk.
Skala Ekonomi
Skala ekonomi berangkat dari filosofi “lebih
besar, lebih baik”.
Sebagai contoh, jika kita memesan barang
dalam jumlah besar, kita akan memperoleh
potongan kuantitas, atau harga yang lebih
rendah. Jika kita ingin menyewa tenaga
profesional, maka volume penjualan
perusahaan harus cukup besar untuk bisa
memanfaatkan tenaga profesional tersebut. Jika
ukuran perusahaan terlalu kecil, penggunaan
tenaga profesional tidak cukup efisien karena
tidak bisa dimanfaatkan dengan penuh.
Bagan 5. Kurva Biaya Rata-Rata (Average Cost)

Biaya rata-rata

Increasing return to scale

Decreasing return to scale

Constant return to scale

Output
Tabel 5. Return to Scale untuk Beberapa Sektor
Usaha

Return to Sektor usaha Return to


Sektor Usaha scale scale
Furnitur 1,11 Stone, clay 1,03
Kimia 1,09 Logam 1,03
Printing 1,08 Mesin elektrik 1,03
Makanan, 1,07 Peralatan transport 1,02
minuman Mesin non elektrik 1,02
Plastik, karet 1,06 Tekstil 1,00
Instrumen 1,04 Kertas dan pulp 0,98
Kayu 1,04 Logam utama 0,96
Pakaian 1,04 Minyak 0,95
Kulit 1,04 (petroleum)

Sumber: Moroney, J, Cobb-Douglas Production Functions and Return to Scale in US Manufacturing Industry, Western
Economic Journal, December 1967.
Skope Ekonomi
(economies of scope)
Skope ekonomi mengacu pada sinergi
yang bisa diperoleh jika perusahaan
memproduksi dua produk atau lebih
dengan menggunakan input yang sama.
Secara umum, skope ekonomi akan
diperoleh jika biaya gabungan lebih
kecil dibandingkan dengan penjumlahan
biaya individual, seperti berikut ini.
AC(1 + 2) < AC(1) + AC(2)
Banyak contoh bagaimana skope ekonomi bisa diperoleh.
Sebagai contoh, banyak perusahaan elektronik
menggunakan merek tunggal untuk banyak produk
mereka. Sony, Panasonic, memproduksi banyak produk
elektronik, mulai dari televisi, radio, telepon, CD player.
Dengan satu merek, mereka hanya perlu mengiklankan
sekali dengan menonjolkan merek mereka; tidak perlu
mengiklankan setiap produknuya. Konsumen diharapkan
sudah langsung mengenali merek tersebut, sehingga
ketika mereka melihat produk tertentu di toko, mereka
sudah langsung mengenali produk tersebut.
Bandingkan jika mereka mempunyai merek yang berbeda
untuk setiap produknya (TV mempunyai merek sendiri,
telepon mempunyai merek sendiri, dst). Mereka terpaksa
akan mengiklankan produk-produk mereka secara terpisah,
yang akan meningkatkan biaya iklan secara signifikan.
Jika produk yang digabungkan terlalu banyak,
ada kemungkinan terjadinya dis-economies of
scope. Dalam situasi tersebut gabungan dari
beberapa produk akan meningkatkan biaya
produksi, lebih tinggi dibandingkan jika
memproduksi produk tersebut secara terpisah,
seperti terlihat berikut ini.

AC(1 + 2 + 3) > AC(1) + AC(2) + AC(3)

Dalam situasi tersebut, produk yang dikerjakan


bersama sudah saatnya dikurangi.
Bagaimana skala ekonomi dan skope ekonomi di perbankan? Studi di
Amerika Serikat menunjukkan bahwa kurva biaya rata-rata perbanka di
AS menunjukkan kurva berbentuk U yang agak mendatar (flat). Bank
dengan ukuran medium sekitar $100 juta sampai $5 milyar mempunyai
biaya rata-rata paling rendah. Bank yang lebih besar nampaknya lebih
tidak efisien. Tetapi ketidak-efisienan tersebut biasanya tidak lebih dari
5% biaya, yang mengindikasikan skala ekonomi biaya tidak begitu
penting. Skope ekonomi di bank nampaknya tidak terlalu signifikan.
Faktor penting dari efisiensi biaya nampaknya X-inefficiency (X artinya
faktor yang tidak kelihatan, biasanya faktor manajemen). Secara rata-
rata biaya bank sekitar 20% di atas efficient frontier, yang
mengindikasikan bahwa bank mempunyai biaya 20% lebih tinggi
dibandingkan perusahaan lain yang paling baik. Ketidakefisienan tersebut
lebih banyak datangnya dari ketidakefisienan operasional, seperti kantor
cabang yang menggunakan tenaga kerja yang lebih banyak.
Ketidakefisienan keuangan (membayar tingkat bunga yang berlebih)
nampaknya tidak begitu penting.
PORTOFOLIO
PORTOFOLIO OPTIMAL
Portofolio optimal merupakan portofolio
yang dipilih seorang investor dari sekian
banyak pilihan yang ada pada kumpulan
portofolio efisien, sesuai dengan
preferensinya terhadap tingkat return
maupun risiko.

5-42
FUNGSI UTILITAS & KURVA INDIFERENS

Dalam ilmu ekonomi, fungsi utilitas sering


diartikan sebagai suatu fungsi matematis yang
menunjukkan nilai dari semua alternatif pilihan
yang ada.
Semakin tinggi nilai suatu alternatif pilihan,
semakin tinggi utilitas alternatif tersebut.
Dalam konteks manajemen portofolio, fungsi
utilitas menunjukkan preferensi seorang investor
terhadap berbagai pilihan investasi dengan
masing-masing risiko dan tingkat return yang
diharapkan.
5-43
FUNGSI UTILITAS & KURVA INDIFERENS
(lanjutan)
Fungsi utilitas bisa digambarkan dalam bentuk
grafik sebagai kurva indiferen, seperti berikut:
u3
Return
yang u2
diharap u1
kan, Rp
Peningkatan
u3 u1b
utilitas

u2
u1a
u1

Risiko, p
5-44
ASET BERISIKO

Aset berisiko adalah aset-aset yang tingkat


return aktualnya di masa depan masih
mengandung ketidakpastian.

Salah satu contohnya adalah saham.

5-45
ASET BEBAS RISIKO
Aset bebas risiko merupakan aset yang
tingkat returnnya di masa depan sudah bisa
dipastikan pada saat ini, dan ditunjukkan
oleh varians return yang sama dengan nol.

Salah satu contohnya adalah obligasi jangka


pendek yang diterbitkan pemerintah.

5-46
MODEL PORTOFOLIO MARKOWITZ

Membentuk portofolio dengan model


Markowitz lebih baik dibanding
membentuk portofolio dengan pendekatan
naif (acak).

Dengan menggunakan model Markowitz


investor bisa memanfaatkan semua
informasi yang tersedia sebagai dasar
pembentukan portofolio yang optimal.

5-47
MODEL PORTOFOLIO MARKOWITZ

Teori portofolio dengan model Markowitz


didasari oleh 3 asumsi, yaitu:
1. Periode investasi tunggal, misalnya 1
tahun.
2. Tidak ada biaya transaksi.
3. Preferensi investor hanya berdasar pada
return yang diharapkan dan risiko.

5-48
MEMILIH PORTOFOLIO OPTIMAL
Dalam pendekatan Markowitz, pemilihan
portofolio optimal didasarkan pada preferensi
investor terhadap return yang diharapkan dan
risiko masing-masing pilihan portofolio.
u2
u1 Garis
Return permukaan
yang D
E efisien B-C-D-E
diharapkan
(Rp) C G
Titik-titik portofolio
B optimal B, C, D, E
H

Risiko, p
5-49
MEMILIH KELAS ASET OPTIMAL
Keputusan dalam pemilihan kelas aset yang
optimal dalam manajemen portofolio akan
meliputi tiga keputusan, yaitu:
1. pembuatan keputusan alokasi aset,
2. penentuan porsi dana yang akan
diinvestasikan pada masing-masing kelas aset,
dan
3. pemilihan aset-aset dari setiap kelas aset yang
telah dipilih.
5-50
KELAS ASET UNTUK PORTOFOLIO
SAHAM BIASA OBLIGASI INSTRUMEN PASAR

Management: Theory and Application”, McGraw- Hill,


Sumber: Farrel, James L., 1997, “Portfolio
UANG
Ekuitas Domestik Obligasi Pemerintah Treasury Bills

Kapitalisasi Besar Obligasi Perusahaan Commercial Paper

Kapitalisasi kecil Rating AAA Guaranteed Investment


Contracts
EKUITAS Rating Baa
INTERNASIONAL
Pasar modal negara Obligasi Berisiko Tinggi REAL ESTATE
maju (Junk Bond)

Singapore, hal. 9.
Pasar modal Obligasi Dengan Jaminan MODAL VENTURA
berkembang
Obligasi Internasional

5-51
INVESTOR BISA MENGINVESTASIKAN
DAN MEMINJAM DANA BEBAS RISIKO
Pemilihan portofolio optimal dengan model
Markowitz di atas, ternyata mengandung asumsi
bahwa pilihan investor hanya akan melibatkan
aset berisiko.
Apa yang akan terjadi pada garis permukaan
efisien jika investor mengkombinasikan pilihan
portofolio pada permukaan efisien dan investasi
pada aset bebas risiko?
Perubahannya bisa dilihat dalam gambar
berikut:
5-52
PERUBAHAN PADA GARIS PERMUKAAN
EFISIEN MODEL MARKOWITZ
JIKA DIMASUKKAN ASET BEBAS RISIKO
Return yang
diharapkan,
Rp B
N

M
L

X A
RF

Risiko, p

5-53
INVESTOR BISA MENGINVESTASIKAN
DANANYA PADA ASET BEBAS RISIKO
Dengan dimasukkannya RF dalam model
Markowitz, dan jika portofolio optimal investor
misalnya adalah pada titik L, maka permukaan
efisien akan berubah membentuk garis lurus RF–
L.
Dengan demikian, maka rumus untuk
menghitung return yang diharapkan dan risiko
portofolio tersebut akan berubah menjadi:
E(Rp) = WRF RF + (1-WRF) E(RL) (5.1)
p = (1 – wRF) L (5.2)
5-54
PERUBAHAN PADA PERMUKAAN EFISIEN
MODEL MARKOWITZ JIKA INVESTOR BISA MEMINJAM
DANA BEBAS RISIKO
u2
K
Return yang
diharapkan,
Rp B
u1 N

RF

Risiko, p

5-55
INVESTOR BISA MEMINJAM DANA
BEBAS RISIKO
Dengan mencari tambahan dana yang berasal dari pinjaman bebas
risiko, investor bisa menambah dana yang dimilikinya untuk
diinvestasikan.
Jika dana pinjaman tersebut digabungkan dengan dana yang dimiliki
saat ini dan digunakan untuk investasi, investor akan mempunyai
kemungkinan untuk mendapatkan return diharapkan dari investasi
yang lebih tinggi.
Jika kita asumsikan investor bisa meminjam dana sebesar jumlah
dana yang dimilikinya (100% dari dana yang dimiliki), dan semua
dana tersebut (200%) akan diinvestasikan pada aset berisiko maka
posisi portofolio akan berada pada titik K.
5-56
INVESTOR BISA MEMINJAM DANA BEBAS
RISIKO (lanjutan)
Dengan demikian, maka rumus untuk
menghitung return yang diharapkan dan risiko
portofolio tersebut akan berubah menjadi:

E(Rp) = WRF + (1 – WRF) E(RK)


= -1 (RF) + 2 E(RK) (5.3)

p = (1 – wRF) K
= 2 K (5.4)

5-57
Memilih Portofolio Berdasarkan
Preferensi Investor
Dalam memilih portofolio, investor akan mendasarkan pemilihannya pada
preferensi terhadap return yang diharapkan dan risiko yang bersedia
ditanggung investor
Semakin konservatif seorang investor, semakin enggan dia menanggung
risiko pilihan portofolionya akan semakin mendekati aset bebas risiko
atau titik RF
Semakin agresif seorang investor, berarti semakin berani dia menanggung
risiko, sehingga pilihan portofolionya akan semakin mendekati portofolio
pada aset berisiko
Pilihan investor nantinya akan berada pada titik persinggungan antara kurva
utilitas investor (U1 atau U2) dengan garis permukaan efisien (garis RF-K).

5-58

Anda mungkin juga menyukai