Anda di halaman 1dari 8

Capital Allocation for risky asset

Investasi itu selalu aka ada resiko , dan umumny investor itu pasti tidak mau berinvestasi ke produk
yg beresiko jika tidak reward (return)

- Umumny dengan Model utilty kita akan mempelajari seseorang bisa mengoptimalkan alokasi
produk dalam portofolisonya ke asset yg memiliki resiko sama yg risk free asset.

Nah yang Namanya manusiia itu dalam menilai return di bagi 2

Gambling
Kiita memilih sesuatu yg tidak pasti hanya karna
Kesenangan semata. Mau rugi atau untung yaudah
Keduanya kita happy aja

Spekulasi memilih asset berdsarkan pertimbangan yaitu dengan resiko yg bisa diukur . Ada
org yg berani ambil resiko, ada yg engga. Hal tersebut tercipta transaki antar bagian misalnya otg yg
suka investasi dengan resiko tinggi dia akan bertransaksi dengan pengusaha yg bisa kasih hight
return walaupun high risk.

RISK Aversion (Tingkat dimana org menolak resiko)

- Yg Namanya investor dia pasti akan mempertimbangkan 2 hal


1. Aset apa aja yg bisa memberika risk free (asset dengan resiko hamper nol)
2. Aset apa aja ni yg bisa memiliki return tinggi walaupun risk yg tinggi

Investor juga merasa portofolio yg menarik ada produk yg bisa kasih return tinggi tapi risk
juga rendah .

Untuk menilai berapa besar krpuasan investor dalam meletakkan dana ny di bebrapa
portofolio kita menggunakan teori Utility

- Semakin kecil standar deviasi (SD) maka produk investasi tersebut memiliki resiko yg lebih
rendah

Nah cara untuk menghitung utility adalah


U = E (r) – ½ A @2
U = utility (tingkat kepusan/kebahagiaan seseorang)
E® = expected return (tingkat bunga yg diharapkan)
½ = scalling factor
A = index penolakan resiko seseorang (semakin besar nilai A , berarti org tersebut makin
takut dengan resiko)
@2= varians of return (standar devviasi)

Risk aversion 2 dengan protofio L

U = 0,07 – ½ x 2 x 0.05
Utilty = 0.0675

Risk version 2 dengan portofolio M


U= 0,09- ½ x 2 x 0,1
U = 0,08

Risk Aversion 2 untuk portofolio H


U = 0,13 – ½ x 2 x 0,2
U= 0,09

Jika dilihat dari masing masing utility seseorang yg memilik indeks resiko A sebesar 2
memiliki utilty yg paling maksimal / paling besar ada portofilo High yaitu dengan utility
sebesar 0,09

Tapi akan berbeda dengan org yg piunya index risk aversion sebesar 3,5 ternyata yg paling
besar memberikan tingkat kepuasan adalah portofilo M dengan nilai utility sebsar 0,0725

Sedangan untuk org dengan risk aversion sebesar 5 ternyata portofolio yg membuat mereka
paling puas adalah protofolio M dengan utility sebsa 0,0650

Investor dalam menghadapi tigkat resiko dibagi menjadi 3

Risk averse = ini ada yg cukup takut dengan resiko sehinga A>0
Risk neutral , A= 0
Risk lover sangat menyukai produk dengan resiko tinggi A<0

Trade off between risk and return (keadaan dimana kita harus memilih mendingan return
atau perhatiin resiko

Pada gambar diatas sumbu Y adalah expected return (tingkat pengembalian yg diharapkan) sumbu X
adalah standar deviasi dari resiko
Semakin produk berada bagian paling kanan berarti produk itu berarti memiliki standar deviasi yg
lebih besar sehingga semakin beresiko. Jika produk berada di bagian yang semakin ke atas berarti
produk tersebut memiliki expected return yg semakin tinggi,

Misal ada produk ada di bagian no I artinya produk tersebut memiliki expected return diatas
expected return yg umum ada dan memiliki standar deviasi di bawah standar deviasi yg berlaku atau
simpelnya (return tinggo tapi resiko rendah)

Produk II artinya produknya memiliki expected retur yg lebih dari tinggi dari yg Erp dengan standar
deviasi yg lebih tinggi dari standar deviasi yg P sehingga (return tinggi tapi resiko juga tinggi

Produk III artinya produk memilik expected return dibawah expected return P dengan standar
deviasi yg lebih besar dari standar deviasi p (return rendah , resiko juga tinggi )

Dengan kuadran tersebut umumnya investor banyak membeli produk produk di kuadran 1.

Ada juga dalam menilai portofolio kita bisa menggunakan pendekatan Mean- variance-criterion

- Pemilihan portofolio didasari oleh rata-taya dan varians dan return yg udah ada .
- Pilihlah expected return tertinggi dari level variance atau pilih level variance tersendah dari
expected retun yg ada.

Seoanjang portofolio tersebut berada pada sepanjang


kurva IC yg sama maka tingkat kepuasan investor smaa
BASIC ASSET ALOCATION EXAMPLE

DALAM Pasar modal ada yg Namanya pasar uang dan psar yg seperti obligsi tab, saham

Total market value = 300.000

Alokasi terhadao risk free money di market fund = 90.000

Equitis 113.400

Bonds = 96.600

Totl risk asset 2010

Dari sosal diatas kita tau si Bapak rudof mneinvest uangnya di pasar uang, quity sama bond=

a. Misal mau tau sseberapa besar resiko dari modal di banding total resiko dari keseluruhan
asetnya

We= besar resiko modal = Equities/ Total risk asset = 113.400 / 210 .000 = 0,54 atau 5%

B Mau tau jumlah sebrapa resiko punya bods

Bonds/ total risk asset = 96000/210.000 = 0,46 , berarti meletakkan uang di asset memili return yg ti
ggi sebsar 4%

Dari kedua perhitungan tersebut ternyata lebih besar resiko dari memilki modal daripada bonds
pada portofolio nasbah

KEdua cara tersebut pada dasarnya mencari nilai resiko berdasarkan harta yg sudah di mkiliki

Nah untuk membandingkan alokasi asset yg dimilki disbanding dengan yg dimiliki pasar scara luas

Y = weiht of the risky [rotofolio

(1-y) weight of risk free asset

Y== Total risk asset/ total market value

210.000/ 300.000 = 0,7 (7%)

1-y (nilai dr asset yg ga bersiko

1-y = Riak free money Total market value

= 90.000/ 300.000 = 0,3


Nilai ewuity terhadap reskiko pasar = 113.000 / 300.ooo

0,378 = 3%

B Nilai bond terhadap market value

96.600/300.000 = 0,332 atay 3%

Sehingga dari pak Ali kitab isa melihat dalam mengelola portofolio dana nya terdapat 7% asset nya
cuku p memliki resiko, dan 3% aseet yg risk free

Dimana capital memiliki resiko sebesar 3,7 % dan bonds memeliki resiko sebsar 3,2%

E (rc) = y E (rp) + (1-y) rf

E (rc) = Y E(rp)+rF – Y rf

E rc = Rf + Y(Erp -Rf)

= 7% + Y (15%-7%)

= 7% + Y (8%)

Risk complete folio

Kita cari dengn rupus slope

Expected return premium – risk free / standar deviasu

15-7 / 22

= 0,36

Setelah kita tau risk dari aseet tersebut maka

Expected return yg diharapkan seseorang dari ivestasi itu adalaj

E rc = Risk fee ( resiko yg ditolerir) + 0,36 dari standar deviasi

Erc = 7% + 0,36

ERc = 0,43

Risk averse : Orang yg takut akan resiko, sehingga semakin tinggi nilai risk averse nyam aka orang
tersebut semakin takut beribenstasi pada instrument yg beresiko .
Untuk dapat ,menentukan seseorang mau atau tidak berinvesatdi pada suatu produk kita dapat
mengukur nya dengan cari mencari utilty nya. Tingkat kepuasan seseorang dalam memilih investasi
dapat kita lihat melalui indifference curve . Yg mana tinggi / kea rah kanan indivvernce curve maka
menunjukka semakin puas seseorang

Mencaari Utility dengan rumus = U = E (r) – ½ A x ( standar deviasi )

Cara melihat atau memgammbar nilai investai tersebut sudah optimal dengan cara utility ny harus
bersinggungan dengan risk free

BONDS

Surat utang

- Taxable bonds memberikan higher return disbanding dengan municipal bonds. Karena
taxable bond it umumnya dikeluarkan oleh perushaan swasta yg memiliki resiko lebih besar
disbanding dengan municipal bods yg dikeluarkan oleh pemerintah

Tingkat suku bunga atau rate dibagi menjdi 2

Nominal interest rate : tingkat suku bunga yg mengandung inflasi , (umumnya tingkat suku bung ini
yg di sajikan dalam prosuk investasi)

Real interest rate (tingkat suku bunga yg sudah disesuaikan dengan inflasi ) sehingga mencerminkan
pertumbuhan purchasing power (daya beli)

R real (real interest rate ) = R nom – inflation / (1+inflation)

Menurut Fisher hypothesis

Rnom = r real + Expectation inflation

Rate nominal harus mencakup real interest rate dan inflasi

Semakin tinggi pajak maka rate nominal akan makin remdah

Tingkat suku bunga terutama di kredit memiliki perhitungan ratea yg beda2 beda ada bunga flat dan
bunga bergulung (suku bunga efektif)

1. EAR = effective annual rate = bung


a yg sebanarnya dihasilkan dlam satun karena efek dar bunga bergulung
EAR = (1+inflasi/n )n – 1’’
RISK dan Risk Premium

KEnapa sih inestasi ada resiko


1. Adanya fluktuasi makroekonomi
2. Adanya perubahan perubahan kinerja industry
3. Terjadi hal hal yg tidak di inginkan di perusahaan

Haolding periode return : tingkat suku bunga yg didasarkan pada harga akhir saham
= Harga awal + dividend / Harga awal

Expected retun = pejumlahan dari semua yg ikut yang merayakan x HPR dlam setiap
scenario

Standar deviasi adalah akar varians kuadrat


Meungkinan besar kecilkan resiko akan terjadi . semakin besar standar deviasi maka
semakin bagus karna inveatsi tersebut semakin bisa sesuai dengan yg di janjikan

10% , I = 5% carilah r real rate ?

R real = 10%-5% / (1+5%)

5% / 1,05

R real = 0,047

8. You purchased a share of stock for $30. One year later you received $1.50 as a dividend and sold
the share for $32.25. What was your holding-period return?

A. 12.5% B. 12.0% C. 13.6% D. 11.8% E. 14.1% ($1.5 + $32.25 − $30)/$30 = 0.125, or 12.5%.

Holding periode return = 32,25- 30 + 1,50 / 30

HPR = 0,125 atau 12,5%

Yang mempengaruhi real interest rate

a. Jumlah uang yg di saving oleh household atay busins firm


b. JUmlah uang yg diminta untuk ber investasi
c. Jumlah uang yang dikeluarkan dan didapatkan oleh pemerintah

Jadi intinya interest rate aitu dipengaruhi oleh jumlh saupply dn demand uang

Expected HPR adalah probability x HPR + prob x HPR dan seterusnya

Expected variance

Jumlah ( probalita x (hpr scenario – exp hpr scenario) )2

(0,3 x (18-10,4)2 + 0,5 x (12-10,4)2 + 0,20 x (-5 – 10,4)2


(
0,3 x57,76) + (0,5 x (2,56) + (0,20 x (237,16)

= 66,04%

Anda mungkin juga menyukai