Formula yang lebih umum untuk menghitung return adalah sebagai berikut
ini.
Return = { [ ( Pt – Pt-1 ) + Dt ] / Pt-1 } × 100%
Dimana
Pt = Harga atau nilai pada periode t
Pt-1 = Harga atau nilai pada periode sebelumnya (t-1)
Dt = Dividen yang dibayarkan pada periode t
Periode tersebut bisa harian, bulanan, atau tahunan.
1.2. Perhitungan Tingkat Keuntungan (Return) yang Diharapkan
dan Risiko
dimana:
E(R) = Tingkat keuntungan yang diharapkan
pi = Probabilitas untuk kondisi/skenario i
Ri ] = Return atau tingkat keuntungan pada skenario
i
σR = Standar deviasi return (tingkat keuntungan)
σR2 = Varians return (tingkat keuntungan)
2. Return dan Risiko dalam konteks Portofolio
dimana:
E(RP) = Tingkat keuntungan yang diharapkan untuk portofolio
Xi = Proporsi (bobot) untuk aset individual i
E(Ri) = Tingkat keuntungan yang diharapkan untuk aset individual i
2.2. Risiko Portofolio
Term AB (Kovarians return aset A dengan B) mengukur arah pergerakan dua aset tersebut
Kovarians antara dua aset aset dihitung dengan formula sebagai berikut:
AB = ∑ pi(Rai – E(RA)) (Rbi – E(RB))
Dimana:
Pi = Probabilitas untuk skenario I
Rai, Rbi = Return aset A dan B untuk skenario I
E(RA), E(RB) = Expected return untuk aset A dan aset B
Jika korelasi antara dua aset lebih kecil dari satu, maka akan ada manfaat
penurunan risiko melalui diversifikasi. Semakin kecil nilai korelasi (misal -1),
maka potensi penurunan risiko semakin tinggi.
2. Koefisien Korelasi
Meskipun kovarians bisa memberi gambaran arah pergerakan dua aset, tetapi angka kovarians sensitif
terhadap unit pengukuran.
Risiko tidak sistematis diukur melalui varians dari residual regresi model pasar (market model).
3. SET YANG EFISIEN
Tingkat keuntungan portofolio yang diharapkan merupakan rata-rata terimbang dari tingkat
keuntungan aset individualnya. Tingkat keuntungan tersebut tidak tergantung dari korelasi antara dua
aset tersebut.
Atau
Atau
Persamaan di atas menunjukkan jika korelasi antara aset A dengan aset B = +1, risiko
portofolio merupakan rata–rata tertimbang dari risiko aset individual. Dengan kata lain,
diversifikasi dalam situasi ini tidak memberikan manfaat, karena risiko portoflio tidak bisa
lebih rendah dari rata-rata tertimbang risiko aset individualnya.
3.2. Korelasi = -1 (negatif sempurna)
Misalkan korelasi antara A dengan B ( adalah -1, risiko portofolio bisa dituliskan sebagai berikut ini:
Atau
atau
atau
Perhatikan bahwa karena risiko selalu bertanda positif (tidak ada risiko yang negatif, minimal adalah
nol), maka risiko di atas bisa disingkat menjadi:
3.3. Korelasi = 0 Atau Tidak Ada Korelasi
Atau
Bagan 4. Plot Risiko dan Return dengan Korelasi +1, -1, dan 0
3.4. Perhitungan Lebih Lanjut
Karena risiko = 0, maka P = 0, dan XA + XB = 1 (karena total proporsi adalah 100%), persamaan di
atas bisa ditulis sebagai berikut ini.
0 = ( XA A - ( 1 – XA ) B )
0 = ( XA A - B + XA B )
0 = XA (A + B ) - B
XA = B / (A + B)
Berikut ini perhitungan untuk mencari komposisi yang bisa menghasilkan risiko yang minimum, jika
korelasi = 0
akan mencapai titik minimum jika turunan pertama dari persamaan di atas sama dengan nol. Dengan
kata lain,
=0
=
Jika korelasi antara dua aset bukan merupakan titik ekstrim (-1, 0, atau +1), kita juga bisa menghitung
komposisi portofolio yang menghasilkan risiko paling kecil sebagai berikut.
Risiko mencapai titik minimum jika turunan pertama dari persamaan di atas sama dengan nol.
=0
=2
3.5. Set Yang Efisien Untuk Portofolio Dengan Lebih Dari Dua Aset
Secara umum, korelasi antar aset biasanya bernilai positif tetapi kecil. Karena secara umum korelasi
antar aset akan bertanda positif , maka set yang efisien yang akan kita peroleh mempunyai bentuk
lengkung seperti bentuk garis antara korelasi 0 dengan 1 pada bagan 4 di muka.
Bagan 5. Set yang Efisien
Perhitungan risiko dan return untuk portofolio dengan aset lebih dari dua pada dasarnya sama dengan
untuk portofolio dengan dua aset. Tingkat keuntungan yang diharapkan merupakan rata-rata tertimbang
dari tingkat keuntungan aset individualnya.
Formula risiko portofolio dengan tiga aset bisa dituliskan sebagai berikut ini.
Jika aset dalam portofolio semakin besar, perhitungan risiko portofolio menjadi semakin kompleks.
= Varians portofolio
= Proporsi untuk aset i
= Varian asen i
∑∑ = Penjumlaan Ganda
= Kovarians aset i dengan aset j
i≠j = Menunjukkan kovarians i dengan j adalah untuk dua aset yang berbeda
Jika aset dalam portofolio bertambah, maka komponen yang perlu dihitung dalam portofolio
menjadi semakin banyak. Jika ada N aset dalam portofolio, maka kita perlu menghitung:
Ada dua masalah yang menyebabkan model perhitungan risiko tersebut tidak bisa diaplikasikan.
Pertama, Model tersebut dikembangkan pada tahun 1950-an, dimana kemampuan komputer belum
sebaik sekarang. Kedua, analis biasanya dikelompokkan berdasarkan sektor usaha/industri. Mereka
biasanya hanya memfokuskan pada industrinya. Dengan demikian analis sektor perbankan hanya
memfokuskan pada sektor perbankan, mereka tidak mau tahu dengan sektor lainnya. Padahal model
perhitungan risiko portofolio di atas memerlukan perhitungan kovarians (kaitan) antar saham, yang
berarti juga antar industri. Dua masalah tersebut menyebabkan model portofolio Markowitz
mengalami perkembangan yang lambat. sampai akhirnya model indeks tunggal dikembangkan dengan
tujuan memecahkan dua masalah tersebut.
5. Model Indeks Tunggal
5.1. Risiko dan Return Aset Tunggal Berdasarkan Model Indeks Tunggal
William Sharpe (1963) mengembangkan model indeks tunggal (single index model). Menurut model tersebut,
return suatu saham/aset dipengaruhi oleh faktor bersama tunggal, sebagai berikut ini.
Faktor bersama yang dimaksudkan, biasanya adalah return pasar. Dengan kata lain, pergerakan return saham
dipengaruhi oleh return pasar.
Tingkat keuntungan yang diharapkan untuk aset i tersebut bisa dituliskan sebagai berikut ini.
Menurut model indeks tunggal, total risiko bisa dipecah ke dalam dua komponen yaitu:
(Risiko Total) = (Risiko yang Tidak Bisa Dihilangkan melalui Diversifikasi) + (Risiko yang Bisa
Dihilangkan melalui Diversifikasi)
Dimana :
= Risiko total (varians sekuritas i)
= Beta sekuritas i (risiko sistematis sekuritas i)
= Varians return pasar
= Varians error sekuritas I
Persamaan di atas menunjukkan risiko total bisa dipecah ke dalam dua bagian: (1) risiko yang tidak bisa dihilangkan melalui
diversifikasi (risiko sistematis), dan (2) risiko yang bisa dihilangkan melalui diversifikasi (risiko tidak sistematis). Risiko sistematis
pada ßi (beta saham i).
Model indeks tunggal merupakan pendekatan terhadap model perhitungan risiko Markowitz. Karena itu hasil yang diperoleh dari
model indeks tunggal bisa berbeda dengan perhitungan secara langsung (dengan Markowitz, langsung menghitung standar deviasi
return aset). Biasanya hasil yang diperoleh oleh model indeks tunggal cenderung lebih rendah dari perhitungan langsung. Hal
tersebut dikarenakan model indeks tunggal mengasumsikan kovarians antar saham adalah 0.
Penulisan model indeks tunggal yang lebih lengkap adalah sebagai berikut
Jika kovarians dengan saham lainnya mempunyai nilai negatif, maka model indeks tunggal akan memberikan hasil yang lebih tinggi
dibandingkan yang seharusnya. Jika kovarians dengan saham lainnya mempunyai nilai positif, maka model indeks tunggal akan
memberikan hasil yang lebih rendah dibandingkan yang seharusnya. Karena secara umum korelasi antar saham adalah positif, maka
risiko yang dihitung dengan model indeks tunggal akan cenderung lebih rendah dibandingkan dengan risiko yang dihitung langsung
(dihitung langsung variansnya). Secara umum, perbedaan antara risiko yang dihitung melalui model indeks tunggal dengan cara
langsung, cukup kecil. Sehingga bisa dikatakan model indeks tunggal cukup akurat.
Model indeks tunggal ditujukan untuk memecahkan masalah perhitungan risiko dengan model Markowitz. Dengan menggunakan
model indeks tunggal, maka parameter yang perlu dihitung untuk menghitung risiko aset i adalah, , dan . Untuk portofolio, ketiga
parameter tersebut yang harus dihitung. Karena itu, untuk portofolio, model indeks tunggal membantu menyederhanakan
perhitungan risiko model Markowitz.
5.2. Return Dan Risiko Portofolio Berdasarkan Model Indeks Tunggal
Untuk portofolio dengan N aset, tingkat keuntungan yang diharapkan untuk suatu portofolio bisa
dituliskan sebagai berikut ini
Dimana:
= Tingkat keuntungan yang diharapkan untuk portofolio
= Intercept untuk portofolio
= Beta portofolio
= Tingkat keuntungan pasar yang diharapkan
Parameter intercept dan beta portofolio dihitung sebagai berikut ini.
Risiko portofolio dengan menggunakan model indeks tunggal bisa dihitung sebagai berikut ini.
Misalkan kita mempunyai portofolio yang terdiri dari N aset, berapa parameter yang harus dihitung?
Parameter yang harus dihitung adalah:
Jumlah Parameter =
Jumlah parameter dari model indeks tunggal jauh lebih sedikit dibandingkan dengan model Markowitz. Model indeks
tunggal merupakan penyederhanaan yang sangat signifikan dari model Markowitz. Disamping itu model indeks tunggal
tidak memerlukan estimasi kovarians (kaitan) antar saham atau sektor. Yang diperlukan adalah estimasi kaitan antara
satu saham (sektor) dengan sektor secara keseluruhan (pasar).
Perhitungan varians dan kovarians bisa dihitung melalui formula berikut ini.
Perhatikan bahwa dalam formula di atas pembagi yang dipakai adalah N - 1. Hal ini disebabkan kita menggunakan
sampel, dan untuk menghindari bias dalam estimasi dengan sampel, pembagi N - 1 (bukannya N) yang digunakan
Sekian dan Terima Kasih