Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan
dalam pengambilan keputusan keuangan, yaitu tingkat pengembalian
(return) dan risiko (risk) keputusan keuangan tersebut. Dalam investasi
tidak menutup kemungkinan bagi para investor untuk mengambil
resiko, karena dalam setiap bisnis semakin besarnya suatu bisnis maka
semakin besar resiko yang akan di tempuh. Begitu pula dengan
return atau tingkat pengembalian. Semakin besar dana yang di
investasikan maka semakin besar pula tingkat pengembalian yang di
terima investor.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian return dan bagaimana cara perhitungan return?
2. Bagaimana Perhitungan tingkat keuntungan (return) yang diharapkan
dan resiko?
3. Bagaimana Tingkat keuntungan yang diharapkan?
4. Apa Efek diversifikasi?
5. Bagaimana Resiko dan return portofolio dengan lebih dari dua asset?
6. Bagaimana Model indeks tunggal?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui definisi dan cara penghitungan return.
2. Untuk mengetahui Perhitungan tingkat keuntungan (return) yang
diharapkan dan resiko.
3. Untuk mengetahui Tingkat keuntungan yang diharapkan.
4. Untuk mengetahui Efek diversifikasi.
5. Untuk mengetahui Resiko dan return portofolio dengan lebih dari dua
asset.
6. Untuk mengetahui Model indeks tunggal.

Returnt dan risiko Page 1


BAB II
PEMBAHASAN

A. PERHITUNGAN RETURN

Return, dalam bahasa sehari-hari, disebut dengan tingkat keuntungan atau


kembalian modal (ma’ad). Misalkan kita membeli asset keuangan (dayn) dalam
bentuk saham dengan harga Rp1.000, kemudian satu tahun mendatang kita jual
dengan harga Rp1.200, perusahaan membayar deviden sebesar Rp100 pada tahun
tersebut. Berapa tingkat keuntungan atau return investasi kita tersebut ?

Tingkat keuntungan dihitung sebagai berikut:

Return = ( Rp1.200 + Rp100 - Rp1.000 ) x 100%


Rp1.000

= ( Rp300 / Rp1.000 ) x 100% = 30%

Formula yang lebih umum untuk menghitung return adalah sebagai berikut:

Return={ [ ( Pt - Pt-1 ) + Dt ] / Pt-1 } x 100%

Dimana Pt = Harga atau nilai pada periode t

Pt-1 = Harga atau nilai pada periode sebelumnya (t-1)

Dt = Deviden yang dibayarkan pada periode t

Periode tersebut bisa harian, bulanan, atau tahunan. Dalam contoh diatas, periode
tersebut adalah tahunan. Dengan Demikian, pada contoh diatas, kita dapat
menyimpulkan bahwa investor mendapat keuntungan sebesar 30% per-tahun.1

B. PERHITUNGAN TINGKAT KEUNTUNGAN (RETURN) YANG


DIHARAPKAN DAN RESIKO

1
Muhammad, Manajemen keuangan syari’ah analisis fiqh & keuangan, hlm. 202.

Returnt dan risiko Page 2


Resiko bisa didefinisikan sebagai kemungkinan penyimpangan dari hasil
yang diharapkan. untuk mengoperasionalkan definisi tersebut, kita bisa
menggunakan standar deviasi yang menghitung disperse (penyimpangan) dari
hasil yang diharapkan. Dengan demikian standar deviasi kita gunakan untuk
mengukur resiko, semakin besar standar deviasi tingkat keuntungan suatu asset,
semakin tinggi resiko aset tersebut.

misalkan ada dua aset A dan B. Misalkan kita memperkirakan beberapa


scenario dimasa mendatang sebagai berikut ini, dengan probabilitas dan tingkat
keuntungan (return) yang terjadi. Gambaran return dapat dihitung seperti berikut:

Perhatikan bahwa probabilitas berjumlah satu ( 0,2+0,2+0,2+0,2+0,2=1).


Ada dua hukum probabilitas: (1) Jumlah probabilitas harus sama dengan 1, dan
(2) Nilai probabilitas harus lebih besar atau sama dengan nol. Kedua hal tersebut
merupakan persyaratan dari probabilitas. Berapa tingkat keuntungan dan resiko
untuk aset muamalah dan syariah ?. tingkat keuntungan yang diharapkan
(expected return) bisa dihitung sebagai berikut ini.

E R
( Muamalah) =0,20(25%)+0,20(15%)+0,20(7,5%)+0,20(5%)+0,20(2,5%)

= 11%

E R
( Syariah) = 0,20(3%)+0,20(5%)+0,20(6%)+0,20(6,5%)+0,20(7%)

=5,5%

Terlihat bahwa tingkat keuntungan yang diharapkan untuk saham


Muamalah lebih tinggi dibandingkan Syariah. Apakah dengan demikian aset
Muamalah lebih dipilih disbanding aset Syariah ?, kita akan melihat dimensi lain,
yaitu resiko untuk menentukan daya tarik investasi Muamalah dan Syariah.
Resiko bisa dihitung dengan menghitung standar deviasi return masing-masing
saham.

Perhitungan standar deviasi untuk masing-masing saham bisa dilakukan


sebagai berikut ini. Pertama, kita menghitung varians return untuk masing-masing

Returnt dan risiko Page 3


saham. Setelah varians ditemukan, standar deviasi dihitung sebagai akar dari
varians return tersebut.

QA2 = 0,25(20-9)2 + 0,25(10-9)2 + 0,25(7,5-9)2 + 0,25(5-9)2 + 0,25(2,5-


9)2

= 36,5

QA = (36,5)1/2 = 6,04%

QB2 = 0,25(2,5-5,2)2 + 0,25(4-5,2)2 + 0,25(6-5,2)2 + 0,25(6,5-5,2)2 +


0,25(7-5,2)2

= 2,68

QB = (2,68)1/2=1,69%
Dalam perhitungan diatas, penyimpangan dari mean (return yang
diharapkan) dikuadratkan. Cara semacam itu dilakukan karena jika tidak kita
kuadratkan, penyimpangan positif dan negative akan cenderung menghasilkan
angka nol jika dijumlahkan. Kuadrat juga bisa dilihat sebagai pembobot, dalam
hal ini penyimpangan yang semakin besar akan menjadi lebih besar jika
dikuadratkan, baik untuk penyimpangan negative maupun positif. Alasan lain
adalah menginginkan angka yang positif untuk standar deviasi, yang berarti angka
yang positif untuk resiko.
Contoh diatas menunjukkan angka-angka yang kita harapkan, yaitu
semakin tinggi resiko suatu aset, maka semakin tinggi tingkat keuntungan yang
diharapkan dari aset tersebut. Dalam pasar yang efisien, hal semacam itu yang
akan terjadi. Tetapi jika pasar tidak efisien, masih ada ketidaksempurnaan pasar,
kita bisa mengharapkan aset yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi
tetapi mempunyai resiko yang rendah.
Secara umum, formula untuk menghitung tingkat keuntungan yang
diharapkan dan resiko (standar deviasi) dari tingkat keuntungan tersebut adalah
sebagai berikut:
E(R) = E Pi Ri

Returnt dan risiko Page 4


QR2 = E Pi (Ri-E(R))2
QR = (QR2) ½
Dimana:
E(R)=tingkat keuntungan yang diharapkan
Pi=probabilitas untuk kodisi/scenario i
Ri=return tau tingkat keuntungan pada scenario i
Q
R=standar deviasi return (tingkat keuntungan)
Q 2
R =varians return (tingkat keuntungan)2

C. TINGKAT KEUNTUNGAN YANG DIHARAPKAN


Portofolio adalah gabungan dua aset atau lebih. Dalam contoh diatas, jika
kita menghitungkan aset A dan aset B menjadi portofolio, denagn proporsi
masing-masing 50%, Bagaimana tingkat keuntungan dan resikonya ?, Tingkat
keuntungan portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan
aset individualnya. Misal portofolio kita beri symbol dengan P, maka tingkat
keuntungan P adalah :

E(Rp)=0,5(9) + 0,5(5,25) = 7,13%

Resiko Portofolio
1 Kovarians Dua Aset
Perhitungan resiko portofolio lebih kompleks. Resiko portofolio tidak hanya
merupakan rata-rata tertimbang dari resiko individualnya saja, melainkan
masih banyak lagi perhitungan-perhitungan lainnya. Kovarians return dua aset
adalah suatu cara untuk mengukur pergerakan dua aset. Misalkan kita
mempunyai plot return dua aset X dengan Y dan X dengan Z.
Gambar 11.1
Arah Pergerakan Aset Hipotesis X,Y, dan Z

2
Muhammad, Manajemen keuangan syari’ah analisis fiqh & keuangan, hlm.203-
204

Returnt dan risiko Page 5


a)
Y

b)

Dalam gambar pertama (X dengan Y), pergerakan harga Y cenderung


berlawanan dengan pergerakan harga X. Pada saat harga X naik, harga Y
cenderung menurun. X dengan Y memiliki arah pergerakan yang berlawanan.
Dengan kata lain, kovarians X dengan Y adalah negative. Pada gambar kedua (X
dengan Z), pergerakan harga X dengan Z cenderung searah. Dengan kata lain,
kovarians X dengan Z adalah positif.
Kovarians dua aset dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

QAB= E Pi (RAi – E(RA)) (RBi – E(RB))

Dimana:
Pi = probabilitas untuk scenario i
RAi , RBi = return aset A dan B untuk scenario i
E(RA), E(RB) = expected return untuk aset A dan aset B

Dengan menggunakan contoh diatas, perhitungan varians bisa dilakukan


sebagai berikut:
Tabel 11.2
Perhitungan Kovarians

Returnt dan risiko Page 6


Kondisi
Probabilitas (M) (S) Kovarians M dengan S
Perekonomian
0,2 (20-9) (5-5,25) =
0,20 20 2,5
Sangat baik -5,94
0,2 (10-9) (4-5,25) =
0,20 10 4
Baik -0,24
0,2 (7,5-9) (6-5,25) =
0,20 7,5 6
Normal -0,24
0,2 (5,0-9) (6,5-5,25)=
0,20 5 6,5
Jelek -1,04
0,2 (2,5-9) (7-5,25) =
0,20 2,5 7
Sangat Jelek -2,34
1,00 9% 5,25% -9,80

Pada tabel tersebut, terlihat bahwa kovarians M dengan S bertanda


negative sebesar 9,8, yang berarti pergerakan harga aset M dengan S berlawanan
arah. Setelah mengetahui kovarians aset M dengan S tersebut, kita bisa
menghitung varians portofolio C (gabungan M dengan S dengan komposisi
masing-masing 50%) dengan menggunakan formula (6) sebagai berikut:

QP2 = XM2 QS2 + XS2 QS2 + 2 XM XS QMS


QP2 = (0,5)2 (6,04)2 + (0,5)2 (1,69)2 + 2 (0,5) (0,5) (-9,80)
QP2 = 4,93
Qp = 2,22%

Resiko tersebut lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata tertimbang


resiko individualnya. Rata-rata tertimbang resiko individual adalah:

QP= 0,5 (6,04) + 0,5 (1,69) = 3,87%

2 Koefisien Korelasi
Meskipun kovarians dapat memberi gambaran arah pergerakan dua aset, tetapi
angka kovarians sensitive terhadap unit pengukuran. Misalkan dalam contoh
diatas, return tidak dinyatakan dalam bentuk persentase, tetapi dalam bentuk

Returnt dan risiko Page 7


decimal. Sebagai contoh, return sekuritas M dan S pada kondisi sangat baik
adalah 0,2 dan 0,025, dan seterusnya. Kovarians yang dihitung dengan formula
diatas adalah -0,00098. Angka tersebut lebih kecil dibandingkan -9,80 dari tabel
diatas. Apakah dengan demikian arah pergerakan dengan unit desimal lebih kecil
dibandingkan dengan unit persentase?. Jawabannya tidak, karena kita tahu data
untuk keduanya pada dasarnya sama, hanya berbeda dalam unitnya.
Untuk menghilangkan kelemahan tersebut, koefisien korelasi bisa dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

QMS = rMS QM QS

atau

rMS = QMS / QM QS
dimana rMS = korelasi antara return aset M dengan return aset S

Dengan menggunakan contog diatas, korelasi antara return aset M dengan return
aset S bisa dihitung sebagai berikut :

rMS = QMS / QM QS
= -9,80 / (6,04 x 1,69)
= -0,96.3

D. EFEK DIVERSIFIKASI
Pada contoh diatas, dengan menggabungkan dua aset yang mempunyai
kovarians yang negatif, resiko portofolio (yang diukur melalui variansnya)
cenderung menurun. Dengan kata lain, di versifikasi, yaitu menginvestasikan pada
beberapa aset, cenderung menghasilkan resiko yang lebih kecil. Barang kali anda
sering mendengar istilah ‘jangan menaruh telur dalam satu keranjang’. jika
keranjang tersebut jatuh, maka ada kemungkinan bahwa telur yang kita miliki
akan pecah semuanya. Tetapi jika telur kita sebar pada beberapa keranjang, satu
keranjang yang jatuh tidak akan menghancurkan semua telur yang kita miliki.

3
Muhammad, Manajemen keuangan syari’ah analisis fiqh & keuangan, hlm. 204-208.

Returnt dan risiko Page 8


Kunci dalam penurunan resiko portofolio adalah kovarians (atau koefisien
korelasi) antar aset. koefisien korelasi yang semakin mendekati negatif satu
mempunyai potensi yang lebih besar untuk menurunkan resiko portofolio. secara
umum korelasi antar saham mempunyai tanda positif dan relative kecil. koefisien
yang semacam itu sudah cukup baik untuk menurunkan resiko portofolio. Hanya
jika koefisien korelasi antara dua aset sama dengan satu (sempurna searah), maka
diversifikasi tidak mempunyai efek penurunan resiko. Dalam situasi ini resiko
portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari resiko aset individualnya. Resiko
portofolio terdiri dari tiga jenis resiko, diantaranya : resiko total, resiko yang bisa
dihilangkan (resiko tidak sistematis) atau return pasar, dan resiko yang tidak bisa
dihilangkan (resiko sistematis).
Gambar 11.3
Resiko Total, Sistematis, dan Tidak Sistematis
Resiko portofolio

Resiko yang bisa dihilangkan


melalui diversifikasi
Resiko Total (Resiko Tidak Sistematis)

Resiko yang tidak bisa dihilangkan


melalui diversifikasi
(Resiko Sistematis,beta, B)

Jumlah
Sekuritas

Resiko total biasanya diukur denan menggunakan varians atau standar


deviasi return suatu aset. Bagian awal bab ini menjelaskan perhitungan varians
atau standar deviasi. Resiko sistematis dihitung melalui formula:

BI = QiM / Q2M
dimana :

Returnt dan risiko Page 9


BI = beta atau resiko sistematis aset i
QiM = kovarians antara return aseti dengan return pasar
Q2M = varians return aset i

Sebagai contoh, misalkan standar deviasi return pasar adalah 25%, standar
deviasi aset I adalah 20%, korelasi antara return aset i dengan return pasar adalah
0,8. Beta aset i bisa dihitung sebagai berikut:
Bi = [(0,25) (0,20) (0,8)] / (0,25)2 = 0,644
E. RESIKO DAN RETURN PORTOFOLIO DENGAN LEBIH DARI DUA
ASET
Sejauh ini kita membicarakan portofolio yang mempunyai dua aset.
bagaimana resiko dan return untuk portofolio yang mempunyai aset lebih dari dua
? Perhitungan resiko dan return untuk portofolio dengan aset lebih dari dua pada
dasarnya sama dengan untuk portofolio dengan dua aset. Sebagai contoh, misal
kita memasukkan aset ketiga pada portofolio dimuka (yang terdiri dari aset dan
B, E(RA)= 9%, E(RE)= 5,25%, QA= 6,04%, QB= 1,69%), yaitu aset C dengan
E(RC)= 12%, QC= 15%. Berapa tingkat keuntungan yang diharapkan dan resiko
portofolio yang terdiri dari aset A,B, dan C dengan komposisi masing-masing
adalah 40%, 30%, dan 30%, berturut-turut ? Misalkan korelasi antara ketiga aset
tersebut sebagai berikut:
Materi 11.7
Korelasi antar A-B-C
A B C
A 1 -0,96 0,20
B 1 0,15
C 1

Formula resiko portofolio dengan tiga aset bisa dituliskan sebagai berikut:
QP2 = XA2 QA2 + XB2 QB2 + XC2 QC2 +
2XA XB QAB + 2XA XC QAC + 2XB XC QBC

4
Muhammad, 2014. Manajemen keuangan syari’ah analisis fiqh &
keuangan,hlm. 209-220.

Returnt dan risiko Page 10


QP2 = (0,4)2(6,04)2 + (0,3)2 (1,69)2 + (0,3)2 (15)2 +
2(0,4)(0,3)(0,2 x 6,04 x 15) + 2(0,3)(0,3)(0,015 x 1,69 x 15)
QP2 = 26,3-2,35+4,35+0,68=28,98
QP = 5,38%

Jika aset dalam portofolio semakin besar, perhitungan resiko portofolio


menjadi semakin kompleks. Gambar berikut ini bisa membantu dalam
memvisualisasikan perhitungan resiko portofolio dengan tiga aset tersebut.

Gambar 11.6
komponen resiko portofolio
XAQA XBQB XCQC

XAQA XA2QA2 XAXBQAB XAXCQAC

XBQB XAXBQAB XA2QA2 XBXCQBC

XCQC XAXCQAC XBXCQBC XA2QA2

F. MODEL INDEKS TUNGGAL


1. Resiko dan Return Aset Tunggal Berdasarkan Model Indeks Tunggal
Untuk mengatasi masalah tersebut, William Sharpe (1963) mengembangkan
model indeks tunggal (single indeks model). Menurut model tersebut, return suatu
saham/aset dipengaruhi oleh factor bersama tunggal. factor bersama yang
dimaksudkan, biasanya adalah return pasar. Dengan kata lain, pergerakan return
saham dipengaruhi oleh return pasar. Asumsi semacam itu sangat masuk akal,
karena berdasarkan observasi, jika kondisi pasar baik, maka return pasar
individual pada umumnya juga akan baik. sebaliknya, jika kondisi pasar buruk,
maka return individual pada umumnya juga akan buruk.
Menurut model indeks tunggal,total resiko bisa dipecah kedalam dua
komponen yaitu :

Returnt dan risiko Page 11


Qi2 = BI2 QM2 + Qei2
(Resiko Total) = (Resiko yang tidak bisa + (Resiko yang bisa
dihilangkan
dihilangkan melalui diversifikasi) melalui diversifikasi)
dimana:
Qi2 = Resiko total (varians sekuritas i)
Bi2 = Beta sekuritas i (resiko sistematis sekuritas i)
QM2 = Varians return pasar
Qei2 = Varians error sekuritas i

Persamaan diatas menunjukkan bahwa resiko total bisa dipecah kedalam


dua bagian: (1) resiko yang tidak bisa dihilangkan melali diversifikasi (resiko
sistematis), dan (2) resiko yang bisa dihilangkan melalui diversifikasi (resiko
tidak sistematis). Resiko sistematis terlihat melalui Bi (beta saham i).
Misalkan resiko sistematis aset adalah 0,8, standar deviasi pasar adalah
25%, standar deviasi residual adalah 20%. Dengan menggunakan model indeks
tunggal, resiko aset tersebut dihitung sebagai berikut:

Qi2 = (0,8)2 (0,25)2 + (0,40)2 = 0,08


Qi = (0,08)1/2 = 0,28 atau 28%

2. Return dengan Resiko Portofolio berdasarkan Model Indeks Tunggal


Untuk portofolio dengan N aset, tingkat keuntungan yang diharapkan
untuk suatu portofolio bisa dituliskan sebagai berikut:
E(R) = 𝑎P + βP E(RM)
dimana:
E(Rp) = Tingkat keuntungan yang diharapkan untuk portofolio
αP = Intercept untuk portofolio
βP = Beta portofolio
E(RM) = Tingkat keuntungan pasar yang diharapkan

Returnt dan risiko Page 12


Parameter intercept dan beta portofolio dihitung sebagai berikut:

αP = ∑I Wi αP βP = ∑ I W i βi

Resiko portofolio dengan menggunakan model indeks tunggal bisa


dihitung sebagai berikut:

𝜎P2 = βP2 𝜎𝑀2 + 𝜎𝑒𝑃2

Varians residual portofolio dihitung sebagai berikut:

𝜎eP2 = ∑ Wi2 𝜎𝑒𝑖2

Misal kita mempunyai empat saham (A,B,C dan D) dengan karakteristik sebagai
berikut:

αA = 2 βA =0,9 𝜎𝐴 = 30%
αB = 4 βB =0,7 𝜎𝐵 =40%
αC = 3 βC = 1,2 𝜎𝐶 =25%
αD = -1 βD = 1,5 𝜎𝐷 =35%

Tingkat keuntungan pasar yang diharapkan dan standar deviasi pasar


adalah 25% dan 20% berturut-turut. Berapa tingkat keuntungan dan resiko
portofolio yang terdiri dari keempat saham tersebut dengan bobot yang sama ?
Pertama, kita perlu menghitung parameter untuk portofolio sebagai
berikut:
αP = 1/4 (2) + 1//4 (4) + 1/4 (3) + 1/4 (-1) =2
βP =1/4( 0,9) + ¼ (0,7) + ¼ (1,2) + ¼ (1,5) = 1,075
σeP2 =(1/4)2 (0,3)2 + (1/4)2 (0,4)2 + (1/4)2 (0,25)2 + (1/4)2 (0,35)2 = 0,027

Returnt dan risiko Page 13


Tingkat keuntungan yang diharapkan dan resiko portofolio bisa dihitung
sebagai
berikut:

E(RP) = 2 + 1,075 (25%) = 28,88%


σP2 = (1,075)2 (0,2)2 + 0,027 = 0,073
σP = (0,073)1/2 = 0,27 atau 27%.
Dengan menggunakan model indeks tunggal, tingkat keuntungan yang diharapkan
dan resiko portofolio adalah 29% dan 27% berturut-turut.5

5
Muhammad, 2014. Manajemen keuangan syari’ah analisis fiqh & keuangan, hlm. 224.

Returnt dan risiko Page 14


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Return disebut dengan tingkat keuntungan atau kembalian modal (ma’ad).
Resiko didefinisikan sebagai kemungkinan penyimpangan dari hasil yang
diharapkan. Portofolio adalah gabungan dua aset atau lebih. Ketiga komponen
ini sangat berperan dan saling berkaitan dalam perusahaan yang khususnya
sering digunakan atau dialami oleh investor.

Returnt dan risiko Page 15


DAFTAR PUSTAKA
Muhammad, 2014. Manajemen keuangan syari’ah analisis fiqh & keuangan,
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Returnt dan risiko Page 16

Anda mungkin juga menyukai