Anda di halaman 1dari 14

1.

Pengertian Posisi Devisa Neto (PDN)


PDN atau Net Open Position (NOP) adalah selisih bersih antara Aktiva dan
Pasiva dalam Neraca (On Balance Sheet) untuk setiap valuta asing, ditambah dengan
selisih bersih Tagihan dan Kewajiban, baik yang merupakan komitmen maupun
kontijensi dalam Rekening Administratif (Off Balance Sheet) untuk setiap valuta asing,
yang semuanya dinyatakan dalam rupiah (equivalent rupiah untuk setiap valuta asing).
Perhitungan Posisi Devisa Neto atau Net Open Position (dilakukan untuk setiap
valuta asing (Valas) yang dimiliki bank untuk seluruh Assets dan Liabilities bank baik
yang terdapat dalam Neraca maupun dalam rekening administritatif, baik yang berupa
komitmen maupun kontijensi. Karena perhitungan dinyatakan dalam rupiah (IDR) maka
kurs yang digunakan adalah Kurs Tengah yang merupakan rata-rata kurs beli dan kurs
jual berdasarkan Reuters pada pukul 16.00 WIB setiap hari.
Dalam kondisi dimana nilai tukar atau kurs relative stabil maka pengelolaan PDN
dapat dilakukan dengan baik, artinya bank akan mengambil long atau short position ini
akan sangat dipengaruhi oleh tendensi pergerakan nilai tukar atau kurs apakah tendensi
menguat atau bullis atau menurun melemah atau bearish.
Sebagai contoh pada fluktuasi nilai tukar rupiah sangat volatile dan cenderung
melemah dengan tajam seperti yang terjadi pada bulan juli sampai agustus 2005, bahkan
pernah menyentuh IDR 12.000,00 per USD I, maka untuk antisipasi lebih lanjut
Gubernur Bank Indonesia mengirimkan Surat kepada seluruh Bank Umum Devisa yang
menegaskan tentang penyesuaian Posisi Devisa Neto Bank Umum menjadi setinggi-
tingginya 20% dari modal bank, dimana sebelumnya sudah diatur dalam Peraturan Bank
Indonesia (PBI) yang memperkenalkan PDN setinggi-tingginya sebesar 30% dari modal
bank. Jadi penetapan besarnya maksimal PDN yang dapat dikelola oleh suatu bank
dimaksudkan agar tidak terjadi sepekulasi, tetapi juga member keleluasaan bagi bank
untuk mengelola posisi valuta asing yang dimilikinya.

2. Jenis Jenis Posisi Devisa Neto (PDN)


Posisi Devisa Neti yang dimiliki atau dikelola oleh suatu bank dapat berupa :
1. Posisi Long, yaitu posisi dimana jumlah asset bank dalam valuta asing lebih besar
dari pasiva bank dalam valuta asing setelah memperhitungkan Rekening
Administratif bank.
2. Posisi Short, yaitu posisi dimana jumlah asset bank dalam valuta asing lebih kecil
dari vasiva bank dalam valuta asing setelah memperhitungkan Rekening
Administratif bank.
3. Posisi Square, yaitu posisi dimana jumlah asset bank dalam valuta asing sama
dengan jumlah pasiva bank dalam valuta asing setelah memperhitungkan Rekening
Administratif bank.

Aktiva dalam Valuta Asing :

Dalam perhitungan Posisi Devisa Neto Aktiva dalam valuta asing yang
diperhitungkan oleh suatu bank terdiri atas sebagai berikut : Kas, Emas, Giro (termasuk
Giro Pada Bank Indonesia), Deposit On Call (DOC), Deposito Berjangka, Sertifikat
Depositi, Margin Deposit, Surat Berharga, Kredit yang diberikan sebesar nilai buku yaitu
setelah dikurangi Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), Nilai Bersih Wesel
Ekspor yang telah diambil alih (Tagihan Wesel Ekspor), Rekening Antar Kantor (RAK),
dan tagihan lainnya dalam Valuta Asing, baik kepada penduduk maupun bukan
penduduk.

Pasiva Dalam Valuta Asing :

Pasiva dalam valuta asing yang dapat diperhitungkan dalam PDN juga terdiri atas
: Giro, Deposit On Call, Deposito Berjangka, Sertifikat Deposito, Margin Deposit,
Pinjaman yang diterima, Jaminan Impor, Rekening Antar Kantor (RAK) pasiva dan
kewajiban lainnya dalam valuta asing, baik terhadap penduduk maupun bukan penduduk.

Rekening Administratif dalam Valuta Asing :

Rekening Administratif dalam valuta asing adalah rekening yang dapat


menimbulkan tagihan atau kewajiban dimasa yang akan datang yang merupakan
Komitmen dan Kontijensi melalui transaksi valuta asing yang meliputi transaksi Spot,
Forward, Swap dan Option yang diterbitkan oleh bank (bank sebagai writer), Future ,
kerugian. Keuntungan Margin Trading yang belum diselesaikan, Bank Garansi dan L/C
yang dipastikan akan menjadi kewajiban bank setelah dikurangi Margin Deposit, serta
produk-produk lain yang sejenis terhadap penduduk dan bukan penduduk.

Transaksi Option yang diperhitungkan daalm PDN adalah Option yang dibeli oleh
bank (bank sebagai holder), sepanjang memiliki kontrak yang identik dengan Option
yang diterbitkan oleh bank (Back-to-Back Option), dalam Nilai Kontrak, Jenis Valuta,
tanggal pelaksanaan (Exercise Date) dan harga yang disepakati (Strike Price).

Latar Belakang Ditetapkan PDN :

Perkembangan perbankan yang sangat pesat, baik dari segi jumlah kantor maupun
transaksi pada awal deregulasi perbankan di Indonesia sekitar awal 1990 atau setelah
paket oktober 1988, telah member kesempatan kepada bank untuk mengoptimalkan
tingkat keuntungannya, dengan berbagai macam transaksi yang dapat dilakukan oleh
setiap bank. Bagi Bank Devisa selain transaksi perbankan sebagaimana umumnya yang
dapat dilakukan, juga dapat melakukan transaksi jual beli valuta asing melalui Forex
Market. Bermula dari transaksi Forex yang dilakukan oleh salah satu Bank Devisa
dimana pada saat itu menderita rugi mencapai sekitar senilai satu triliun rupiah akibat
transaksi dalam Forex dengan bank lain diluar negeri. Pada saat itu belum ada ketetntuan
yang mengatur menegnai maksimal PDN yang dapat dimiliki oleb bank.

Bank Indonesia mengeluarkan ketentuan mengenai pengelolaan PDN bagi Bank


Devisa, Jadi latar belakang ditetapkannya PDN adalah sebagai berikut :

1. Membatasi transaksi spekulasi bank devisa.


2. Menghindari risiko kurs.
3. Manajemen terhadap forex bank.
4. Agar terjadi keseimbangan antara Sumber Dana (Sources of Funds) dan
Penggunaan (Uses of Funds) atau sebaliknya.
5. Memebrikan fleksibilitas kepada perbankan dalam pengelolaan dananya, dengan
tetap menjaga kesehatan dan daya tahan usahanya.

3. Penyebab Timbulnya PDN


Munculnya PDN disebabkan oleh adanya perbedaan antara sumber dana yang
dimiliki bank dengan penggunaan dana yang dilakukan oleh bank, misalnya sumbernya
dalam USD tetapi digunakan dalam IDR, hal ini terjadi karena nasabah setor untuk
tabungan dalam USD tetapi yang disetorkan ke bank dalam bentuk IDR. PDN yang
dikelola oleh bank dalam melakukan kegiatan operasional perbankan hariannya, dengan
tujuan agar pengelolaan dananya menjadi lebih optimal. Adapun penyebab timbulnya
PDN adalah :
1. Tidak sinkronnya antara Sumber Dana dan Penggunaan Dana.
2. Sumber Dana dalam USD digunakan dalam IDR.
3. Memenuhi kebutuhan nasabah.
4. Menjaga likuiditas salah satu valuta.
5. Adanya Perdagangan Luar Negeri (Ekspor dan Impor).
6. Perdagangan Valuta Asing (karena setiap negara memiliki uang yang berbeda).
7. Pinjaman Luar Negeri.

4. Ketentuan Posisi Devisa Neto (PDN)


Berbekal pada kasus yang dialami oleh salah satu Bank Devisa terkemuka (Pasc
Pakto 1988) yang menderita rugi sangat besar pada waktu itu dalam bilangan rupiah lebih
dari IDR 1 triliun, kurs pada waktu itu sekitar IDR 2.000,00 per USD 1,00 dalam
transaksi Forex dengan bank lain di luar negeri, karena pada waktu itu belum ada rambu-
rambu yang mengatur mengenai batasan maksimal transaksi Vaslas yang boleh dilakukan
oleh Bank Devisa pada saat itu.

Besarnya Posisi Devisa Neto (PDN)


Bank diperbolehkan memelihara Posisi Devisa Neto setiap hari kerja Bank
Maksimal 20% dari Modal Bank, yang terdiri atas Modal Inti (Tier I dan Modal
Pelengkap (Tier II ). Sedangkan bagi Bank yang dalam perhitungan Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum (KPMM) telah memperhitungkan Risiko Pasar (Market
Risk) ditetapkan setinggi-tingginya sebesar 30% dari modal, tetapi jika bank dalam
memenuhi Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) belum memperhitungkan
Risiko Pasar, maka hanya diperbolehkan memelihara PDN setinggi-tingginya 20% dari
Modal.
Modal Inti atau Core Capital (Tier I) terdiri dari Modal Disetor, Agio Saham,
Penambahan Modal Disetor, Cadangan Khusus, Retained Earning Setelah Pajak, Laba
tahun lalu setelah pajak, Rugi tahun lalu (mengurangi), Laba tahun berjalan setelah pajak
(50%), Rugi tahun berjalan (mengurangi), Goodwill (mengurangi), dan kekurangan
Cadangan yang disyaratkan.
Modal Pelengkap atau Supplementary Capital (Tier II) terdiri dari Reavaluasi aktiva
tetap. Cadangan atas Aset Produktif (hanya dari Cadangan Umum dan Maximum 1,25%
dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko), Pinjaman Modal, Pinjaman Subordinasi
(maximum 50% dari modal inti). Besarnya Modal Pelengkap yang diperhitungkan adalah
Maksimal sebesar Midal Inti Bank.
Laporan Konsolidasi Net Open Position (NOP) atau Posisi Devisa Neto (PDN)
disusun berdasarkan saldo pada Rekening Buku Besar atau General Ledger (GL) yang
terdapat pada bank pelapor, dimana dalam prakteknya data tersebut dapat diambil secara
sistem melalui data warehouse, yaitu data yang terdapat pada sistem pencatatan atau
pembukuan (posting) yang sudah ada dan secara sistem pula akan tersusun perhitungan
PDN bank pelapor yang bersangkutan. Sumber datab PDN berasal dari data Neraca yang
disebut on balance sheet yaitu semua rekening valuta asing yang terdapat dalam neraca
atau pembukuan bank, dan data yang berasal dari rekening-rekening administrative yang
disebut off balance sheet.
Tabel Neraca Valuta Asing Bank Budi Luhur :

NERACA VALAS PT. BANK BUDI LUHUR


Per 31 Desember 2004
(dalam satuan USD dan jutaan IDR)
LAPORAN KONSOLIDASI POSISI DEVISA NETO KANTOR BANK DI DALAM NEGERI

No Keterangan Valuta Saldo


USD USD IDR
A NERACA AKTIVA VALAS 840 101.837.347 941.181
Aktiva Valas Tidak Termasuk Saldo Giro Pada Bank
1 Lain 840 92.880.155 868.389
1. Kas 840 302.783 1.883
2. Emas 840 100.000 924
3. Giro (termasuk giro pada BI) 840 2.200.000 20.333
4. Deposit On Call 840 500.000 4.621
5. Deposito Berjangka 840 1.500.000 13.863
6. Sertifikat IMA 840 15.250.000 147.179
7. Sertifikat Deposito 840 750.000 693
8. Margin Deposit 840 197.146 1.822
9. Surat Berharga 840 1.050.000 9.704
10. Pembiayaan yang diberikan 840 50.026.140 453.100
11. Nilai bersih W.E. yang telah diambil alih 840 1.080.000 9.981
12. Rekening antar kantor aktiva 840 21.000.517 194.087
13. Tagihan lainnya dalam valas, baik kepada 840 22.569 209
penduduk mauoun bukan penduduk
2 Neraca Aktiva Valas - Giro pada Bank Lain 840 8.957.191 82.782

B Neraca Pasiva VALAS 840 97.401.380 900.184


1. Giro 840 7.900.875 73.402
2. Deposit On Call 840 50.000 462
3. Deposito Berjangka 840 62.483.501 577.473
4. Margin Deposit 840 500.000 4.621
5. Antar Bank Pasiva 840 4.500.000 41.589
6. Pinjaman yang diterima 840 1.200.000 11.090
7. Jaminan Impor 840 35.585 329
8. Rekening antar kantor pasiva 840 20.539.697 189.828
9. Kewajiabn lainnya dalam valas baik kepada 840 191.722 1.772
penduduk maupun bukan penduduk

C Selisih AKTIVA & PASIVA VALAS (A-B) 840 4.435.967 40.997

D REKENING ADMINISTRATIF - Tagihan Valas 840 600.000 6.646


1. Kontrak pembelian forward 840 100.000 924
2. Kontrak pembelian future 840 100.000 924
3. Kontrak penjualan put option 840 100.000 924
4. Kontrak pembelian call option 840 100.000 924
5. Rekening Administratif Tagihan Valas, Spot, di luar 840 200.000 1.849
kontrak pembelian forward, future, dan option

E REKENING ADMINISTRATIF - Kewajiban Valas 840 2.546.185 23.632


1. Kontrak penjualan forward 840 100.000 924
2. Kontrak penjualan future 840 200.000 1.846
3. Kontrak penjualan call option 840 100.000 924
4. Kontrak pembelian put option 840 200.000 1.848
5. Rekening Administratif Kewajiban Valas, Spot,
diluar 840 2.546.185 17.988
kontrak penjualan forward, future, dan option

F SELISIH REKENING ADMINISTRATIF (D-E) 840 1.946.186 .(17987)

G POSISI DEVISA NETO (A-B+D-E) 840 2.489.781 23.010

H POSISI DEVISA (Nilai Absolut) 840 23.010

I Modal DALAM RUPIAH 360 841.616


J %PDN terhadap Modal (G/I) .- 3.59%
K %PDN Absolut terhadap Modal (H/I) .- 3.59%

Keterangan :
Kurs : USD. 1 = IDR. 9.242
Valuta : Sandi jenis valuta, misalnya USD adalah 840, IDR adalah 360
Modal : Modal inti dan Modal pelengkap

Transaksi off Balance Sheet yang merupakan Tagihan bank adalah Forward
Buying, Future Buying, Put Option Selling, Call Option Buying dan Rekening
Administratif Tagihan Valas, Spot diluar kontrak pembelian forward, future dan option,
termasuk Re Swap ke Bank Indonesia atau Bank Lain, sedangkan yang dijadikan sebagai
kewajiban adalah Forward Selling, Future Selling, Call Option Selling, Put Option
Buying dan Rekening Administratif Kewajiban Valas Spot diluar kontrak penjualan
Forward, Future dan Option, termasuk swap dengan nasabah.

Berdasarkan tabel perhitungan PDN, Posisi PDN Bank Budi Luhur Long (on
Balance Sheet) sebesar USD. 4,435,967 dan Short Off Balance Sheet sebesar USD.
1,946,185.00 sehingga total PDN yang dimiliki Bank Budi Luhur adalah USD.
2,489,781.00

Jika modal yang dimiliki Bank Budi Luhur pada saat itu adalah sebesar IDR.
641,616 miliar dan kurs yang berlaku adalah IDR. 9.242 per USD. 1, maka Maksimal
PDN Bank Budi Luhur yang diperbolehkan adalah 20% (IDR. 641,616 miliar : 9.242) =
USD. 13,884,786.84. Dalam kondisi seperti ini, maka Bank Budi Luhur tidak melanggar
ketentuan PDN yang diperbolehkan Bank Indonesia, karena Long PDN yang dimiliki
masih dibawah ketentuan yang ada, yaitu hanya mencapai 3,59%.

Apabila dalam pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)


telah memeperhitungkan Risiko Pasar (Market Risk) maka besarnya PDN yang boleh
dikelola ditetapkan setinggi-tingginya sebesar 30% dari modal, yaitu 30% (IDR. 641,616
miliar : 9.242) = USD. 20,827,180.26 dengan demikian Bank Budi Luhur masih memiliki
kelonggaran (untuk menambah) PDN sebesar USD. 20,827,180.26 USD. 2,489,781 =
USD. 18,337,399.26

Kewajiban Bank Terhadap Bank Indonesia


Posisi Devisa Neto yang dikelola Bank harus dipelihara dengan batasan Maksimal
20% atau 30% dari Modal Bank dan dihitung harian serta secara konsolidasi, yaitu
mencakup seluruh kantor cabang didalam maupun diluar negeri. Kewajiban Penyampaian
Laporan Posisi Devisa Neto Harian dilakukan secara mingguan sampai dengan tanggal 31
Mei 2005 dengan ketentuan sebagai berikut :

MASA LAPORAN PERIODE TANGGAL LAPORAN


I Tanggal 1 sampai dengan tanggal 7 bulan yang bersangkutan
II Tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan yang bersangkutan
III Tanggal 16 sampai dengan tanggal 23 bulan yang bersangkutan
IV Tanggal 24 sampai dengan akhir bulan yang bersangkutan

Untuk selanjutnya yaitu terhitung mulai tanggal 1 juni 2005 Laporan Posisi
Devisa Neto Harian ke Bank Indonesia harus dilaporkan secara harian oleh Bank Pelapor
dan dilakukan secara online system.

Batas Waktu Penyampaian Laporan PDN


Setiap bank pelapor (Bank Devisa) wajib menyampaikan Laporan PDN tersebut seambat-
lambatnya pada akhir Masa aporan Berikutnya termasuk Penyampaian Koreksi atas
Laporan yang bersangkutan dalam hal terdapat kesalahan. Jadi untuk Laporan Periode I
selambat-lambatnya harus dilaporkan ke Bank Indonesia pada tanggal 15, untuk periode
II tanggal 23, dan periode III pada akhir bulan yang bersangkutan. Jika pada tanggal akhir
penyampaian Laporan jatuh pada hari Libur Bank, maka laporan harus disampaikan pada
hari kerja berikutnya. Dengan demikian bila pada tanggal-tanggal akhir periode Laporan
tersebut libur maka dengan sendiri laporan harus dilakukan selambat-lambatnya pada
tanggal 16, dan 24 bulan yang bersangkutan serta awal bulan berikutnya.
Sejak tanggal 1 Juni 2005 penyampaian aporan PDN secara on line dapat
dilakukan pada hari yang sama, dan selambat-lambatnya 2 hari kerja setelah tanggal
pencatatan data non transaksional mengenai PDN tersebut dilakukan.
Kurs yang digunakan untuk perhitungan PDN adalah Kurs Tengah, jika Kurs
penutupan untuk Valuta Asing tertentu tidak tersedia (Kurs Tengah, yaitu Kurs Beli dan
Jual rata-rata), maka bank dapat menggunakan Crossing Rate pada waktu yang sama
dengan kurs penutupan yang terjadi.

5. Perhitungan PDN atau Net Open Position (NOP)


Besarnya Maksimal PDN atau NOP yang dapat dikelola oleh suatu Bank sangat
dipengaruhi oleh besarnya Modal yang dimiliki bank tersebut. Contoh, berdasarkan
Neraca yang disusun oleh Bank Budi Luhur memiliki Modal sebagai berikut :
Modal Inti (Tier I) IDR. 2.500 miliar
Modal Pelengkap (Tier II) IDR. 2.500 miliar
Untuk perhitungan PDN besarnya Modal Bank Budi Luhur menjadi IDR. 5.000 miliar,
yaitu Modal Inti ditambah dengan Molal Pelengkap (IDR. 2.500 miliar + IDR. 2.500),
dengan catatan bahwa besarnya Modal Pelengkap Maksimal 100% dari Modal Inti.
Jika pada periode Laporan Kurs Tengah yang beraku Misalnya IDR. 8.000,00
(Kurs Beli IDR. 7.600,00 dan Kurs Jual IDR. 8.400,00) per USD I, maka besarnya PDN
Maksimal yang dapat dikelola oleh Bank Budi Luhur adalah sebagai berikut :
Jumlah Modal dalam USD. = IDR. 5.000 miliar : 8.000,00 = USD. 625.000.000,00
Maksimal PDN = USD. 625.000.000,00 X 20% = USD. 125.000.000,00.
Tetapi, jika Bank Budi Luhur dalam pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
(KPMM) telah memperhitungkan Risiko Pasar (Market Risk) maka PDN yang dapat
dikelola ditetapkan setinggi-tingginya menjadi sebesar 30% (tiga puluh per seratus) dari
Modal, yaitu USD. 625.000.000,00 X 30% = USD. 187.500.000,00
Besarnya Maksimal PDN ini dapat ber posisi Long atau Short.
Dengan demikian Manajemen Bank dapat membuat kebijakan mengenai PDN ini apakah
harus LONG atau Short, ini sangat tergantung pada kecenderungan Nilai Tukar yang
terjadi pada periode yang bersangkutan.

6. Sanksi atas Pelanggaran PDN


Pelanggaran atas Pengelolaan PDN dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
Pertama, Pelanggaran atas Kebenaran dan Ketepatan Penyampaian Laporan, jika
bank melakukan kesalahan atau keterlambatan dalam penyampaian laporan sesuai dengan
ketentuan yang beraku maka kepada bank yang bersangkutan akan dikenakan sanksi
berupa denda yang harus dibayar oleh Bank Devisa.
Kedua, Pelanggaran terhadap Pelampauan Maksimal PDN yang dapat dimiliki
oleh Bank, berbda dengan pelanggaran pertama, jika bank melanggar ketentuan batas
Maksimal pengelolaan PDN maka bank yang bersangkutan akan dikenakan sanksi berupa
penurunan Nilai Kredit dalam perhitungan tingkat kesehatan bank, dan dapat juga
dikenakan sanksi administrative berupa sanksi Pidana atau pencabutan Izin Usaha Bank
yang bersangkutan.
Peanggaran terhadap pelampauan maksimal PDN yang dapat dimiliki oleh Bank
dikenakan sanksi administratif, anatara lain berupa :
1. Teguran tertulis
2. Memengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank
3. Pembekuan kegiatan usaha tertentu
4. Pencantuman anggota pengurus, pegawai bank, pemegang saham dalam daftar
orang-orang yang dilarang menjadi pemilik dan pengurus bank
5. Pemberhentian Pengurus Bank dan selanjutnya menunjuk dan mengangkat pengganti
sementara sampai Rapat Umum Pemegang Saham atau Rapat Anggora koperasi
mengangkat pengganti tetap dengan persetujuan Bank Indonesia.

7. Pengaruh PDN Pada Laba/Rugi Bank


Posisi Devisa Neto, baik LONG maupun SHORT akan berpengaruh langsung pada
perhitungan Laba/Rugi Bank, dari contoh perhitungan PDN di atas di mana Bank Budi
Luhur boleh mengelola PDN sebesar USD. 125.000.000,00, lalu diasumsikan bahwa
Kurs rata-rata untuk menghasilkan PDN tersebut misalnya IDR. 7.500,00 Per USD. 1,00.
Jika pada saat penyusunan Laporan keuangan Bank Budi Luhur memiliki PDN yang
Positif (Long), sedang kurs pada saat itu adalah sebesar IDR. 8.000,00 per USD. 1,00
maka Bank Budi Luhur akan memperoleh Laba dari hasil Revaluasi atas Vauta Asing
tersebut sebesar (IDR. 8.000,00 IDR. 7.500,00) X USD. 125.000.000,00 = IDR.
62.500.000.000,00
Sedangkan jika Bank Budi Luhur pada saat itu memiliki Posisi Negatif (Short), maka
akan menderita Rugi sebesar IDR. 62.500.000.000,00

8. Strategi Pengeloaan PDN, Square, Short, Atau Long PDN, Contoh Kasus
Pengelolaan PDN
Strategi Pengelolaan PDN
Strategi pengelolaan PDN suatu bank tidak terlepas dari kebijakan yang diterapkan oleh
bank yang bersangkutan, yaitu tujuan utama bank dalam mengelola PDN
Tujuan utamanya adalah :
Meningkatkan Net Interest Income
Menjaga PDN, yaitu maksimal rata-rata 20% dari Modal Sendiri dalam satu
minggu jika dalam perhitungan kewajiban penyediaan modal minimumnya belum
memperhitungkan risiko pasar (market risk) atau 30% dari Modal jika
perhitungan kewajiban penyediaan modal minimumnya telah memperhitungkan
risiko pasar (market risk)
Hedging posisi
Pelayanan transaksi nasabah
Trading Forex

Jenis Transaksi

Forex Trading
a. Position Taking (interbank)
b. Comerrcial Transaction (dengan customer)
Forward Transaction
a. Hedging Position (interbank)
b. Commercial Transaction (dengan customer)
Swap Transaction
a. Hedging Position (interbank)
b. Commercial Transaction (dengan customer)
Swap ke BI
Investment Swap pinjam non bank

Square, Short, Atau Long PDN


Sangat jarang bank yang mempunyai Posisi PDN Square, yaitu posisi PDN di mana
Assets dalam Valuta Asing dan Pasiva dalam Valuta Asing setelah perhitungan dengan
rekening-rekening administratif (Off balance Sheet) menunjukkan Posisi yang sama atau
AAktiva dalam Valas dikurangi Pasiva dalam Valas setelah memperhitungkan Off
Balance Sheet besaldo Nihil (Nol).
Jika Kurs atau Nilai Tukar sedang bullish yaitu suatu kondisi di mana kurs
memiliki kecenderungan menguat, maka strategi kebijakan yang harus ditempuh oleh
Bank adalah dalam Posisi Long yang lebih besar, jadi dalam FX Trading memiliki Posisi
yang lebih beli disbanding jual. Karena dari contoh di atas sudah terlihat jelas bahwa jika
PDN dalam keadaan Long, sementara kurs pada saat tutup buku mengalami kenaikan,
maka Bank akanmemperoleh Laba Selisih kurs dari hasil Revaluasi.
Tetapi jika terjadi kondisi kurs sedang bearish yaitu suatu kondisi dimana kurs
mempunyai kecenderungan melemah, maka strategi kebijakan sebaliknya yang harus
ditempuh oleh Bank yang bersangkutan, sehingga bank tetap dalam posisi yang untung
sekalipun kurs pada saat penutupan terjadi penurunan.

Contoh Kasus Pengelolaan PDN


Data-data keuangan yang dimiliki oleh Bank Budi Luhur adalah sebagai berikut :
Memiliki Modal IDR. 7 triliun
Kurs yang berlaku USD. 1 = IDR. 7.000,00
Besarnya PDN maximum (Long/ Short)
(20% X IDR. 7 triliun) = IDR. 1,4 triliun
IDR. 1,4 triliun : 7.000,00 = USD. 200 juta
Ini berarti bahwa :
PT. Bank Budi uhur boleh Long/Short setinggi-tingginya sebesar USD. 200 juta
perhitungan dengan cara ini yaitu sebesar 20% dari Modal, jika Bank Budi Luhur dalam
perhitungan kewajiban penyediaan modal minimumnya tidak belum memperhitungkan
unsure risiko pasar (maket risk).
Tetapi, jika Bank Budi Luhur dalam perhitungan kewajiban penyediaan modal
minimumnya telah memperhitungkan unsure risiko pasar (market risk), maka besarnya
maksimal PDN yang dapat dikelola menjadi sebagai berikut :
30% X 7 triliun) = IDR. 2,1 triliun
IDR. 1,4 triliun : 7.000,00 = USD. 300 juta
Ini berarti bahwa :
PT. Bank Budi Luhur boleh Long/Short setinggi-tingginya sebesar USD. 300 juta.

Long Position
Jika posisi Bank Budi Luhur Long sebesar USD. 200.000.000,00 dengan kurs rata-rata
USD. 1,00 sementara kurs pasar yang berlaku pada saat itu adalah USD. 1 = IDR.
7.500,00 maka keuntungan selisih kurs dari posisi Long tersebut adalah :
USD. 200.000.000,00 X (7.500,00 7.000,00) = IDR. 100.000.000.000,00
Tetapi jika pada saat itu kurs USD terhadap IDR kecenderungannya adalah USD
melemah terhadap IDR, misanya menjadi USD. 1 = IDR. 6.750,00
Dalam posisi seperti itu maka akan menderita Rugi sebesar :
USD. 200.000.000,00 X (7.000,00 6.6750,00) = IDR. 50.000.000.000,00
Dalam posisi long NOP maka bank akan menderita rugi jika terjadi
kecenderungan IDR menguat terhadap USD, tetapi akan laba bila USD menguat terhadap
IDR.

Short Position
Misalnya Posisi dalam keadaan Short sebesar USD. 200.000.000,00 dengan kurs rata-rata
USD. 1 = IDR. 7.000,00 jika kondisi kurs yang berlaku di Interbank Forex Market pada
saat dilakukan revaluasi adalah IDR. 7.500,00 per USD. 1 maka besarnya kerugian yang
diderita adalah sebagai berikut :
USD. 200.000.000,00 X (7.500,00 7.000,00) = IDR. 100.000.000.000,00
Sedangkan bila kurs yang berlaku mengalami penurunan, yaitu IDR. 7.000,00 per USD,
1,00 menjadi IDR. 6.500,00 per USD. 1,00 maka bank tersebut akan mengalami kentunan
sebesar : USD. 200.000.000,00 X (7.000,00 6.500,00) = IDR. 100.000.000.000,00
Dengan demikian maka dalam posisi NOP yang Short bank akan menderita rugi jika kurs
mengalami kenaikan, dalam arti IDR melemah terhadap USD, misalnya dari IDR.
7.000,00 menjadi IDR. 7.500.00 per US Dollarnya. Dan akan terjadi sebaliknya jika kurs
mengalami penurunan, di mana IDR menguat terhadap USD, misalnya dari IDR.
7.000,00 menjadi idr. 6.500,00 per US Dollarnya.
Agar pengeloaan Posisi Devisa Neto menjadi optimal dalam arti tidak akan
mengalami kerugian baik dalam kondisi kurs menguat atau melemah, maka perlu
dilakukan monitoring secara terus-menerus mengenai pergerakan kurs dan faktor-faktor
yang mempengaruhi naik turunnya kurs setiap saat. Jadi kita harus dapat menentukan
kapan harus Long dan kapan harus Short.

Anda mungkin juga menyukai